Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KREATIVITAS KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

DAYA SAING EPTILU

PROPOSAL PENELITIAN

Dianjukan untuk syarat Seminar Proposal

Oleh :

Ade Siti Aminah

24081120001

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN

FAKULTAS KEWIRAUSAHAAN

UNIVERSITAS GARUT

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kaya memiliki sumber daya alam terdiri dari lautan,
pantai dan daratan yang kalau dikelola dengan benar dapat memberikan keuntungan besar
bagi negara. Salah satu pendayagunaannya adalah dengan menciptakan daerah tersebut
menjadi tempat sarana destinasi wisata. Daerah- daerah yang di anugerahi sumber daya
alam yang eksotis diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam memberikan
sumber pendapatan. Apalagi dengan adanya otonomi daerah, suatu kabupaten/kota
dituntut untuk dapat hidup mandiri. Ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan
otonomi adalah ditinjau dari kemampuan keuangan daerah, artinya daerah harus memiliki
kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan
menggunakan keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahannya (Halim, 2001)
Sektor pariwisata sangat berperan dalam pembangunan nasional, sebagai
tambahan sumber penghasilan devisa, meratakan dan meningkatkan kesempatan kerja
serta pendapatan masyarakat. Pajak pembangunan yang diperoleh dari sektor ini telah
menjadi tumpuan dalam pendapatan asli daerah (PAD). Mengingat pembangunan pada
hakekatnya adalah pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan, maka
pembangunan pariwisata merupakan salah satu usaha untuk mempercepat pertumbuhan
ekonomi (Jaka Waskita, 2001)
Pengembangan pemasaran pariwisata merupakan program utama Direktorat
Jenderal Pemasaran Pariwisata dengan enam kegiatan pokok, yaitu pengembangan pasar
dan informasi pariwisata, peningkatan promosi pariwisata luar negeri, peningkatan
promosi pariwisata dalam negeri, peningkatan pencitraan Indonesia, peningkatan minat
khusus konvensi, insentif, dan even, serta dukung manajemen dan tugas teknis
pengembangan pemasaran pariwisata lainnya (Direktori Wisata Agro Indonesia)
Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat kaya akan
keanekaragaman budaya, suku bangsa, ras dan agama dianugerahi kekayaan yang sangat
luar biasa. Salah satu kekayaan yang terdapat di dalamnya adalah kekayaan mengenai
keanekaragaman jenis jenis makanan yang sangat kaya akan rasa, rempah-rempah dan
bumbu di setiap kota di seluruh indonesia. Setiap kota khususnya di kota-kota besar di
seluruh indonesia memiliki makanan atau kuliner yang mempunyai keunikan dan
karakteristik nya masing-masing. Hal ini dapat dilihat dari indikasi pertumbuhan 10
provinsi dengan restoran skala menengah-besar tahun 2021 .
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021 ada 6.780 unit restoran
skala menengah-besar di seluruh Indonesia. Restoran menengah-besar yang dimaksud
dalam data BPS adalah:
 Usaha restoran dengan omset paling sedikit Rp2,5 miliar per tahun
 Usaha restoran dengan omset kurang dari Rp2,5 miliar per tahun,
namun memiliki badan hukum perseroan terbatas (PT).Pada 2021, restoran yang
memenuhi kriteria tersebut paling banyak berada di DKI Jakarta, yakni 3.062 unit.
Provinsi lain yang memiliki restoran menengah-besar terbanyak nasional adalah Jawa
Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Banten, Bali, Sumatra Selatan, DI Yogyakarta,
dan Sumatra Utara, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.Adapun Sulawesi Barat dan
Kalimantan Utara menjadi provinsi dengan jumlah restoran menengah-besar paling
sedikit, yakni masing-masing 1 unit pada 2021.Provinsi lain yang restoran menengah-
besarnya sedikit adalah Sulawesi Tengah (3 unit), Papua Barat (4 unit), Aceh (9 unit),
Sulawesi Tenggara (13 unit), Maluku (15 unit), Maluku Utara (17 unit), Gorontalo (17
unit), dan Nusa Tenggara Timur (17 unit).
Menurut teori kebutuhan Maslow, pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia atau basic needs. Karena termasuk kebutuhan dasar, maka pemenuhan terhadap
pangan menjadi hal mutlak jika manusia ingin tetap bisa menjaga keberlangsungan
hidupnya. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia baru akan bisa memikirkan untuk
mencapai kebutuhan lainnya. Kebutuhan bersosialisasi (social needs), percaya diri (self
ensteem) dan aktualisasi diri (self actualization) merupakan tiga teratas kebutuhan
manusia.
Namun, hal tersebut tampaknya tidak berlaku lagi sekarang. Pangan bukan lagi
produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Pangan saat ini
menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Pangan berubah menjadi sebuah
industri kuliner yang memberikan tidak hanya cita rasa tapi juga kebutuhan lain manusia
untuk bersosialisasi maupun beraktualisasi. Sebab, industri kuliner yang berkembang saat
ini juga menyediakan ruang bagi konsumen untuk bisa berkumpul dengan komunitasnya
melalui layanan ruangan maupun jasa lainnya.
Tidak mengherankan jika industri kuliner saat ini tumbuh sangat subur. Ada
beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut. Hal ini setidaknya terlihat dari pola
konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke masakan dan minuman jadi. (BPS, 2012)

Rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan penduduk Indonesia terus meningkat


dalam lima tahun terakhir. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2021
penduduk Indonesia rata-rata menghabiskan Rp1,26 juta per bulan untuk konsumsi.Nilai
itu bertambah sekitar Rp38.905 atau naik 3,17% dari tahun 2020, yang rata-ratanya
Rp1,22 juta per bulan. Pengeluaran konsumsi bulanan pada 2021 bahkan meningkat 22%
jika dibanding tahun 2017, yang rata-ratanya masih Rp1,03 juta per bulan.Jika dirinci
berdasarkan pos pengeluarannya, pada 2021 rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan
Rp622,8 ribu per bulan untuk konsumsi makanan, kemudian Rp641,7 ribu untuk
konsumsi non-makanan.
Berdasarkan wilayah tempat tinggal, rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk di
perkotaan sebesar Rp1,48 juta per bulan. Lebih besar daripada penduduk di perdesaan
yang rata-rata konsumsinya Rp971,4 ribu per bulan. BPS juga mencatat pengeluaran
konsumsi rumah tangga memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional,
yakni sebesar 54,42% pada 2021.
Seiring berkembangnya zaman banyak perubahan-perubahan yang terjadi,
termasuk didalam berusaha. Oleh karena itu, untuk menjadi sukses diperlukan ide- ide
kreatif dan inovatif dalam berwirausaha. Dalam bisnis, seseorang yang belum pernah
mencoba produk yang dihasilkan oleh pengusaha tidak layak membuat kesimpulan
tentang hasil produk. Jadi, sebelum melompat ke kesimpulan tentang suatu produk ada
baiknya mencoba membuktikannya sebelum melompat ke kesimpulan. Agar suatu
perusahaan dapat maju dalam pencapaian, wirausahawan harus memiliki tingkat
motivasi, inovasi, dan keinginan yang tinggi untuk berkembang.
Pada dasarnya wirausahawan juga memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas
dalam menjalankan usahanya (Alma, 2009). Tingkat kreativitas akan sangat
mempengaruhi kemajuan usahanya dalam berwirausaha. Selanjutnya, keberhasilan
wirausaha dapat dicapai melalui penggunaan pemikiran kreatif dan inovatif serta
penerapan etika bisnis wirausaha yang baik dalam menjalankan aktivitas bisnis.
Didalam berwirausaha ada beberapa peran yang harus dilakukan, salah satunya
ialah peran inovasi. Inovasi merupakan salah satu upaya atau kegiatan mengembangkan
atau memaksimalkan sumber daya yang ada. Didalam berwirausaha selain inovasi
diperlukan juga adanya sifat kreatif, sifat kreatif memiliki pengertian yang hampir sama
dengan inovasi. Namun pada sifat kreatif, pengusaha menggunakan sumber daya yang
belum ada atau menemukan cara baru. Sedangkan pada inovasi sudah ada sumber daya,
tinggal memaksimalkan atau menggunakan sumber daya tersebut secara maksimal.
Memiliki pola pikir dasar kreatif dapat membantu memecahkan permasalahan
untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada. Menurut Hendro,
(2011:105), kegunaan pola pikir kreatif yaitu :
1. Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi baru.
2. Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran
yang cemerlang untuk langkah selanjutnya.
3. Menemukan solusi yang inovatif.
4. Menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah
ada hingga menjadi sebuah penemuan baru.
5. Menemukan teknologi baru.
6. Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan
atau keunggulan
Kreativitas adalah ide untuk menciptakan suatu produk yang berbeda dari
sebelumnya atau dari yang lain. Sedangkan inovasi adalah kegiatan menciptakan dan
mengembangkan ide atau gagasan baru yang belum ada sebelumnya. Jadi kedua istilah
tersebut sangat berkaitan, terutama dalam hal pengembangan bisnis. Dalam dunia bisnis
pasti ada persaingan yang menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis. Menghadapi
persaingan ini, diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif untuk menghasilkan produk yang
lebih berkualitas dari produk standar. Dengan memanfaatkan ide-ide kreatif dan inovatif
akan berdampak pada strategi meningkatkan omset pendapatan dan mempengaruhi
pemasaran startup dan dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut
(Riansyah, 2017). Karena konsumen cenderung lebih suka pada produk-produk baru yang
unik dan lebih menarik. Dengan adanya kreatif dan inovatif berpengaruh terhadap omset
agar pendapatan tidak menurun. Agar produk yang dihasilkan tidak kalah saing dengan
cara : pertama, sebelum memproduksi suatu produk sebaiknya memilih bahan dasar yang
memiliki kualitas baik, seorang pembisnis harus memperhatikan kualitas produk dan
tidak berfokus pada keuntungan saja. Kedua, selalu kreatif dalam menciptakan produk
yang akan dijual. Ketiga, berikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.
Dengan menggunakan ide-ide kreatif dan inovatif dalam bisnis, maka akan
berdampak positif bagi kewirausahaan, dan juga akan berdampak negatif jika sebuah
bisnis tidak menggunakan kreativitas dalam membuat suatu produk, sehingga membuat
konsumen bosan dengan produk tersebut. Semakin tinggi tingkat kreativitas dan inovasi
seorang wirausahawan, berdampak pada berjalannya perusahaan, seperti mengembangkan
usaha yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, juga bisa berdampak negatif jika Anda
tidak menggunakan ide-ide kreatif dan inovatif dalam bisnis Anda. Tanpa ide-ide kreatif
dan inovatif, perusahaan yang beroperasi dapat kehilangan daya saing dengan perusahaan
lain yang akhirnya bangkrut. Jika pelaku usaha tidak memanfaatkan ide ini, produk akhir
tidak memiliki model terbaru yang sesuai dengan tren saat ini, membuat konsumen bosan
membeli produk itu lagi. Oleh karena itu, agar tidak kalah saing seorang wirausaha
mampu mencari strategi yang tepat dan unik untuk suatu produk.
Dalam perkembangan dunia usaha sekarang ini tingkat persaingan industri
semakin tajam. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi sekarang ini, usaha
kuliner harus bisa berusaha mengedapankan daya saing dengan menekan kualitas
produksi yang bertujuan memaksimalkan keuntungan- keuntungan sesuai dengan target
kuliner asep strawberry.
Pembahasan tentang daya saing perusahaan sudah lama menggemukan, banyak
definisi diberikan berkaitan dengan daya saing ini. Beberapa ahli menyebutkan bahwa:
daya saing merupakan fungsi identifikasi dimensi produk pasar yang tepat bagi
potitioning perusahaan (Ansoff dalam Hameed, 2009). Demikian pula Porter (1985)
dalam bukunya menyatakan bahwa daya saing sebagai upaya penciptaan nilai pelanggan
yang lebih baik dibandingkan pesaingnya dengan cara melakuka aktivitas-aktivitas
spesifik secara ekonomis ataupun kualitas superior/pelayanan ataupun kombinasi
keduanya dibandingkan dengan para kompetitornya.
Daya saing dapat juga berasal dari sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Perspektif ini dikenal dengan Resourch Based View (RBV) atau perspektif berbasis
sumber daya yang dicetuskan oleh Penrose (1959) dalam Hameed (2009). Menurutnya,
daya saing dapat dicapai dengan skala ekonomis, meningkatkan kapabilitas manajemen
dan kapasitas teknologi (Penrose, 1959 dalam Hameed,2009).
Kabupaten Garut adalah daerah yang kaya dengan berbagai objek dan daya tarik
wisata. Salah satunya di Desa Pasirwangi Kecamatan Pasirwangi dengan latar belakang
pemandangannya yang indah, seperti Gunung Guntur, Gunung Papandayan dan Gunung
Cikuray, dari beberapa lokasi tersebut dapat dibangun konsep pariwisata yang
berkelanjutan dengan pengembangan Agrowisata kebun yang sebelumnya ditanami
palawija dan sayur-sayuran namun di daerah tersebut masih perlu kesadaran dari
masyarakat, karena masyarakat harus siap untuk merubah pola tanam yang cocok dengan
daerah sana. Selain di daerah Pasirwangi, potensi wisata yang terletak 20 kilometer dari
pusat kota Garut, tepatnya di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut,
Wisata Petik Jeruk Garut dengan nama Kebun Edukasi Eptilu Garut ini dapat menjadi
rekomendasi bagi yang sering menyantap buah-buahan terutama jeruk, juga bisa menjadi
destinasi Edukasi dan Hiburan bagi keluarga, teman-teman, maupun siswa siswi sekolah.
Berawal dari pertemuan di tahun 2012 antara Ir. Achmad Symasudin MBA
angkatan 21 dan Rizal Fahreza SP angkatan 46 yang merupakan alumnus Institut
Pertanian Bogor (IPB). Ir. Achmad Syamsudin yang bukan Asli Garut dan Rizal Fahreza
yang Asli Garut kemudian melakukan penelitian mengenai komoditas buah nusantara
diantaranya Jeruk dan sepakat menanam jeruk sebagai tanaman utama yang mereka
tanam. Dari diskusi, terungkap bahwa keduanya mempunyai visi dan misi yang sama
untuk pertanian Indonesia, ide-ide dan gagasan saling bersinergi dan dibantu dilapangan
oleh Dikdik Sontani Sebagai Orang Tua Rizal yang merupakan asli Garut dan seorang
Petani.
Seiring berjalannya waktu, saling support menyalurkan kolaborasi- kolaborasi,
dibantu juga oleh Chikameirani Adhanisa serta Dasep Badrusallam sebagai Business
Development yang berkembang menjadi kerjasama 2 keluarga Besar. Implementasi
Pertanian yang dimulai dari kegiatan kebun Produksi dan kebun riset atau penelitian
sekarang berkembang menjadi kebun edukasi. Sehingga pada tahun 2016 berdirilah
Kebun Edukasi Eptilu (Fresh From Farm) hingga saat ini.
Kebun Edukasi Eptilu menawarkan konsep menikmati Jeruk dengan jenis Garut
Siam dengan rasanya yang segar dan pengunjung juga bisa memetik langsung dari
pohonnya. Selain dengan menikmati jeruk garut, di kawasan kebun wisata dengan luas
1,2 hektar ditawarkan wisata dengan komoditas lain yaitu beragam sayuran organik dan
terdapat kandang kelinci, kolam ikan, ternak bebek yang bisa menjadi daya tarik
tersendiri terutama untuk anak-anak yang menyukai binatang. Selain objek wisata di
bidang pertanian yang memang mendominasi, sekarang Eptilu telah melangkah lebih jauh
yaitu mengembangkan kuliner alami produk pertanian yang lengkap. Sebut saja nasi liwet
khas Eptilu dengan lauk pauk tradisonal dengan berbagai jenis sayuran sebagai lalaban
yang dipetik langsung dari area perkebunan Eptilu.
Sebagai salah satu objek wisata yang sudah dikenal oleh umum, kebun edukasi
eptilu garut biasa jadi salah satu destinasi untuk dapat menarik hati para pengunjung atau
wisatawan untuk berkunjung. Hal ini penting dilakukan karena sebagai salah satu usaha
yang bergerak dibidang jasa dan kuliner, pengunjung merupakan tolak ukur yang paling
penting dalam keberlangsungan usaha. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus
selalu memantau perubahan prilaku konsumen baik dilihat dari sikap, respon bahkan
persepsi konsumen.
Berikut adalah data pengunjung agrowisata eptilu dalam satu tahun terakhir
Penulis dalam hal ini melakukan survei tentang kreativtas dan inovasi produk
terhadap keunggulan bersaing pada Agrowisata Eptilu kepada konsumen
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, perlu kiranya diteliti sejauh
mana kreativitas terhadap daya saing usaha, hasil penelitian tersebut akan dituangkan
dalam usulan yang berjudul.
“PENGARUH KREATIVITAS KEWIRAUSAHAAN TERHADAP DAYA
SAING AGROWISATA EPTILU”
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka di rumuskan permasalahan


sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kreativitas kewirausahaan terhadap daya saing usaha


kuliner eptilu?
2. Apa dampak kreativitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha kuliner
eptilu?
3. Bagaimana pengaruh pemasaran langsung dan kreativitas terhadap daya
saing usaha kuliner eptilu?
1.3 Tujuan Penilitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di


kemukakan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas kewirausahaan terhadap


daya saing usaha kuliner eptilu
b. Untuk mengetahui dampak kreativitas dan inovasi terhadap
keberhasilan usaha kuliner eptilu
c. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran langsung dan kreativitas
terhadap daya saing usaha kuliner eptilu

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaatn penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis


terutama dalam mengaplikasikan ilmu dari bangku kuliah
kemasyarakat atau lapangan.
b. Bagi pengusaha yoghurt, menjadi sumber informasi untuk mengetahui
bagaimana berperilaku dalam berwirausaha dan pemasaran
c. Bagi universitas garut, sebagai tambahan literatur perpustakaan
universitas garut dibidang penelitian, khusunya dibidang perilaku
kewirausahaan dan startegi pemasaran.
d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak
lain yang berguna serta dapat memberikan gambaran bagi selanjutnya
yang akan melakukan penelitian sejenis.
NO JUDUL PENELITIAN METODE HASIL
PENELITIAN
1. Melalui Penerapan, B., Sosial, K., & Saragih, R&D Penelitian ini
R. (2017). A MEMBANGUN USAHA bertujuan untuk
KREATIF, INOVATIF DAN. 3(DESEMBER). mengembangkan
http://jklmii.org media pembelajaran
berbasis
android pada mata
pelajaran Produk
Kreatif dan
Kewirausahaan kelas
XI.
2. Fatkhurahman, F., & Hadiyati, H. (2021). Kuantitatif Hasil penelitian
KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DAN menunjukkan bahwa
DAMPAKNYA PADA MOTIVASI terbukti
PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN kreativitas
MAHASISWA. Jurnal Muhammadiyah mahasiswa
Manajemen Bisnis, 2(1), 1. berpengaruh
https://doi.org/10.24853/jmmb.2.1.131-138 signifikan terhadap
motivasi
berwirausaha
mahasiswa dalam
melaksanakan
praktek
kewirausahaan. Hal
ini dikarenakan bagi
mahasiswa yang
memiliki ide atau
gagasan baru dalam
menghasilkan produk
maka mereka akan
bersemangat dalam
membuktikan apakah
produk tersebut
direspon
pasar atau tidak.
3. Hasan, M., & Kreatif…, E. (2018). Kuantitatif Penelitian ini
PEMBINAAN EKONOMI KREATIF bertujuan untuk
DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN mengetahui pengaruh
EKONOMI. In Jurnal Ekonomi dan pengetahuan
Pendidikan (Vol. 1, Issue 1). kewirausahaan
http://ojs.unm.ac.id/JEKPEND terhadap sikap
kreatif pelaku
UMKM subsektor
ekonomi kreatif di
Kecamatan
Panakkukang
dalam konteks
pembinaan ekonomi
kreatif.
4. Porwani, S. (2016). KREATIVITAS DAN Kuantitatif Penelitian ini
INOVASI WIRAUSAHA TERHADAP Deskriftif dilakukan untuk
KUALITAS PRODUK BIG ART PROJECT mengetahui
PALEMBANG. 2(2). kreativitas dan
inovasi wirausaha
dalam meningkatkan
kualitas poduk Big
Art Project
Palembang
5. Nurikasari, F. (n.d.). PENGARUH Kuantitatif Penelitian ini
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, bertujuan
KREATIVITAS, DAN MOTIVASI untuk:menjelaskan
BERWIRAUSAHA TERHADAP MINAT pengaruh pendidikan
BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA kewirausahaan,
PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS kreativitas, motivasi
KANJURUHAN MALANG. berwirausaha
terhadap minat
berwirausaha dan
pengaruh pendidikan
kewirausahaan,
kreativitas, dan
motivasi
berwirausaha secara
simultan terhadap
minat berwirausaha.
Penelitian ini
merupakan jenis
Penelitian Ex post
facto.
6. Rosado-Cubero, A., Freire-Rubio, T., & Kuantitatif This paper presents
Hernández, A. (2022). Entrepreneurship: the results of a study
What matters most. Journal of Business about particular
Research, 144, 250–263. personality traits that
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2022.01.087 entrepreneurs display

7. Avelar, S., Borges-Tiago, T., Almeida, A., & Kualitatif to explore how
Tiago, F. (2024). Confluence of sustainable SMEs and start-ups
entrepreneurship, innovation, and can adopt long-term
digitalization in SMEs. Journal of Business sustainability,
Research, 170. innovation, and
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2023.114346 digitalization
strategies

8. Gebremichael, H. S., Gebreslassie, M. G., & Sekunder The purpose of the


Mezgebe, T. T. (2023). Contextualizing paper is therefore to
entrepreneurship for Africa’s post-Covid-19 examine the
recovery and growth. Scientific African, 22, challenges and
e01946. responses of the
https://doi.org/10.1016/j.sciaf.2023.e01946 African economy to
COVID-19 and if the
contextualized
entrepreneurship
approach is
important in the post-
COVID recovery and
growth in Afric.
9. Pan, Y., Zhang, S., & Zhang, M. (2024). The Kualitatif This research delves
impact of entrepreneurship of farmers on into the underlying
agriculture and rural economic growth: impacts of farmers'
Innovation-driven perspective. Innovation and innovative
Green Development, 3(1), 100093. entrepreneurship on
https://doi.org/10.1016/j.igd.2023.100093 agricultural and rural
economic
development in
China, adopting a
dynamic and spatio-
temporal perspective
10. Mulyadi, S., Basuki, A. M. H., & Rahardjo, Kualitatif The purpose of this
W. (2016). Student’s Tutorial System study is to measure
Perception, Academic Self-Efficacy, and the direct and
Creativity Effects on Self-Regulated indirect effect in the
Learning. Procedia - Social and Behavioral model of tutorial
Sciences, 217, 598–602. system perception,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.02.059 academic self-
efficacy, and
creativity to
homeschooling
students’ self-
regulated learning
Reference

https://amp.kompas.com/travel/read/2014/08/04/081200227/asep-stroberi-
kuliner-sunda-dan-kesegaran-buah-stroberi

http://repositori.unsil.ac.id/1019/5/BAB%20I.pdf

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/664/jbptunikompp-gdl-anwarsiroj-33164-8-
unikom_a-i.pdf

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/21/berapa-rata-rata-
pengeluaran-konsumsi-masyarakat-tiap-bulan

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/18/10-provinsi-dengan-
restoran-skala-menengah-besar-terbanyak-di-indonesia

(Jbptunikompp-Gdl-Anwarsiroj-33164-8-Unikom_a-i, n.d.)

Anda mungkin juga menyukai