Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH EKONOMI WILAYAH

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Dikerjakan oleh:
Widya Nur Isnaeni (181910501011)
Arista Tri Wardhani (181910501031)
Aldho Bagus Satria (181910501033)
Mochamad Aditya Y. (181910501069)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi Wilayah yang berjudul
“Pengembangan Ekonomi Lokal”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga proses pembuatan laporan ini dapat berjalan dengan
lancar. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutama pada dosen
Perencanaan Kota dan Universitas Jember sekaligus pembimbing penulis yaitu
Bapak Ivan Agustha Farizkha, S.T., M.T.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan kepulauan serta
lokasinya yang strategis, yaitu diapit oleh 2 Benua dan 2 Samudera. Selain itu,
Indonesia memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang berlimpah, dimana tidak
semua negara lain memilikinya. Dengan kekayaan alamnya tersebut merupakan
sebuah potensi besar bagi Indonesia melakukan persaingan pasar baik secara
nasional maupun Internasional.
Pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian,
1994) Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian
yang lebih sederhana, yaitu sebagai suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Sedangkan pembangunan
berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan di masa
sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dalam memenuhi kebutuhan di
masa yang akan datang. Terdapat 3 pilar dalam pembangunan berkelanjutan,
yakni sosial, ekonomi dan lingkungan. Perekonomian dalam pembangunan
berkelanjutan sangat menentukan nasib dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Dalam meningkatkan perekonomian tersebut salah satunya dapat melalui
pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki karena juga dapat mendukung dalam
pengembangan ekonomi lokal di sekitar wilayah Indonesia.
Pengembangan Ekonomi Lokal didefinisikan yaitu sebagai usaha
pengoptimalan sumber daya lokal dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha,
bahkan masyarakat untuk mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah. Tujuan
dari pelaksanaan pengembangan ekonomi lokal itu sendiri adalah nantinya suatu
daerah memiliki perencanaan strategi dan agenda program pengembangan
ekonomi wilayah yang terinternalisasi ke dalam kebijakan strategi daerah dan
RPJMD. Kemudian, Proses pengembangan ekonomi yang dilakukanpun
mengikutsertakan pemerintahan daerah dan berbagai lapisan masyarakat dalam
mendorong, merangsang dan meningkatkan usaha dan lapangan pekerjaan Maka
dari itu, diharapkan adanya pengembangan ekonomi lokal dapat menjadi sebuah
solusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dengan memanfaatkan
potensi ekonomi lokal yang dimiliki masing – masing daerah yang sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumuan masalah yang muncul dari penjelasan latar belakang diatas
yaitu:
1. Apakah definisi dan output yang diberikan dari pengembangan ekonomi
lokal?
2. Bagaimana Pengembangan Ekonomi Lokal dapat berperan dalam
perekonomian suatu wilayah?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan keluaran dari pengembangan ekonomi
lokal.
2. Untuk memahami Konsep Pengembangan Ekonomi Wilayah serta
penerapannya dalam studi kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Ekonomi Lokal


Pengembangan ekonomi lokal menurut Blakely dan Bradshaw adalah
proses dimana pemerintah lokal dan organisasi masyarakat terlibat untuk
mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan
lapangan pekerjaan. Pengembangan ekonomi lokal adalah suatu proses yang
melibatkan pembentukan kelembagaan baru, perkembangan industri baru,
pengembangan kapasitas pekerja untuk menghasilkan produk yang lebih bermutu,
identifikasi pasar baru serta pendirian usaha-usaha baru. Sedangkan menurut
Wold Bank (2001) adalah proses dimana para pelaku pembangunan, bekerja
kolektif dengan mitra dari sektor publik, swasta dan non pemerintah, untuk
menciptakan kondisi lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja
(dalam Nurzaman, 2002). Dari pemaparan yang telah disebutkan, terdapat
kelebihan dan kekurangan dari tiap definisi para ahli tersebut
Kelebihan menurut Worldbank yaitu berorientasi bukan hanya kepada
tujuan yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja akan tetapi juga
terhadap proses, sedangkan kelemahannya yaitu tidak dijelaskan aspek
kelokalannya, kelayakan lapangan kerja serta bagaimana proses pelibatan
stakeholder tersebut apakah harus partisipatif atau tidak. Selanjutnya, kelebihan
menurut Blakely dan Bradshaw yaitu berorientasi bukan hanya kepada tujuan
akan tetapi juga terhadap proses, sedangkan kelemahannya ialah sama seperti
kelemahan menurut Worldbank salah satunya yaitu tidak menjelaskan kelayakan
lapangan kerja, bagaimana proses pelibatan stakeholder tersebut apakah harus
partisipatif atau tidak dan tidak menjelaskan aspek lokasi.
Terdapat beberapa prinsip utama yang mendasari konsep PEL. di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kemiskinan dan pengangguran merupakan tantangan utama yang dihadapi
daerah sehingga strategi PEL harus memprlorltaskan pada peningkatan
kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan.
2. PEL harus menetapkan target pada masyarakat kurang beruntung. pada area
dan masyarakat yang cenderung termarjinalkan. pada usaha mikro dan kecil
sehingga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi nyata dalam
kehidupan ekonomi setempat.
3. Setiap daerah perlu mengembangkan dan memiliki sendiri strategi PEL
yang sesuai dengan kondisi daerahnya.
4. PEL mendukung kepemilikan lokal. keterlibatan masyarakat. kepemimpinan
lokal dan pengambilan keputusan bersama.
5. PEL menuntut terbangunnya kemitraan antara masyarakat. sektor usaha dan
swasta serta pemerintah daerah untuk memecahkan masalah bersama. PEL
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal. kemampuan. ketrampilan
dan peluang bagi pencapaian berbagai tujuan.
6. PEL memberikan keleluasaan bagi daerah untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi baik di tingkat lokal. nasional maupun
internasional.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasioanl (Bappenas) memberikan beberapa
batasan dari pengembangan ekonomi lokal, yaitu:
1. PEL tidak hanya merujuk pada batasan wilayah administartif, tetapi lebih
pada peningkatan kandungan komponen lokal maupun optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya lokal,
2. PEL merupakan inisatif daerah yang dilakukan secara partisipatif ,
3. PEL menekankan pada pendekatan pengembangan bisnis, bukan pada
pendekatan bantuan sosial yang bersifat karikatif ,
4. PEL bukan merupakan upaya penanggulangan kemisikinan secara langsung
,
Kemudian, penerapan Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) mempunyai
sasaran mengapa konsep ini bisa menjadi pendekatan yang relevan dalam
pengembangan wilayah berbasis ekonomi. PEL sendiri memiliki sasaran jangka
panjang untuk penuntasan kemiskinan dan perbaikan yang berkelanjutan dalam
kualitas hidup dari suatu komunitas lokal di suatu wilayah. Selain itu, adapun
tujuan yang dimiliki PEL yaitu:
 Mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan nilai tambah
 Menciptakan dan memeratakan kesempatan kerja di setiap daerah/ wilayah
 Meningkatkan pendapatan dan memperbaiki distribusi pebdapatan
masyarakat
 Meningkatkan daya saing ekonomi daerah terhadap daerah atau negara
lain
 Membangun dan mengembangkan kerjasama yang positif antar daerah.
2.2 Aspek Utama Pengembangan PEL

Terdapat 6 aspek dalam pengembangan ekonomi lokal yang harus


diperhatikan dan diintegrasikan agar PEL bias menjadi pengembangan wilayah
yang bersifat berkelnajutan. Ke-6 aspek utama tersebut biasa disebut dengan
heksagonal PEL

GAMBARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR

Heksagonal PEL merupakan alat analisis yang digunakan untuk


menggambarkan dan mengukur kondisi PEL di suatu wilayah. Aspek-aspek utama
dalam PEL ini mempunyai pilar-pilar yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Kelompok Sasaran
 Pelaku usaha lokal
 Investor luar
 Pelatihan kewirausahaan
2. Faktor Lokasi
 Faktor lokasi terukur
 Faktor lokasi tidak terukur individual
 Faktor lokasi tidak terukur pelaku usaha
3. Kesinergisan dan Fokus Kebijakan
 Perluasan ekonomi
 Pembangunan wilayah
 Pemberdayaan masyarakat
4. Pembangunan Berkelanjutan
 Ekonomi
 Sosial
 Lingkungan
5. Tata Kepentingan Pemerintahan
 Kemitraan pemerintah dan dunia usaha
 Reformasi sektor public
 Pengembangan organisasi
6. Proses Manajemen
 Diagnosis partisipatif
 Monitoring dan evaluasi partisipatif
 Perencanaan dan implementasi partisipatif

2.2 Prinsip Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL)

1. Proses Manajemen

 Berawal dari permintaan pasar


 Berfokus pada klaster kegiatan ekonomi yang berorientasi ekspor atau
sektor basis dan memiliki efek pengganda yang kuat
 Adanya hubungan produsen skala kecil dengan supplier kepada
perusahaan pengekspor
2. Prinsip Kemitraan
 Adanya pembagian tanggung jawab terhadap pengambilan keputusan
antara pemerintah dan pihak swasta
 Adanya peran aktif dari pihak swasta
 Kemitraan berorientasi sumber daya lokal
 Pemerintah dituntut untuk aktif merespon
3. Prinsip Kelembagaan
 Mengidentifikasi stakeholder terkait klaster ekonomi yang dikembangkan,
baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat
 Adanya fasilitas berupa forum antar stakeholder tersebut untuk
menampung ide dan inisiatif

Anda mungkin juga menyukai