Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS KOMODITAS

KAPUK DI DESA DALAKA KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

NADYA PRATIWI

1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako

*Email: np3638976@gmail.com

ABSTRAK
Pendekatan konsep pengembangan ekonomi lokal ini memberikan peluang kepada
masyarakat untuk berperan dan berinisiatif dalam menentukan dan mengolah sumberdaya
lokal, baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam untuk menciptakan hasil yang
menjadi suatu produk yang bernilai tinggi dan menghasilkan nilai tambah. Sebagai sebuah
wilayah yang didominasi oleh pertanian, Kabupaten Donggala menyimpan sumber daya yang
melimpah. Terutama pada Kecamatan Sindue, Desa Dalaka yang memproduksi pertanian
kapuk sebesar 8.511 ton pada tahun 2019 yang menjadi potensi untuk meningkatkan
perekonomian daerah pada sub sektor pertanian.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan ekonomi
lokal bebasis pertanian kapuk terpadu di Desa Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten
Donggala. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan mengunakan pendekanan metode analisis SWOT dalam menentukan strategi
pengembangan.
Berdasarakan analisis SWOT dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan ekonomi
lokal berbasis komiditas kapuk di Desa Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten Dongala
adalah : 1. Peningkatan kualitas dan produksi kapuk. 2. Peningkatan kualitas dan produksi
kapuk. 3. Pembentukan Klaster Komoditas Kapuk

Kata Kunci: Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal, Analisis SWOT


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Pertanyaan Penelitian
Kebijakan pengembangan ekonomi Bagaimana strategi pengembangan
lokal dalam kaitannya dengan era ekonomi lokal berbasis subsektor pertanian
perdagangan bebas ini dinyatakan secara pengrajin kapuk pada Desa Dalaka di
jelas dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999, Kecamatan Sindue?
yang menjelaskan bahwa salah satu arah
1.3 Tujuan
kebijakan di bidang ekonomi adalah untuk
mengembangkan perekonomian yang Tujuan utama dari penelitian ini adalah
berorientasi global sesuai dengan merumuskan strategi pengembangan
kemajuan teknologi dengan membangun ekonomi lokal bebasis pertanian kapuk
keunggulan kompetitif dan produk terpadu di Desa Dalaka Kecamatan Sindue
unggulan di setiap daerah (Wiranto, 2004). Kabupaten Donggala.
Sebagai sebuah wilayah yang 2. TINJAUAN PUSTAKA
didominasi oleh pertanian, Kabupaten 2.1 Definisi Pengembangan Ekonomi
Donggala menyimpan sumber daya yang
melimpah. Terutama pada Kecamatan Lokal
Sindue,Desa Dalaka yang memproduksi Setiap upaya pembangunan ekonomi
pertanian kapuk sebesar 8.511 ton pada daerah mempunyai tujuan utama untuk
tahun 2019 yang menjadi potensi untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang
meningkatkan perekonomian daerah pada kerja untuk masyarakat daerah itu sendiri.
sub sektor pertanian Untuk meningkatkan pembangunan daerah
Dengan melihat potensi sumberdaya terutama daerah yang sedang berkembang,
alam yang ada di Kabupaten Donggala, maka pemerintah daerah berupaya untuk
dengan potensi pertanian pada tahun 2019 meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebesar 20.717 ton, maka pendekatan dengan menggali dan mengembangkan
ekonomi lokal dengan berbasis pertanian potensi-potensi yang ada di wilayah
diharapkan bisa menjadi konsep yang tersebut melalui Pengembangan Ekonomi
dapat dikembangkan dalam pembangunan Lokal. Pengembangan Ekonomi Lokal
di Kabupaten Donggala, khususnya pada (PEL) adalah kemampuan suatu daerah
lokasi studi penulis yang berada di dalam membangun perekonomiannya
kecamatan produksi perkebunan terbesar untuk memperbaiki kualitas ekonomi dan
yaitu Kecamatan Sindue, Desa Dalaka. kualitas hidup di masa yang akan datang.
Sehingga potensi komoditas pertanian Ini adalah proses dimana masyarakat,
tidak hanya menguntungkan wilayah, swasta dan pemerintah bekerja sama untuk
namun dapat meningkatkan kesejahteraan menciptakan kondisi yang lebih baik untuk
masyarakat. Inovasi yang diciptakan dapat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
dilakukan secara berkelanjutan. lapangan kerja. Pengembangan ekonomi
lokal menawarkan kesempatan kepada
Pendekatan konsep pengembangan pemerintah daerah, masyarakat dan sektor
ekonomi lokal ini memberikan peluang swasta untuk bekerjasama dalam
kepada masyarakat untuk berperan dan meningkatkan perekonomian lokal dengan
berinisiatif dalam menentukan dan menciptakan sebuah inovasi terhadap
mengolah sumberdaya lokal, baik potensi lokal yang dimiliki. Kegiatan ini
sumberdaya manusia maupun sumberdaya berfokus pada peningkatan daya saing dan
alam untuk menciptakan hasil yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
menjadi suatu produk yang bernilai tinggi berkelanjutan. Pendekatan pengembangan
dan menghasilkan nilai tambah. ekonomi lokal akan berhasil jika
masyarakat terus meningkatkan iklim kelompok lainnya. Dengan adanya
investasi dan bisnis yang memungkinkan kerjasama seperti ini, bisa
lingkungan untuk meningkatkan daya memperkuat proses produksi dan
saing, menciptakan lapangan pekerjaan perdagangan;
dan meningkatkan pendapatan (World 3. Mengalokasikan sumber daya kepada
Bank, 2011). Dari sisi masyarakat, PEL kelompok-kelompok yang mempunyai
diartikan sebagai upaya untuk potensi berkembang yang cukup besar,
membebaskan masyarakat dari semua akan tetapi tidak pantas melupakan
keterbatasan yang menghambat usahanya kelompok lainnya;
guna membangun kesejahteraannya. 4. Membuat suatu pusat perdagangan
Kesejahteraan tersebut dapat diartikan sebagai media interaksi antar kelompok
secara khusus sebagai jaminan usaha dengan pasar.
keselamatan bagi adat istiadat dan
agamanya, bagi usahanya, dan bagi harga Pengembangan ekonomi lokal
dirinya sebagai manusia. Semua jaminan memainkan peranan penting dalam
tersebut tidak dapat diperoleh dari luar mendorong kapasitas produsen dan
sistem masyarakat karena tidak membantu mereka dalam memperkuat
berkelanjutan, dan oleh karena itu harus posisi. Program penguatan yang
diupayakan dari sistem masyarakat itu dikembangkan difokuskan pada :
sendiri yang kerap kali disebut 1. Pembentukan basis kolektif atau
kemandirian. Dengan demikian, PEL mendorong kemapanan organisasi;
merupakan upaya pemberdayaan 2. Meningkatkan keterampilan dan
masyarakat dalam suatu wilayah dengan kapasitas produsen, serta;
bertumpukan kepada kekuatan lokal, baik 3. Menyiapkan wahana bagi para
itu kekuatan lokasi, sumber daya alam, produsen untuk terlibat dalam
sumber daya manusia, teknologi, perencanaan dan pembuatan kebijakan.
kemampuan manajemen kelembagaan Produsen merupakan kelompok yang
(capacity of institutions) maupun asset paling lemah dan memerlukan
pengalaman (Haeruman, 2001). dukungan untuk menyuarakan
kepentingan mereka maupun untuk
meningkatkan keterampilan mereka.
2.2 Konsep Pengembangan Ekonomi Mengorganisir para produsen ke dalam
Lokal sebuah 10 kelompok hanyalah
merupakan salah satu bagian dari upaya
Dalam upaya untuk mengembangkan untuk perbaikan. Peningkatan
ekonomi lokal, ada beberapa alternatif ketrampilan dan kapasitas produsen
strategi yang bisa dilakukan, diantaranya dalam berproduksi dan menjalankan
(Anton, 2008) : bisnis serta meningkatkan akses pasar,
1. Peningkatan kemampuan produsen jauh lebih penting dari itu semua
lokal, agar bisa bersaing dengan (Boulle et al., 2004)
produk non-lokal, baik dari daerah 2.3 Analisis SWOT
lain maupun internasional. Dengan
Analisis SWOT dapat diterapkan
penguatan tersebut, diharapkan akan
dengan cara menganalisis dan memilah
memperbaiki kualitas produksi dan
berbagai hal yang memengaruhi keempat
memperbesar peluang mengekspor
faktornya, kemudian dipetakan dalam
barang-barang hasil produksi tersebut;
gambar matriks SWOT:
2. Memperbaiki kerjasama
antarstakeholder untuk bisa saling
mendukung dan mempromosikan
 Kekuatan (strengths) yang mampu atau yang menjadi sebab perubahannya
mengambil keuntungan dari peluang atau timbulnya variabel dependen (terikat).
(opportunities) yang ada. Dalam penelitian independent variabel
 Kelemahan (weaknesses) yang yang meliputi :
mencegah keuntungan dari peluang
1. Kualitas sumberdaya manusia (X1)
(opportunities) yang ada.
Dumberdaya manusia adalah indifidu
 Kekuatan (strengths) yang mampu yang produktif dan bekerja sebagai
menghadapi ancaman (threats) yang pengerak perekonomian, dalam
ada, dan. penelitian ini yaitu petani kapuk
 Kelemahan (weaknesses) yang mampu pengusaha yang berperan dalam
membuat ancaman (threats) menjadi pengolahan hasil pertanian kapuk.
nyata atau menciptakan sebuah 2. Ketersediaan lahan pertanian kapuk
ancaman baru. (X2)
Ketersediana lahan petanian kapuk
3. METODE dalam mendukung prduksi kapuk dan
3.1 Lokasi bahan tururnan darai hasil pengolahan
kapuk.
Metode penelitian yang digunakan dalam 3. Ketersediaan kelompok usaha
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. pertanian (X3)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Ketersudiaan kelebagaan seperti balai
antar variable dalam sebuah populasi. penyuluhan pertanian, kelompok tani,
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan koperasi unit desa (KUB) dan
menggunakan kuisioner yang ditujukan sejenisnya
untuk responden. satuan khususnya adalah 4. Ketersediaan sarana prasarana
Pertanian pada Desa Dalaka di Kecamatan pertanian kapuk (X4)
Sindue Kabupaten Donggala. Satuan Ketersedian sarana prasarana
analisisnya yaitu Petani sebagai kumpulan pendukung pertanian kapuk seperti,
jenis pekerjaan dan pertanian sebagai jenis jaringan listrik, jaringan
lapangan usaha. telekomunikasi, jaringan jalan, air
bersih, jalan usaha tani, alata mesin
pertanian, gudang penyimpanan dan
industri pengolahan.
5. Kualitas dan kuantitas hasil produksi
pertanian kapuk (X5)
Meliputi kuliatas dan kuantitas
produksi kapuk seta produk
turunannya di desa dalaka.

3.3 Teknik Analisis Data


Gambar 1. Batas Administrasi
Analisis SWOT yaitu teknik analisis yang
digunakan untuk menentukan rumusan
3.2 Variabel Penelitian Strategi Pengembangan Ekonomi Lokal
Berbasis Komoditas Kapuk di Desa
Variabel bebas (independent variabel) Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten
atau variabel X adalah sering juga disebut Donggala dengan cara menggabungkan
dengan variabel stimulus, predictor, masing-masing faktor analisis
antecendent. Variabel bebas adalah
merupakan variabel yng mempengaruhi
1. menentukan kemitraan dengan
pihak swasta mandiri
4. PEMBAHASAN 2. meningkatkan ekonomi masyarakat
local
4.1 Analisis Alternatif Strategi 3. memajukan ekonomi desa
Pengembangan Ekonomi Lokal 4. pemasaran komoditi kapuk masih
Berbasis Pertanian Kapuk di Desa terbuka lebar.
Dalaka Kecamatan Sindue 5. menciptakan lapangan pekerjaan
Kabupaten Dongala terutama bagi masyarakat local

D. Ancaman.
Untuk menperoleh alternatif Strategi
1. persaingan produk dari daerah lain
Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
2. munculnya produk serat sintesis
Pertanian Kapuk di Desa Dalaka
3. pengalihan fungsi lahan kapuk
Kecamatan Sindua Kabupaten Donggala
untuk penggunaan lainnya
maka akan dilakukan analisis SWOT
4. daya saing lemah
dengan mempertimbangkan faktor internal
5. tingkat produksi kapuk tergantung
dan eksternal, dimana langkah analisis ini
pada kondisi cuaca
berdasarkan kondisi eksisting di wilayah
Desa Dalaka Kecamatan Sindue dan juga Berdasarkan hasil skor faktor-faktor
diperoleh dari hasil wawancara yang strategi (EFAS) terkait Pengembangan
dimana sebagai wilayah Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian Kapuk
Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian Kapuk. di Desa Dalaka, pada tabel di atas
pertimbangan faktor-faktor tersebut di diketahui bahwa total skor dari faktor
uraikan sebagai berikut Peluang (O) adalah 2,6 sedangkan untuk
1. Faktor Internal : Kekuatan dan faktor ancaman (T) adalah 0,16 Maka dari
Kelemahan itu nilai yang dihasilkan dari faktor
A. Kekuatan eksternal (EFAS) adalah 2,6 – 0,16 = (-)
1. sumber daya manusia (SDM). 2,44 (O – T). Hal ini dapat membuktikan
2. potensi kebun kapuk bahwa peluang yang masih cukup dalam
3. sebagai sumber mata pencaharian mengatasi ancaman yang ada pada
utama bagi masyrakat local Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
4. luas lahan yang tersedia untuk Pertanian Kapuk di Desa Dalaka.
lahan pengembangan Adapun untuk menjabarkan letak dari
5. usia petani yang masih produktif. kuadran strategi yang dianggap oleh
peneliti memiliki strategi prioritas yang
B. Kelemahan nantinya bisa dilaksanakan, maka
1. Tidak adanya kelompok digunakan sebuah formulasi sumbu X dan
tani/pemanfaatan potensi masih di Y, yang dimana sumbu X adalah faktor
lakukan secara individu trategis dari IFAS ( kekuatan dan
2. Produktifitasnya rendah/tingkat kelemahan ) sedangkan sumbu Y adalah
produksi faktor strategis dari EFAS ( peluang dan
3. Proses Produksi masih ancaman ) yang dinyatakan dalam nilai
menggunakan metode manual sesuai hasil dari skoring yang ada
4. minimnya ketersedian sarana sebelumnya.
penunjang seperti mesin penggiling
5. kualitas produk rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dari
nilai skor kekuatan dan kelemahan (IFAS)
C. Peluang. 2,15 – 1,22 = (+) 0,9 sedangkan untuk nilai
skor peluang dan ancaman (EFAS) 2,6 –
0,16 = (+) 2,44 dari hasil nilai skor strategi Pengembangan Ekonomi Lokal
masing-masing menunjukkan nilai negatif Berbasis Pertanian Kapuk di Desa Dalaka
(+) dan juga postif (+) sehingga strategi Kecamatan Sindue Kabupaten Dongala
yang dapat di terapkan dari upaya yang yang dimana ada dibawah ini sebagai
ada pada Pengembangan Ekonomi Lokal berikut :
Berbasis Pertanian Kapuk di Desa Dalaka.
ialah terletak pada kuadran I yang dimana Adapun penjabaran strategi yang
yang ada pada Pengembangan Ekonomi dapat digunakan untuk Pengembangan
Lokal Berbasis Pertanian Kapuk di Desa Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian Kapuk
Dalaka memiliki kekuatan yang cukup di Desa Dalaka Kecamatan Sindua
kuat namun di sisi lain juga memiliki Kabupaten Dongala adalah prioritas
peluang yang cukup besar, maka fokus strategi SO secara umum yaitu :
strategi adalah “Menciptakan strategi 1. Peningkatan kualitas dan produksi
dengan menggunakan kekuatan untuk kapuk
memanfaatkan peluang” (Offensive). Maka
dari itu strategi yang sesuai dalam upaya Dalam kegiatan industri, meningkatkan
pengembangan yaitu (SO) yang dimana kualitas dan produksi bahan baku menjadi
Menciptakan strategi dengan sangat penting. Hal ini dikarenakan
menggunakan kekuatan untuk semakin banyaknya permintaan akan
memanfaatkan peluang. barang dan kualitas. Selain itu, juga
dikarenakan persaingan usaha untuk
 ( IFAS ) = Kekuatan – Kelemahan memperoleh keuntungan pasar.
= 2,15 – 1,22 = (+) 0,93 (X)
 ( EFAS ) = Peluang – Ancaman = Peningkatan kualitas dan produksi
2,6 – 0,16 = (+) 2,44 (Y) salak dapat dilakukan dengan
menyediakan bibit unggul, pupuk organik
Untuk meliht hasilnya dapat dilihat yang dikenal dapat meningkatkan kualitas
pada diagram analisis SWOT dibawah ini buah kapuk. kemudian pelatihan kepada
sebagai berikut : petani untuk menghasilkan bibit unggul
dan menyediakan pupuk organik secara
mandiri agar tidak bergantung kepada
pemerintah. Selain itu, pemberdayaan
terhadap petani kapuk dalam mengolah
tanaman kapuk sebelum panen juga
penting. Sehingga kapuk yang dihasilkan
sesuai dengan harapan jika mendapat
perawatan dengan baik. Program ini
nantinya dapat dijalankan pada tahun-
tahun pertama dan kedua.
2. Pembentukan Lembaga Riset
Untuk meningkatkan kualitas dan hasil
produksi, petani membutuhkan bibit
unggul dari tanaman kapuk. Seperti yang
Adapun diagram analisis SWOT diatas diketahui selama ini, petani secara umum
menunjukkan bahwa pengembangan membeli bibit kapuk yang didatangkan
Kawasan Agropolitan Kecamatan Tiloan dari luar daerah. Sehingga petani tidak
berada pada kuadran I (Offensive) yaitu memiliki pengetahuan yang cukup dalam
prioritas strategi yang digunakan adalah menciptakan bibit unggul. Sedangkan
SO. Untuk itu dapat dilihat pada tabel dalam kegiatan pengembangan ekonomi
analisis matriks SWOT untuk menciptakan
lokal, forward dan backward linkage yang kuat diantara pelaku usaha
produk merupakan suatu startegi yang memungkinkan untuk dikembangkannya
akan membantu meningkatkan daya saing kegiatan produksi dari hulu ke hilir.
di pasar. Oleh karena itu dibutuhkan
lembaga riset yang berfungsi membantu Pengembangan klaster menjadi salah
petani dalam melakukan penelitian untuk satu alternatif untuk percepatan
memperbaiki kualitas bibit kapuk, pengembangan unit usaha kecil produk
sehingga mampu meningkatkan kualitas olahan komoditas kapuk. Klaster
dan produksi dari tanaman kapuk itu merupakan pemusatan kegiatan ekonomi
yang melibatkan pelaku usaha dari hulu ke
sendiri.
hilir sehingga memungkinkan untuk
Kemudian lembaga riset ini juga akan dilakukan penggabungan usaha.
membantu dalam memperbanyak inovasi
produk turunan kapuk. Selain banyaknya Dengan penumbuhan klaster,
produk yang dihasilkan, kualitas produk pemerintah dapat bekerja sama dengan
yang sesuai dengan standar yang telah di lembaga keuangan dan industri untuk
tetapkan di Indonesia merupakan salah mengarahkan masyarakat menuju dunia
satu strategi daya saing. Disisi lain, usaha yang lebih luas dengan masa depan
konsumen akan lebih tertarik jika suatu yang menjanjikan. Sehingga tercipta
produk memiliki keunggulan khusus yang kesempatan kerja bagi masyarakat pencari
tidak dimiliki produk lain yang sejenis. kerja di Desa Dalaka Kecamatan Sindue
Disini lembaga riset berfungsi membantu dan sekitarnya. Selain itu dengan
pelaku usaha dalam menciptakan produk penumbuhan klaster, setiap desa dapat
turunan yang memiliki daya saing membangun dan memperkuat industri
sekaligus memberikan nilai tambah. unggulan mereka sendiri.

Pembentukan lembaga riset dimulai


dengan open recruitmen pegawai yang 5. PENUTUP
dilakukan dalam waktu 2 bulan, kemudian 1. Berdasarakan analisis SWOT dapat
melakukan seleksi terhadap calon pegawai disimpulkan bahwa strategi
dibutuhkan waktu 2 minggu. Bulan ke 3 pengembangan ekonomi lokal
dan ke 4 dilakukan pengujian kepada berbasis komiditas kapuk di Desa
lembaga riset. Tahun pertama hingga Dalaka Kecamatan Sindue Kabupaten
keempat diharapkan lembaga riset sudah Dongala adalah sebagai berikut :
menjalankan fungsinya. a. Peningkatan kualitas dan produksi
kapuk
3. Pembentukan Klaster Komoditas
Dalam kegiatan industri,
kapuk
meningkatkan kualitas dan produksi
Pembentukan unit usaha serta bahan baku menjadi sangat penting.
permodalan merupakan unsur pokok dalam Hal ini dikarenakan semakin
perintisan dan penumbuhan klaster banyaknya permintaan akan barang
komoditas kapuk. Bentuk yang dipilih oleh dan kualitas. Selain itu, juga
masyarakat produsen komoditas kapuk di dikarenakan persaingan usaha untuk
Desa Dalaka Kecamatan Sindue untuk memperoleh keuntungan pasar.
menumbuhkan klaster yaitu industri Peningkatan kualitas dan produksi
pengolahan bahan baku kapuk menjadi kapuk dapat dilakukan dengan
produk olahan. Industri pengolahan ini menyediakan bibit unggul, pupuk
diharapkan dapat membantu petani dalam organik yang dikenal dapat
meminimalisisr kerugian akibat rendahnya meningkatkan kualitas buah kapuk.
harga kapukk dan hasil panen yang kemudian pelatihan kepada petani
membusuk karena tidak laku terjual. Ikatan untuk menghasilkan bibit unggul dan
menyediakan pupuk organik secara c. Pembentukan Klaster Komoditas
mandiri agar tidak bergantung kepada KapukPembentukan unit usaha serta
pemerintah. Selain itu, pemberdayaan permodalan merupakan unsur pokok
terhadap petani kapuk dalam dalam perintisan dan penumbuhan
mengolah tanaman kapuk sebelum klaster komoditas kapuk. Bentuk yang
panen juga penting. Sehingga kapuk dipilih oleh masyarakat produsen
yang dihasilkan sesuai dengan harapan komoditas kapuk di Desa Dalaka
jika mendapat perawatan dengan baik. Kecamatan Sindue untuk
Program ini nantinya dapat dijalankan menumbuhkan klaster yaitu industri
pada tahun-tahun pertama dan kedua. pengolahan bahan baku kapuk
b. Peningkatan kualitas dan produksi menjadi produk olahan. Industri
kapuk meningkatkan kualitas dan hasil pengolahan ini diharapkan dapat
produksi, petani membutuhkan bibit membantu petani dalam
unggul dari tanaman kapuk. Seperti meminimalisir kerugian akibat
yang diketahui selama ini, petani rendahnya harga kapukk dan hasil
secara umum membeli bibit kapuk panen yang membusuk karena tidak
yang didatangkan dari luar daerah. laku terjual. Ikatan yang kuat diantara
Sehingga petani tidak memiliki pelaku usaha memungkinkan untuk
pengetahuan yang cukup dalam dikembangkannya kegiatan produksi
menciptakan bibit unggul. Sedangkan dari hulu ke hilir. Pengembangan
dalam kegiatan pengembangan klaster menjadi salah satu alternatif
ekonomi lokal, forward dan backward untuk percepatan pengembangan unit
linkage produk merupakan suatu usaha kecil produk olahan komoditas
startegi yang akan membantu kapuk. Klaster merupakan pemusatan
meningkatkan daya saing di pasar. kegiatan ekonomi yang melibatkan
Oleh karena itu dibutuhkan lembaga pelaku usaha dari hulu ke hilir
riset yang berfungsi membantu petani sehingga memungkinkan untuk
dalam melakukan penelitian untuk dilakukan penggabungan usaha.
memperbaiki kualitas bibit kapuk,
sehingga mampu meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
kualitas dan produksi dari tanaman Anton, 2008. Pengembangan Ekonomi
kapuk itu sendiri. Kemudian lembaga Lokal
riset ini juga akan membantu dalam http://antonthegreat.wordpress.com
memperbanyak inovasi produk / 2008/08/24/pengembangan-
turunan kapuk. Selain banyaknya ekonomi-lokal
produk yang dihasilkan, kualitas
produk yang sesuai dengan standar Bappenas, 2004. Tata Cara Perencanaan
yang telah di tetapkan di Indonesia Pengembangan Kawasan untuk
merupakan salah satstrategi daya Percepatan Pembangunan Daerah.
saing. Disisi lain, konsumen akan Direktorat Pengembangan
lebih tertarik jika suatu produk Kawasan Khusus dan Tertinggal.
memiliki keunggulan khusus yang Bappenas, Jakarta.
tidak dimiliki produk lain yang
Blakely, Edward J. 1994. Planning Local
sejenis. Disini lembaga riset berfungsi
Economic Development: Theory
membantu pelaku usaha dalam
and Practice-2nd Editions. United
menciptakan produk turunan yang
States Of America: Library of
memiliki daya saing sekaligus
Congress Cataloginging
memberikan nilai tambah.
Publication Data
Blakely, J. Edward dan Boulle et al. 2002.
Konsep Pembangunan Ekonomi
LokalBPS, 2020. Kabupaten
Donggala Dalam Angka Tahun
2020. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Donggala. Donggala.
Denny, D. 2011, Strategi Pengembangan
Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan
di Kabupaten Kepulauan Aru.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Eka, D. 2015, Strategi Pengembangan
Ekonomi Lokal Berbasis
Komoditas Salak di Kecamatan
Madura Kabupaten Banjarnegara.
Universitas Diponegoro,
Yogyakarta
Mintarti, N. 2008. Strategi Pengembangan
Ekonomi Lokal Berbasis
Komoditas Kelapa di Kabupaten
Pacitan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Silangen, E. H. 1992. Dampak Ekonomi
Sub Sektor Pertanian Tanaman
PangDalam Pembangunan Wilayah
Kabupaten Minahasa. Tesis (tidak
dipublikasikan). Fakultas Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi
Pembangunan. Jakarta : LPEF-UI
Bima Grafika Wawancara dengan
Rustam (Karyawan Pengrajin
Kapuk) 7 Maret 2022 pukul 10.30
WITA
Wiranto. 2004. Kebijakan Pengembangan
Ekonomi Lokal.
https://sumbarprov.go.id/home/new
s/6733-pendekatan-pembangunan-
berkelanjutan-dalam-upaya-
penanggulangan-kemiskinan-
berdasarkan-kerangka-
pembangunan-ekonomi-lokal-
optimalisasi-sumberdaya-
perikanan-kabupaten-kepulauan-
mentawai. Diakses pada tanggal 23
Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai