Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ade Fitriyani

NPM : 2119160043
Program Studi : Pendidikan Biologi
Mata Kuliah/Smt : Ekologi Hewan/ 7/ IV A
Dosen : Dr. Dadi, M.Si.
Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Februari 2020

2. Penelitian tentang arthopoda predator wereng padi mendapatkan tabel seperti berikut;....(35)
Tabel XX. Data indikator komunitas arthopoda predator wereng padi menurut lokasi dan
fase pengamanatan
Lokasi A Lokasi B
No Indikator Komuitas
MT I Bera MT II MT I Bera MT II
1 Jumlah Jenis 25 22 26 29 21 27
2 Jumlah Total Individu 745 440 1.027 1.586 632 748
3 Indeks Keragaman Jenis 2.09 2.38 2.40 2.02 2.14 2.33
4 Indeks Kemerataan Jenis 0.65 0.77 0.74 0.60 0.70 0.71
Keterangan:
MT I : masa tanam pertama (15 x pengamatan)
Bera : masa tanpa tumbuhan budidaya (8 x pengamatan)
MT II : masa tanam kedua (15 x pengamatan)
Lakukan analisis berdasarkan Tabel XX di atas dengan tahapan sebagai berikut: (35)
a. Ungkapkan temuan-temuan yang menarik dari sudut ekologis (minimal 4 dari umum ke
khusus)!
b. Berikan argumentasi ekologi teoretis tentang mengapa temuan tersebut (pada jawaban
poin 1a.) terjadi!

Jawaban :
a. Temuan
1) Pada ekosistem sawah dibutuhkan keseimbangan keanekaragaman hayati yang
hidup di ekosistem tersebut, dalam ekosistem pertanian padi di sawah terdapat
keanekaragaman hayati musuh alami dan organisme pengganggu tanaman.
Arthopoda merupakan predator yang merupakan musuh alami yang paling
berperan untuk mengendalikan populasi organisme pengganggu tanaman. Wereng
merupakan organisme pengganggu tanaman. Kelimpahan Arthopoda dalam
ekosistem sawah berbeda-beda pada setiap plotnya, hal ini bisa disebabkan oleh
kelimpahan vegetasi yang dapat mendukung kelangsungan hidup Arthopoda.
2) Teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman secara bijak berpengaruh
terhadap kelimpahan Arthopoda
3) Komunitas Arthopoda sebagai predator wereng terganggu akibat penggunaan
insektisida yang tidak bijak karena menjadi serangan organisme non-target
4) Terjadi penurunan biodiversitas karena rantai makanan terganggu
b. Argumen
1) Keanekaragaman dan kelimpahan Arthopoda predator wereng pada setiap lokasi
pengamatan berbeda baik pada masa tanam I maupun II. Jumlah jenis individu
pada masa tanam I di lokasi A (25) lebih rendah dibandingkan lokasi B (29).
Beragamnya jenis dan total individu Arthopoda di lokasi B kemungkinan
dipengaruhi oleh kelimpahan vegetasi yang mendukung kelangsungan hidupnya,
seperti sumber makanan yang banyak serta belum digunakan insektisida. Pada
masa tanpa tumbuhan budidaya, kelimpahan Arthopoda dikedua lokasi
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena berkurangnya kelimpahan
vegetasi yang mendukung kelangsungan hidupnya. Sedangkan kelimpahan
Arthopoda predator wereng di pada masa tanam II pada lokasi A lebih tinggi
dibandingkan lokasi B. Hal ini terjadi karena keseimbangan ekosistem lokasi B
masih terjaga sehingga masih mampu menunjang kehidupan Arthopoda. Dengan
demikian keanekaragaman Arthopoda di lokasi A lebih baik dengan lokasi B hal
ini ditunjukan indeks keragaman dan kemerataan jenis yang menunjukkan angka
lebih besar.
2) Teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman secara bijak berpengaruh
terhadap kelimpahan Arthopoda hal ini terbukti pada lokasi A yang lebih tinggi
dibandingkan lokasi B. Jika pengendalian OPT dilakukan secara bijak, maka
keseimbangan ekosistem akan tetap terjaga, sehingga rantai makanan tetap
berjalan dengan baik.
3) Arthopoda yang menjadi predator wereng akan menjadi sasaran non-target
sebagai efek penggunaan insektisida yang tidak dengan menganggap predator
sebagai hama. Yang sebenarnya predator itu tidak akan mengakibatkan
resurgensi, sebaliknya predator menjadi musuh alami wereng yang ramah
lingkungan.
4) Karena wereng dibasmi, maka predator wereng akan kekurangan atau kehilangan
makannya sehingga komunitasnya menurun.

Anda mungkin juga menyukai