PENDAHULUAN
BAB II
Pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, program dan kegiatan
Pengembangan Ekonomi Lokal sudah seharusnya berkembang seiring dengan
semakin besarnya wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah.. Ruang lingkup
ekonomi memandang bahwa otonomi daerah di satu pihak menjamin lancarnya
pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional dan di pihak lain terbukanya peluang bagi
pemerintah daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk
mendayagunakan potensi ekonomi daerahnya. Oleh karena itu, otonomi daerah
memberi ruang lahirnya berbagai inisiatif pemerintah daerah untuk menawarkan
fasilitas investasi, memudahkan proses perijinan usaha dan membangun berbagai
infrastruktur yang menunjang perputaran ekonomi daerahnya. Hal ini sejalan dengan
program dan kegiatan Pengembangan Ekonomi Lokal dimana baik otonomi daerah
maupun Pengembangan Ekonomi Lokal mengharuskan secara politik sistem
B. KLASTER UMKM
1. Klaster Mete
3. Klaster Genteng
5. Klaster Batik
7. Klaster Parekraf
8. Klaster Hortikultura
Nama Klaster : Hortikultura
Alamat sekretariat FRK : Beji, Nguntoronadi, Wonogiri
Ketua FRK dan No. HP : Siswarsini / HP. 0822 9837 7689
Alamat kontak person / Ketua : Beji, Nguntoronadi, Wonogiri / HP. 0822
FRK 9837 7689
Nama pendamping klaster dari : Mariana Ambarwati
PEL/Bappeda
No telp dan HP : 0273-321131 / HP 081215042579
Total jumlah : 40 unit usaha
pengusaha/anggota klaster (unit
usaha)
Total jumlah produksi klaster / : 20 ton / bulan
bulan
Nilai rupiah total produk klaster / : 20.000.000.000
bulan
Di saat masa pandemi terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa
masyarakat dari offline ke online. Pelaku UMKM pasti kesulitan dalam mencapai
target-target yang harus dicapai saat perekonomian terganggu. Perubahan pola
tersebut, seyogyanya diikuti pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar
dapat survive, serta bisa berkembang sehingga mampu menghadapi kondisi new
normal.
Berdasarkan hasil Forum Rembug Klaster yang telah dilakukan pada tahun 2021
dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Forum Rembuk Klaster Mete
1. Pembahasan :
Ketua Klaster Mete Kabupaten Wonogiri : Suharto.
1. Harapan para pelaku usaha/UMKM yang tergabung dalam Klaster
Mete Kabupaten Wonogiri untuk memajukan industri mete di
Kabupaten Wonogiri dengan cara meningkatkan inovasi dalam
teknologi pengolahan.
2. Industri mete termasuk industri yang tetap bertahan di masa
pandemi Covid 19 ini
3. Agar pelaku usaha mete dapat bertahan dalam persaingan usaha
diperlukan peningkatan pemasaran dan kualitas produk serta
perluasan jaringan pasar melalui pasar online / marketplace online
4. Klaster mete mengusulkan untuk revitalisasi tanaman mete yaitu
mengganti tanaman mete yang sudah tua dengan bibit yang muda
dengan mengajak peran serta banyak pihak untuk terlibat dalam
pembudidayaan tanaman mete.
Materi II dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri :
“Revitalisasi Tanaman Mete Tahun 2020”. “Membangun Jejaring
2. Dari pohon mete dihasilkan buah jambu mete (cashew aple) dan biji
mete (cashew nut). Buah jambu mete umumnya dikonsumsi
langsung atau dibuat sari buah dan sirup. Sedangkan biji mete
dibuat kacang mete atau minyak kulit mete (Cashew Nut Shell
Liquid/ CNSL). Kacang mete bisa menjadi makanan ringan (snack
food) maupun sebagai penyedap setelah dicampur dengan coklat
atau roti dan kue. Sedangkan buah mete tidak begitu diminati baik
sebagai makanan untuk dimakan langsung maupun setelah diolah
menjadi sirup dan juice. Hal ini disebabkan masih adanya rasa getir
yang sejauh ini belum berhasil dihilangkan
4. Wonogiri dikenal sejak dulu sebagai salah satu sentra kacang mete
di tanah air. Saking terkenalnya, banyak orang menyebut Wonogiri
sebagai Kota Mete. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu
daerah penghasil biji jambu mete di Jawa Tengahdengan kondisi
lahan yang sebagian besar berupa lahan kering dengan kandungan
2. Pembahasan :
Materi I dengan tema “Kondisi dan Siasat Klaster UMKM Makanan Olahan
Kabupaten Wonogiri Bertahan di Masa Pandemi Covid 19 dan Era New Normal”
Disampaikan oleh Owner Mamuma Baturetno : Sari Noviatsih Secara singkat
disampaikan sebagai berikut:
B. PEMBAHASAN
NO KLASTER PERMASALAHAN
NO KLASTER PERMASALAHAN
Dari rangkuman permasalahan yang dihadapi klaster umkm tersebut diatas maka
solusi yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan adalah :
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam klaster
usaha di Kabupaten Wonogiri tergolong baik. Hal ini terlihat dari sudah adanya
transfer informasi, pengetahuan, dan keterampilan sebagai hasil dari pelatihan yang
dilakukan di Kabupaten Wonogiri.
2. Pengembangan UKM
Pendekatan program ( subsidi ) kredit ini juga umum dilakukan oleh Pemda
yang mampu atau mempunyai surplus anggaran. Pada kenyataannya, record
pengembaliannya umumnya jelek, dana bergulir banyak yang macet. Selain
masalah masalah mismanagement, ini bias disebabkan oleh karena
masyarakat cenderung melihat Pemda sebagai lembaga pemberi bantuan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN