1. Menyiapkan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha tahun
2015-2019
(Seri 2010) PRDB Kota Batu Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
2. Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dari data PDRB yang nantinya
akan digunakan untuk menghitung investasi. Menghitung LPE menggunkan rumus:
3. Menghitung nilai investasi yang diperoleh dari data PDRB per sektor dan LPE.
Menghitung nilai investasi menggunakan rumus:
I =4 ׿ ¿
Investasi
4. Menghitung nilai ΔY (Perubahan PDRB Kota Batu) yang nantinya akan digunakan
untuk menghitung nilai ICOR. Menghitung nilai ΔY (Perubahan PDRB Kota Batu)
digunakan rumus:
ΔY =Total nilai PDRB semua sektor i t−Total nilai PDRB semua sektor i t−1
ΔY (Perubahan PDRB Kota Batu)
ΔY
2016 604959,67
2017 639936,28
2018 675639,72
2019 721024,96
5. Menghitung nilai ICOR dari data investasi persektor dan data perubahan PDRB.
Menghitung nilai ICOR digunakan rumus:
I
ICOR=
ΔY
ICOR
Dari perhitungan ICOR tersebut, nilai ICOR terkecil yaitu pada tahun 2018 sektor
Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,001487042 yang artinya, apabila makin kecil nilai
ICOR berarti investasi makin efisien. Sebaliknya makin besar nilai ICOR berarti investasi
makin tidak efisien yaitu terjadi pada tahun 2018 sektor Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,991517695.
Analisis Overlay Kota Batu Atas Dasar Harga Konstan
Dalam analisis ini kriteria kontribusi yang digunakan adalah nilai LQ rata-rata tahun
2015-2019, sedangkan untuk kriteria pertumbuhan dalam analisis MRP digunakan nilai RPs
(Rasio Pertumbuhan wilayah Studi) rata-rata tahun 2015-2019.
Nilai LQ dan RPs yang kurang dari 1 diberi tanda (-) sedangkan apabila nilainya lebih
dari 1 diberi tanda (+).
Analisis:
Berdasarkan tabel hasil analisis overlay untuk Kota Batu, maka terdapat empat kriteria dalam
analisis Overlay yaitu:
1. RPs dan LQ keduanya bernilai positif (+) terdapat pada (sektor Kontruksi, Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum, dan jasa lainnya). Hasil ini mengartikan bahwa kedua sektor tersebut
merupakan sektor yang paling dominan dapat dilihat dari nilai yang didapatkan bahwa sisi
pertumbuhan maupun kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB dan
pembangunan di Kota Batu. Dilihat dari kontribusi dan pertumbuhan PDRB Kota Batu
masuk dalam keadaan prima.
2. RPs bernilai positif (+) dan LQ bernilai (-) atau masuk dalam keadaan berkembang yaitu
terdapat pada (sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Informasi dan Komunikasi, Jasa
Keuangan dan Asuransi, Real Estate, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib, jasa Pendidikan, dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial).
Hasil ini mengartikan suatu kegiatan perekonomian dengan pertumbuhan yang dominan
namun kontribusinya kecil. Maka dari itu perlu peningkatan pada sektor tersebut dan
dikembangkan agar menjadi sektor dominan di kedua sisi.
3. RPs bernilai negatif (-) dan LQ bernilai (+) atau masuk ke dalam keadaan potensial yang
terdapat pada (sektor Industri Pengolahan dan Transportasi dan Pergudangan). Hal
ini menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar.
Kegiatan ini sangat memungkinkan merupakan kegiatan yang sedang mengalami
penurunan.
4. RPs bernilai negatif (-) dan LQ bernilai (-) atau masuk ke dalam keadaan terbelakang
terdapat pada (sektor Pertambangan dan Penggalian, Pengadaan Listrik dan Gas dan
Jasa Perusahaan). Hasil ini mengartikan bahwa sektor-sektor tersebut merupakan sektor
yang tidak potensial dalam pertumbuhan dan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB
dan pembangunan daerah Kota Batu.