Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat III

Universitas PGRI Ronggolawe Tuban


Tuban, 29 September 2018
PRINT ISSN: 2580-3913; ONLINE ISSN: 2580-3921

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN


DI JAWA TIMUR

Tutiek Retnowatiˡ, Widyawati Boediningish², Afdol³


ˡUniversitas Narotama Surabaya , ²Universitas Narotama Surabaya , ³Universitas Narotama Surabaya
ˡTutiek_retnowati@yahoo.com , ²watieksetiaboedi@yahoo.co.id , ³afdolSH@gmail.com

Abstrak
Begitu besarnya peran UMKM dalam perekonomian Nasional, maupun dalam penyerapan tenaga kerja
dan pemerataan distribusi hasil dari UMKM , maka pemerintah melalui undang-undang No 5 tahun 1999,
memberi batasan terhadap UMKM yaitu untuk usaha kecil adalah usaha yang : a. Memiliki kekayaan, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, b. Hasil penjualan tahunan paling banyak 1 milyar, c. Milik warga
Indonesia, d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan.
Dengan batasan tersebut, maka diharapkan peranan pemerintah maupun masyarakat perlu memberikan perhatian
yang besar untuk mendorong pengembangan UMKM. Pengembangan UMKM melalui pendekatan
pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek sosial dan budaya di masing-masing daerah, mengingat usaha
kecil dan menengah pada umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung.
Adanya regulasi baik berupa undang-undang dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan UKM dari sisi
produksi dan sisi perbankan, akan memacu peranan UMKM dalam perekonomian. Manfaat dari regulasi tersebut
dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi pemerintah sebagai pembuat regulasi dan dari sisi pengusaha sebagai
obyek perizinan. Bagi pemerintah, perizinan diperlukan untuk menjaga ketertiban umum dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat secara luas.

Kata kunci : Kebijakan ; Program UMKM ; Pengembangan UMKM ; Ekonomi Kerakyatan

A. PENDAHULUAN besar untuk mendorong pengembangannya.


Kebijakan Pemerintah terhadap Usaha Pengembangan UMKM melalui pendekatan
Mikro Kecil dan Menengah pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan
(UMKM) merupakan sektor yang penting dan aspek sosial dan budaya di masing-masing
besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran daerah, mengingat usaha kecil dan menengah
pembangunan ekonomi nasional, seperti pada umumnya tumbuh dari masyarakat secara
pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, langsung.
peningkatan devisa negara, dan pembangunan Mengacu pada karakteristik yang
ekonomi daerah. UMKM diharapkan dimiliki, usaha kecil dan menengah (UKM)
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan menggambarkan adanya beberapa
pertumbuhan ekonomi nasional sehingga keterbatasan berupa lemahnya kemampuan
UMKM membutuhkan perlindungan berupa mengakses sumber-sumber kemajuan usaha.
kebijakan pemerintah seperti undang-undang Kendala berupa rendahnya kemampuan dan
dan peraturan pemerintah. Disadari akan begitu akses yang ada pada UMKM tersebut, antara
besarnya peran UMKM dalam perekonomian lain: (a) Rendahnya kemampuan akses pada
Nasional, maupun dalam penyerapan tenaga sumber-sumber informasi. (b) Rendahnya
kerja masyarakat dan pemerataan distribusi hasil kemampuan untuk meningkatkan akses dan
UMKM, maka pemerintah melalui undang- peluang pasar. (3) Rendahnya kemampuan
undang No 5 tahun 1999, memberi batasan dan akses terhadap sumber- sumber
terhadap UKM yaitu untuk usaha kecil adalah permodalan termasuk perbankan. (4)
usaha yang : a. Memiliki kekayaan, tidak Rendahnya kemampuan dalam penguasaan
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, b. dan pemanfaatan teknologi. (5) Rendahnya
Hasil penjualan tahunan paling banyak 1 milyar, kemampuan dalam mengembangkan
c. Milik warga Indonesia, d. Berdiri sendiri, organisasi dan manajemen. (6) Lemahnya
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang pembentukan jaringan usaha atau kemitraan
perusahaan. Dengan batasan tersebut, maka antara sesama usaha kecil dan besar.
diharapkan peranan pemerintah maupun Berdasarkan permasalahan koperasi dan
masyarakat perlu memberikan perhatian yang UMKM, diperlukan strategi pemberdayaan

Tema: ” Peningkatan Kapasitas Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Menuju Revolusi Industri 4.0”
Kebijakan Pengembangan Umkm Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Jawa Timur

usaha dalam rangka memunculkan usaha sumber permodalan. (3) Kelemahan dan
masyarakat yang produktif dan prospektif. memperoleh peluang (akses pasar) dan
Adanya regulasi baik berupa undang- memperbesar pangsa pasar. (4) Keterbatasan
undang dan peraturan pemerintah yang berkaitan dalam kelemahan pemanfaatan akses dan
dengan UMKM dari sisi produksi dan sisi penguasaan teknologi, khususnya teknologi
perbankan, akan memacu peranan UMKM terapan. (5) Masih rendahnya kualitas SDM
dalam perekonomian. Bila suatu kebijakan atau yang meliputi aspek kompetensi,
regulasi tidak sesuai dengan harapan, tentunya keterampilan, etos kerja, karakter, kesadaran
kebijakan tersebut harus di evaluasi karena akan pentingnya konsisten mutu dan
adanya evaluasi akan diperoleh masukan yang standarisasi produk dan jasa, serta wawasan
berkaitan dengan ketidaksesuaian kebijakan kewirausahaan. (6) Keterbatasan penyediaan
dengan kinerja yang diharapkan hasilnya. Jadi, bahan baku mulai dari jumlah yang dapat
evaluasi membantu pengambilan kebijakan pada dibeli, standarisasi kualitas yang ada,
tahap penilaian kebijakan terhadap proses maupun panjangnya rantai distribusi bahan
pembuatan kebijakan. Pemerintah membuat baku. (7) Sistem kemitraan yang pernah
kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan digulirkan selama ini, cenderung mengalami
ekonomi yang terkait langsung distorsi ditingkat implementasi sehingga
dengan UMKM yaitu telah di canangkannya berdampak pada sub-ordinasinya pelaku
tiga butir kebijakan pokok di bidang ekonomi. usaha mikro, kecil, dan menengah
Pertama, adalah peningkatan layanan jasa dibandingkan dengan mitra usahanya (usaha
keuangan khususnya untuk pelaku UMKM, besar).
yang meliputi perbaikan layanan jasa perbankan,
pasar modal , multifinance , asuransi. B. Metode Penelitian
Kebijakan pokok kedua adalah Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
peningkatan infrastruktur layanan jasa keuangan, dengan penelitian ini adalah memberikan sedikit
berupa akses pasar, layanan penagihan dan sumbangan pemikiran serta gambaran singkat
pembayaran, kemudahan investasi dan kepada semua pihak yang memiliki perhatian
menabung, serta duku ngan umum atas dan kepentingan yang sama dengan materi
pelaksanaan transaksi perdagangan.Peningkatan penelitian ini.
layanan jasa dan infrastruktur pendukungnya Bagi diri penulis sendiri penelitian ini ingin
tidak akan berarti banyak tanpa upaya mencermati terhadap pelaku usaha UMKM
pembenahan menyeluruh untuk mening katkan terhadap permodalan serta hak dan
kemampuan entrepreneurship bagi kewajibannya terkait dengan keberlangsungan
pelaku UMKM. Kebijakan pokok ketiga adalah usahanya sebagai akibat kebijakan Pemerintah
meningkatkan kemampuan dan penguasaan terkait dengan hubungannya dengan pihak
aspek-aspek teknis dan manajemen usaha, perbankan selama ini menyangkut permodalan
pengembangan produk dan penjualan, dan jaminan yang harus dibebankan oleh pelaku
administrasi keuangan, dan kewirausahaan usaha UMKM.
secara menyeluruh. Kebijakan pemerintah dalam
pengembangan sektor UMKM tersebut C. Pendekatan Masalah
bertujuan untuk meningkatkan potensi dan Penulis menggunakan pendekatan Yuridis
partisipasi aktif UMKM di dalam proses normatif dalam membahas Penelitian ini.
pembangunan nasional, khususnya dalam Memperhatikan norma-norma hukum yang
kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan berlaku serta penerapannya dalam problematika
pemerataan pembangunan melalui perluasan pengembangan usaha UMKM berbasis
kerja dan peningkatan pendapatan. kerakyatan bagi pelaku usaha UMKM serta
Setelah memahami karakteristik solusinya.
UMKM maka langkah lebih lanjut adalah 1. Sumber Bahan Hukum
memahami permasalahan-permasalahan a. Sumber Bahan Hukum Primer
yang ada di dunia UMKM, adapun Bahan hukum primer berasal dari hasil
permasalahan tersebut antara lain: (1) wawancara dengan Instasi KADIN
Kelemahan dibidang organisasi dan sebagai pelayanan publik dan warga /
manajemen. (2) Kelemahan dalam struktur masyarakat sebagai pelaku usaha UMKM
permodalan dan keterbatasan untuk dalam proses mendapatkan kemudahan
memperoleh jalur akses terhadap sumber-

Volume 3 (2018); Hal. 316-322 317


Tutiek Retnowati, Widyawati Boediningish, Afdol

baik dari segi permodalan maupun kemajuan dan pengembangan UMKM juga
pemasaran. diprogramkan oleh Departemen Keuangan
b. Sumber Bahan Hukum Sekunder melalui SK Menteri Keuangan.
Bahan hukum sekunder berasal dari SK tersebut mewajibkan Badan Usaha
membaca dan mempelajari buku literatur Milik Negara (BUMN) untuk menyisihkan 1-5%
dan peraturan perundang-undangan, laba perusahaan bagi Pembinaan Usaha Kecil
tulisan-tulisan ilmiah dan berita-berita di dan Koperasi (PUKK). Kewajiban BUMN untuk
koran dan majalah yang memiliki topik menyisihkan labanya 1-5% belum dikelola dan
sejenis dengan pembahasan penelitian ini. dilaksanakan dengan baik. Dijelaskan bahwa
2. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan kebanyakan BUMN memilih persentase terkecil,
Data yaitu 1 % dari labanya, sementara itu
Prosedur pengumpulan data primer di banyak UMKM yang mengaku kesulitan
lakukan dengan cara melakukan studi mengakses dana tersebut. Selain itu kredit
lapangan yaitu melalui wawancara dengan perbankan juga sulit untuk diakses oleh UMKM,
pihak yang terkait yaitu Staf KADIN, dan di antaranya karena prosedur yang rumit serta
Masyarakat umum. Pengumpulan data banyaknya UMKM yang belum bankable.
sekunder dilakukan dengan cara studi Pemulihan ekonomi dalam perekonomian
kepustakaan, kemudian mengolah data daerah akan lebih cepat tercapai apabila peran
dengan cara mengumpulkan, memilih dan UMKM dapat lebih ditingkatkan dan berbagai
menyusun secara sistematis sehingga kendala internal yang melilit UMKM seperti
diperoleh data yang akurat dan dapat perkreditan dan permodalan dapat dicarikan
dipertanggungjawabkan. solusi yang tepat dan akurat. Perkreditan dan
permodalan bagi pengembangan UMKM sering
3. Analisis Data menjadi kendala, Kesulitan ini terutama sering
Data yang telah tersusun selanjutnya dihadapi oleh para pemodal kecil. Berdasarkan
dianalisa dengan menggunakan metode UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda,
deskriptis analitis, yaitu menguraikan koperasi dan UMKM menjadi urusan wajib
permasalahan, menyatakan pandangan dan pemerintah daerah. Hal itu berarti pemerintah
pendapat dan akhirnya memecahkan daerah mempunyai kewenangan seluas-luasnya
permasalahan yang terdapat pada data untuk melaksanakan pembangunan dalam
tersebut. mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat, pemerataan dan keadilan yang
D. Pembahasan didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi.
Pemerintah melalui berbagai elemen Dalam rangka pemberdayaan koperasi dan
seperti Departemen Koperasi, Departemen UMKM, pemerintah telah mengeluarkan
Perindustrian dan Perdagangan, Bappenas, kebijaksanaan yang dituangkan ke dalam 17
BUMN juga institusi keuangan baik bank skim kredit dengan persyaratan lunak.
maupun non-bank, melakukan berbagai upaya Selanjutnya data dari Asian Development Bank
untuk mewujudkan UMKM agar dapat menjadi tahun 2001 menunjukkan bahwa perolehan
tangguh dan mandiri serta dapat berkembang kredit bagi UMKM dari lembaga perkreditan
untuk mewujudkan perekonomian nasional yang seperti perbankan adalah sebagai berikut : a).
kukuh. Dukungan diwujudkan melalui kebijakan UMKM yang pernah memperoleh kredit dari
maupun pengadaan fasilitas dan stimulus lain. bank hanya sebesar 21%, b). UMKM yang
Selain itu, banyak dukungan atau bantuan yang telah mengajukan kredit tetapi belum
diperlukan berkaitan dengan upaya tersebut, memperoleh kredit sebesar 14%, c). UMKM
misalnya bantuan berupa pengadaan alat yang sangat membutuhkan kredit tetapi belum
produksi, pengadaan barang fisik lainnya juga mengajukan kredit sebesar 33% dand). sisanya
diperlukan adanya sebuah metode, mekanisme sebesar 32% belum memerlukan kredit.
dan prosedur yang memadai, tepat guna, dan Disebabkan besarnya potensi Usaha menengah
aplikatif serta mengarah pada kesesuaian dalam percaturan global umumnya dan dalam
pelaksanaan usaha dan upaya pengembangan ekonomi Indonesia pada umumnya, maka
dengan kemampuan masyarakat sebagai elemen penting bagi kita untuk memahami lebih jauh
pelaku usaha dalam suatu sistem perekonomian tentang masalah ini. Dan selanjutnya mencari
yang berbasis masyarakat, yaitu dalam solusi tepat untuk semua permasalahan itu
bentuk UMKM. Usaha dalam menjamin Pengelolaan usaha UMKM berbasis ekonomi

318 Volume 3 (2018); Hal. 316-322


Kebijakan Pengembangan Umkm Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Jawa Timur

kerakyatan sangat membantu bagi pelaku usaha Sektor UMKM menguasai kurang lebih
menciptakan peluang maupun lapangan kerja 90% sektor usaha di Indonesia yang juga dapat
bagi dirinya jika itu dijalankan dengan benar. dibaca bahwa sektor UMKM adalah sektor yang
Sehingga diharapkan peran Pemerintah didalam merepresentasikan ekonomi rakyat Indonesia.
menggerakkan peluang kerja yang diantaranya Selain itu, sektor ini telah membuktikan diri
pelaku usaha UMKM akan bisa menciptakan sebagai sektor usaha yang lebih tahan dari
peluang kerja sendiri dengan demikian akan hantaman badai krisis. Bisa dikatakan bahwa
membantu pekerjaan rumah. Karena jika ingin terbitnya PBI tersebut juga merupakan salah satu
pelaku usaha tetap eksis dan tetap terjaga maka manifestasi konsistensi kepedulian Bank
diharapkan dalam pengelolaan harus profesional Indonesia terhadap UMKM. Dalam
dan lebih tepatnya dengan sistem menggerakkan pengembangan UMKM Bank Indonesia
pelaku usaha UMKM sebagai motor utama mempunyai program pelatihan pendampingan
perekonomian Bangsa Indonesia akan lebih UMKM serta line base survei terhadap UMKM
tangguh dan merata inilah solusinya karena yang dilakukan secara berkala. Secara agregat,
diharapkan bisa terwujudnya peluang kerja yang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
banyak dan masyarakat akan terserap dengan lebih signifikan, memang akan lebih cepat
usaha UMKM tersebut. apabila kebijakan pelonggaran penetapan
kualitas produktif tersebut diarahkan kepada
Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu kelompok usaha skala besar atau korporasi.
dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran pokok Namun terkait dengan risiko kredit usaha skala
ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya besar yang juga cukup besar perlu dilakukan
meliputi lima hal: langkah yang lebih berhati-hati dalam kebijakan
1. Tersedianya peluang kerja dan terhadap sektor usaha skala besar. Karena
penghidupan yang layak bagi seluruh apabila terjadi kegagalan penyaluran kredit di
anggota masyarakat. sektor koorporasi, dampak yang timbul terhadap
2. Terselenggaranya sistem jaminan situasi ekonomi juga lebih besar. Di tengah
sosial bagi anggota masyarakat yang ketidakjelasan kebijakan pemerintah
membutuhkan, terutama fakir miskin dan menyangkut restrukturisasi utang usaha kecil
anak-anak terlantar. dan menengah (UKM), Komite Penanggulangan
3. Terdistribusikannya kepemilikan modal Kemiskinan (KPK) mengembuskan angin surga
material secara relatif merata di antara kepada usaha mikro, kecil dan menengah
anggota masyarakat. (UMKM) dengan membuat kesepakatan
4. Terselenggaranya pendidikan nasional bersama Bank Indonesia (BI).
secara cuma-cuma bagi setiap anggota Sasaran pemberdayaan ekonomi
masyarakat. masyarakat dapat dilihat dari sisi sebagai
berikut: Pertama, menciptakan suasana atau
5. Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota
iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat untuk mendirikan dan menjadi
anggota serikat-serikat ekonomi. masyarakat berkembang (enabling). Kedua,
memperkuat potensi atau sumberdaya yang
Tidak kalah penting adalah peran dimiliki oleh masyarakat (empowering).
perbankan harus fokus dan serius dan banyak Ketiga, proses pemberdayaan harus
melindungi dan mencegah (protecting) yang
memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha
UMKM tersebut agar kesejahteraan yang nyata lemah bertambah lemah disebabkan
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang
bisa diraih oleh masyarakat kita secara merata.
Dengan sistem kebijakan tersebut pengelolaan kuat. Dalam perspektif pemberdayaan,
keberadaan usaha kecil menengah dengan
usaha UMKM berbasis ekonomi kerakyatan
segala karekteristiknya dituntut untuk
merupakan tindakan yang tepat untuk
mengangkat harkat dan taraf hidup masyarakat menangkap peluang dalam situasi ekonomi
yang sangat sulit, yaitu fleksibelitas yang
lebih terjamin, lebih mapan , lebih sejahtera di
Wilayah Jawa Timur khususnya Surabaya , tinggi, dan dengan dukungan manajemen
Sidoarjo , Gresik , Mojokerto , Jombang. yang memadai dalam menghasilkan produk
Dengan demikian tentu saja tidak ada yang dapat dan jasa.
menjamin bahwa dengan adanya ini otomatis Secara bertahap relaksasi tersebut mulai
menyentuh sektor usaha skala besar meskipun
akan secara efektif mendorong sektor riil.
dengan tetap dalam koridor regulasi sesuai

Volume 3 (2018); Hal. 316-322 319


Tutiek Retnowati, Widyawati Boediningish, Afdol

dengan prinsip kehati-hatian. Relaksasi untuk Jombang mengingat masih minimnya dana dari
kredit Rp 500 juta-Rp 10 miliar hanya berlaku Dinas Koperasi untuk pengembangan UMKM.
bagi bank yang memiliki predikat sistem a. Kementerian Koperasi dan UMKM
pengendalian risiko untuk risiko kredit dapat bersinergi dengan IKADIN guna
diandalkan (acceptable), rasio KPMM paling mengembangkan penerapan ekonomi
kurang sama dengan ketentuan yang berlaku, kerakyatan dalam pemberdayaan koperasi
dan memiliki peringkat komposit tingkat dan usaha mikro, kecil menengah
kesehatan bank minimal . Selain memberikan (KUMKM) Indonesia.Menkop dan UMKM
kelonggaran terhadap penetapan kualitas Sjarifuddin Hasan mengatakan dari kerja
produktif. Bank Indonesia juga secara tidak sama ini diharapkan mampu
langsung mendorong bank-bank untuk mengembangkan sektor riil dengan pola
meningkatkan kualitas manajemen risiko. Bank- kerakyatan, khususnya pemberdayaan
bank harus menjaga dan meningkatkan kualitas koperasi jasa keuangan. Kesepakatan ini
manajemen risiko kreditnya minimal mencapai untuk meningkatkan dan mengembangkan
level strong dan atau acceptable sekaligus pengaplikasian ekonomi kerakyatan melalui
menjaga rasio KPMM tetap berada dalam KUMKM dalam upaya mendukung
ketentuan yang berlaku. bahwa efektivitas perluasan kesempatan kerja dan pengentasan
sebuah kebijakan moneter dan perbankan juga kemiskinan," Naskah kerja sama (MoU)
harus didukung dengan kebijakan sektor riil diteken pekan lalu yang dihadiri para tokoh
yang tepat. masyarakat dan pejabat Daerah.
Penanganan dan pengelolaan UMKM Kerja sama berdasarkan prinsip kemitraan
berbasis perbankan adalah merupakan profil dan saling memberi dan bermanfaat. Pihak
usaha yang banyak tumbuh di Indonesia. kesatu adalah instansi yang bertanggung
Perkembangan usaha sektor UMKM ini sedikit jawab dalam pemberdayaan UMKM.
terlambat karena ketidakberdayaan pelaku usaha Adapun pihak kedua, adalah lembaga
dalam menghadapi lingkup ekonomi yang masyarakat yang bertanggung jawab dalam
terbuka dibutuhkan upaya pemberdayaan. Salah pengembangan ekonomi kerakyatan.
satu cara memberdayakan mereka adalah dengan Adapun ruang lingkup kerja sama meliputi
memberikan bantuan konsultasi dibidang peningkatan kapasitas sumber daya manusia
manajemen strategi dan akses permodalan. Unit KUMKM, peningkatan kualitas
Koperasi Menengah (UKM) lokal yang perlu kelembagaan KUMKM, fasilitasi sertifikasi
dorongan oleh pihak perusahaan swasta dan halal setiap produk KUMKM, dan fasilitasi
BUMN karena merupakan bagian integral dan bidang usaha KUMKM berbasis kerakyatan.
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan
dan peran yang strategis untuk mewujudkan b. Tahun 2009 dimulainya program dalam
struktur perekonomian yang seimbang daerah. mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan
Berdasarkan evaluasi perkembangan UMKM yang merupakan salah satu program
pihaknya dan beberapa pesusahaan akan Kementerian Negara Koperasi dan UMKM
membuat agenda tetap untuk mempromosikan dalam memajukan pengembangan koperasi
produk UMKM dengan cara menjual langsung dan UMKM berbasis kerakyatan. Selain itu
kepada masyarakat. orientasi dalam mengembangkan KJKS tak
Pameran dan penjualan UMKM lokal lepas dari semangat munculnya Undang-
akan menjadi agenda tetap pemerintah, dengan Undang Perbankan yang merupakan pilar
menggunakan strategi dengan pemilihan tempat dari pengembangan ekonomi kerakyatan di
dan jenis kegiatan yang berbeda setiap acaranya, Indonesia. Bagaimana potensi serta peluang
kedepannya kami akan dorong UMKM lokal KJKS kedepan sangat berpotensial KJKS
maupun yang tujuan Export. berkembang, hal ini dilihat dari segmentasi
Langkah yang akan dilakukan adalah pasar sangat luas untuk dikembangkan dan
bekerjasama dengan perusahaan swasta maupun tambah mayoritas masyarakat Indonesia
BUMN yang menggerakkan UMKM berbasis menjadikan daya tarik sendiri bagi
kerakyatan akan diarahkan pada masa minat beli pengembangan KJKS.
masyarakat sedang tinggi agar penjualan produk Kelebihan KJKS dibandingkan koperasi
UMKM meningkat di Jawa Timur khususnya di biasa selama ini banyak hal yang diperoleh
Surabaya , Sidoarjo , Gresik , Mojokerto , dalam KJKS dimana di KJKS banyak skim-
skim pembiayaan yang bervariasi hal ini

320 Volume 3 (2018); Hal. 316-322


Kebijakan Pengembangan Umkm Berbasis Ekonomi Kerakyatan di Jawa Timur

sangat cocok dan sesuai dengan kebutuhan F. Saran


pelaku UMKM yang ada selama ini. Selain Guna menciptakan rasa keadilan sudah
itu orientasi dari sistem ekonomi kerakyatan saatnya Pemerintah memberikan layanan terbaik
adalah memajukan sektor riil hal ini sangat bagi warga masyarakat khususnya terkait dengan
sesuai dengan kepentingan pengembangan kemudahan di dalam memperoleh modal kerja
koperasi. bagi pelaku usaha UMKM dengan memberikan
Teori Competitive Strategy segala kemudahan layanan terbaik untuk
mengemukakan bahwa perusahaan harus mendapatkan data yang akurat secara
menciptakan daya saing khusus agar administratif sehingga ada kekuatan hukum yang
memiliki posisi tawar menawar yang kuat menjadi pegangan bagi pelaku usaha UMKM
dalam persaingan. Perusahaan dapat sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di
mencapai keberhasilan jika tiga kondisi wilayah Indonesia dengan demikian bila tercapai
dipenuhi yaitu : 1) tujuan perusahaan kuat kesejahteraan maka akan menciptakan ketertiban
dipasar;2) memperhatikan kekuatan didalam lingkungan masyarakat itu sendiri.
perusahaan secara dinamis dengan
memperhatikan peluang dan ancaman DAFTAR PUSTAKA
lingkungan eksternal; 3) harus memiliki dan
menggali kompetensi khusus (distinctive [1] Brown, Lisanne, Anne LaFond, dan Kate
competency) sebagai pendorong, jika hal ini Macintyre. 2001. Mengukur
tidak dilakukan maka kinerja usaha dan Pembangunan Kapasitas, Pusat Populasi
keuntungan keuntungan akan menurun. Carolina, Chapel Hill: University of North
Sedangkan untuk menghadapi persaingan Carolina,
yang semakin kompleks dan krisis internal, [2] Djunaedi, Achmad. 2000. Pedoman
perusahaan kecil dapat menggunakan teori Penulisan Tinjauan Pustaka. Yogyakarta:
resource ced-based strategy. Teori ini Pascasarjana UGM.
dinilai potensial untuk memelihara [3] Hamdy, Hady. 2001. Ekonomi
keberhasilan perusahaan dalam kondisi Internasional - Teori dan Kebijakan
lingkungan eksternal bergejolak, teori ini Perdagangan Internasional. Buku 1, Edisi
mengutamakan pengembangan kapabilitas Revisi Jakarta, Ghalia Indonesia.
internal yang unggul (superior), tidak [4] Ishak, Effendi. 2005. Artikel: Peranan
transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh Informasi Bagi Kemajuan UKM.
pesaing dan memberikan daya saing yang Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat.
panjang (futuristik) dan tahan terhadap resesi [5] Ismawan, Bambang. 2002. Ekonomi
(recession proof). Rakyat: Sebuah Pengantar, Seminar
Pendalaman Ekonomi Rakyat, Jakarta:
Financial Club.
E. Kesimpulan
[6] Krisnamurthi, Bayu. 2002. RUU
Persoalan yang muncul dalam masyarakat
Keuangan Mikro: Regang Keberpihakan
masalah usaha UMKM, maka penyelesaian
Terhadap Ekonomi Rakyat, (online),
terhadap masalah pelaku usaha UMKM perlu
(www.bmm-online.org, dikses 4 oktober
penanganan serius bagi semua pihak dengan
2011) 31
demikian, Pemerintah tidak akan mampu secara
[7] Loudon, Kenneth C dan Loudon, Jane P.
maksimal melaksanakan kebiakan tanpa peran
2007. Sistem Informasi Manajemen:
pelaku usaha yang ikut serta membantu
Mengelola Perusahaan Digital. Jakarta:
menyelesaikan dengan didukung adanya
Pearcon Education
pelaksanaan otonomi. Pemerintah Daerah
[8] Prabowo, Hendro dan Wardoyo.2003.
memiliki kepentingan yang besar terhadap
Kinerja Lembaga Keuangan Mikro bagi
pelaksanaan program usaha UMKM guna
Upaya Penguatan Usaha Mikro, Kecil,
menuju kesejahteraan masyarakat secara luas.
dan Menengah diWilayah
Sehingga diharapkan dengan proaktifnya
Jabotabek.Depok: Universitas Gunadarma
perbankan dalam meningkatkan perhatian bagi
[9] Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan
pelaku usaha UMKM maka akan menciptakan
Menengah (UKM), Informasi Terdepan
peluang kerja yang positif bagi semua pihak.
tentang Usaha Kecil Menengah, (online),
(http://infoukm.wordpress.com, diakses 1
oktober 2011)

Volume 3 (2018); Hal. 316-322 321


Tutiek Retnowati, Widyawati Boediningish, Afdol

[10] Republik Indonesia. 2008. Undang- Komputer di Agribisnis Agribisnis Jawa


Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Timur. Jurnal Pendidikan dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Pembangunan Internasional, JEDICT, Vol
Jakarta: Sekretariat Negara 7 No 1 halm. 56-67
[11] Sabirin, S. 2001. Pemanfaatan Kredit [14] Sudaryanto dan Hanim, Anifatul. 2002.
Mikro untuk Mendorong Pertumbuhan Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong
Ekonomi Rakyat di Era Otonomi Daerah. Pasar Bebas Asean (AFTA): Analisis
Orasi Ilmiah Lustrum IX Universitas Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal
Andalas, Padang, 13 September 2001. Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol
[12] Setyobudi, Andang. 2007. Peran dan Bank 1 No 2, Desember 2002
Indonesia dalam Pengembangan Usaha [15] Suyanto, M. 2005. Artikel, Aplikasi IT
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), untuk UKM Menghadapi Persaingan
Buletin Hukum Perbankan dan Global. Yogyakarta Tambunan, Tulus,
Kebanksentralan, Volume 5, nomor 2, 2001, Perdagangan Internasional dan
Agustus 2007. Jakarta: Bank Indonesia Neraca Pembayaran, Teori dan Temuan
[13] Sudaryanto. 2011. Kebutuhan Pendidikan Empiris, LP3ES, Jakarta
TIK untuk Manajer atau Agribisnis untuk [16] Tambunan, Tulus, 2010, Pusat Studi
Meningkatkan Pendapatan Pertanian: Industri, UKM, dan Persaingan Usaha,
Studi Pengaruh Faktor pada Adopsi Universitas Trisakti, Indonesia

322 Volume 3 (2018); Hal. 316-322

Anda mungkin juga menyukai