Anda di halaman 1dari 5

UMKM DAN KOPERASI

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada
masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas
nasional. Selain itu, usaha mikro, keil, dan menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi
nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan, dan
pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok
usaha ekonomi rakyat, tapa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik
Negara (Undang-Undang No 19 Tahun 2003).
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi
kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau
badan hukum yang bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi anggotanya dan memenuhi
kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu antaranggota, membatasi kentungan,
serta usaha tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi.
2. Karakteristik UMKM di Indonesia
Karakteristik UMKM di Indonesia beragam disesuaikan atau dibedakan dengan skala
usahanya masing-masing (Bank Indonesia & Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia,
2015, p, 14)., antara lain sebagai berikut:
1) Usaha Mikro
a. Jens barang/komoditi tidak selalu tetap,sewaktu-waktu dapat berubah;
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, selalu dapat pindah tempat;
2) Usaha Kecil
a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak mudah berubah;
b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
3) Usaha Menengah
a. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, dengan pembagian tugas yang jelas
antara lain, bagian kuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi;
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan
teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau _pemeriksaan termasuk
oleh perbankan;
Karakteristik lain dari UMKM bisa dilihat berdasarkan besarannya asset dan omset yang
dibagi menjadi sebagai berikut:
1
1) Usaha Mikro, usaha yang memiliki asset maksimal R 50 juta dengan orset maksimal Rp
300 juta;
2) Usaha Kecil, usaha dengan jumlah asset sebesar > R 50 juta-Rp 500 juta dan omset yang
diperoleh sebesar > Rp 300 juta-Rp 2,5 miliar,
3) Usaha Menengah, usaha yang menggunakan asset > Rp 500 juta-Rp 10 miliar dengan
omset berkisar > R 2,5 miliar-Rp 50 miliar.
3. Kendala Pengembangan UMKM di Indonesia
Kenyataan menunjukkan bahwa UMKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan
peranannva secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal tersebut disebabkan UMKM
masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun
internal, baik dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumber daya
manusia, dan teknologi, serta iklim usaha yang belum mendukung bag perkembangannya.
Berikut ini beberapa kendala yang muncul dalam UMKM (Bank Indonesia & Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia, 2015, p, 18):
1) Kendala Internal:
a. Modal
Sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan perbankan. Di antara
penyebabnya, hambatan geografis. Belum banyak perbankan mampu menjangkau hingga ke
daerah pelosok dan terpencil. Kemudian kendala administratif, manajemen bisnis UMKM
mash dikelola secara manual dan tradisional, terutama manajemen kuangan. Pengelola belum
dapat memisahkan antara uang untuk operasional rumah tanga dan usaha.
2) Kendala Eksternal
a. Iklim usaha mash belum kondusif
a) Koordinasi antar stakeholder UMKM mash belum padu.
Lembaga pemerintah, institusi pendidikan, lembaga kuangan, dan asosiasi usaha lebih sering
berjalan masing-masing;
b) Belum tuntanya penanganan aspek legalitas badan usaha dan kelancaran prosedur
perizinan, penataan lokasi saha, biaya transaksi/usaha tinggi, infrastruktur, kebijakan dalam
aspek pendanaan untuk UMKM.
4. Upaya Strategis Memajukan UMKM
Guna mewujudkan tercapainya stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional, berbagai upaya
telah dilakukan Pemerintah yang bekerja sama dengan instansi terkait dalam mengatasi
kendala yang muncul dan sering dihadapi UMKM. Berikut dilampirkan upaya strategisnya
(BKPM), yaitu:

2
1) Undang-Undang Cipta Kerja
Dari total keseluruhan jumlah UMKM di Indonesia, sebanyak 64,13 juta merupakan UMK
yang mash berada di sektor informal sehingga perlu didorong untuk bertransformasi ke sektor
formal. Indonesia mash memiliki kendala dalam perizinan yang rumit serta tumpang tindih
antara regulasi di tingkat pusat dan daerah. Ole karena itu, Pemerintah berupaya
mengakomodir permasalahan tersebut melalui penyusunan U Gipta Kerja yang telah disahkan
pada tahun 2020. Salah satu substansi yang diatur adalah mengenai kemudahan, perlindungan
dan pemberdayaan UMKM. Pemerintah berharap melalui UU Cipta Kerja, UMKM dapat
terus berkembang dan berdaya saing (Kemenko Perekonomian, 2021).
B. LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA KOPERASI
Gerakan koperasi mulanya diawali setelah revolusi industry dengan penerapan sistem
ekonomi kapitalis pada abad XVIII. Gerakan ini tujuannya adalah menyelesaikan persoalan
ekonomi yang dialami ole masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah dimana biasanya
buruh memiliki penghasilan sangat kecil. Pada tahun 1844 di Negara Inggris, gerakan
koperasi diketuai ole Charles Howard berasal dari Kampong Rochdale yang kemudian
menyebar ke Negara lain baik di Eropa, Amerika maupun Asia. Gerakan in terjadi akibat
adanya revolusi industry pada awal abad 19.

C. PERAN KOPERASI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN


Menurut pasal 3 UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, disebutkan bahwa
koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-
orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tatanan susunan ekonomi sebagai usaha
bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Peranan koperasi dalam meningkatkan produksi
mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata, keberhasilan koperasi dalam
mencapai tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu
melaksanakan kerja sama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis
kebijakan yang telah ditetapkan Rapat anggota. Koperasi sebagai gerakan ekonomi partisipan
menyatupadukan potensipotensi kecil yang terpisah-pisah menjadi kekuatan bersama yang lebih
besar, menciptkan sinergi. Pada tahap perkembangan tertentu, kemampuan koperasi masih terlalu
kecil untuk melaksanakan tugas pemerataan ekonomi yang teramat besar yang ada di luar dirinya.
Disebabkan sebagai lembaga yang terbangun atas usaha partisipatif dan semangat kerjasama, maka
peranan koperasi berkesesuaian dengan tugas-tugas yang menyangkut stabilitas sosial di pihak lain,
dalam kenyataannya usaha-usaha swasta memang telah membuktikan peranannya dalam
mendorong dan menghasilkan ekonomi, mesti dalam periode resesi ia juga paling besar peranannya
dalam menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, terkadang membawa stagnasi dan
depresi. Swasta dapat pula mengemban tugas pemerataan dengan memperluas lapangan kerja,
melakukan pilihan teknologi yang tepat guna dan dapat karya, memperluas keterkaitan kegiatan
usaha dan menumbuhkan sinergi, membayar pajak progresif dan dengan kemampuan
pertumbuhannya dapat lebih mampu membiayai proses demokratisasi.

D. PENGEMBANGAN UMKM DAN KOPERASI

Pengembangan UKM dan Koperasi menjadi komponen penting bagi program pembangunan nasional
untuk meletakkan landasan pembangunan sistem ekonomi kerakyatanyang berkelanjutan dan
berkeadilan. Proses dan cara untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut sangat penting,
terutama melalui upaya penguatan kelembagaan dan peningkatankapasitas. Pendekatan demikian
diharapkan lebih menjamin terwujudnya perekonomian yanglebih adil dan merata, berdaya saing
dengan basis efisiensi di berbagai sektor dan keunggulankompetitif untuk memenangkan persaingan
global, berwawasan pemanfaatan sumberdaya alamdan lingkungan hidup yang lestari, dengan
partisipasi masyarakat yang lebih menonjol dandesentralisasi pembangunan untuk meningkatkan
kapasitas dan memaksimalkan potensi daerah,serta bersih dari KKN. Program penyelamatan dan
pemulihan ekonomi nasional hendaknya tidak hanyadipandang sebagai crash-program yang bersifat
sementara, tetapi juga harus dipandang sekaligussebagai proses percepatan transformasi struktural
dan pembangunan yang berkelanjutan untukmeletakkan landasan bagi terwujudnya struktur
ekonomi yang kuat dengan peran serta masyarakatdan dunia usaha yang lebih besar, terutama
kontribusi UKM dan Koperasi dalam pembentukannilai tambah, kepemilikan aset dan daya saing.
Artinya upaya pengembangan UKM dan Koperasisekaligus merupakan pilihan strategis dalam rangka
membangun daya saing dan ketahananekonomi nasional serta untuk mewujudkan sistem eknomi
kerakyatan.Peningkatan daya saing usaha nasional dalam persaingan harus dicapai secara
bersamaandengan pembangunan kemampuan ekonomi masyarakat yang tertinggal. Peran UKM
danKoperasi cukup berarti di dalam proses 8 pembangunan, karena industri besar terbukti tidak
bisamenjadi pemeran tunggal dalam memecahkan: a) Pengangguran dan setengah pengangguran
dinegara-negara berkembang, b) ketidak-merataan distribusi pendapatan, dan c) ketidakseimbangan
struktur pembangunan ekonomi sektoral dan regional atau desa-kota.Perkembangan teknologi yang
diikuti dengan cepatnya perubahan selera konsumen semakin memperpendek daur hidup produk
(product life cycle).
3

KESIMPULAN

Bahwa UMKM dan koperasi adalah dua bentuk usaha yang berperan dalam menggerakkan ekonomi
lokal dan menciptakan kesempatan bagi individu dan komunitas. Mereka memiliki perbedaan dalam
struktur dan tujuan, tetapi keduanya memiliki dampak positif dalam mengurangi kemiskinan,
meningkatkan kesejahteraan, dan mempromosikan pembangunan ekonomi yang inklusif.

Anda mungkin juga menyukai