Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No.

2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X

KAJIAN PEMBERDAYAAN DAN ASPEK YURIDIS USAHA MIKRO, KECIL,


DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDY OF EMPOWERMENT AND JURIDICAL ASPECTS OF MICRO, SMALL AND


MEDIUM ENTERPRISES (UMKM) IN KUTAI KARTANEGARA REGENCY

Fatimah Zahrah
Staf Pengajar Pendidikan Kewirausahaan SMK Negeri 2 Tenggarong
Jl. Drs. Akhmad Dahlan, Kampung Baru No. 56 Tenggarong 75515
Alamat email: bu.fatimahzahrah@gmail.com

ABSTRACT

In the structure of the Indonesian economy, UMKM are the largest business group that has proven to be
resistant to the shocks of the economic crisis. Research purposes; 1) to find out the types of UMKM
developed by the community in Kab. Kutai Kartanegara. 2) to analyze the potential of the region for the
empowerment of UMKM in the context of economic development and the business world. 3) to identify
problems and constraints faced by UMKM and find alternative solutions. The research method is
descriptive qualitative using primary data and secondary data which are analyzed based on the types and
sources of data required. Research result; a) The trading business sector is the sector that is mostly
carried out by UMKM actors which needs to be empowered by taking into account internal and external
conditions. b) The main obstacle for the majority of MSME actors is from aspects of marketing
management, aspects of capital, and aspects of technology to improve quality and productivity ; c). a
special location is needed to promote and market UMKM products from various sub-districts in a
sustainable manner.

Keywords: economy, business, UMKM, sector, empowerment

ABSTRAK

Dalam struktur perekonornian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha paling besar yang terbukti
tahan terhadap goncangan krisis ekonomi. Tujuan Penelitian; 1) untuk mengetahui jenis-jenis UMKM
yang dikembangkan oleh masyarakat di Kab. Kutai Kartanegara. 2) untuk menganalisa potensi wilayah
untuk pemberdayaan UMKM dalam rangka pengembangan ekonomi dan dunia usaha . 3) untuk
mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi UMKM dan mencari solusi alternatif. Metode
Penelitian bersifat deskriptif kualitatif menggunakan data primer dan data sekunder yang dianalisis
berdasarkan jenis dan sumber data yang diperlukan. Hasil Penelitian; a) Sektor usaha perdagangan
merupakan sektor yang paling banyak dilakukan oleh pelaku UMKM yang perlu di berdayakan dengan
memperhatikan kondisi internal dan eksternal.. b) Kendala utama mayoritas pelaku UMKM adalah dari
aspek manajemen pemasaran, aspek permodalan, dan aspek teknologi untuk meningkatkan kualitas dan
produktifitas; c). diperlukan lokasi khusus guna mempromosikan dan memasarkan produk-produk UMKM
dari berbagai wilayah Kecamatan secara berkelanjutan.

Kata kunci: ekonomi, usaha, UMKM, sektor, pemberdayaan

51
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
PENDAHULUAN Kelembagaan ekonomi
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan dikembangkan sesuai dinamika kemajuan
Menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi yang tersebar ditengah-tengah tata kelola pemerintah yang baik; menjaga
masyarakat yang terus berkembang pada persaingan usaha secara sehat dan
era otonomi daerah, baik di wilayah perlindungan konsumen; mendorong
pedesaan maupun perkotaan. Agar UMKM pengembangan standarisasi produk dan jasa
tersebut dapat berjalan dengan baik, maka untuk meningkatkan daya saing;
masyarakat harus mendapatkan umpan balik merumuskan strategi dan kebijaksanaan
dari kegiatan produktif yang dilakukannya. pengembangan teknologi sesuai dengan
Berkaitan dengan aktivitas ekonomi, umpan pengembangan ekonomi daerah; dan
balik berarti peningkatan pendapatan atau meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil
memberikan nilai tambah. Sehingga dan menengah (UMKM) di berbagai wilayah
merangsang kegiatan produktif yang Kab. Kutai Kartanegara sehingga menjadi
dilakukan oleh masyarakat secara tradisional bagian integral dari keseluruhan kegiatan
(secara terus menerus telah biasa mereka ekonomi dan memperkuat basis ekonomi
lakukan). Dengan demikian, kegiatan daerah. Pengembangan UMKM diarahkan
ekonomi tersebut dapat berjalan secara untuk menjadi pelaku ekonomi berbasis
berkelanjutan dan bahkan diharapkan dapat iptek, dan berdaya saing dengan produk
meningkat secara bertahap. impor khususnya dalam penyediaan barang
Dari beberapa sudut pandang, dan jasa kebutuhan masyarakat banyak,
UMKM dapat dikelompokkan menjadi sehingga mampu memberikan kontribusi
beberapa kriteria usaha. Usaha yang yang signifikan dalam perubahan struktural
digunakan sebagai kesempatan kerja untuk dan memperkuat perekonomian daerah.
mencari nafkah, dikenal sebagai sektor Dalam konsep pemberdayaan,
informal, usaha yang memiliki sifat pengrajin menurut Prijono dan Pranarka (1996),
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan, manusia adalah subyek dari dirinya sendiri.
usaha yang dikelola dengan prinsip Proses pemberdayaan menekankan pada
kewirausahaan dan mampu menerima proses memberikan kemampuan kepada
pekerjaan sub kontrak dan ekspor, dan masyarakat agar menjadi berdaya,
usaha dengan prinsip kewirausahaan dan mendorong atau memotivasi individu agar
akan melakukan transformasi menjadi skala mempunyai kemampuan atau keberdayaan
Usaha Besar (UB). untuk menentukan pilihan hidupnya.
UMKM di negara berkembang, Keberdayaan masyarakat merupakan unsur
seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan dasar yang memungkinkan suatu
masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam masyarakat bertahan, dan dalam pengertian
negeri seperti tingkat kemiskinan, besarnya yang dinamis mengembangkan diri dan
jumlah pengangguran, ketimpangan mencapai kemajuan. Pemberdayaan adalah
distribusi pendapatan, pembangunan yang upaya mendorong, memotivasi dan
tidak merata antara daerah perkotaan dan membangkitkan kesadaran akan potensi
perdesaan, serta masalah urbanisasi. yang dimiliki serta berupaya untuk
Perkembangan UMKM diharapkan dapat mengembangkan. Dalam konteks ini
memberikan kontribusi positif yang signifikan diperlukan langkah-langkah positif, dengan
terhadap upaya-upaya penanggulangan menciptakan iklim dan suasana yang
masalah-masalah tersebut di atas. Kegiatan kondusif. Dengan demikian. pemberdayaan
ekonomi yang melibatkan UMKM di suatu bukan hanya meliputi penguatan individu
wilayah sangat bervariasi, baik ditinjau dari anggota masyarakat, tetapi juga pranata-
jenis usaha, tenaga kerja yang terlibat, dan pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya
kemampuan permodalannya. modem seperti kerja keras, hemat,

52
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
keterbukaan dan bertanggungjawab.
Pemberdayaan yang dimaksudkan dalam METODE PENELITIAN
studi ini adalah pemberdayaan dan pelaku Penelitian ini merupakan penelitian
UMKM serta masyarakat dan diharapkan deskriptif kualitatif menggunakan data primer
dapat mengembangkan perekonomian dan dan data sekunder. Prosedur penelitian
iklim dunia usaha. Kajian ini dimaksudkan dimulai dari penentuan jenis data yang
untuk mencari upaya-upaya pemberdayaan diperlukan, sumber data, pengumpulan data
UMKM guna pengembangan dunia usaha, baik data primer maupun data sekunder, dan
dengan tujuan secara rinci yakni: 1). Untuk analisis data. Lingkup kajian pemberdayaan
mengetahui jenis-jenis UMKM yang UMKM di Kab. Kutai Kartanegara ini terdiri
dikembangkan oleh masyarakat Kab. Kutai dari wilayah studi dan lingkup materi studi.
Kartanegara;, 2). Untuk menganalisa potensi Sample penelitian yakni 8 (delapan)
wilayah untuk pemberdayaan UMKM dalam kecamatan yaitu; Kec. Loa Janan, Sanga-
rangka pengembangan ekonomi dan dunia sanga, Samboja, Muara Jawa, Kota Bangun,
usaha:, 3). Untuk mengidentifikasi masalah Muara Muntai, Kenohan, Kembang janggut,
dan kendala yang dihadapi UMKM dalam dan Kec. Tabang. Sebagai penelitian
mengembangkan usaha dan mencari solusi deskriptif, data dan informasi yang diperoleh
alternatif;, 4). Untuk menyusun program akan dianalisis secara logis dan disajikan
pengembangan ekonomi dan dunia usaha sistematik untuk memberikan argumentasi
melalui pemberdayaan dan sinkronisasi tentang kondisi aktual lingkup penelitian
UMKM oleh masyarakat dan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
daerah. Studi ini dilaksanakn selama 3 (tiga) bulan
Manfaat Penelitian sebagai masukan sejak bulan Maret s/d Mei tahun 2021. Data
kepada instansi yang bertanggung jawab primer diperoleh dari instansi/ dinas terkait
untuk pemberdayaan UMKM dalam upaya serta dari kelompok sasaran (UMKM).
pengembangan ekonomi dan dunia usaha Pengumpulan data dilakukan secara
dengan merujuk pada potensi lokal yang langsung melalui pengamatan lapangan dan
dimiliki melalui program yang efektif dan wawancara dengan para responden.
tepat sasaran.

Tabel 1. Jenis dan sumber data primer yang dikumpulkan di wilayah studi
Kategori data Jenis data yang dikumpulkan Sumber Informasi
Kebijakan pemerintah § Program sektoral yang terkait UMKM Disperindakop,Distan,
§ Program/pemberdayaan UMKM Dishut, Diskanla, dll.
§ Alokasi anggaran untuk pembinaan dan
pemberdayaan UMKM
Pelaksaan program § Jumlah dan jenis UMKM yang berkembang Kantor Camat dan
pemberdayaan UMKM di Kab. Kutai Kartanegara Kantor Desa/Kel.
§ Potensi dan kendala pelaksanaan program wilayah Sampel.
UMKM di lapangan
Potensi dan kendala § Profil dan jenis UMKM yang dikembangkan Pelaku UMKM di
pemberdayaan UMKM § Kendala pengembangan UMKM wilayah sampel.
§ Proses pra-produksi : investasi, bahan
baku, modal usaha, dll
§ Proses produksi : tenaga kerja, kapasitas
pengolahan, teknologi yang diterapkan,
§ Proses pasca-produksi : pengemasan,
pengangkutan, pemasaran, kerjasama
Faktor pendukung § Akses permodalan, persyaratan, dan Lembaga keuangan
proses jaminan (Bank dan Koperasi),
§ Pendampingan manajemen dan usaha Dinas PU Kipraswil,
§ Insfrastruktur (jalan, transportasi, informasi) Bapedda, BIPD, dll.
§ Pemasaran dan promosi

53
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X

Dalam struktur perekonornian langsung maupun tidak langsung dari usaha


Indonesia UMKM merupakan kelompok menengah atau usaha besar.
usaha paling besar yang terbukti tahan Usaha Menengah; adalah usaha
terhadap goncangan krisis ekonomi. ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun secara perorangan atau badan usaha yang
2008 tentang UMKM ada beberapa kriteria bukan merupakan anak perusahaan atau
dan pengertian yakni: Usaha Mikro; Kriteria cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
kelompok Usaha Mikro adalah usaha atau menjadi bagian baik langsung maupun
produktif milik perorangan dan/atau badan tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam atau hasil penjualan tahunan seperti diatur
regulasi tersebut. Usaha Kecil; Kriteria dalam UU No. 20 Tahun 2008. Kriteria
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif UMKM menurut regulasi ini digolongkan
yang berdiri sendiri, bersifat perorangan atau sesuai jumlah aset dan omzet yang dimiliki.
badan usaha yang bukan merupakan anak Kriteria tersebut tampak pada tabel di bawah
perusahaan/cabang perusahaan yang ini:
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
Tabel 2. Kriteria UMKM berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008
No. Usaha Kriteria
Asset Omzet
1. Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta
2. Usaha Kecil > 50 Juta — 500 Juta > 300 Juta — 2,5 Miliar
3. Usaha Menengah > 500 Juta — 10 Miliar > 2,5 Miliar — 50 Miliar

Kriteria UMKM berdasarkan d. Fast Moving Enterprise, merupakan


Perkembangan Usaha Usaha Kecil Menengah yang telah
Selain atas dasar Undang-undang memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
tersebut, dari sudut pandang melakukan transformasi menjadi Usaha
perkembangannya UMKM dapat Besar (UB).
dikelompokkan dalam beberapa kriteria: Kabupaten Kutai Kartanegara
a. Livelihood Activities, merupakan Usaha memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 secara
Kecil Menengah yang digunakan sebagai geografis terletak antara 115°26' BT dan
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, 117°36' BB serta diantara 1°28' LU dan 1°08'
yang lebih umum dikenal sebagai sektor LS. Dengan jumlah penduduk sebanyak.
informal. Contohnya adalah pedagang 752.091 orang Kab. Kutai Kartanegara dibagi
kaki lima. menjadi 18 kecamatan saat ini. Jumlah
b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil penduduk paling banyak berada di Kec.
Menengah yang memiliki sifat pengrajin Tenggarong yakni sebanyak 121.341 orang,
tetapi belum memiliki sifat sedangkan penduduk paling jarang adalah di
kewirausahaan. Kec. Tabang yakni 10.493 jiwa. Dengan
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan luas wilayah mencapai 27.263,10 km2 dan
Usaha Kecil Menengah yang telah kondisi geografis alam yang berbeda-beda,
memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu maka setiap kecamatan memiliki potensi dan
menerima pekerjaan subkontrak dan peluang sumberdaya yang berbeda pula
ekspor sesuai dengan karakteristik masing-masing.

54
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
Tabel 3. Distribusi Penduduk berdasarkan kecamatan, RT dan jumlah penduduk
Kecamatan Luas wil. Jumlah Jmlh Jumlah
(km²) penduduk desa/kel RT
1. Samboja 1.045,90 66.632 19 276
2. Muara Jawa 754,50 44.141 8 134
3. Sanga-Sanga 233,40 21.782 5 66
4. Loa Janan 644,20 65.282 8 197
5. Loa Kulu 1.405,70 46.419 15 201
6. Muara Muntai 928,60 18.608 13 93
7. Muara Wis 1.108,16 9.097 7 65
8. Kota Bangun 1.143,74 33.833 21 241
9. Tenggarong 398,10 121.341 14 364
10. Sebulu 859,50 38.834 14 193
11. Tengarong Seberang 437,00 75.257 19 274
12. Anggana 1.798,80 43.990 8 128
13. Muara Badak 939,09 48.226 13 180
14. Marang Kayu 1.165,71 24.111 11 158
15. Muara Kaman 3.410,10 36.899 20 238
16. Kenohan 1.302,20 10.178 9 85
17. Kembang Janggut 1.923,90 36.968 10 129
18. Tabang 7.764,50 10.493 19 48
Total 27.263,10 752.091 193 3.070
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai Kartanegara (2020)
Kondisi Perekonomian Daerah Kab. pertambangan dan penggalian,
Kutai Kartanegara memiliki berbagai macam pertanian, bangunan dan konstruksi, serta
potensi usaha yang dapat diunggulkan. Hal perdagangan. Organisasi ekonomi yang
tersebut dipengaruhi oleh luas wilayah yang berperan sebagai lembaga keuangan selain
ada dan kondisi geogratis tiap wilayah yang bank adalah koperasi, disamping itu
berbeda-beda. Perekonomian masyarakat BUMDES merupakan salah satu bentuk
banyak ditopang dari sektor ekonomi inovasi dalam memajukan perekonomian
masyarat.
Tabel 4. Rekapitulasi UMKM Di Kab. Kutai Kartanegara Tahun 2019
KLASIFIKASI USAHA
BIDANG LAIN
NO KECAMATAN JML Tek.
Kuli Pendi- Agro- Industri
Intert Industri
ner dikan bisnis Jasa Dagang Non
Pangan
Pngan
1 Tenggarong 70 23 2 1 0 9 28 3 4
2 Tgrg Seberang 15 1 0 1 0 4 8 1 0
3 Loa Kulu 47 4 0 3 0 6 33 0 1
4 Sebulu 46 5 0 1 0 13 26 1 0
5 Muara Kaman 20 3 0 0 0 3 11 0 3
6 Kota Bangun 89 7 0 2 0 14 50 1 15
7 Muara Muntai 1 0 0 0 0 0 1 0 0
8 Muara Wis 8 0 0 2 0 0 6 0 0
9 Kenohan 9 0 0 4 0 2 3 0 0
10. Kemb. Janggut 43 8 0 3 0 5 24 0 3
11. Tabang 38 3 0 0 0 3 31 1 0
12. Loa Janan 54 5 0 3 0 11 28 3 4

55
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
13. Samboja 27 1 2 0 0 3 20 0 1
14. Muara Jawa 27 2 0 1 0 1 8 3 12
15. Muara Badak 33 5 0 2 0 7 17 1 1
16. Marangkayu 10 5 0 0 0 0 3 1 1
17. Sanga - sanga 6 0 0 0 0 1 5 0 0
18. Anggana 40 4 0 13 0 1 18 2 2
JUMLAH 583 76 4 36 0 83 320 17 47
Sumber: Bappeda Kutai Kartanegara 2019
Data dan informasi yang ditampilkan Kementrian Negara Koperasi dan Usaha
merupakan data yang bersumber dari Dinas Kecil Menengah, bahwa yang dimaksud
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha
Koperasi dan UMKM Kab. Kutai Kartanegara Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang
sebagai data skunder melihat sejauh mana mempunyai/memiliki kekayaan bersih paling
jenis-jenis UKM yang tersebar diwilayah banyak Rp 200.000.000. tidak termasuk
Kab. Kutai Kartanegara dijadikan sebagai tanah dan bangunan tempat usaha, dan
acuan dalam melaksanakan kajian ini. memiliki penjualan tahunan paling banyak
Berdasarkan tampilan data di atas diketahui Rp 1.000.000.000.
bahwa jumlah UMKM di Kutai Kartanegara Sementara itu, Usaha Menengah
tahun 2019 adalah sebanyak 585 unit yang (UM) merupakan entitas usaha yang
terdiri dari; usaha kuliner 76 jenis, agrobisnis memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp
36, jasa 83 jenis, perdagangan 320 jenis, 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak
industry non pangan 17 jenis, dan industry termasuk tanah dan bangunan. Definisi
pangan 42 jenis. dengan sudut pandang berbeda juga
diberikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN yang mengelompokkan skala industri
Kondisi Aktual Usaha Mikro, Kecil, dan menurut jumlah tenaga kerjanya, yaitu: (1)
Menengah di Kab. Kutai Kartanegara Industri dan Dagang Mikro (ID-Mikro) adalah
Kegiatan industri menurut skalanya usaha dengan jumlah tenaga kerja 1-4
dapat dikelompokkan ke dalam empat orang; (2) ID-Kecil dengan jumlah tenaga
kategori, yaitu mikro, kecil, menengah atau kerja 5-19 orang; (3) ID-Menengah dengan
sedang, dan besar. Pengertian dan ruang jumlah tenaga kerja 20-99 orang; dan (4) ID-
lingkup ke empat kelompok ini sedikit Besar dengan jurnlah tenaga kerja lebih dari
bervariasi menurut sudut pandang dan 99 orang.
tujuan dari penggunanya. Menurut
Tabel 5. Pengelompokan UMKM di Kab. Kutai Kartanegara
1.Mikro Investasi: s.d. 100 juta 3.Menengah Investasi: s.d. 1 milyar
Produksi: s.d. 500 juta Produksi: > 1 milyar
Tenaga kerja : 1-4 orang Tenaga kerja : 20-99 orang
2.Kecil Investasi: s.d. 200 juta
Produksi: < 1 milyar
Tenaga kerja : 5-19 orang
UMKM di Negara berkembang, Perkembangan UMKM diharapkan dapat
seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan memberikan kontribusi positif yang signifikan
masalah ekonomi dan sosial dalam negeri terhadap upaya-upaya penanggulangan
seperti angka kemiskinan, besarnya jumlah masalah tersebut di atas.
pengangguran, ketimpangan distribusi Karakteristik UMKM di Indonesia,
pendapatan, proses pembangunan yang berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
tidak merata antara perkotaan dan AKATIGA, the Center for Micro and Small
perdesaan, serta masalah urbanisasi. Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the

56
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
Center for Economic and Social Studies perkembangan ekonomi terus dilakukan
(CESS) pada tahun 2000, adalah antara lain dengan program pembangunan
mempunyai daya tahan untuk hidup dan pedesaan. Program ini berjalan dengan cara
mempunyai kemampuan untuk mendorong perkembangan UMKM. Bentuk
meningkatkan kinerjanya selama krisis pembangunan ekonomi kerakyatan di
ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas pedesaan /kelurahan dilaksanakan melalui
UMKM dalam melakukan penyesuaian sebuah program pemberdayaan ekonomi
proses produksinya, mampu berkembang rakyat yang disebut Program Pemberdayaan
dengan modal sendiri, mampu Usaha Kecil Pedesaan (PPUKP).
mengembalikan pinjaman dengan bunga Dukungan permodalan untuk
tinggi dan tidak terlalu berkaitan birokrasi. kegiatan UMKM melalui perbankan
Meskipun UMKM secara konseptual mengalami banyak kesulitan. Di satu sisi
memiliki beberapa perbedaan definisi, mereka memerlukan pertambahan modal,
namun UMKM memiliki karakteristik yang tetapi di sisi lain mereka mengalami
hampir seragam, yaitu: (1) tidak adanya hambatan untuk memenuhi persyaratan
pembagian tugas yang jelas antara tugas yang diperlukan. Persyaratan yang biasanya
administrasi dengan tugas teknis dibutuhkan adalah surat izin usaha,
operasional.; (2) masih rendahnya akses kapasitas produksi, kontinuitas produksi,
UMKM terhadap lembaga-lembaga kredit omzet usaha, dan kualitas produksi. Pelaku
formal, sehingga mereka cenderung UMKM menyatakan mereka sulit
menggantungkan pembiayaan usahanya mendapatkan dukungan permodalan untuk
dari modal sendiri atau sumber-sumber lain meningkatkan kegiatan usaha, sebaliknya
yang terdekat, misalnya keluarga, kerabat, pemerintah sering menyatakan bahwa
tetangga, atau rentenir; (3) UMKM masih dukungan permodalan UMKM cukup
belum memiliki status badan hukum yang tersedia tetapi tidak dimanfaatkan secara
jelas. (4) untuk kondisi di Kutai Kartanegara, maksimal oleh pelaku usaha.
sebagian besar UMKM bergerak pada jenis Produk barang dan jasa yang
usaha perdagangan, usaha penyediaan dihasilkan UMKM Kabupaten Kutai
akomodasi dan makanan minuman, diikuti Kartanegara sebagian besar dipasarkan
oleh usaha industri pengolahan serta usaha secara lokal dan hanya sebagian kecil yang
jasa hiburan, dll. dipasarkan sampai ke luar daerah.
Status dan Sumber Permodalan UMKM. Berdasarkan karakteristik wilayah
Secara umum pelaku UMKM di Kab. pemasaran, dapat disimpulkan bahwa
Kutai Kartanegara masih mengandalkan pengembangan usaha di wilayah Kab. Kutai
modal sendiri untuk melakukan kegiatan Kartanegara masih berorientasi pada
usahanya. Hal ini menunjukkan bahwa jika pemenuhan kebutuhan pasar secara lokal.
dilihat dari sumber permodalannya, maka Pengembangan jaringan pemasaran melalui
perkembangan usaha yang dilakukan pelaku Sistem Inovasi Daerah (SIDa) perlu menjadi
UMKM tidak bisa berkembang dengan cepat perhatian dengan tetap memperhatikan
tetapi di sisi lain mereka memiliki kapasitas produksi usaha. Identifikasi
kemandirian yang tinggi. Kemandirian akan potensi usaha untuk tiap wilayah mutlak
modal menyebabkan usaha yang dijalankan dilakukan guna memberi nilai tambah bagi
tidak mudah goyah oleh adanya perubahan usaha, mengingat potensi wilayah untuk
faktor eksternal. pengembangan usaha cukup beragam.
UMKM telah berkembang pesat pada Dukungan berupa peningkatan kualitas
wilayah perkotaan hingga pedesaan. sumber daya manusia, manajemen usaha
Jangkauan UMKM yang luas merupakan dan pemasaran, bimbingan teknis produksi,
bagian lain peran UMKM untuk membangun dan promosi online perlu untuk memacu jiwa
perekonomian. Upaya untuk memacu

57
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
kewirausahaan untuk lebih maju dan manajemen, yang terdiri atas SDM
berkembang. pengelola/pemilik usaha, SDM
UMKM merupakan salah satu roda pekerja/karyawan, pengelolaan usaha,
penggerak perekonomian terutama dalam pengelolaan keuangan, dan jaringan kerja.
menyerap tenaga kerja. Keberadaan UMKM Sedangkan faktor eksternal UMKM
sebagai usaha mandiri yang dikelola merupakan faktor pendukung yang juga
masyarakat terbukti mampu menjadi sangat besar pengaruhnya dalam
tumpuan mata pencaharian sebagian besar pengembangan UMKM namun berada di
penduduk. Sifat UMKM yang umumnya luar jangkauan pengelolaannya oleh pemilik
sederhana dalam system administrasi dan atau pengelola usaha. Faktor eksternal
terbuka menyerap tenaga kerja secara cepat tersebut antara lain mencakup lembaga
dan mudah. Tenaga kerja berperan penting penyedia jasa keuangan/permodalan,
dalam kegiatan produksi barang dan jasa sarana dan prasarana pendukung, dan
yang dihasilkan. Peningkatan produktivitas lembaga penyedia teknologi (lembaga riset
tenaga kerja dapat dilakukan melalui dan pengembangan usaha).
pembinaan ketenagakerjaan.
Kendala Pemberdayaan UMKM yang
Upaya Pemberdayaan UMKM di bersifat Internal;
Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Aspek teknis; a). Pasokan bahan baku,
Pemberdayann UMKM dilakukan beberapa jenis usaha dihadapkan pada
guna mengembangkan perekonomian dan kendala pasokan bahan baku, baik
dunia usaha di Kab. Kutai Kartanegara. menyangkut jumlahnya yang terbatas,
UMKM sebagai usaha ekonomi kerakyatan kontinuitas suplai, maupun segi kualitasnya.
diharapkan dapat berkembang dan Pasokan bahan baku sangat berpengaruh
membawa kesejahteraan bagi masyarakat. terhadap jaminan kelangsungan proses
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan produksi dan kemungkinan peningkatan
mengenali potensi dan kendala yang skala produksi.
dihadapi UMKM. Tindak lanjut dari Kelompok usaha dengan sumber
identifikasi potensi dan kendala di harapkan bahan lokal biasanya tidak menimbulkan
dapat membawa perkembangan bagi UMKM kekhawatiran pasokan. Usaha UMKM
secara signifikan. berbahan baku lokal misalnya usaha ikan
Dalam upaya pemberdayaan dan kering, penyamakan kulit, kapal kayu,
pengembangan UMKM, selain awetan buah (dodol, selai), olahan makanan
mengoptimalkan potensi yang ada, juga (krupuk, kripik), bengkel, las logam, dll.
perlu memperhatikan beberapa kendala Namun demikian, tidak semua UMKM yang
yang masih menjadi faktor penghambat berbahan baku lokal memiliki prospek yang
dalam pengembangan usaha. Terdapat dua baik. Misalnya usaha ikan kering, meskipun
faktor lama yang merupakan kendala dalan sumber bahan baku mudah, namun biaya
pemberdayaan UMKM, yaitu faktor internal pengolahan menjadi produk akhir
dalam UMKM yang dapat diperbaiki sendiri membutuhkan komponen biaya lain yang
dan faktor eksternal yang berada diluar berdampak pada biaya produksi.
jangkauan kewenangan UMKM. Faktor Untuk industri kelompok makanan,
internal yang paling mempengaruhi sumber bahan baku yang berasal dari lokal
perkembangan UMKM tersebut dapat juga sering dihadapkan pada masalah sifat
digolongkan ke dalam dua kelompok. yaitu: bahan baku yang cepat rusak (persihable
(1) aspek teknis, yang mencakup pasokan material). Sedangkan kelompok usaha yang
bahan baku, teknologi yang diterapkan, bahan bakunya berasal dari luar seringkali
kemasan produk atau physical appearance, terkendala dalam pasokannya. Kendala
dan pangsa pasar; dan (2) aspek tersebut dapat berupa;

58
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
a. mahalnya ongkos kirim yang membawa menunjukkan kualitas SDM pekerja masih
konsekuensi terhadap biaya produksi, rendah, hal ini dapat dilihat dari beberapa
maupun kendala dalam kontinuitas dan indikator antara lain daya inovasi dan
ketepatan waktu. Usaha UMKM yang kreativitas produk industri yang kurang
berbahan baku dari luar daerah seperti variatif dan kurang berorientasi pada
kacang kedelai, tepung terigu dll. keinginan konsumen. Indikator lain masih
b. Teknologi mekanisasi; beberapa kendala rendahnya tingkat keterampilan SDM yang
dalam pengembangan UMKM antara lain pada umumnya masih belum sesuai tuntutan
efisiensi proses produksi, proses usaha (tidak spesialisasi), daya kreativitas
produksi secara manual, akibatnya dan inovasi kerja yang lemah, dan motivasi
kapasitas produksi terbatas, kualitas kerja yang relatif belum optimal karena pada
tidak seragam sehingga nilai produksi umumnya bukan sebagai tenaga kerja tetap.
statis. (c) Pengelolaan Keuangan; Manajemen
c. Kemasan produk; untuk hasil usaha yang diterapkan pada umumnya adalah pola
kelompok makanan dan minuman sering manajemen rumah tangga dimana hal ini
kurang menarik dan terkesan monoton secara prinsip pengelolaan keuangan, baik
serta kurang inovatif. Inovasi dalam hal dari sisi pembukuan maupun pelaporan
ini dapat mencakup label kemasan dengan pola terturup. Pola manajemen
maupun diversifikasi fisik produk, baik rumah tangga memang sangat praktis dan
menyangkut berat kemasan, warna, rasa fleksibel diterapkan bagi para pengusaha
ataupun jenis seleranya. UMKM. Contohnya usaha pembuatan
d. Pangsa pasar; merupakan faktor yang tahu/tempe merupakan contoh jenis industri
paling dominan dalam mengembangkan yang banyak di kecamatan dengan kinerja
usaha. Pangsa pasar/konsumen yang yang relatif statis dan sulit untuk
dibidik dibagi ke dalam dua kelompok berkembang, Selain itu pelaku UMKM belum
yaitu: (1) UMKM sasaran mampu menunjukkan kinerja usaha yang
pasar/konsumen lokal, seperti ikan baik dan mengalami kesulitan membuat
kering, tempe, tahu, kapal kayu, (dodol, hubungan kerja dengan pihak lain.
selai), olahan makanan (krupuk, kripik),
bengkel, las logam, dll.; dan (2) UMKM Kendala Pemberdayaan UMKM yang
sasaran pasar/konsumen luar daerah, bersifat Eksternal;
seperti lada kemasan. Faktor eksternal merupakan aspek
2. Aspek manajemen; a) SDM pengelola pendukung dalam pengembangan UMKM
atau pemilik usaha, umumnya kualitas SDM dan dukungan tersebut diharapkan berasal
para pengelola atau pemilik usaha industri dari pemerintah dan/atau lembaga swasta.
masih lemah dalam beberapa bidang, antara Peran lembaga pemerintah umumnya pada
lain: lemah pengetahuan pasar, lemah upaya penumbuhan usaha baru, pembinaan
membuat inovasi produk yang selalu dan pengembangan usaha yang telah ada,
berorientasi pada preferensi konsumen yang dan pemberian stimulasi berbagai bentuk
dibidik, dan lemah dalam membuat, bantuan fisik atau keuangan dengan pola ke
menjaga, dan meningkatkan jalinan arah kemandirian usaha. Sedangkan
kerjasama dengan pihak lain. Disamping itu, dukungan dari swasta atau non-pemerintah
SDM para pengelola atau pengusaha UMKM yang dapat diharapkan dalam bentuk
cenderung menerapkan pengelolaan dengan kemitraan dalam bidang-bidang penyediaan
pendekatan manajemen keluarga yang bahan baku, proses produksi penggunaan
terkesan kurang menerapkan manajemen mesin/mekanisasi, pemasaran bersama, dan
usaha yang modern. (b) SDM pekerja atau permodalan.
karyawan; dari sisi SDM pekerja, maka a. Lembaga penyedia jasa
umumnya UMKM di Kutai Kartanegara keuangan/permodalan;

59
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
Banyak UMKM yang dihadapkan keuangan dan pemasaran. Sedangkan dad
pada keterbatasan modal untuk sisi pembinaan, aparat Disperindagkop
pengembangan dan perluasan produksinya. masih dihadapkan pada terbatasnya
Disisi lain lembaga pembiayaan usaha (bank kemampuan aparatnya, disamping masih
atau non perbankan/lembaga kredit mikro) belum lengkapnya sarana-sarana
umumnya belum mengetahui secara detail pembinaan, seperti yerahan, dan harga yang
kinerja UMKM per jenis dan unit yang diinginkan, serta kurangnya pengetahuan
beroperasi. Selama ini, informasi tentang hal mengenai sistem unit pelayanan teknis.
tersebut belum tersedia dalam bentuk Tingkat pertumbuhan UMKM di Kab.
kepustakaan yang dikaji oleh lembaga Kutai Kartanegara sangat tergantung pada
penelitian. Para pelaku UMKM juga sering berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara
dihadapkan pada kendala terbatasnya akses lain pengaruh perekonomian regional,
terhadap hasil lembaga-lembaga riset dan jumlah dan jenis usaha investor yang masuk
pengembangan industri yang menyediakan ke daerah, tingkat pendapatan masyarakat
paket inovasi teknologi maupun informasi setempat yang berpengaruh pada pola
pemasaran yang berdampak pada kinerja konsumsinya, dll. Industri pengolahan
usaha industri sering jalan ditempat atau merupakan usaha yang banyak digeluti
statis. Kehadiran lembaga riset dan UMKM di Kab. Kutai Kartanegara. Usaha
pengembangan industri di seperti Baristand tambak dan budidaya perikanan serta
(Balai Riset dan Standarisasi Industri) dan perairan memiliki potensi untuk
BPTP Kaltim hendaknya dimanfaatkan agar dikembangkan menjadi industri pengolahan.
mampu menunjang kinerja UMKM di daerah. Sehingga tingkat perekonomian masyarakat
Sisi lain yang perlu disimak terkait dapat meningkat seiring penambahan nilai
dengan permasalahan di sektor UMKM jual produk dari bahan mentah menjadi
adalah yang dikemukakan oleh para analis produk olahan.
ekonomi. Permasalahan prioritas yang Strategi Pemberdayaan UMKM
dihadapi oleh para pelaku usaha menurut Dalam konteks pengembangan
Kuncoro (2007) antara lain: (1) lemahnya usaha perekonomian ke depan diharapkan
sistem administrasi keuangan dan para pengelola atau pengusaha memiliki
manajemen usaha; (2) terbatasnya kepekaan untuk mampu mengidentifikasi
kemampuan dalam menyusun proposal dan dan mengoptimalkan segala potensi yang
studi kelayakan usaha untuk memperoleh dimilikinya. Ada dua kelompok potensi yang
pinjaman; (3) lemahnya dalam penyusunan perlu diperhatikan. yaitu potensi internal
perencanaan usaha dalam merebut peluang dalam tubuh UMKM sendiri dan potensi
pasar yang semakin ketat; (4) rendahnya eksternal yang berada di wilayah sekitar
akses terhadap teknologi pada saat pasar atau di luar usaha UMKM berada. Potensi
dan selera konsumen yang cepat berubah; internal usaha UMKM yang dapat dijadikan
(5) sulitnya memperoleh jumlah dan kualitas modal penting untuk pengembangan usaha
bahan baku dengan harga rendah: (6) ke depan yaitu: (1) ketersediaan bahan baku
rendahnya efisiensi produksi dan kualitas lokal, seperti ikan tangkapan nelayan, buah-
hasil produk (tidak seragam, tampilan kurang buahan hasil pertanian, kayu dari hutan, dan
menarik, dll.); dan (7) tenaga kerja masih sumberdaya alam terbarui lainnya; (2)
memiliki skil dan inovasi rendah. ketersediaan tenaga kerja lokal yang
Ditambahkan oleh Sastrosoenarto jumlahnya relatif tidak terbatas meskipun
(2006) bahwa para pelaku dan pengusaha mereka masih perlu dibekali dengan
UMKM masih dihadapkan pada kurangnya keterampilan lebih lanjut secara intensif; (3)
pengetahuan akan permintaan pasar yang pengalaman pelaku atau pengusaha industri
meliputi jenis produk, mutu, jumlah, waktu yang telah berkecimpung cukup lama dalam
pen produksi, sistem rnanajemen, termasuk

60
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
bidang usahanya menjadi faktor penting UMKM sebagaimana ditampilkan pada
untuk pengembangan usaha ke depan. Gambar 1.
Di bawah ini disajikan skema langkah-
langkah dalam rangka pengembangan

Mengenali potensi internal dan eksternal


lembaga UMKM

Mengidentifikasi
Pengembangan sub sektor Menetapkan pendekatan- permasalahan utama :
& usaha andalan pendekatan yang sesuai · Permodalan
· Pemasaran
· Keahlian, dll

Berkembangnya UMKM
Menerapkan solusi :
· Kemitraan
· Subsidi kredit
· Diklat
· Pasar produk unggulan
· Pemberdayaan koperasi
· bahan baku lokal, dll

Berdayanya pelaku Berdayanya masyarakat


UMKM dalam UMKM

Pengembangan
Ekonomi dan Dunia
Usaha

Gambar 1. Langkah pengembangan UMKM (diadaptasi) dari (Kuncoro, 2004: 191)

Sedangkan potensi eksternal UMKM. perekonomian di daerah. Ada beberapa


yang dapat menjadi faktor pendorong strategi pemberdayaan UMKM antara lain:
pengembangan usaha antara lain: (1) a. Aspek teknis: Pemanfaatan teknologi
pangsa pasar yang masih terbuka lebar terapan atau TTG, perlu terus
terhadap produk-produk industri kelompok dikembangkan dan dilakukan inovasi
makanan, furniture, dan kebutuhan rumah teknologi melalui pengembangan
tangga lainnya, baik di tingkat lokal daerah lembaga Litbang terapan (seperti
maupun di luar kabupaten; (2) tersedianya Baristand Samarinda, BPTP Kaltim,
lembaga pendamping dan pemerintah Divisi Litbang Pupuk Kaltim, dll.), agar
maupun swasta, baik secara teknis usaha berdampak pada peningkatan
maupun manajemen; dan (3) infrastruktur produktifitas dan kualitas barang dan
berupa jalan darat, pasar, pelabuhan, dan jasa.
prasarana transportasi yang terus dibangun. b. Aspek manajerial: termasuk dalam hal ini
Upaya peningkatan usaha perekonomian kegiatan peningkatan produktivitas,
masyarakat dalam konteks pemberdayaan peningkatan omzet, perluasan
tidak terlepas dari peran UMKM selama ini pemasaran, kemampuan membuat
terhadap pembangunan usaha proposal pengajuan bantuan modal, dan

61
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
pengembangan SDM pengusaha dan b. Pembinaan untuk bidang usaha dan
pekerjanya. daerah tertentu melalui pendekatan KUB
c. Aspek permodalan: dalam hal ini (Kelompok Usaha Bersama) atau
bagaimana mendapatkan bantuan modal (Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan).
(misalnya melalui penyisihan 1-2% c. Perlu disosialisasikan terus semangat
keuntungan BUMN dan kewajiban untuk dan gerakan cinta menggunakan produk-
menyalurkan KUR), memberikan produk dalam negeri secara khusus
kemudahan penyaluran kredit, dll. produk lokal, termasuk kuliner khas lokal,
d. Pengembangan program kemitraan dan cendramata sehingga menambah
dengan pengusaha skala besar, baik pemasaran di dalam daerah.
melalui pola Bapak-Anak Angkat, PIR, d. Pemantapan sistem pembinaan.
keterkaitan hulu-hilir (forward linkage), terutama: dukungan modal (dari alokasi
keterkaitan hilir-hulu (backward linkage), dana BUMN, pembentukan Lembaga
modal ventura, ataupun pola sub- Penjamin Kredit Daerah-LPKD, dll.),
kontrak. Kemitraan saat ini juga cukup dukungan Perbankan, Diklat
menjanjikan pemasaran melalui manajemen, peranan BUMN dan swasta
kehadiran toko modern seperti; untuk industri kecil tertentu.
Indomaret, alfamidi, eramart dll yang Kelemahan yang selama ini tejadi
bisa menitipkan hasil-hasil produksi sering tumpang tindih atau overlaping, dan
UMKM. cenderung secara parsial baik dari dimensi
e. Pengembangan sentra-sentra usaha kelembagaan maupun kontinuitas waktu
kecil dalam suatu kawasan dapat pembinaan. Tantangan untuk
berbentuk PIK (Permukiman Usaha memberdayakan eksistensi UMKM dikaitkan
Kecil) yang didukung oleh UPT (Unit dengan integrasi dalam dua kategori: (1)
Pelayanan Teknis) Dinas Perindustrian bagi UMKM yang omzetnya di bawah Rp.
Perdagangan atau Dinas Koperasi dan 50.000.000,- pada umumnya dihadapkan
UMKM. pada bagaimana menjaga eksistensi
Aspek pembinaan: usahanya. Kelompok usaha ini sebagai
a. Perlunya pembinaan dalam hal contoh PKL umumnya tidak membutuhkan
pernasaran dan dukungan permodalan. modal besar untuk ekspansi produksi. (2)
Perlu pula diupayakan adanya sinergitas bagi UMKM yang omzetnya antara Rp. 50
UMKM dengan industri lain, seperti juta hingga Rp.200 juta dihadapkan pada
dalam hal penyediaan bahan baku, dan tantangan yang lebih kompleks. UMKM ini
komponen atau pengepakan produk umumnya ditargetkan ekspansi ke usaha
untuk distribusi. lebih besar, baik menyangkut keragaman
dan volume produk maupun aspek ekspansi.

Agenda Kegiatan Peningkatan Kualitas Agenda Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Bidang
Bidang Manajemen UMKM Teknis UMKM

Bimbingan, pelatihan, pendampingan: Bimbingan, pelatihan, pendampingan:


· Pembaharuan perizinan · Penetapan segmen pasar yang dibidik, jenis produk,
· Perbaikan tata kelola keuangan dan volume produksi;
· Perbaikan catatan produksi · Penetapan desain produksi (product design)
· Pembuatan proposal-proposal · Pemanfaatan penjualan online
· Perbaikan pengaturan tata letak usaha · Perawatan produksi (mesin, kendaraan, dll)
· Perhitungan kembali kelayakan usaha · Peningkatan kuantitas dan mutu tenaga kerja
secara ekonomi dan teknis, dll. · Perencanaan pemasaran produk; dll.

62
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
Strategi bagi Pelaku UMKM yang belum perekonomian antara lain terdiri atas aspek
berkembang manajerial dan aspek teknis usaha. Bidang
Bagi para pelaku ataupun sebagai garapan untuk aspek manajerial usaha
pekerja UMKM yang saat ini usahanya mencakup antara lain: pembaharuan
masih belum berkembang, maka perizinan, perbaikan tata kelola keuangan,
pemberdayaan atas usaha diarahkan pada perbaikan catatan produksi, perbaikan
peningkatan skill dan daya inovasi melalui pengaturan tata letak usaha, perhitungan
pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa kembali kelayakan usaha secara ekonomi
langkah yang dapat dilakukan terkait dengan dan teknis; dll.
peningkatan kualitas SDM usaha

Pra-Intevensi UMKM
o Mengenali potensi sumberdaya yang yang
dimiliki
o Menetapkan minat dan kemampuan individu
ybs.

Intervensi dalam UMKM


Menetapkan jenis UMKM · Adaptasi lingkungan kerja
yang sesuai untuk digeluti · Pendalaman pengetahuan dan
ketrampilan usaha
· Evaluasi kinerja aspek teknis
· Evaluasi kinerja aspek
Berkembangnya kualitas manajerial
SDM pelaku UMKM

Mandiri sebagai pelaku/ Profesional sebagai pekerja


pengusaha UMKM UMKM

Pengembangan perekonomian
dan dunia usaha

Gambar 2. Langkah pengemb.ekonomi dan dunia usaha melalui pemberdayaan UMKM

Sedangkan bidang garapan untuk Hasil survei di lapangan


aspek teknis usaha mencakup antara lain: mengindikasikan bahwa sebagian besar
Penetapan segmen pasar, jenis produk, dan masyarakat miskin di Kab. Kutai
volume produksi; penetapan kemasan Kartanegara didominasi oleh mereka yang
(product design) yang dipilih; perencanaan memiliki latar belakang mata pencaharian
dan penyediaan bahan baku; perawatan sebagai petani dan nelayan. Mereka secara
dan perbaikan infrastruktur proses produksi individual pada umumnya memiliki skala
(mesin, kendaraan, dll.); peningkatan usaha yang sangat terbatas. Apalagi bila
kuantitas dan/atau mutu tenaga kerja; dilihat dan sisi pola manajemen teknis dan
perencanaan pemasaran produk; Sasaran usahanya yang masih sangat jauh dari
kegiatan bagi kelompok yang diberdayakan standar kelayakan usaha perekonomian. Hal
hendaknya diarahkan pada peningkatan inilah yang menjadi faktor kunci yang harus
potensi atas sumberdaya yang dimiliki diperhatikan dalam memberdayakan
melalui keterlibatan baik secara langsung mereka, baik menyangkut metode, substansi
dalam UMKM sebagai pelaku atau pengelola teknis dan manajemen yang diberikan,
sekaligus pekerja, maupun tidak langsung maupun pola pembinaan dan bantuan yang
sebagai tenaga kerja UMKM yang dimiliki nantinya akan diprogramkan.
orang lain.

63
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
SIMPULAN DAN REKOMENDASI perkembangan usaha yang dilakukan.
Simpulan Pemberdayaan yang difokuskan pada
1. Wilayah geografis Kutai Kartanegara upaya internal melalui inovasi produksi
yang begitu luas berdampak pada sehingga produk tersebut makin
potensi pengembangan usaha berkualitas dengan harga yang lebih
perekonomian. Sektor usaha kompetitif.
perdagangan merupakan sektor yang Rekomendasi
paling banyak digeluti pelaku UMKM. a. Bagi pelaku UMKM yang dinilai telah
Pemberdayaan UMKM untuk mampu berusaha secara mandiri perlu
mengembangkan usaha perlu dilakukan disiapkan tempat khusus difasilitasi oleh
hampir di seluruh sektor usaha dengan Instansi terkait sebagai wadah untuk
memperhatikan kondisi internal dan mempromosikan produk-produk UMKM
eksternal usaha yang dijalankan. dari berbagai wilayah Kecamatan secara
2. Kendala utama yang dialami mayoritas berkelanjutan. Hal ini diperlukan
pelaku UMKM adalah dari aspek mengingat banyaknya produk UMKM
manajemen pemasaran dan aspek dengan ciri khas produk local, namun
permodalan. Minimnya tingkat tidak memiliki tempat untuk promosi
pengetahuan, pengolahan, teknologi, kepada calon konsumen.
dan pemasaran menyebabkan UMKM b. Permasalahan usaha perekonomian di
yang dijalankan kurang maksimal dalam Kutai Kartanegara menjadi
perkembangan. Kesulitan pada aspek tanggungjawab bersama antara
permodalan diharapkan dapat teratasi pemerintah dan masyarakat untuk
dengan komitmen pemerintah membina dan mengembangkan secara
memberikan bantuan berupa pinjaman berkesinambungan. Untuk itu dibutuhkan
lunak yang disertai pendampingan. sinergitas lintas sektoral dengan
Selain itu, meningkatkan peran BUMDES menerapkan inovasi produksi guna
sebagai pusat pengembangan meningkatkan produktifitas dan kualitas
perekonomian di pedesaan diharapkan sehingga barang tersebut bisa bersaing
juga dapat membantu. dipasaran yang lebih luas.
3. Peranan sektor UMKM cukup besar dan
turut mensukseskan pengembangan DAFTAR PUSTAKA
usaha perekonomian masyarakat. Brojonegoro, Arjuno, Darwin (2015)
Peranan tersebut dapat dilihat baik Pemberdayaan UKM melalui
melalui penyerapan tenaga kerja, Program Iptekda LIPI, Jakarta: LIPI
pasokan bahan baku lokal, nilai investasi Press Gondangdia Lama Menteng.
yang ditanamkan, maupun nilai produksi Latumaerissa, Julius. (2015). Perekonomian
yang dihasilkan sehingga upaya-upaya Indonesia dan Dinamika Ekonomi
Global.Jakarta: Mitra Wacana Media.
meningkan peran UMKM tersebut Moleong, Lexy. (2011). Metodologi
hendaknya sudah mampu bersaing Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
bukan hanya ditingkat lokal tapi juga Rosdakarya
ditingkat skala wilayah regional maupun Sartika, dan Soejoedono, (2010). Ekonomi
skala nasional. Skala Kecil/Menengah dan Koperasi,
4. Pemberdayaan UMKM dapat diwujudkan Jakarta: Ghalia Indonesia
secara nyata melalui upaya internal Tambunan, Tulus (2012) Usaha Mikro Kecil
pelaku usaha yang bersangkutan dan Menengah di Indonesia, Isu-isu
dengan cara memanfaatkan segala Penting;
potensi sumberdaya yang dimiliki dan Jakarta: LP3ES
dikelola dalam rangka untuk menghadapi BPS Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai
berbagai kendala yang menghambat Kartanegara dalam Angka tahun 2018

64
Jurnal Gerbang Etam Balitbangda Kab. Kukar Vol. 15 No. 2 Tahun 2021 ISSN 1978-838X
BPS Kutai Kartanegara. Kabupaten Kutai Produk. Jurnal UMKM, Vol. 24 tahun
Kartanegara dalam Angka tahun 2019 2005.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Kutai Iswayudi Danang, 2007, Pemberdayaan
Ekonomi Kemasyarakatan Sebagai
Kartanegara, Laporan UKM tahun
Soko Guru Ekonomi Nasional. Jurnal
2018 UMKM, Vol, 13 Tahun 2007,
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. dipublikasi dalam seminar
Kutai Kartanegara, data Industri Kecil kewirausahaan di Bogor, Jawa Barat.
2019 Made Sudikno, 2005.
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang Resalawati, Ade (2011): Pengaruh
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. perkembangan usaha kecil
Peraturan Pemerintah No. 32/1998 tentang menengah terhadap pertumbuhan
Pembinaan dan Pengembangan ekonomi pada sektor UKM Indonesia,
(PPUK) (Skripsi: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri
Sumber Jurnal Ilmiah: Syarif Hidayatullah;Jakarta)
Aspek Pandang Ekonomi Kerakyatan dalam
Persaingan Global dan Globalisasi

65

Anda mungkin juga menyukai