Anda di halaman 1dari 26

KEWIRAUSAHAAN

MATERI KULIAH PERTEMUAN KWU KE 1


Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Pada saat ini,
jumlah wirausahawan Indonesia masih sedikit dan kualitasnya juga belum begitu bagus. Jika
diperhatikan, manfaat dari adanya wirausaha banyak sekali. Lebih rinci manfaatnya antara lain:
Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran

1. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan


lingkungan, kesejahteraan dsb.
2. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh
dan diteladani karena dalam jiwa wirausaha mengandung unsur beberapa akhlak terpuji
seperti jujur, berani, tanggung jawab, tidak merugikan orang lain
3. Mampu memberikan bantuan sosial yang sesuai dengan kemampuannya
4. Mendidik orang bawahannya menjadi orang mandiri, disiplin, tekun, ulet dsb.
5. Memberi contoh cara bekerja keras tanpa melalaikan perintah perintah agama serta
mendekatkan diri kepada Allah SWT
6. Hidup secara efisien, tidak berfoya foya dan tidak boros

Memelihara keserasian lingkungan baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkunganDari


berbagai manfaat yang tersebut, terdapat dua darma bakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa,
yaitu

1. Sebagai pengusaha, memberikan darmabaktinya dalam melancarkan proses produksi,


distribusi dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional,
mengurangi ketergantungan terhadap bangsa asing

Namun, banyak orang yang kurang berminat untuk menekuni dunia wirausaha. Hal ini disebabkan
salah satunya ialah adanya pandangan negatif terhadap wirausaha. Beberapa faktor yang membentuk
sikap negatif pada masyarakat sehingga wirausaha kurang diminati diantaranya seorang wirausaha
dalam bisnisnya dipandang mempunyai sifat agresif, ekspansif, egaois, tidak jujur, kikir dan
sebagainya. Sebagian besar masyarakat akhirnya tidak ingin anak anaknya terjun ke dunia wirausaha
dan dewasa ini yang sedang mnjadi tren ialah orang tua ingin anaknya menjadi pegawai negeri atau
karyawan di perusahaan.

Ratio wirausaha Indonesia yang pada 2013/2014 lalu masih 1,67 persen kini, berdasarkan data BPS
sudah naik menjadi 3,1 persen,Menkop Puspayoga menjelaskan, berdasarkan data BPS 2016 dengan
jumlah penduduk 252 juta, jumlah wirausaha non pertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang
atau 3,1 persen. Dengan demikian tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui 2 persen dari
populasi penduduk, sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera.

Suatu pernyataan yang bersumber dari PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu
membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika negara
kita berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4 juta.
Katakanlah jika kita hitung semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai
perusahaan besar ada sebanyak 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil-kecil yang
belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya (kontinuitasnya).

Wirausaha berperan sebagai pengisi Gap antara peluang yang ada. Peranan tersebut, saat ini sangat
kita butuhkan sebab banyak potensi negeri seperti sumber daya alam (SDA) yang belum mampu kita
kelola sendiri. Dikarenakan kurangnya jumlah orang yang bermental wirausaha sehingga tidak jarang
peran mengelola SDA tersebut kita lempar begitu saja pada pihak asing. Beberapa dekade ini telah
terjadi perubahan sosial dan ekonomi yang sangat pesat sebagai akibat dari proses globalisasi dalam
berbagai sektor. Di sisi lain keprihatinan pun muncul oleh adanya inflasi dan pengangguran
dikarenakan kurangnya lapangan pekejaan. Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting
dalam segala dimensi kehidupan ini. Sumbangan kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi
suatu negara tidaklah disangsikan lagi.

Kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan
perbaikan pada keadaan ekonomi di Indonesia sekarang ini karena wirausaha dapat menciptakan
lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan,
memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, meningkatnya perkembangan
kewirausahaan dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.

Pemerintah Indonesia mengakui bahwa jumlah wirausaha domestik masih tertinggal jauh dibanding
negara-negara lain di kawasan Asean dan Asia. Kedepan, target 2% jumlah wirausaha dari total
penduduk ditargetkan tercapai dalam 5 tahun.

Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, periode, jumlah wirausaha Indonesia sebanyak
1,55% dari total jumlah penduduk yang mencapai 253,61 juta jiwa, kemudian meningkat menjadi
1,65% di tahun 2016, dan hingga akhir 2017 telah mencapai lebih dari 3,1%.Sementara itu, jumlah
wirausaha Thailand pada periode tahun 2014 mencapai 3% dari total penduduknya. Meski secara
kuantitas wirausaha Indonesia lebih banyak dibanding Thailand, namun secara agregat pertumbuhan
wirausaha Thailand lebih bertumbuh dibanding Indonesia.
Lebih jauh, data Kementerian Koperasi dan UKM juga mencatat, jumlah wirausaha di beberapa
negara lain di seluruh dunia. Diantaranya, Singapura (7%) dari total 5,4 juta jiwa. Malaysia (5%),
Korea Selatan (4%), Jepang (10%), Tiongkok (10%), dan Amerika Serikat (12%).

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah telah berusaha membuka pelatihan-pelatihan kerja
yang bertujuan menjadikan masyarakat terjun menjadi wirausaha. Tentu saja sasarannya adalah
potensi yang dimiliki oleh daerah-daerah tersebut. Meski begitu ternyata jumlah wirausaha di
Indoensia tetap masih sedikit. Bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura
dan Malaysia masih kalah jauh. Makanya tidak heran jika jumlah pertumbuhan ekonomi juga
terbilang kecil di bawah angka 7%.

Menjadi wirausaha memang pilihan dalam pekerjaan. Namun jika ditimbang dari beberapa aspek
maka ada beberapa alasan mengapa orang di Indonesia kurang semangat menjadi seorang pengusaha.

Penyebab rendahnya jumlah wirausaha di Indonesia


1. Sistem pendidikan kurang mendukung pemuda menjadi wirausaha
2. Terlalu ambisius dan ingin sukses seketika
3. Wirausaha kecil kurang berinovasi
4. Lebih berminat menjadi karyawan

• Pertama-tama, sebaiknya kita berangkat ke masa depan saat ini juga. Bagaimana caranya?
Mulailah dengan mengunjungi first world countries, yaitu negara-negara maju.
• Mengapa mengunjungi negara-negara maju adalah perjalanan kita ke masa depan? Gaya hidup,
teknologi, dan prioritas yang dihadapi di negara-negara maju saat ini akan kita hadapi ketika
peradaban kita telah mencapai tahap serupa. Ini ibarat time traveler, tentu dalam makna figuratif.

Kedua, kenali masalah-masalah di negara-negara maju, karena pada substansinya, setiap produk
memberi solusi bagi problem.
 lahan dan tempat tinggal
 tidak cukupnya waktu untuk beraktivitas,
 terlalu lelah
 rendahnya kualitas hubungan antar manusia
 lingkungan hidup yang semakin rendah kualitasnya.
• Di tahun 2050, diperkirakan akan ada 6 miliar orang tinggal di daerah urban, sehingga
overcrowdedness dan affordable housing menjadi masalah utama. Di tahun 2016 ini saja,
Jakarta dan kota-kota besar Indonesia, dua masalah ini sangat mempengaruhi kualitas hidup
warga. Bayangkan apabila ada dua kali lipat jumlah warga yang tinggal di daerah urban
Indonesia.
• Bagaimana suatu produk memberi solusi bagi persoalan-persoalan di masa depan merupakan
jawaban bagi industri-industri apa saja yang akan bertahan di masa depan.

Bidang yang diprediksikan sangat dibutuhkan di masa depan:

Pertama, berhubungan dengan data dan algoritma. Hampir semua unit bisnis, manajemen, dan
operasional bisnis kini dihubungkan dengan Internet dan analisis berbasis komputer. Data dan
algoritma telah menjadi bagian hidup sebagaimana bernafas dan makan minum. Dibutuhkan:
Jasa data crunching dan Research & Development
Kedua, berhubungan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan fisik, psikis, dan
emosional
Ketiga, berhubungan dengan peningkatan kualitas ekologi. Berbagai bentuk substitusi sumber
daya alam yang diperbaharui seperti solar power, wind power, water power , dan nuclear power.
Keempat, berhubungan dengan peningkatan kualitas pemeliharaan, baik manusia, hewan
peliharaan, maupun instrumen teknologi. Dibutuhkan: bisnis-bisnis yang menciptakan
otomatisasi maintenance maupun jasa pemeliharaan, seperti nursing home, pet boarding hotel,
dan mechanical maintenance.
Kelima, berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, termasuk sandang, pangan, papan,
grooming, transportasi, dan jasa-jasa lainnya. Ini sangat bervariasi tergantung kebutuhan individu
dan institusi
MATERI KULIAH PERTEMUAN KWU KE 2
Identifikasi Sikap dan Perilaku Wirausahawan
Pengertian Kewirausahaan
Faktor pendorong wirausaha
Semangat kewirausahaan
Motivasi

Pengertian kewirausahaan

Konsepentrepreneurship(kewirausahaan)memilikiartiyangluas.Salah satunya,entrepreneur
adalahseseorangyangmemiliki kecakapantinggi dalammelakukanperubahan,memiliki
karakteristik yanghanyaditemukansangat sedikitdalamsebuah populasi. Definisi
lainnyaadalahseseorang yang ingin bekerjauntuk dirinya.

a. Pengertian harafiah / bahasa


 Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an.
Wirausaha dari kata wira artinya perwira/pahlawan.
 dan usaha artinya daya upaya atau usaha adalah kegiatan ekonomi dalam kehidupan
sehari-hari yang dilakukan secara terus menerus yang dilakukan oleh manusia dalam
rangka mencapai tujuan tertentu, atau keuntungan

b. Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :

 ZIMMERER
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
 ROBIN
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang /kesempatan untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang
mereka kendalikan.
 Raymond W. Y. Kao (1995) menyatakan bahwa kewirausahaan yaitu suatu proses penciptaan
sesuatu yang baru dan membuat suatu yang berbeda dari yang sudah ada, dan bertujuan untuk
tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.
 INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK ( Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan ) Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan tehnologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan
yang lebih besar.
 Menurut Peter F Drucker, Wirausaha merupakan kemampuan seseorang dalam membuat atau
menciptakan sesuatu yang berbeda, unik, dan bermanfaat.
 Robbin & Coulter Kewirausahaan merupakan suatu proses dimana seseorang ataupun suatu
kelompok Individu menggunakan upaya yang terorganisir & sarana untuk mencari sebuah
peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui sebuah inovasi & keunikan, tidak mempedulikan apapun sumber daya yang
mereka kendalikan.

• Wirausaha adalah orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai
tambah, melalui pemunculan gagasan, memadukan dengan sumber daya dan merealisasikan
gagasan tersebut menjadi kenyataan. Seorang wirausaha adalah orang yang mampu meneratas
gagasan manjadi realitas.
• Wirausaha berbeda dengan wiraswasta, walaupun sama-sama berusaha mandiri, namun
wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreatifitas dan daya inovasi.
• Intrepreneur berbeda dengan wirausaha, dimana wirausaha biasanya juga berperan sebagai
pemilik bisnisnya, sementara para eksekutif/karyawan/pekerja yang memiliki semangat
kewirausahaan dinamakan intrepreneur.

• FalsafahWirausaha

Setiap orang harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, jika bermaksud untuk mencapai
tujuan yang sesuai dengan apa yang paling diinginkan dalam hidup ini. Kekuatan datang
dari tindakan diri sendiri dan bukan dari tindakan orang lain. Meskipun resiko kegagalan
selalu ada, para wirausaha mengambil resiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas
tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari
pengalaman lampau akan membantu anda menyalurkan kegiatan anda untuk mencapai hasil
yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
Kewirausahaan bukan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (entrepreneurship are born
not made) serta tidak hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung dilapangan saja.
Seseorang yang memilki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui
pendidikan. Mereka yang menjadi enterpreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi
(traits) dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir
usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses,
memilki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memilki pengetahuan mengenai segala
aspek usaha yang akan ditekuni.

SIFAT DAN KEMAMPUAN DIRI WIRAUSAHA


 Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator), seorang wirausaha
dituntut tidak saja mampu mengelola/menguasai perubahan, tetapi jugaharus menciptakan
perubahan.
 Wirausaha selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan,
sebagai peluang dibandingkan kesulitan.
 Wirausaha cenderung cepat jenuh akan satu kondisisenantiasa bereksperimen degan
pembaharuan-pembaharuan.
 Wirausaha memandang pengetahuan dan pengalaman hanya alat untuk memacu kreatifitas,
bukan suatu yang harus diulangi.
 Wirausaha sangat paham akan dirinya sendiri.
 Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan orang lain.

Selain hal di atas wirausahawan juga :

 Percaya diri Keyakinan, ketidak tergantungan, individualistis, dan optimisme

 Berorientasi padatugas dan hasil. Kebutuhan untukberprestasi,berorientasi laba, ketekunan


dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetic dan inisiatif

 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-
saran dan kritik

 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel


 Berorientasi kemasa depan Pandangan kedepan, perspektif.

PENILAIAN DIRI MENGENAI KEWIRAUSAHAAN

Kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah dengan memahami diri sendiri, seseorang yang
menginginkan memulai suatu usaha tentunya juga menginginkan suatu keberhasilan, untuk hal
ini harus dimulai dari dirinya sendiri, diantara faktor-faktor penunjang dalam keberhasilan
berwirausaha berasal dari perasaan dari harga diri yang sehat, penilaian diri yang realistis dan
kesadaran akan kelebihan dan kekurangan akan diri seseorang. Beberapa usaha gagal
dikarenakan sejak awal diabaikannya penilaian yang akurat mengenai kemampuan mereka untuk
mewujudkan impian menjadi suatu tujuan.

Ada satu unsur penting yang sering terabaikan dari para calon pengusaha, sehingga seseorang
dapat bertahan dalam mempertahankan bisnisnya, yakni semangat berwirausaha. Semangat
inilah yang mendorong semua wirausahawan berjaya dalam mempertahankan bisnisnya.

Para wirausahawan terkenal memiliki pemahaman akan potensi-potensi dan keterbatasnan-


keterbatasan yang dimilikinya, dan karenanya mereka bekerja keras untuk mengembangkan
potensi-potensi dan mengatasi keterbatasan-keterbatasannya.

Ada beberapa indikator yang bisa menilai seseorang memiliki semangat kewirausahaan, yang
dapat menjadi panduan bagi calon wirausaha untuk menilai dirinya sendiri.

1. Berani menanggung resiko.


Seorang wirausahawan mnyukai usaha-usaha menantang yang melibatkan peluang-peluang
yang mudah menuju kesuksesan atau kegagalan, tidak seperti orang pada umumnya yang
senantiasa menghindari risiko-risiko, bahkan ia mencarinya. Namun dibalik hal tersebut
wirausahawan selalu mempertimbangkan risiko yang akan terjadi berdasarkan sumber-
sumber pengetahuan pengetahuan yang dimilikinya. Usaha akan dilaksanakan dan risiko
yang ditanggungnya bila peluangnya 60 % untuk berhasil.

2. Keterlibatan emosi pada pencapaian.


Bila telah diputuskannya suatu sasaran, maka keterlibatan emosi terhadap sasaran dilakukan
dengan sepenuh hati.

Sasaran merupakan hal yang sangat berarti sehingga senantiasa dipikirkannya, terutama untuk
keberhasilannya, sehingga strategi dan taktik direncanakan sejak awal usaha. Adanya rasa
kehawatiran akan kegagalan, menjadikan diidentifikasikannya segala hambatan dan rintangan
yang mungkin terjadi dalam pencapaian sasaran. Dipersiapkannya cara-cara pencegahan dan
penanggulangannya.
Namun demikian wirausahawan senantiasa bersikap optimistis dalam menghadapi
kemungkinan kegagalan usaha dan bertekad meraih keberhasilan. Masa depan dipandang
merupakan masa cerah dan menjanjikan, bukan masa suram.

3. Gigih dan mampu kerja keras.


Seorang wirausahawan mengejar sasaran sampai kepada kemampuan yang optimal.
Dicurahkannya seluruh kemampuan bakan dan emosinya demi sasaran, seolah-olah
keberadaannya bergantung akan sasaran tersebut. Wirausahawan gigih, tekun dan bekerja
keras walaupun menghadapi masa-masa yang sulit dan tidak akan membiarkan tugas dan
pekerjaan terbengkalai. Segala tekanan akan dihadapinya dan tetap melakukan aktifitasnya.

4. Aktif dan bersemangat.


Para wirausahawan bekerja melebihi kemampuan normal kebanyakan orang. Mereka bekerja
memacu diri dengan keras, dan senantiasa aktif. Pada beberapa kasus, diorganisasi atau
tempat yang melakukan pekerjaan rutin akan tidak menarik perhatiannya. Mereka tidak akan
puas pada kondisi pekerjaan yang biasa-biasa saja.

5. Pemanfaatan umpan balik


Para wirausahawan terus menerus ingin mengetahui seberapa efektif dan efesien
pekerjaannya, sehingga mereka sering disebut “pencari pengakuan prestasi”, umpan balik
yang diambilnya untuk mengetahui sejauhmana prestasi yang diraihnya. Umpan balik yang
bersifat negative maupun positif merupakan input untuk pelaksanaan kinerja dan produksi
yang lebih berkualitas. Seluruh fenomena dan kejadian dijadikan pengalaman dan tempat
belajar untuk menetapkan keputusan. Dengan demikian hambatan yang terjadi dapat
diantisipasi sebelumnya.

Para wirausahawan bersifat fleksibel, atas dasar umpan balik tidak selamanya perencanaan
selalu harus dilaksanakan seandainya tidak layak untuk dilakukan. Dalam membuat
perencanaan bisnis wirausahawan sangat obyektif, tidak segan untuk berkonsultasi dengan
fihak lain untuk mendapatkan umpan balik yang berhubungan dengan sasaran yang akan
ditetapkan.

6. Bertanggung jawab pribadi terhadap tindakan dan keputusan.


Wirausahawan senantiasa ingin menjadi penanggung jawab tunggal atas pekerjaan yang
dilakukannya. Merekan memimpin dan mewujudkan rencananya dan berinisiatif
mewujudkan gagasan-gagasan dengan tanpa menunggu oranmg lain memulainya. Mereka
sangat percaya diri bahwa secara pribadi dapat bertanggung jawab atas jalan hidupnya.
Baginya keberhasilan merupakan hasil usaha pribadi, bukan sekedar keberuntungan.

7. Percaya diri dan Mandiri.


Para wirausahawan adalah orang-orang yang berani, kuat dan tabah. Mereka berkeyakinan
akan mampu menjadi pemenang dan berkemampuan untuk membuktikannya. Mereka
memacu hidup dengan keyakinan diri yang tinggi, lingkungan bukanlah suatu yang
menakutkan melainkan sesuatu yang dapat dijadikan teman untuk memacu produktivitas.
Hampir semua orang bias menemukan kegagalan, namun wirausahawan tidak mudah
menyerah ketika gagal dan tetap melanjutkan usahanya, dan tidak pernah berkecil hati.
Serngkali wirausahawan dapat menyelesaikan pekejaan dengan atau tanpa orang lain karena
kemandirian dan rasa percaya dirinya. Kemampuan diri merupakan modal terbaik. Uang,
mitra kerja dan rtelasi merupakan modal tambahan yang harus didukung dengan kerja keras,
ambisi dan kemampuan.

8. Berpengetahuan.
Walau beberapa wirausahawan tidak mencapai pendidikan formal yang tinggi, tetapi
umumnya mereka berpengetahuan, mereka mempelajari bidang-bidang usaha secara cukup
baik. Umumnya mereka mengenali nilai-nilai dan berbagai fenomena/kejadian, sehingga
mereka lebih maju dari kebanyakan orang. Kuncinya mereka senantiasa menggali informasi,
dengan banyak bertanya, membaca dan mendidik diri sendiri, sehingga lebih bersikap
bijaksana.

9. Kemampuan meyakinkan orang lain.


Seorang wirausahawan harus mampu berbicara dengan cara menyenangkan orang lain.
Mungkin seorang wirausahawan tidak berkecukupan, tidak ternama, tidak bertitel sarjana,
namun dia bermimpi dan membicarakan mimpinya kepada orang lain dengan cara yang
menarik, sehingga orang lainpun ikut bermimpi dengannya, sehingga fihak lain larut bersama-
sama dalam impian yang tinggi. Kebersediaan fihak-fihak lain ikut dalam rencana usaha
berarti seorang wirausahawan dapat mempengaruhi dan mengilhami orang lain.

10. Berkemampuan manjerial.


Seorang wirausahawan adalah seorang pemimpin, dia mengelola usahanya, dapat mengatur
pekerjanya dan mendelegasikan sebagian fungsi pekerjaan kepada pegawainya, mengawasi
dan mengorganisir seluruh sumber daya dalam pelaksanaan pekerjaan, mencari cara atau
metode untuk meningkatkan penambahan nilai pada setiap pekerjaan, melaqkukan
pengendalian dan pengawasan, membuat rencana kerja, bersikap rasional dan objektif dari
pada emosional.

11. Inovatif.
Para wirausahawan tidak cepat puas akan sesuatu yang telah dilakukan atau dihasilkan,
mereka bersifat kreatif menggali gagasan-gagasan menunjukka kepeduliannya terhadap hal-
hal baru dan inovatif, Mereka berani dalam berproduksi dan menjual produk dengan
memanfaatkan perbedaan.

12. Orientasi pada pencapaian.


Para wirausahawan tidak hanya tertarik pada hasil akhir (pencapaian sasaran), tetapi juga
kepada proses dalam pencapaian, mereka seringkali menetapkan standar prestasi yang tinggi
bagi dirinya. Bila sasaran telah ditetapkan, maka akan diwujudkannya dengan seluruh
kemampuan dengan kinerja yang baik sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, bukan
demi penghargaan.

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam diri, terutama yang berkaitan
dengan semangat kewirausahaan, di halaman terakhir bagian ini bisa digunakan angket penilaian
diri untuk dapat coba.

Motivasi Kewirausahaan
Pengertian Motivasi Kewirausahaan

Motivasi adalah suatu rangsangan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kewirausahaan adalah proses penerapan
inovasi dan kreatifitas dalam penemuan peluang usaha yang dilakukan dengan semangat, dan
keberanian mengambil resiko. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Motivasi
Kewirausahaan adalah suatu rangsangan yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan
suatu usaha, yang dilakukan dengan penuh semangat, kreatif, inovatif, serta berani mengambil
resiko dalam rangka memperoleh keuntungan, baik berupa uang maupun kepuasaan diri.

Tiga elemen utama dalam definisi adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas berhubungan
dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah elemen yang paling banyak mendapat
perhatian ketika kita membicarakan tentang motivasi. Namun, intensitas yang tinggi sepertinya
tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan
arah yang menguntungkan organisasi. Dengan demikian, kita harus mempertimbangkan kualitas
serta intensitas upaya secara bersamaan. Upaya yang diarahkan ke dan konsisten dengan tujuan-
tujuan organisasi merupakan jenis upaya yang seharusnya kita lakukan. Terakhir, motivasi
memiliki dimensi ketekunan. Dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang
bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang termotivasi bertahan melakukan suatu
tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka.

Hierarki Teori Kebutuhan


• Barangkali, tepat untuk dikatakan bahwa teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki
kebutuhan (hierarchy of needs) milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam
setiap diri manusia terdaat hierarki dari lima kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
adalah:
1. Fisiologis: Meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya,
2. Rasa aman: Meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
3. Sosial: Meliputi rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
4. Penghargaan: Meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti rasa hormat diri,
otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status,
pengakuan, dan perhatian.
5. Aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi
pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.

• Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan lebih
rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah
(lower-orderneeds); kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan
tingkat atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan tersebut didasarkan pada
dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal (di dalam diri
seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal
(oleh hal-hal seperti imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan).

Periksalah alas an-alasan yang membuat saudara ingin melakukan pekerjaan atau usaha, dengan
cara menandai mana yang sesuai dengan diri.
pemenuhan fisik
___________________________________ Untuk mencari nafkah
___________________________________ Sebagai tambahan penghasilan
___________________________________ memperoleh hidup layak
___________________________________ Untuk Rasa Aman
___________________________________ Sebagai jaminan/stabilitas keuangan
___________________________________ Untuk Masa depan keluarga
___________________________________ Sosial
___________________________________ Untuk memperoleh status/gengsi
___________________________________ Dapat bertemu dengan orang banyak
___________________________________ Memberi pekerjaan pada orang lain
___________________________________ Membantu ekonomi masyarakat
___________________________________ Penghargaan
___________________________________ Untuk dikenal/dihormati
___________________________________ Sebagai panutan/tokoh
___________________________________ Eksistensi/Pemenuhan diri
___________________________________ Menghindari bekerja pada orang lain
___________________________________ Tantangan terhadap kemampuan diri
___________________________________ Menjadi atasan/Pimpinan
___________________________________ Mencari kepuasan bathin
___________________________________ Lain-lain
___________________________________
___________________________________
Kemudian dari daftar diatas urutkan alasan-alasan tadi berdasarkan kepentingannya. Dan
catatlah.
_________________________________ (paling penting)
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________ (kurang penting)
MATERI KULIAH PERTEMUAN KWU KE 3

KREATIF DAN INOVATIF DALAM BERWIRAUSAHA

Idea
Idea adalah suatu gagasan atau bentuk pemikiran yang baru untuk menemukan sesuatu yang
baru.

Kreativitas
Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu,kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau
menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Sedangkan arti dari kata ‘inovatif’
adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu
yang sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan. Yang
dimaksud dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausahawan. Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang
mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang
usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang
menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu sistem.

Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorentasi
tujuan, yang di desain untuk mencapai solusi suatu permasalahan. Sedangkan manusia
merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang
digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang lainnya pastilah
melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda dalam membangun bisnisnya. Cara atau
strategi inilah yang menentukan hasil akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang tersebut
menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula hasil dari bisnis yang mereka
jalankan.

Namun memang dalam berpikir kreatif tidaklah semudah yang dibayangkan. Bagi anak-anak
mungkin kreatifitas masih sangat luas karena pemikiran mereka masih dibebaskan. Tetapi
semakin bertambah dewasanya seseorang, kreatifitas seakan-akan telah dikotak-kotakkan dan
hal ini menjadi hambatan untuk seseorang berpikir kreatif. Hambatan tersebut bisa berasal
dari banyak hal dan faktor, seperti hambatan yang dibuat sendiri. Hal ini terjadi karena
adanya pengaruh pendidikan dan budaya, misalnya 1+1 = 2, apabila ada jawaban yang
berbeda maka akan dianggap salah atau aneh. Hambatan lainnya adalah tidak berusaha
menentang kenyataan atau menerima apa adanya, misalnya orang tersebut terpaku dengan apa
yang telah mereka alami selama ini, tidak mau keluar dari batasan-batasan yang ada
sebelumnya, dan terpaku pada peraturan-peraturan yang telah membelenggu. Atau hambatan
lainnya adalah hambatan yang paling sering ditemukan, yakni takut dianggap aneh atau
bodoh. Orang tersebut menjadi tidak berani mengeluarkan ide atau pendapat yang sebenarnya
sudah dipikirkan dan ada dalam benak pikirannya, dan orang tersebut juga tidak percaya diri
bahwa ide yang ada dalam pikirannya adalah ide yang sesungguhnya memang benar.

Hambatan-hambatan tersebut hendaknya diminimalisir atau justru dihilangkan karena dalam


berwirausaha, kreatifitas sangatlah dibutuhkan dan jangan sampai hambatan menjadi
permasalahan yang membuat ide kreatif kita tidak berkembang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kreatifitas wirausaha merupakan kemampuan seseorang untuk menuangkan ide dan
gagasan melalui berfikir kreatif menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian,
kemauan, kerja keras dan ketekunan.

Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha adalah inovatif. Dengan inovasi,
wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru maupun pengelolahan sumber
daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada
menjadi ada.

Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang pertama adalah
wirausahawan tersebut harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir
sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda antara objek, proses, bahan,
teknologi dan orang. Untuk membantu kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita
terhadap hubungan kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan memiliki
hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan yang
baru. Selain itu untuk dapat melakukan kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif
gunakanlah otak bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja. Proses
kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan, evaluasi
dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan
mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. Dan yang terakhir, untuk menjadi
seorang yang kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif
agar dapat menjadi orang yang sukses.

Inovasi
Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam
situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifat nya
relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi
sesuatu yang meruapakan lama bagi orang lain dalam konteks lain).
Inovasi adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang menambah atau
menciptakan nilai-nilai manfaat(social/ekonomik). Untuk menghasilkan perilaku inofatif
seseorang harus melihat inovasi secara mendasar sebagai proses yang dapat dikelola.

Referensi:

Lestari, I., Tonapa, H., & Sopiana. (2016, 05 13). Sopiana Blogspot. Retrieved 06 04, 2017,
from Kewirausahaan: http://sopianana.blogspot.co.id/2016/05/membangun-ide-kreatif-dan-
inovatif.html

Ulum, A. (2011). Anharululum Blogspot. Retrieved 06 04, 2017, from Membangun Ide
Kreatif dan Inovatif: http://anharululum.blogspot.co.id/2011/01/membangun-ide-kreatif-dan-
inovatif.html
MATERI KULIAH PERTEMUAN KWU KE 4

PEMBERDAYAAN DIRI

1. Konsep Pemberdayaan
Pemberdayaan,akanlebihmudahdipahamidalamketerkaitannya
dengan ketidakberdayaan(powerlessness), yang secara nyata maupun yang
dibayangkan,ketidakmampuanuntukmenolong dirisendiri (learned
helpness),keterasingan,perasaan tidakberdayamenentukan danmengatur
hidupnyasendiri(lossofsenseofcontroloverone’sownlife).Freire
(1999)mengemukakankonsepketidakber-dayaansebagaiakibat individu
yangberperansebagaiobyekterhadaplingkungan,dan bukansebagai subyekyangbertindak
didalamatauterhadapduniasekitarnya.Peran tersebutberakibatpada individu
mengasingkandiripada keikutsertaanda- lam membangunkenyataan-
kenyataansosial.LebihlanjutFreire, menegaskanbahwa ketidakberdayaandihasilkan
daripenemuansecara pasif dari kebudayaan opresif(oppression) yanggiven, atau menyerah
terhadap suatu kebudayaan diam (culture of silence).
Ketidakberdayaan adalahsebagai salah satu bentuk interaksi antara individu dengan
lingkungannya dan merupakan kombinasi dari
Sikap menyalahkan diri sendiri, perasaan terasing dari sumber-sumber
Pengaruh sosial,pengalaman tidak memilikiaksesatausuaradalam menentukan
suatukeadaan,secaraekonomisren-tanataujugaperasaan
tidakmemilikiharapan.(Rappaport&Hess,1994). Pemberdayaan itu berkaitan erat dengan
perasaan-perasaan individu, harga diri dan kepercayaan diri. Pemberdayaan juga tidak dapat
dipisahkan keterkaitannya dengan aspek sosial, ekonomi, politik di lingkungan individu
yang bersangkutan.
Pemberdayaan sebagai proses pemberian kekuatan atau daya yang bertujuan membangkitkan
kesadaran, pengertian dan kepekaan individu terhadap perkembangansosial,ekonomi,dan
politik sehingga ia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kedudukannya (Kindervater(1989). Pemberdayaan dalam pengertian di atas sebagai usaha
dari luar individu/kelompok orang untuk meningkatkan kemampuan atau daya agar individu
atau kelompok orang peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi dan mampu
menyesuaikan perubahan yang terjadi. Pemberdayaan diri berarti proses peningkatan
kemampuan atau daya yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan dengan tujuan untuk
meningkatkan kepekaan terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan yang terjadi
sehingga berkemampuan untuk mengevaluasi diri dan meningkatkan status sosialnya.
Proses Pemberdayaan Diri
Proses pemberdayaan biasanya dilaksanakan dengan dua cara,
Yaitu secara konseptual dan empirik (Freire,1999). Pemberdayaan secara konseptual berarti
peningkatan kemampuan menciptakan ide/gagasan atau secara lebih spesifik proses
penyadaran diri (self awareness). Selanjutnya pemberdayaan empiric yang dilakukan individu
untuk memperbaiki kehidupan dengan cara yang praktis. Sedangkan Stewart(1994),
mengemukakan langkah-langkah pemberdayaan diri meliputi (1) memeriksa keterbatasan
diri, (2) memperluasbatas, (3) membangun dialog batin yang positif, (4) mengupayakan
dukungan.
Melihat keterbatasan diri, berarti seseorang melakukan evaluasi diri terhadap kelebihan dan
kekurangan yang melekat pada dirinya.
Sebagai anggota organisasi atau karyawan membandingkan standar kinerja yang ditetapkan
dengan kinerja yang ditampilkan (kinerja yang
Telah dicapai). Namun tidak jarang pembatasan dilakukan oleh institusi terutama dalam
mengambil inisiatif dan kebijakan. Memperluasbatas, karyawan dapat melakukan pekerjaan
melebihi standar yang ditetapkan
Berarti berhasil memperluas batas (standar kinerja). Faktor pimpinan melakukan intervensi
terhadap karir seseorang.
Membangun dialogbatin yang positif, merupakan dialog internal, yaitu mengirim pesan pada
diri sendiri, bicara dengan diri sendiri walaupun tidak menggunakan kata-kata. Pesan tentang
situasi atau keinginan kita terhadap orang lain. Dialogbatin
yang negatif menghalangi pemberdayaan diri. Mengupayakan dukungan,
lingkungan kerja dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan diri (self empowering), teman
kerja, customer, atau sarana dan prasaran organisasi.
Dalam kalimat yang berbeda, Prijosaksono&Sambel(2003:57) menggunakan istilah
memaksimalkan kemampuan pribadi untuk pengertianpemberdayaandiri. Dikatakannya,
usaha memaksimalkan pribadi melalui proses sebagai be-rikut:
(1) menggunakan kekuatan pikiran, (2)menetapkan tujuan, (3)menjadi kreatif dan produktif,
(4) persimpangan karir, (5) membangun reputasi.
Menggunakan kekuatan pikiran, salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi dan kekuatan
yang kita miliki adalah pada kekuatan pikiran kita. Pikiranan dapat menentukan kesusksesan
anda, dan kebiasaanan dapat menentukan masa depan anda. Menguasai dan mengendalikan
pikiran kita hanya dapat dilakukan melalui serangkaian latihan terus menerus dan disiplin
diri yang kuat. Melalui serangkaian latihan untuk mengoptimalkan kekuatan pikiran kita bias
memanfaatkan kekuatan
Dahsyat dari pikiran kita secara otomatis. Menetapkan tujuan, berarti menentukan tujuan yang
anda lihat dalam perspektif kehidupan anda mulai saat ini dan dimulai dari apa yang anda
miliki saat ini.Jangan melihat kebelakang maupun menyesali apa yang ingin anda miliki saat
ini. Menjadi kreatif dan produktif, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, termasuk
menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Produktif berarti mampu menghasilkan
sesuatu secara terusmenerus. Persimpangan karir,diantara kita mungkin sedang berada
dipersimpangan karier, apakah bekerja sebagai professional ataukah memulai bisnis sendiri,
terutama usia sekitar 40 tahun “life begins at fourty”. Pilihan apapun yang kita ambil akan
menentukan masa depankita. Membangun reputasi, atau dalam istilah Inggris
disebut“personalbrand development”.Membangun reputasi berarti membangun persepsi orang
lain tentang diri kita. Persepsi orang terhadap kita bisa positif atau negatif bergantung dari
pengalaman dan interaksi orang lain dengan kita.Reputasi seseorang dapat dikenali dari
gagasan, kecerdasan,kemampuan, pemikiran dan pandangan-pandanganya terhadap dunia.

PEMBERDAYAAN DIRI
MATERI KULIAH PERTEMUAN KWU KE 5
Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
biasamembaca.blogspot.co.id/2015/01/beberapa-faktor-penyebab-kegagalan-dan.html

Beberapa Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha

a. Keuntungan dan Kerugian berwirausaha

Sebelum membahas faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha, berikut


akan dikemukakan keuntungan dan kerugian berwirausaha:

Keuntungan: 1) Otonomi pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha
menjadi pemimpin 2) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi 3) Kontrol financial,
bebas dakam mengelola uang 4) Kemandirian berusaha dan membuat keputusan

Kerugian: 1) Pengorbanan personal 2) Beban aset ditanggungjawab sendiri. 3) Harus


mengelola seluruh fungsi bisnis 4) Kecilnya margin keuntungan 5) Risiko kemungkinan gagal
tinggi b. Faktor Penyebab Kegagalan Beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usahanya antara lain (Zimmerer,1996) 1) Tidak kompeten dalam
manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha 2) Kurang
berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber daya manusia dll 3)
Kurang dapat mengendalikan keuangan 4) Gagal dalam perencanaan 5) Lokasi yang kurang
memadai 6) Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha 7) Ketidakmampuan dalam
melakukan transisi kewirausahaan.

Megginson (2000) dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab kegagalan dalam
small business adalah: 1) Lack of capital, kekurangan modal, tidak bisa menjalin relasi 2) No
business knowledge, kurang memiliki pengetahuan tentang bisnis 3) Poor msnsgement, tidak
memiliki keterampilan dalam manajemen 4) Inadequate planning, tidak membuat planning
karena menganggap tidak penting 5) Inexperience, kurang pengalaman

Moko PA (2005) membagi faktor kegagalan menjadi faktor internal dan eksternal.

Faktor internal disebabkan oleh: 1) Kurang pandai dalam beberapa hal tertentu, karena kurang
belajar dan berlatih 2) Kurang pengalaman 3) Kurang baik mengatur waktu 4) Kurang berani
mengambil resiko 5) Kurang pandai meyakinkan orang 6) Kurang cepat bertindak 7) Kurang
mampu melihat dan memanfaatkan peluang 8) Tidak mepati janji 9) Tidak jujur cepat merasa
puas
Faktor eksternal 1) SDM yang tidak memadai, kialitas dan kuantitasnya 2) Komitmen pihak
lain yang tidak terbukti 3) Kenaikan harga barang yang tidak terduga 4) Perubahan ekonomi
global 5) Kebijakan pemerintah 6) Krisis ekonomi, politik,hukum 7) Perkembangan iptek

Beberapa kegagalan wirausaha menurut Kirk Patrick dalam Buchari (2007), sebab-sebab penjual
mengalami kegagalan antara lain: 1) Kurang inisiatif 2) Tidak membuat rencana (hal 132)

Adapun faktor-faktor keberhasilan wirausaha dapat dilihat dari kiat-kiat sukses menjadi
wirausaha, Murphy and Peck dalam Buchari (2007) yaitu: 1) Mau bekerja keras 2) Bekerjasama
dengan orang lain 3) Penampilan yang baik 4) Yakin 5) Pandai membuat keputusan 6) Mau
menambah ilmu pengetahuan 7) Ambisi untu maju 8) Pandai berkomunikasi

c. Faktor Penyebab Keberhasilan Berwirausaha

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha, Buchari (2007: 134) 1) Mampu melayani
konsumen secara baik dan mengetahui persis target pasarnya 2) Memiliki modal cukup 3)
Mencari dan menggunakan informasi secara tepat 4) Mampu memnej waktu secara efektif 5)
Memiliki tenaga ahli ysng bisa diandalkan

Faktor keberhasilan orang cina dalam berdagang antara lain: Kerja keras dan tidak mengenal arti
putus asa, sabar, pandai merebut peluang, berpegang pada janji, berusaha meyakinkan pelanggan,
memiliki daya tahan dan semangat yang tinggi, tidak suka menunggu, karena peluang tidak
pernah menunggu mereka (Ann Wan Seng, 2007
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA

Sebelum merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan
kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan mengetahui faktor keberhasilan dan kegagalan
usaha maka calon pengusaha dapat membuat suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti
apabila terjadi hal-hal di luar perencanaan semula.

1. Keberhasilan Wirausaha

a. Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Wirausaha


Ada beberapa pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya :
1. Faktor manusia
2. Faktor keuangan
3. Faktor organisasi
4. Faktor mengatur usaha
5. Faktor pemasaran
b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Wirausahawan yang Sukses di antaranya :
1. Ada visi dan tujuan yang jelas.
2. Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu.
3. Terencana dan terorganisir.
4. Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5. Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan
lainnya.

Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.


1) Menurut W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan, yaitu :
2) Peluang pasar yang baik.
Keunggulan persaingan.
3) Kualitas barang/jasa.
4) Inovasi yang berproses.
5) Dasar budaya perusahaan.
6) Menghargai pelanggan dan pegawai.
7) Manajemen yang berkualitas.
8) Dukungan modal yang kuat.

2. Kegagalan Wirausaha

a. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


Seperti telah di kemukan sebelumnya, bahwa keberhasilan atau kegagalan wirausaha
sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha. Zimmerer mengemukakan beberapa
faktor-faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya,
yaitu :
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan
usaha, kemampuan mengoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia,
maupun kemampuan menginterasikan operasi perusahan.
2. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
3. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
4. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
tidak efektif.
5. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang di lakukan menjadi labil dan gagal.
6. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal adalah besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewiraushaan. Wirausahawan
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan
untuk menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya
bisa di peroleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.

b. Faktor-Faktor yang Membuat Seseorang Mundur dari Wirausaha


Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer mengemukakan
beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu :
Pendapatan yang tidak menentu.
1) Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
2) Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
3) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.
c. Alasan Utama Kegagalan Usaha Baru
Alasan utama kegagalan usaha baru antara lain :
1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai.
2. Kinerja produk yang salah.
3. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif.
4. Adanya persaingan.
5. Keusangan produk yang terlalu cepat.
6. Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat

Anda mungkin juga menyukai