Anda di halaman 1dari 15

PA

GE
\*
ME
RG
EF
OR
MA
T1

MODUL PERKULIAHAN

F032100013 –PEREKONOMIAN
INDONESIA

Kebijakan UMKM (CPMK 3)

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

07
Dr Ir Sri Hartono MM
Ekonomi /Bisnis Managemen
Peran pemerintah dalan UMKM sangatlah 1. Mampu memahami tantangan Kebijakan
diperlukan untuk membantu tingkat
pertumbuhan perekonomian Indonesia
UMKM untuk membantu pertumbuhan
perekonomian indonesia
2. Mampu menjelaskan karakter UMKM
3. Mampu menjelaskan peran UMKM dalam
membantu pertumbuhan perekonomian
Indonesia

A. Pendahuluan
UMKM merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM
adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan
menanggung biaya yang relatif rendah. Kehadiran UMKM bukan saja dalam rangka
peningkatan pendapatan tapi juga dalam rangka pemerataan pendapatan. Hal ini bisa
dimengerti karena sektor UMKM melibatkan banyak orang dengan beragam usaha.
Pemerintah sudah mempunyai komitmen memberdayakan ekonomi kerakyatan dalam hal
ini UMKM dan koperasi. Hal ini tercantum dalam GBHN 1999-2004. Namun misi ini
sempat belum terlaksana seiring dengan sikap pemerintah yang masih mengandalkan
usaha besar sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Ada ketakutan pemerintah tentang
pertumbuhan yang rendah sehingga mereka kembali dengan kebijakan ekonomi
konglomerasi mengingat tekanan dari dunia internasional agar Indonesia mengejar
pertumbuhan daripada pemerataan

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing secara
internasional, serta menumbuhkan kemandirian ekonomi dengan pemberatan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik. Pemerintah daerah dapat memberdayakan UMKM
melalui pembuatan peraturan yang tepat. Pemberdayaan dimaksudkan untuk menjadikan
UMKM sebagai usaha yang tangguh dan mandiri dalam perekonomian nasional. Dalam
proses pemberdayaan melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dalam hal
ini pemerintah harus menciptakan iklim usaha yang kondusif dan melakukan pembinaan
dan pengembangan berupa bimbingan dan bantuan lainnya. Memang banyak UMKM
yang masih menghadapi kendala yaitu lingkungan yang tidak kondusif untuk berusaha.
Misalnya, ijin yang sulit atau penyogokan yang memberatkan usaha 4 UMKM. Jika ini
dilakukan berarti pemerintah membantu UMKM keluar dari kendala internal dan eksternal.
Usaha Kecil dan Mikro (UKM) merupakan sektor yang penting dan besar kontribusinya
dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan ekonomi nasional, seperti
pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, peningkatan devisa negara, dan pembangunan
ekonomi daerah. UKM diharapkan mempunyai kemampuan untuk ikut memacu
pertumbuhan ekonomi nasional sehingga UKM membutuhkan pelindung berupa kebijakan
pemerintah seperti undang-undang dan peraturan pemerintah. Adanya regulasi baik
berupa undangundang dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan UKM dari sisi
produksi dan sisi perbankan, akan memacu peranan UKM dalam perekonomian. Seperti
yang diungkapkan oleh George. J. Stigler dalam Mandala Harefa (2008: 206), bahwa
“Regulasi adalah seperangkat aturan yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan
dan manfaat untuk masyarakat pada umumnya atau pada sekelompok masyarakat”.
Manfaat dari regulasi tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yakni dari sisi pemerintah
sebagai pembuat regulasi dan dari sisi pengusaha sebagai obyek perizinan. Bagi
pemerintah, perizinan diperlukan untuk menjaga ketertiban umum dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat secara luas. Bagi pengusaha, perizinan seharusnya
memberi manfaat sosial dan ekonomi. Bila suatu kebijakan atau regulasi tidak sesuai
dengan harapan, tentunya kebijakan tersebut harus dievaluasi karena adanya evaluasi
akan diperoleh masukan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian kebijakan dengan
kinerja yang diharapkan hasilnya. Jadi, evaluasi membantu pengambil kebijakan pada
tahap penilaian kebijakan terhadap proses 33 pembuatan kebijakan. Evaluasi kebijakan
tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai berapa jauh masalah telah
terselesaikan, tetapi memberi masukan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian, dan perumusan kembali masalah.
Pemerintah membuat kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang terkait
langsung dengan UKM yaitu telah dicangkannya tiga butir kebijakan pokok di bidang

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
ekonomi. Pertama, adalah peningkatan layanan jasa keuangan khususnya untuk pelaku
UKM, yang meliputi perbaikan layanan jasa perbankan, pasar modal, multifinance,
asuransi. Kebijakan pokok kedua adalah peningkatan infrastruktur layanan jasa
keuangan, berupa akses pasar, layanan penagihan dan pembayaran, kemudahan
investasi dan menabung, serta dukungan umum atas pelaksanaan transaksi
perdagangan. Peningkatan layanan jasa dan infrastruktur pendukungnya tidak akan
berarti banyak tanpa upaya pembenahan menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan
entrepreneurship bagi pelaku UKM. Kebijakan pokok ketiga adalah meningkatkan
kemampuan dan penguasaan aspekaspek teknis dan manajemen usaha, pengembangan
produk dan penjualan, administrasi keuangan, dan kewirausahaan secara menyeluruh.

Jenis dan kriteria UMKM


UMKM sendiri menurut Undang Undang republik Indonesia Nomo 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, di bagi menjadi 3 kriteria, yaitu
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah). Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)
huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah sesuai
dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berbagai Kebijakan Pemerintah
Pemerintah juga memberikan kebijkankebijakan dan perundang-undangan guna
menumbuhkan iklim usaha. Aspek-aspek yang di tulis meliputi :
1. Pendanaan;
2. Sarana dan prasarana;
3. Informasi usaha;
4. Kemitraan;
5. Perizinan usaha;
6. Kesempatan berusaha;
7. Promosi dagang; dan
8. Dukungan kelembagaan.

Dari aspek pendanaan menurut UU no. 20 tahun 2008, di tujukan untuk :


1. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan
bukan bank;
2. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga
dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
3. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat,
murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; dan
4. Membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan
pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan
dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional
maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.

Dari aspek sarana dan prasarana di tujukan untuk mengadakan prasarana umum
yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil.
Serta memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Mikro dan Kecil.

Aspek informasi usaha di tujukan untuk membentuk dan mempermudah


pemanfaatan bank data dan jaringan informasi bisnis serta mengadakan dan
menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, komoditas,
penjaminan, desain dan teknologi, dan mutu. Selain itu juga memberikan jaminan
transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah atas segala informasi usaha.

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk aspek kemitraan ditujukan untuk:
1. Mewujudkan kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
2. Mewujudkan kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar;
3. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam
pelaksanaan transaksi usaha antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha
Besar;
5. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah;
6. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya persaingan
usaha yang sehat dan melindungi konsumen; dan
7. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang
perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.

Untuk aspek perizinan usaha


Di tujukan untuk menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan
sistem pelayanan terpadu satu pintu dan membebaskan biaya perizinan bagi Usaha
Mikro dan memberikan keringanan biaya perizinan bagi Usaha Kecil. Kemudian
Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan izin usaha
diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Untuk aspek kesempatan berusaha di tujukan untuk :


1. Menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar,
ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi
pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi
lainnya;
2. Menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Mikro dan Kecil di subsektor
perdagangan retail;
3. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan
proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya yang bersifat
khusus dan turun-temurun;

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untukUsaha Mikro, Kecil, dan
Menengah serta bidang usaha yang terbuka untuk Usaha Besar dengan syarat
harus bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
5. Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah;
6. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro dan Kecil
melalui pengadaan secara langsung;
7. Memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan kerja
Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan
8. Memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.
Kemudian pelaksanaan ketentuan nya dilakukan pengawasan dan pengendalian oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Aspek promosi dagang di tujukan untuk :


1. Meningkatkan promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di dalam dan di
luar negeri;
2. Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah di dalam dan di luar negeri;
3. Memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah yan mampu menyediakan pendanaan secara mandiri dalam kegiatan
promosi produk di dalam dan di luar negeri; dan
4. Memfasilitasi pemilikan hak atas kekayaan intelektual atas produk dan desain
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam kegiatan usaha dalam negeri dan ekspor.
Dan untuk aspek kelembagaan ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan
fungsi inkubator, lembaga layanan pengembangan usaha, konsultan keuangan mitra
bank, dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Upaya dan Dukungan Pemerintah


Pemerintah sendiri juga memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang produksi
dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi.
Pengembangan usaha dalam bidang produksi dan pengolahan di lakukakn dengan
cara :
1. Meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan manajemen bagi
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana, produksi dan
pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan bagi produk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah;
3. Mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan pengolahan; dan
4. Meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan bagi Usaha
Menengah.

Pengembangan usaha
Dalam bidang pemasaran di lakukan dengan cara :
1. Melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;
2. Menyebarluaskan informasi pasar;
3. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;
4. Menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar,
lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha Mikro dan
Kecil;
5. Memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan distribusi; dan
6. Menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.

Dalam bidang sumber daya manusia di lakukan dengan cara memasyarakatkan dan
membudayakan kewirausahaan, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial,
membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan kemudian adanya pelatihan
untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis,
dan penciptaan wirausaha baru.

Dalam bidang desain dan teknologi di lakukan dengan cara :


1. Meningkatkan kemampuan di bidang dan teknologi serta pengendalian mutu;
2. Meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;
3. Meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah di bidang penelitian untuk
mengembangkan desain dan teknologi baru;
4 Memberikan insentif kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang
mengembangkan teknologi dan melestarikan lingkungan hidup; dan
5. Mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk memperoleh sertifikat hak
atas kekayaan intelektual

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tidak hanya itu, Pemerintah juga membuat kebijakan untuk memberikan pembiayaan
dan penjaminan bagi usaha mikro dan kecil, di antaranya :
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro
dan Kecil.
2. Badan Usaha Milik Negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian
laba tahunan yang dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk
pemberian pinjaman, penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya
3. Usaha Besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan yang
dialokasikan kepada Usaha Mikro dan Kecil dalam bentuk pemberian pinjaman,
penjaminan, hibah, dan pembiayaan lainnya.
4. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha dapat memberikan hibah,
mengusahakan bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain
yang sah serta tidak mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil.
5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk
kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana, dan bentuk
insentif lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan kepada
dunia usaha yang menyediakan pembiayaan bagi Usaha Mikro dan Kecil.

Dalam meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil,


Pemerintah melakukan upaya:
1. Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga keuangan
bukan bank;
2. Pengembangan lembaga modal ventura;
3. Pelembagaan terhadap transaksi anjak piutang;
4. Peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui koperasi
simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah; dan
5. Pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap
sumber pembiayaan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan,
mengembangkan, dan memperluas jaringan lembaga keuangan bukan bank,
menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jangkauan lembaga penjamin
kredit, serta memberikan kemudahan dan fasilitasi dalam memenuhi persyaratan
untuk memperoleh pembiayaan.

Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif meningkatkan akses Usaha
Mikro dan Kecil terhadap pinjaman atau kredit yaitu dengan cara:

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
1. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan usaha;
2. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur pengajuan kredit atau pinjaman; dan
3. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis serta manajerial usaha.
Sedangkan untuk pembiayaan dan penjaminan usaha menengah Pemerintah dan
Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Usaha Menengah dalam bidang
pembiayaan dan penjaminan dengan memfasilitasi dan mendorongpeningkatan
pembiayaan modal kerja dan investasi melalui perluasan sumber dan pola
pembiayaan, akses terhadap pasar modal, dan lembaga pembiayaan lainnya dan
mengembangkan lembaga penjamin kredit, danmeningkatkan fungsi lembaga
penjamin ekspor

B. Peran UMKM Terhadap Perekonomian Indonesia


Peranan UMKM terlihat cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat dilihat
dari besaran pertambahan nilai PDB, pada periode 1998 – 2002 yang ectory netral
dari intervensi pemerintah dalam pengembangan ector perekonomian karena
kemampuan pemerintah yang ectory terbatas, ector yang menunjukkan pertambahan
PDB terbesar berasal dari ectory kecil, kemudian diikuti ectory menengah dan besar.
Hal ini mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi pada masa akan datang.
Dari aspek penyerapan tenaga kerja, ector pertanian secara absolute memiliki
kontribusi lebih besar dari pada ector pertambangan, ector ectory pengolahan dan
ector ectory jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan menimbulkan
kesenjangan pendapatan yang semakin mendalam antara ector yang menghasilkan
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.
Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Sejarah membuktikan, ketika terjadi krisis moneter di tahun
1998 banyak usaha besar yang tumbang karena dihantam krisis tersebut, namun
UMKM tetap eksis dan menopang kelanjutan perekonomian Indonesia. Tercatat, 96%
UMKM di Indonesia tetap bertahan dari goncangan krisis. Hal yang sama juga terjadi
di tahun 2008-2009. Ketika krisis datang dan mengakibatkan perlambatan
pertumbuhan ekonomi, UMKM lagi-lagi menjadi juru selamat ekonomi Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga berperan dalam memperluas lapangan kerja
dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat
berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional. Berdasarkan data BPS (2003), populasi usaha kecil dan menengah (UKM)

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
jumlahnya mencapai 42,5 juta unit atau 99,9 % dari keseluruhan pelaku bisnis di
tanah air. UMKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja, yaitu sebesar 99,6 persen. Sementara itu, kontribusi UMKM terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,7 persen. Angka tersebut terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan UMKM dari tahun ke tahun.
Meski demikian, UMKM juga masih memiliki beberapa kendala antara lain
dalam hal produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan
teknologi, permodalan, serta iklim usaha. Dalam pertemuan APEC 2013, Menkop dan
UMKM Syarif Hasan mengungkapkan 3 kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM
yakni permodalan, teknologi, dan pemasaran. Agar kendala tersebut tidak berlanjut,
perlu dilakukan upaya pemberdayaan UMKM.Dalam rangka pemberdayaan UMKM,
keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Sejauh ini keterlibatan
stakeholder UMKM antara lain terdiri dari instansi pemerintah, lembaga pendidikan,
LSM, koperasi, perbankan dan asosiasi usaha. Menurut Karsidi dan Irianto (2005)
keterlibatan yang ada masih bersikap sendiri-sendiri dan kurang intregratif antara
stakeholder satu dengan yang lain.

C. Perkembangan UMKM di Indonesia


Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia kian meningkat
dan kini mencapai 55,2 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah, Syarif Hasan menyatakan dari puluhan juta UKM itu saat
ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi
sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia. Menurut Syarif,
UKM di wilayah Asia Pasifik dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada
perekonomian dmin. Tidak hanya itu, dengan penanaman teknologi informasi atau
internet dalam memasarkan produknya diyakini UKM akan segera berkembang ke
tingkat international. UKM tidak terpengaruh pada krisis ekonomi yang terjadi pada
tahun 1997 dan krisis ekonomi 2008.UKM memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pemerintah berkomitmen untuk terus
mendukung UKM.Beberapa tantangan yang dihadapi UKM seperti akses internet
yang masih terbatas terutama di daerah pedesaan.
Tidak tersedianya pembayaran online serta potensi peraturan yang dapat melarang
perusahaan kecil melakukan hosting digital, menyebabkan terbatasnya kegiatan e-
commerce.Itulah yang menjadi tantangan utama untuk mengembangkan dmini
informasi dan internet dalam rangka mengembangkan dmini marketing online.
Menurutnya, dengan layanan internet, memungkinkan bagi UKM untuk memiliki dmi

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
online yang mampu menjangkau penjualan di tingkat internasional.Kini baru sebagian
UKM yang memiliki website sehingga menjadi peluang besar untuk mengembangkan
bisnis secara online, seiring dengan meningkatnya penggunaan internet di Indonesia
dan wilayah Asia Pasifik.
Pertumbuhan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus
meningkat dari tahun ke tahun sehingga mampu mengurangi angka pengangguran
dan kemiskinan di Indonesia . Jumlah UMKN saat ini mencapai 56,5 juta unit, dan
98,9 persen adalah usaha mikro, sedangkan jumlah koperasi di Indonesia mencapai
200.808 unit . Seiring dengan pertumbuhan koperasi dan UMKM yang begitu tinggi,
tentu akan berdampak kepada pengurangan kemiskinan dan pengurangan angka
pengangguran. Jumlah debitur dari Koperasi dan UMKM sebanyak 10,04 juta debitur.
Tentunya terjadi pengurangan kemiskinan . Kementerian Koperasi dan UKM, juga
akan terus melakukan penambahan koperasi dan UMKM untuk seluruh Indonesia.
Dengan memberikan fasilitas pendanaan, pendampingan dan menjembatani
pemasaran produk-produk dari UMKM baik di dalam maupun di luar negeri.Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin) dan berbagai organisasi kemasyarakatan guna
memperkenalkan koperasi dan UMKM kepada masyarakat.
Sejatinya pemberdayaan UMKM merupakan gerakan sinergis antar berbagai
pihak. Namun pemerintah tetap memegang peranan terbesar dalam upaya
pemberdayaan tersebut.Keterlibatan pemerintah dalam memberdayakan UMKM
telah diatur jelas dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Undang-Undang ini
memuat tentang ketentuan umum, asas, prinsip dan tujuan pemberdayaan, dminist,
penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan,
kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi dministrative dan ketentuan pidana.
UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-
undang, antara lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan
persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah,
beberapa kemudahan lainnya.

D. Strategi UMKM dalam meningkatkan daya saing


Pengertian daya saing menurut World Economic Forum (WEF) adalah sebagai
kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan berkelanjutan.Indikator daya saing secara global diukur dari kondisi
ekonomi makro, birokrasi, serta teknologi suatu negara. Daya saing menurut Michael
Porter adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh
tenaga kerja. Pengertian dari Porter mengenai daya saing lebih merujuk pada daya

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


12 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
saing perusahaan dalam industri. Berdasarkan IMD World Competitivenes yearbook
2007, pada tahun 2003 daya saing perusahaan Indonesia menempati posisi ke 49
dari 55 negara yang disurvei kondisi ini terus turun ditahun tahun berikutnya menjadi
peringkat 50 pada tahun 2005, 52 ditahun 2006, 54 ditahun 2007. Pada tahun 2013
World Economic Forum kembali menerbitkan rangking daya saing untuk tahun 2013,
Indonesia berada pada posisi ke 38 dari 148 negara yang ikut serta dan berada pada
posisi ke 5 di kawasan Negara ASEAN dan Asia Selatan. Indonesia mengalami
kemajuan dari tahun ke tahun yang tidak bisa diremehkan namun Indonesia tetap
harus lebih giat meningkatkan kualitas diri dalam seluruh sektor ekonomi,
meningkatkan daya saing yang tinggi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang semakin maju seperti saat ini

Secara spesifik, beberapa hal yang perlu dibenahi untuk meningkatkan daya saing
UMKM adalah:

1. Produktivitas dan Inovasi


Peningkatan produktivitas dilakukan dengan perbaikan tingkat pendidikan dan
keahlian manajerial.

2. Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)


Pemerintah telah memberikan kemudahan pengurusan perizinan bagi UMKM dan
pembebasan biaya.Usaha lainnya adalah pembebasan UMKM dari pajak
penghasilan selama 2 tahun pertama dan memberikan fasilitasi akses terhadap
jasa konsultan pajak murah.

3. Akses Permodalan (Access to Finance)


Pemerintah mempunyai program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong
penyaluran kredit UMKM yang dijamin tanpa mempersyaratkan agunan tambahan
dengan tingkat bunga disubsidi sebesar 12% per tahun.Selain itu, pemerintah
melalui LPEI memberikan kredit ekspor bagi UMKM dengan persyaratan minimal
50 tenaga kerja.

4. Akses Pasar
Dengan melakukan program yang mendukung aspek pemasaran UMKM di pasar
domestik dan  program promosi ekspor dengan cara pandang yang lebih
berorientasi pada pasar global.
5. Dukungan Infrastruktur.

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


13 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perbaikan dan pembangunan infrastruktur baru saat ini telah menjadi fokus
pemerintah Indonesia,dan diperkirakan akan berdampak positif terhadap
pertumbuhan bisnis di Indonesia.
6. Siklus Bisnis
Dampak krisis finansial menyebabkan turunnya permintaan global idealnya
dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan keahlian pelaku UMKM
sehingga pada saat permintaan mulai naik, UMKM Indonesia telah memiliki daya
saing yang lebih baik.

Langkah yang diambil Pemerintah dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi


ASEAN (MEA) adalah untuk meningkatkan kualitas produk dan mensertifikasikan
dengan standar mutu agar produk yang dihasilkan semakin berdaya saing. Selain itu,
dengan membuat produk yang berkualitas serta harga sesuai dengan kualitas, pasti
produk akan lebih bisa bersaing dengan produk dari negara ASEAN lain

Daftar Pustaka

1. Ikhsan, M. 2004. Mengembalikan Laju Pertumbuhan Ekonomi Dalam


Jangka Menengah: Peran Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Analisis
Sosial 9 (2):1- 31

2. Kartasasmita, Ginanjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. Pustaka


Cesindo.Jakarta.

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


14 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Mankiw, N Gregory. 2007. Makro Ekonomi. Erlangga. Jakarta. [4] Partomo,
T. dan A. Soejodono. 2004.Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi.
Ghalia. Jakarta.
4. Pranaka & Moeljarto, Vindyandika. 1996. Pemberdayaan(Empowerment).
Pemberdayaan, konsep, dan imlementasi. CSIS. Jakarta.
5. Prijono, Ony S dan Pranaka A,M,W., 1996. Pemberdayaan Konsep,
Kebijakan dan Implementasi.CSIS. Jakarta.
6. Suharto, Edi. 2004. Pendekatan Pekerjaan Sosial Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Miskin: Konsep, Indikator dan Strategi. Malang

2021 Perekonomian Indonesia Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


15 Dr Ir Sri Hartono MM. http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai