PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan antarwilayah,
kemiskinan, dan pengangguran telah dilak ukan oleh Pemerintah melalui
berbagai kebijakan dan program nasional. Mulai tahun 1994,
Pemerintah menjalankan program Inpres Desa Tertinggal (IDT),
kemudian dilanjutkan dengan program -program sejenis seperti;
program Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT),
Program Pengembangan Kecamatan (PPK), program Pengembangan
Prasarana Perdesaan (P2D), Proyek Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan (P2KP), serta Proyek Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintah Daerah (P2MPD). Kemudian sejak tahun 1998 terjadi
perubahan paradigma yang mendasar di Indonesia. Seperti,
desentralisasi, reformasi sistem keuangan negara, dan sistem
perencanaan
pembangunan
nasional
yang
mempengaruhi
penyelenggaraan pemerintahan, termasu k pelaksanaan seluruh
program Pemerintah.
Dalam hal desentralisasi telah diterbitkan beberapa peraturan
perundang-undangan, diantaranya adalah Undang -undang (UU) No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keu angan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Sedangkan dalam hal reformasi sistem keuangan
negara telah diterbitkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Dan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
dengan dihapuskannya Garis Besar Haluan Negara (GBHN) maka
diberlakukan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Adapun terkait dengan pengembangan
wilayah, diterbitkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
sebagai perbaikan dan penyesuaian dari UU No. 24 Tahun 1992.
Di lain pihak, proses desentralisasi dan pelaksanaan otonomi daerah
menghadapi rendahnya dua hal penting, yaitu; kapasitas Sumber Daya
Manusia (SDM) dan kapasitas fiskal pada sebagian besar pemerintah
daerah di Indonesia.
1.2.2. Sasaran
1) Terbangunnya infrastruktur dasar perdesaan yang meliputi
pembangunan infrastruktur (prasarana) pada 6 (enam)
kategori, yaitu: (i) transportasi, (ii) produksi pertanian,
(iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi,
(v) pendidikan, serta (vi) kesehatan;
2) Terbentuknya Kawasan Strategis Kabupaten (KSK), dan
forum Kelompok Diskusi Sektor (KDS);
3) Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam
berperan sebagai
fasilitator dalam
melaksanakan
pembangunan melalui penyelenggaraan Pelatihan
Perencanaan Pembangunan, dan Pelatihan Pelaksanaan
Pembangunan Infrastruktur Perdesaan;
4) Meningkatnya kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan, yang tercermin dari menguatnya
peran dan fungsi KDS, LKD, dan KPP, melalui rangkaian
pelaksanaan musyawarah pembangunan dari tingkat desa
hingga ke tingkat kabupaten.
2)
3)
1.4. Komponen
1.4.1. Pembangunan Infrastruktur Dasar Perdesaan Skala
Kecil
Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan skala kecil yang
dimaksud, terbagi atas 6 (enam) kategori sebagai berikut:
1)
Infrastruktur Transportasi
Termasuk di dalamnya adalah jalan, jembatan, tambatan
perahu, dan komponen terkait;
c)
d)
KODE
12
07
070
140
150
160
09
021
030
040
041
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KECAMATAN
SUMATERA UTARA
LABUHAN BATU
1
2
3
4
PANGKATAN
PANAI HULU
PANAI TENGAH
PANAI HILIR
5
6
7
8
HARANGGAOL HORISON
DOLOK PARDAMEAN
SIDAMANIK
PEMATANG SIDAMANIK
GIRSANG SIPANGAN
BOLON
HATONDUHAN
DOLOK PAN RIBUAN
JORLANG HATARAN
SIMALUNGUN
050
061
070
080
10
11
12
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KODE
KECAMATAN
090
091
110
130
140
161
162
170
13
14
15
16
17
18
19
20
171
21
180
181
191
10
032
031
040
051
061
11
021
040
060
071
081
082
111
130
13
010
040
060
080
090
100
110
120
180
22
010
040
23
22
23
24
PANEI
PANOMBEIAN PANEI
DOLOK SILOU
RAYA KAHEAN
TAPIAN DOLOK
GUNUNG MALELA
GUNUNG MALIGAS
HUTA BAYU RAJA
JAWA MARAJA BAH
JAMBI
PEMATANG BANDAR
BANDAR HULUAN
BANDAR MASI LAM
25
26
27
28
29
SITINJO
BERAMPU
PARBULUAN
SILAHISABUNGAN
LAE PARIRA
30
31
32
33
34
35
36
37
LAU BALENG
JUHAR
KUTA BULUH
TIGANDERKET
NAMAN TERAN
MERDEKA
DOLAT RAYAT
BARUSJAHE
38
39
40
41
42
43
44
45
46
BAHOROK
KUALA
BINJAI
WAMPU
BATANG SERANGAN
SAWIT SEBERANG
PADANG TUALANG
HINAI
BRAN DAN BARAT
47
48
SUNGAI KANAN
SILANGKITANG
DAIRI
KARO
LANGKAT
LABUHANBATU SELATAN
LABUAHANBATU UTARA
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KODE
020
030
040
060
080
15
02
011
021
031
040
041
042
043
051
052
062
063
064
05
KECAMATAN
49
50
51
52
53
MARBAU
AEK KUO
AEK NATAS
KUALUH HILIR
KUALUH LEIDONG
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
SUNGAI TENANG
LEMBAH MASURAI
PAMENANG BARAT
BANGKO
BANGKO BARAT
NALO TANTAN
BATANG MASUMAI
RENAH PEMBARAP
PANG KALAN JAMBU
TABIR SELATAN
TABIR ILIR
TABIR TIMUR
JAMBI
MERANGIN
MUARO JAMBI
012
66
013
021
040
060
17
02
021
032
033
034
045
04
031
040
041
042
051
06
011
012
67
68
69
70
SUNGAI BAHAR
SELATAN
SUNGAI BAHAR UTARA
SUNGAI GELAM
MARO SEBO
SEKERNAN
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
TETAP
KAUR TENGAH
LUAS
MUARA SAHUNG
SEMIDANG GUMAY
81
82
AIR RAMI
MALIN DEMAN
BENGKULU
REJANG LEBONG
KAUR
MUKOMUKO
KODE
021
022
031
032
041
042
051
052
07
011
021
031
042
051
052
053
19
01
070
080
081
092
130
131
02
010
061
062
063
05
010
011
020
030
031
040
050
52
03
022
051
10
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KECAMATAN
83
84
85
86
87
88
89
90
SUNGAI RUMBAI
TERAMANG JAYA
PENARIK
SELAGAN RAYA
AIR DIKIT
XIV KOTO
AIR MANJUNTO
V KOTO
91
92
93
94
95
96
97
TOPOS
BINGIN KUNING
LEBONG SAKTI
PELABAI
AMEN
URAM JAYA
PINANG BELAPIS
98
99
100
101
102
103
MENDO BARAT
MERAWANG
PUDING BESAR
BAKAM
BELINYU
RIAU SILIP
104
105
106
107
MEMBALONG
BADAU
SIJUK
SELAT NASIK
108
109
110
111
112
113
114
PAYUNG
PULAU BESAR
SIMPANG RIMBA
TOBOALI
TUKAK SADAI
AIR GEGAS
LEPAR PONGOK
115
116
SAKRA TIMUR
PRINGGASELA
LEBONG
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
BANGKA
BELITUNG
BANGKA SELATAN
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KODE
090
091
092
04
052
062
070
082
090
091
100
110
132
141
06
011
020
021
030
041
050
051
052
081
091
07
021
030
031
051
61
03
020
031
060
071
081
090
07
110
140
190
11
KECAMATAN
117
118
119
AIKMEL
WANASABA
SEMBALUN
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
BUER
RHEE
BATULANTEH
UNTER IWES
MOYOHILIR
MOYO UTARA
MOYOHULU
ROPANG
MARONGE
TARANO
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
PARADO
BOLO
MADA PANGGA
WOHA
PALIBELO
WAWO
LANGGUDU
LAMBITU
SOROMANDI
TAMBORA
140
141
142
143
MALUK
TALI WANG
BRANGENE
POTOTANO
144
145
146
147
148
149
SEBANGKI
JELIMPO
MENJALIN
SOMPAK
MENYUKE HULU
MERANTI
150
151
152
SEPAUK
SINTANG
KETUNGAU HILIR
SUMBAWA
BIMA
SUMBAWA BARAT
KALIMANTAN BARAT
LAN DAK
SINTANG
KODE
200
08
031
070
120
160
170
180
190
200
210
63
01
020
031
050
070
03
020
051
052
070
101
110
06
020
030
080
091
07
030
040
041
091
09
010
020
030
040
050
080
081
12
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KECAMATAN
153
KETUNGAU TENGAH
154
155
156
157
158
159
160
161
162
HULU GURUNG
KALIS
PENGKADAN
SEBERUANG
SEMITAU
EMPANANG
PURING KENCANA
BADAU
BATANG LUPAR
163
164
165
166
TAKISUNG
TAMBANG ULANG
BATU AM PAR
BUMI MAKMUR
167
168
169
170
171
172
GAMBUT
MARTAPURA TIMUR
MARTAPURA BARAT
KARANG INTAN
SAMBUNG MAKMUR
MATARAMAN
173
174
175
176
LOKSADO
TELAGA LANGSAT
KALUMPANG
DAHA BARAT
177
178
179
180
HAN TAKAN
BATANG ALAI SELATAN
BATANG ALAI TIMUR
LIMPASU
181
182
183
184
185
186
187
BANUA LAWAS
PUGAAN
KELUA
MUARA HARUS
TANTA
HARUAI
BINTANG ARA
KAPUAS HULU
KALIMANTAN SELATAN
TANAH LAUT
BANJAR
TABALONG
KODE
090
100
110
73
04
030
031
041
042
051
07
010
020
030
040
050
060
080
090
11
040
070
080
090
100
120
140
150
160
190
200
210
16
031
050
051
052
76
04
010
011
022
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KECAMATAN
188
189
190
UPAU
MUARA UYA
JARO
191
192
193
194
195
BINAMU
TURATEA
ARUNGKEKE
TAROWANG
RUMBIA
196
197
198
199
200
201
202
203
SINJAI BARAT
SINJAI BORONG
SINJAI SELATAN
TELLU LIMPOE
SINJAI TIMUR
SINJAI TENGAH
BULUPODDO
PULAU SEMBILAN
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
SALOMEKKO
LIBURENG
MARE
SIBULUE
CINA
PONRE
LAMURU
BENGO
ULAWENG
TELLU SIATTINGE
AMALI
AJANGALE
216
217
218
219
BUNTU BATU
ALLA
CURIO
MASALLE
220
221
222
TAPALANG
TAPALANG BARAT
SIMBORO
SULAWESI SELATAN
JENEPONTO
SINJAI
BONE
ENREKANG
SULAWESI BARAT
MAMUJU
13
KODE
031
032
041
05
011
012
021
022
031
032
041
042
06
010
030
040
050
PROVINSI DAN
KABUPATEN
KECAMATAN
223
224
225
PAPALANG
SAM PAGA
BONEHAU
226
227
228
229
230
231
232
233
DAPURANG
DURI POKU
BULUTABA
LARIANG
TIKKE RAYA
PEDONGGA
BAMBAIRA
SARJO
234
235
236
237
PANGALE
TOBADAK
TOPOYO
KAROSSA
MAMUJU UTARA
MAMUJU TENGAH
14
15
Tabel 1.2
Lokasi Quick Wins PNPM-PISEW
Provinsi
1. Sumatera Utara
2. Kep. Bangka
Belitung
3. Nusa Tenggara
Barat
Kabupaten
1. Labuhan Batu Utara
2.
Bangka
3.
Belitung
4.
Lombok Timur
Kecamatan
1. Kualuh Hilir
2. Mendo Barat
3. Puding Besar
4. Membalong
5. Sijuk
6. Aikmel
16
BAB II
STRATEGI DAN PRINSIP DASAR
2.1. Strategi
1) Sinkronisasi antara kebijakan umum dan program pembangunan
daerah dilaksanakan pada tahap perencanaan yang terwujud dalam
Kesepakatan Prioritas Kebijakan Bidang Sosial dan Ekonomi
Kabupaten sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan
yang partisipatif dan aspiratif terhadap kebutuhan masyarakat.
2) Pengurangan kesenjangan a ntarwilayah dilakukan melalui
penetapan dan pengembangan KSK.
3) Penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan sosial ekonomi dilakukan mulai dari tahap
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan,
pengawasan,
pemeliharaan, sampai dengan tahap evaluasi. Penguatan dilakukan
dengan pendekatan kemitraan yang melibatkan seluruh pelaku
pembangunan (stakeholders) melalui serangkaian pelatihan dan
pendampingan (technical assistances).
4) Penguatan jaringan antar pelaku pembangunan dilakukan dengan
membangun kepedulian dan pelibatan aktif dari masyarakat pelaku
pembangunan melalui serangkaian workshop/seminar dan forum
diskusi.
5) Perencanaan pembangunan wilayah yang terpadu ( integrated
regional planning), dimana berbagai pertimbangan sektor dapat
dengan optimal terakomodasi secara kewilayahan, melalui
pendampingan, workshop/seminar, dan forum diskusi.
17
18
BAB III
ORGANISASI
3.1. Pusat
3.1.1. Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Pengelolaan PNPM -PISEW Tingkat Pusat
(disingkat Tim Koordinasi PNPM -PISEW Pusat) terdiri dari
unsur-unsur (1) Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), (2) Kementerian Pekerjaan Umum,
(3) Kementerian Dalam Negeri, (4) Kementerian Keuangan,
(5) Kementerian Kesehatan, (6) Kementerian Pendidikan
Nasional, (7) Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan (8) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dalam struktur organisasi PN PM -PISEW, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bertindak
selaku koordinator (Coordinating Agency).
19
20
3.2. Provinsi
3.2.1. Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Provinsi ditetapkan melalui Keputusan Gubernur
dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Provinsi sebagai Ketua, dengan anggota:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
3.3. Kabupaten
3.3.1. Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Kabupaten ditetapkan melalui Keputusan Bupati
dengan Kepala Bappeda Kabupaten sebagai Ketua, dengan
anggota:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
21
8) Camat.
Dalam pelaksanaan program, Tim Koordinasi Kabupaten
berkewajiban menyusun Tim Pengelola KSK. Unit usaha dapat
berbentuk Koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
dan/atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
22
3.4. Kecamatan
3.4.1. Kelompok Kerja (Pokja) Kecamatan
Di kecamatan dibentuk Pokja Kecamatan yang ditetapkan
melalui Keputusan Bupati yang terdiri dari Camat sebagai ketua
dan keanggotaannya meliputi perwakilan dari instansi terkait di
kecamatan, Kepala Desa (Kades) dan/atau perwakilan desa,
perwakilan dari kelompok perempuan. Pokja Kecamatan akan
memperoleh bantuan teknis dari TTL.
3.5. Desa
Kepala Desa (Kades) memfasilitasi kegiatan KDS pada tahap
perencanaan, mengkoordinasikan LKD pada tahap pelaksanaan, serta
memfasilitasi pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
(KPP) pada tahap pasca pelaksanaan. Kepala Desa akan memperoleh
dukungan teknis dari Pemerintah Kabupaten melalui Fasilitator Desa
(FD).
3.6. Masyarakat
3.6.1. Kelompok Diskusi Sektor (KDS)
KDS dibentuk berdasarkan potensi unggulan dan kondisi
23
24
Gambar 3.1
Struktur Organ isasi
25
BAB IV
MEKANISME PELAKSANAAN
Mekanisme pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah diuraikan sebagai berikut;
4.1.2. Provinsi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
26
4.1.3. Kabupaten
1)
Pembentukan Tim Koordinasi dan Sekretariat PNPM PISEW Kabupaten dan Penyiapan Calon Peserta Orientasi
Pusat;
2) Diseminasi Kabupaten;
3) Workshop Kabupaten;
4) Kegiatan Perencanaan dan Penganggaran untuk Tahun
Anggaran 2016:
Perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan
SKPD terkait di seluruh KSK sebagai Rencana Activity
Sharing Kabupaten TA 2016;
27
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
4.1.4. Kecamatan
1)
2)
3)
4)
5)
28
4.1.5. Desa
1) Sosialisasi Desa;
2) Kegiatan konstruksi fisik:
Pelaksanaan On the job training (OJT);
29
30
4.2.2. Provinsi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
31
4.2.3. Kabupaten
1)
2)
3)
4)
Pembentukan Tim Koordinasi dan Sekretariat PNPM PISEW Kabupaten dan Penyiapan Calon Peserta Orientasi
Pusat;
Diseminasi Kabupaten;
Workshop Kabupaten;
Kegiatan Perencanaan dan Penganggaran untuk Tahun
Anggaran 2017:
4.2.4. Kecamatan
1)
2)
3)
4)
5)
32
4.2.5. Desa
1) Sosialisasi Desa;
2) Kegiatan konstruksi fisik:
Pelaksanaan On the job training (OJT);
Pelaksanaan Konstruksi Fisik;
Musyawarah pertanggungjawaban penggunaan dana;
Evaluasi kinerja dan/atau pembentukan KPP;
Serah Terima Prasarana dari PPK ke Desa dan KPP.
3) Kegiatan Perencanaan untuk TA 2017 di desa:
Diskusi KDS atau Diskusi Desa;
Penyusunan usulan kegiatan desa dari hasil diskusi
KDS atau diskusi desa sebagai pra Musrenbang
Tahunan Desa;
33
34
4.3. Publikasi
Publikasi dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang gambaran
kegiatan dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan PNPM-PISEW kepada
publik (public campaign) yang tercakup dalam keseluruhan tahapan,
dilakukan dalam bentuk forum, media cetak dan elektronik, dan
sebagainya.
4.4.1. Pemantauan
1) Pemantauan Internal
Tingkatan
Pusat
Cakupan Kegiatan
Provinsi
Kabupaten
35
Tingkatan
Kecamatan
Cakupan Kegiatan
Desa
2) Pemantauan Eksternal
Pemantauan eksternal sebagai sarana untuk melakukan
kontrol, sehingga diharapkan dapat diperoleh input bagi
perbaikan PNPM-PISEW dari pihak-pihak yang berada di
luar struktur organisasi pengelolaan program. Pemantauan
ini dapat dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat
(LSM), perguruan tinggi, media masa, lembaga swasta,
dan lain-lain.
4.4.2. Evaluasi
1)
Evaluasi Internal
Kegiatan evaluasi dilakukan oleh Tim Koordinasi PNPMPISEW mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten,
sampai dengan Pokja Kecamatan dan desa, untuk melihat
sejauh mana keluaran kegiatan memberikan hasil,
manfaat, dan dampak atas tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dalam program.
2)
Evaluasi Eksternal
Kegiatan evaluasi program yang dilakukan oleh pihakpihak di luar pengelola PNPM-PISEW . Kegiatan ini
merupakan sarana untuk mengetahui sejauh mana
program dapat memberikan hasil, manfaat, dan dampak
36
kepada
masyarakat
pengelolanya.
dari
perspektif
pihak-pihak
4.4.3. Pelaporan
Kegiatan pelaporan dibuat mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten, provinsi sampai ke pusat. Pelaporan dilakukan baik
secara rutin maupun berkala.
4.5.2. Keberlanjutan
Kegiatan-kegiatan
program
diharapkan dapat
terus
dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah daerah dan
masyarakat meskipun dukungan pendanaan APBN telah
berakhir. Maksud utama dari kegiatan ini pada intinya adalah
mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk
mempertahankan dan meningkatkan proses perencanaan
pembangunan yang partisipatif dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
37
BAB V
PENDANAAN
38
BAB VI
PENGAWASAN
6.1. Audit
Pelaksanaan kegiatan PNPM-PISEW diaudit oleh Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan dilakukan 1 ( satu) kali
dalam setiap tahun terhadap unit pelaksana sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
39
Gambaran proses penyelesaian penanganan pengaduan untuk PNPMPISEW dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1
Bagan Alir Penanganan Pengaduan
40
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Umum ini menjadi dasar arahan dan petunjuk pelaksanaan kegiatan
PNPM-PISEW, yang penjabarannya dituangkan di dalam Panduan
Pelaksanaan dan Panduan Teknis yang diterbitkan secara tersendiri.
41