NIM : 222350029
Kelas : Manajemen B
MAKALAH
PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM
A. Pendahuluan
Krisis yang melanda Indonesia sejak tahun 1996 telah berdampak tidak hanya pada dunia
usaha tetapi juga pada kesejahteraan seluruh masyarakat. Dunia kerja semakin kecil dan semakin
kecil, sementara pada saat yang sama jumlah orang yang membutuhkan pekerjaan semakin
meningkat. Terakhir, pengangguran yang disebabkan oleh pengangguran juga menjadi beban
masyarakat. Pengangguran ini disebabkan semakin sulitnya mencari pekerjaan, terutama di kota-
kota besar. Masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan seringkali mengharapkan pekerjaan formal
kantoran, sementara kesempatan kerja sektor formal sangat terbatas. Tuntutan kualitas sumber daya
manusia semakin meningkat dan membutuhkan kualitas khusus yang semakin sulit untuk dipenuhi.
Kesempatan kerja yang terbatas membuat orang mencari cara untuk bertahan hidup untuk hidup
layak. Dengan latar belakang tersebut, sektor informal menjadi salah satu pilihan yang dapat
membantu menekan angka pengangguran. Kewirausahaan merupakan salah satu alternatif solusi
terbaik.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat. Pengusaha juga didefinisikan sebagai orang yang memiliki ide dan yang
mengelola serta menerapkannya. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menggerakkan orang
dan berbagai sumber daya untuk menciptakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi
dari berbagai masalah untuk menciptakan makna dan memenuhi kebutuhan manusia. Berdasarkan
situasi di atas, kehadiran dan peran pengusaha tentu akan mempengaruhi perkembangan ekonomi
dan perbaikan situasi ekonomi Indonesia saat ini. Menjadi wirausaha berarti mampu menemukan
dan mengevaluasi peluang untuk mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan merebut
peluang tersebut. Dengan meningkatnya kewirausahaan, diharapkan perekonomian Indonesia juga
akan tumbuh.
B. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menggerakkan orang dan berbagai sumber daya
untuk menciptakan, mengembangkan, dan menerapkan solusi atas berbagai masalah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat dengan pemikiran kewirausahaan orang mampu
bereaksi terhadap perubahan kebutuhan dan realitas. Jiwa wirausaha ini tercermin dalam keinginan
untuk mengambil inisiatif dan kreatif serta inovatif dalam pengelolaan orang dan sumber daya
untuk mencapai hasil yang memuaskan. Pengusaha adalah agen perubahan sosial, politik dan
ekonomi. Secara umum, kewirausahaan dikaitkan dengan perusahaan perintis di sektor keuangan.
Padahal, kewirausahaan dapat tumbuh dan berkembang di sektor atau organisasi non ekonomi
seperti: organisasi masyarakat baru, pusat rehabilitasi baru, atau lembaga kesenian baru. Keunikan
kewirausahaan terletak pada memulai dan membangun sesuatu yang baru dan lebih efektif daripada
melanjutkan apa yang sudah ada.
Dalam beberapa dekade terakhir, proses globalisasi telah menyebabkan perubahan sosial
dan ekonomi yang sangat cepat di berbagai bidang. Di sisi lain, ada juga kekhawatiran tentang
inflasi, pengangguran, dan dilema ekologis untuk mencapai tujuan ekologis serta kelangsungan dan
keseimbangan ekonomi di planet ini. Hal ini membutuhkan kepemimpinan yang kreatif dalam
memecahkan masalah yang kompleks. Generasi saat ini dan masa depan membutuhkan
keterampilan dan pendidikan untuk menghadapi ini dan berbagai perubahan sosial dan kebutuhan
manusia.
Di negara yang mengalami resesi di berbagai wilayah, seperti Indonesia saat ini, kekurangan
pangan dan kelaparan, serta tragedi kemanusiaan, adalah hal biasa. Kondisi seperti itu
menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap kemampuan dan kemampuan seseorang untuk
mengendalikan masa depan. Fakta-fakta tentang kehidupan bisnis yang buruk di atas menunjukkan
betapa pentingnya kewirausahaan dapat memberikan solusi bagi masalah ekonomi, lingkungan,
sosial dan kemanusiaan. Kewirausahaan memegang peranan yang sangat penting dalam segala
bidang kehidupan. Komunitas yang dibangun kembali mendapatkan vitalitas dan energi melalui
kewirausahaan.
Upaya sistem Islam sangat mementingkan setiap umat, anjuran untuk merebut peluang
hidup di dunia ini melalui usaha dan kerja aktif serta tidak lupa untuk mendapatkan imbalan di
dunia dan akhirat, karena setiap usaha dan amal itu didasarkan oleh Allah, Sebagaimana firman-
Nya, Dalam (QS. At-Taubah: 9:105.)
Terjemahannya :
Dan katakanlah: “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang- orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan di kembalikan kepada (Allah) yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan. (At-Taubah:105)
Di sisi lain, Rasulullah SAW menekankan kepada seluruh umatnya agar tidak menjadi umat
malas yang suka mengemis. Pekerjaan apa pun, meskipun tampak tidak bergengsi di mata banyak
orang, jauh lebih baik dan lebih mulia daripada kekayaan yang diperoleh dengan mengemis atau
kekayaan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal. Dalam hal ini dijelaskan secara terus untuk
mengeksplorasi kehidupan manusia dalam kewirausahaan, daya saing dan kekuatan bisnis, dan
kualitas sumber daya manusia. Tuhan menciptakan bumi ini agar manusia dapat menemukan
kehidupan yang memuaskan dengan mengekstraksi sumber daya alam dari permukaan bumi.
Dalam dua tahun terakhir, negara Indonesia belum menunjukkan perubahan yang signifikan
di berbagai bidang. Kebijakan pemerintah masih simpang siur, undang-undang semakin tidak jelas,
bencana terjadi di mana-mana, dan kondisi sosial semakin tidak aman. Tidak ada perubahan ke arah
yang lebih baik di sektor keuangan. PHK terus berlanjut karena banyak pengusaha tidak lagi tertarik
untuk memulai atau mengembangkan usahanya dan banyak investor asing yang memutuskan untuk
merelokasi usahanya ke negara lain yang lebih menjanjikan.
Di sisi lain, seluruh penduduk usia kerja tidak bisa begitu saja menganggur. Hidup harus
terus berjalan dan pendapatan yang stabil harus diupayakan untuk menutupi biaya hidup yang
semakin mahal. Berbagai ide bisnis dihasilkan dan didiskusikan dalam berbagai forum pertemuan
formal dan informal. Beberapa dari gagasan ini hanyalah "mimpi indah", yang lain disambut
dengan sangat antusias. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita merasa sangat termotivasi
dalam menghadapi krisis yang sedang berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat David Fagin
(dalam buku Crouch tahun 2002) yang mengatakan bahwa sebagian besar tantangan dapat diatasi
melalui kreativitas. Tanpa kreativitas, masalah jarang menjadi peluang.
Dampak sosial ekonomi yang positif dari kewirausahaan antara lain menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki distribusi pendapatan, memanfaatkan dan
menggerakkan sumber daya untuk meningkatkan produktivitas ekonomi nasional, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemerintah seperti pajak dan lain-lain.
Hendra Esmara mempresentasikan gagasan pengukuran pembangunan Indonesia yang terdiri dari
tiga bagian. Tiga komponen tersebut adalah populasi dan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi,
serta kesetaraan dan kesejahteraan sosial. Berdasarkan pemikiran tersebut, kewirausahaan dapat
memajukan pembangunan Indonesia, karena kewirausahaan dapat menciptakan lapangan kerja
sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Michael P Sumber pembangunan ekonomi Todaro dapat berupa faktor yang berbeda-beda,
namun secara umum dapat dikatakan bahwa sumber utama pertumbuhan ekonomi adalah investasi
yang mampu meningkatkan kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan modal. lead. untuk jumlah dan yang dapat meningkatkan
produktivitas semua sumber daya melalui penemuan baru, inovasi dan perkembangan teknologi.
1. Resiko Riil, adalah resiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan
bisa dihindari. Termasuk dalam risiko ini adalah:
a. Kehilangan modal baik yang sudah ditanam dan akan ditanamkan
ke dalam perusahaan
b. Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, di masa
sekarang ataupun masa depan
c. Kehilangan mata pencaharian untuk menutupi kebutuhan sehari-hari
d. Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini dimilikinya
(decision-making) karena ada pengalihan gaya bisnis keluarga
menjadi gaya bisnis profesional
2. Resiko Psikologis, adalah resiko yang tidak terlihat, tidak bisa dihitung, bisa
diantisipasi, tetapi belum tentu bisa dihindarkan. Termasuk dalam risiko ini
adalah:
a. Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra, dsb) dan risiko
menanggung malu
b. Kehilangan kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain (Menjadi
paranoid atau blind-dependency)
Dari empat risiko nyata yang dihadapi pengusaha di atas, risiko terakhir
adalah risiko yang sering diabaikan dan sangat diabaikan, yaitu hilangnya kendali
atau kekuasaan akibat peralihan dari gaya bisnis keluarga ke gaya bisnis
profesional. Banyak pengusaha merasa bahwa risiko ini tidak perlu
dipertimbangkan dan masih bersikeras mempertahankan cara lama berbisnis di
perusahaan mereka. Nyatanya, gaya ini seringkali tidak bertahan lama dan bisa
menimbulkan kerugian lebih lanjut (kehilangan peluang). Di sisi lain, menerapkan
gaya bisnis ini mengakibatkan para profesional tidak mampu melakukan yang
terbaik.
Mengapa begitu sulit bagi seorang pengusaha untuk menyerahkan kendali perusahaan
kepada para profesionalnya? Jawabannya adalah banyak dari mereka yang frustasi dengan para
profesional yang seringkali bersikap angkuh dan tidak ada kaitannya dengan kebutuhan, visi dan
misi pengusaha. Rasa frustrasi pemilik kemudian diterjemahkan ke dalam keluhan bahwa sangat
sulit menemukan manajer atau orang yang tepat, apalagi profesionalisme tingkat tinggi. Berikut
adalah beberapa contoh kendala yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha:
1. Kita bukannya tidak mau memberikan wewenang dan tanggungjawab kepada para
profesional tetapi tolonglah carikan orang yang tepat. Kita sering kecewa dengan para
manager.
2. Kita sulit untuk berbisnis besar di Indonesia karena kualitas sumberdaya manusianya begitu
rendah sehingga tidak mungkin produktivitas itu tinggi
3. Yang paling susah punya bisnis di Indonesia adalah urusan ketenaga-kerjaan; susah sekali
mengatur orang, sudah malas, bodoh, tidak mau mengerti, bisahanya menuntut, dan harus
diatur dengan keras karena seringkali diberi hati malah minta ampela.
Keluhan seperti di atas seharusnya tidak muncul jika para pengusaha sudah menyiapkan
infrastruktur manusia setelah keputusan untuk mengembangkan usaha. Sama halnya dengan
perencanaan keuangan, sumber daya ini harus dirinci dan diselaraskan dengan jelas dengan rencana
pengembangan perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah arah pengembangan perusahaan, skala
dan fungsi departemen sumber daya manusia yang dibutuhkan (manajer lini atau manajer senior),
kualitas sesuai dengan visi dan keadaan perusahaan, serta wewenang dan tanggung jawab yang akan
diberikan kepada itu, yang sesuai dengan perusahaan dan kepribadian wirausaha, dll
Pada kenyataannya, perencanaan tenaga kerja jarang dilakukan oleh pengusaha dan sering
dilupakan. Lebih sering karyawan baru dicari dan dipekerjakan ketika kebutuhan mendesak. Dalam
hal ini, proses lamaran profesional seringkali tidak efektif karena dilakukan dengan tergesa-gesa
dan tanpa perencanaan yang matang. Penempatan spesialis di perusahaan menjadi tambal sulam.
Oleh karena itu, sering terjadi peretasan oleh tenaga profesional, meskipun belum tentu seorang
peretas profesional dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam kondisi dan iklim kerja yang
berbeda. Pengusaha seringkali kecewa pada akhirnya, apalagi biaya perekrutan biasanya cukup
tinggi. Idealnya, proses rekrutmen dan seleksi harus melalui beberapa tahapan, antara lain
perencanaan dan standar kualitas staf yang detail, sehingga perusahaan mendapatkan tenaga
profesional yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka
Fajri, A. (2021). Peran kewirausahaan dalam pembangunan ekonomi. Iqtishodiyah: Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, 7(2), 104-112.
Darojah, Z., Quro’i, M. D., & Dewi, D. K. (2018). Peran Kewirausahaan Dalam Pertumbuhan
Ekonomi Islam Di Indonesia. Maliyah: Jurnal Hukum Bisnis Islam, 8(2), 218-253.
Chrysnaputra, R. D., & Pangestoeti, W. (2021). Peran dan Fungsi Kewirausahaan Islam dalam
Pembangunan Ekonomi Indonesia. Al-Iqtishod: Jurnal Ekonomi Syariah, 3(1), 28-48.
Mulyani, S., & Asnawi, N. (2022). Peran Strategis Kewirausahaan dalam Pembangunan (Tinjauan
Pendekatan Ekonomi Islam). Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(3), 2958-2965.
Sari, I. (2022). Peran Kewirausahaan Dalam Pertumbuhan Ekonomi. OSF Preprints. May, 23.
Sara, K. D., & Fitryani, F. (2020). Peran Kewirausahaan Dan E-Commerce Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Dalam Perspektif Islam.
Jurnal EMA, 5(2), 66-76.
HAVI, I. F. (2022). PERAN WIRAUSAHA DALAM MENGATASI EKONOMI BANGSA.
PERAN WIRAUSAHA DALAM MENGATASI EKONOMI BANGSA.
Effendy, Y., Andriawan, A., Rawati, M., Hawari, R., & Al-Amin, A. A. (2023). Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Islam Di Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah
Ekonomi, Manajemen Dan Syariah (JIEMAS), 2(2), 121-128.
Salsabila, S., & Rohman, A. (2023). IDENTIFIKASI MINAT DALAM MEMILIH KARIER
WIRAUSAHA PADA MAHASISWA EKONOMI SYARIAH FAKULTAS
KEISLAMAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA. Jurnal Ilmiah Manajemen,
Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 7(2), 191-207.
Hossain, M. M., et al. (2021). The Role of Entrepreneurship in Economic Development: Evidence
from Islamic Banks in Bangladesh. Journal of Islamic Accounting and Business Research,
12(2), 327-342.
Hossain, M. M., et al. (2022). The Role of Entrepreneurship in Economic Development: Evidence
from Islamic Banks in Malaysia. Journal of Islamic Business and Management, 12(1), 92-
107.
Huda, N., & Amin, H. (2019). The Role of Entrepreneurship in Islamic Economic Development:
Evidence from Muslim Countries. Journal of Entrepreneurship in Emerging Economies,
11(1), 70-94.
Ibrahim, F., et al. (2020). The Role of Islamic Microfinance in Promoting Entrepreneurship and
Economic Development: A Case Study of Indonesia. Journal of Islamic Marketing, 11(6),
1484-1499.
Ishaq, M., et al. (2021). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic Finance
in Pakistan. Journal of Islamic Banking and Finance, 8(2), 1-15.
Ishaq, M., et al. (2022). Entrepreneurship and Economic Development: A Comparative Analysis of
Islamic and Conventional Microfinance Institutions in Pakistan. Journal of Islamic
Accounting and Business Research, 13(1), 135-150.
Khan, M. R., et al. (2022). Entrepreneurship and Economic Development: A Comparative Analysis
of Muslim and Non-Muslim Countries. Journal of Islamic Marketing, 13(3), 581-596.
Khan, M. S., et al. (2021). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic
Microfinance in Pakistan. Journal of Islamic Business and Management, 11(2), 115-131.
Mohd Noor, N. M., & Ramli, R. (2020). Entrepreneurship and Economic Development: The Role
of Islamic Banks in Malaysia. Journal of Islamic Marketing, 11(2), 562-577.
Rahman, M. H., et al. (2022). The Role of Entrepreneurship in Economic Development: Evidence
from Islamic Microfinance Institutions in Malaysia. Journal of Islamic Marketing, 13(1),
107-122.
Rahman, R. A., & Ramli, R. (2020). Entrepreneurship Education and Economic Development: A
Study of Islamic Higher Education Institutions in Malaysia. Journal of Education and
Entrepreneurship, 7(1), 16-26.
Rahman, R. A., et al. (2022). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic
Microfinance in Bangladesh. Journal of Islamic Marketing, 13(2), 405-420.
Saidi, N. F. S. M., & Ahmad, R. (2019). Entrepreneurship and Economic Development: A Case
Study of Islamic Microfinance Institutions. International Journal of Islamic Business, 4(1),
37-51.
Sulong, S. Z., et al. (2020). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic
Microfinance in Malaysia. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 11(6),
1303-1320.
Tariq, A., et al. (2021). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic Banking
in Pakistan. Journal of Islamic Business and Management, 11(1), 40-55.
Youssef, M. A., et al. (2021). Entrepreneurship and Economic Development: A Comparative Study
of Muslim and Non-Muslim Countries. Journal of Islamic Marketing, 12(2), 437-452.
Zahid, M. H., et al. (2021). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Zakat-based
Microfinance Institutions in Pakistan. Journal of Islamic Accounting and Business
Research, 12(3), 643-658.
Zahid, M. H., et al. (2022). Entrepreneurship and Economic Development: The Role of Islamic
Microfinance in Indonesia. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 13(4),
824-839.