Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan usaha yang mampu
menyerap lapangan kerja, memberikan penambahan pendapatan secara ekonomi
kepada masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
perekonomian nasional, agar terjaminnya kepastian dunia berusaha dan adanya
kepastian hukum, maka salah satu tugas pemerintah memberikan perlindungan
hukum bagi UKM guna memfasilitasi pemberdayaan mereka di era perdagangan
bebas yang semakin kompetitif. Namun, secara praktek pada masa pandemic covid-
19 hal tersebut belum berjalan efektif mengingat kurangnya mekanisme pengawasan
dari pemerintah. Disisi lain ketentuan tersebut dinilai hanya bersifat formalitas
karena seringkali pengusaha nasional hanya dijadikan silent partner, sehingga tujuan
memberdayakan pengusaha nasional atau UKM tidak tercapai. Penelitian ini
menggunakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber
hukum primer yang menggunakan metode wawancara dan sumber hukum sekunder
yakni literatur atau kepustakaan dan peraturan perundang-undangan serta buku yang
berkaitan dengan pokok materi berkaitan dengan bahasan yang penulis bahas dalam
penelitian serta sumber hukum tersier yang mendukung sumber data primer dan
sumber tersier. Hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa UMKM dapat
menguasai pasar dalam negeri, terutama saat kebutuhan impor tidak bisa berjalan
ketika situasi normal. Mengenai Pengaturan terbaru dalam Undang-Undang Cipta
Kerja dijelaskan bahwa Undang-Undang Cipta Kerja mempermudah proses
pembiayaan, akses masuk pasar dan berkembangnya kegiatan dalam usaha, begitu
juga terkait perizinan menjadi lebih mudah.
Usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu menyerap
nasional, agar terjaminnya kepastian dunia barusaha dan adanya kepastian hukum,
maka salah satu tugas pemerintah memberikan perlindungan hukum bagi UKM guna
Pasal 1 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
UMKM, menjelaskan bahwa: (1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (2) Usaha Kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
UMKM juga mempunyai kriteria dari setiap golongan usaha, baik usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengah. Sesuai dalam pasal 35 Peraturan Pemerintah No.
7 tahun 2021, kriteria tersebut antara lain kriteria modal usaha dan hasil penjualan
tahunan. Dalam kriteria modal usaha yang tercantum di dalam pasal 35 ayat 3
tempat usaha;
b. Usaha Kecil rnemiliki modal usaha lebih dari Rp.l.000.000.000 (satu miliar
Kriteria modal usaha yang tercantum di dalam pasal 35 ayat 5 digolongkan sebagai
berikut:
a) Usaha Mikro memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan paling banyak
b) Usaha Kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.000.000.000 (dua
Dari penjelasan di atas, pada penulis ini difokuskan ke usaha kecil dan menengah.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam perekonomian
Indonesia. Karena dengan UKM ini, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak
terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah dipromosikan dan
telah terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang
bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang
oleh krisis.
sehingga organisasi dapat lebih terkontrol dengan mudah. Oleh sebab itu, organisasi
harus selalu mengikuti dinamika perubahan teknologi yang terjadi. Usaha kecil dan
mikro kecil menengah menjadi salah satu prioritas dalam agenda pembangunan di
Indonesia hal ini terbukti dari bertahannya sektor UKM saat terjadi krisis hebat
tahun 1998, bila dibandingkan dengan sektor lain yang lebih besar justru tidak
Dalam hal menjaga ketertiban dunia sebagai bagian tidak terpisahkan dalam
bangsa pun ditegaskan bangsa Indonesia. Namun, bagi bangsa Indonesia, semua itu
1
“https://kartawan.files.wordpress.com. Surachman Sumawihardja, 2003, Mengembangkan
Keunggulan Bersaing Usaha Kecil dan Menengah untuk Mencapai Posisi Pasar yang Kuat dan
Berkelanjutan dalam Era Global.”
5
yang berupa kenyataan betapa berkuasanya per-adaban ekonomi budaya Barat yang
dituntut mampu mencapai tiga tahapan sekaligus yakni unifikasi, industrialisasi, dan
usaha kecil dan menengah (UKM). Perlindungan terhadap pelaku usaha dan produk
dalam negeri skala ini akan memberi keuntungan ekonomi, khususnya industri
Perlindungan hukum dari pemerintah bagi UKM dirasakan sangat penting terutama
di bidang ekspor dan impor produk yang mengandung nilai ekonomi demi
kesejahteraan rakyat.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UKM
2
Soentandyo Winjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional, Dinamika Sosial – Politik
Dalam Perkembangan Hukum di Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994).
3
Erman Rajagukguk, “Peranan Hukum di Indonesia; Menjaga Persatuan Memulihkan Ekonomi dan
memperluas Kesejahteraan Sosial, disampaikan dalam rangka Dies Natalis dan Peringatan Tahun
Emas UI,” 2000.
4
Ibid.
6
Pemberdayaan usaha kecil dan menengah sebagai penguatan ekonomi rakyat dapat
teknologi. Kebijakan ekonomi ini hendaknya berpihak pada ekonomi rakyat demi
dapat mengejar ketinggalan dalam persaingan usaha dan pasar bebas. Pemberdayaan
yang dilakukan terhadap UKM tidak dapat lepas dari perlindungan hukum, sebab
penerapan pasar bebas tentunya akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak
sehat.5 Karena itu penting adanya perlindungan hukum yang dapat langsung dengan
tegas membantu UKM. Adapun perlindungan hukum yang dapat dilakukan yaitu
Republik Indonesia Tahun 1945, dapat dilihat dari ketentuan yang mengatur tentang
adanya persamaan kedudukan hukum bagi setiap Warga Negara Indonesia tanpa
terkecuali.
dirumuskan dalam Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah, bahwa “Usaha besar dilarang memiliki atau
menguasai usaha mikro, kecil dan menengah sebagai mitra usahanya dalam
5
Sulistia T, “Perlindungan Hukum dan Pemberdayan Pengusaha Kecil dalam Ekonomi Pasar Bebas,”
Hukum Bisnis, 2007, 22.
7
Disisi lain ketentuan tersebut dinilai hanya bersifat formalitas karena seringkali
pengusaha nasional atau UKM tidak tercapai.6 Terdapat dua hal yang menjadi
adanya kelemahan atau kekurangan UKM ketika masuk dalam sistem persaingan
pasar bebas.7 Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian dan berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Usaha Kecil dan Menengah
B. Pembahasan
6
Ary Zulfikar, Hukum Penanaman Modal: Kebijakan Pembatasan Modal Asing Kajian
Pemanfaatan Arus Modal Asing Untuk Penguatan Struktur Ekonomi Kerakyatan (Bandung: CV Keni
Media, 2019).
7
Mukti Fajar, UMKM Di Indonesia Prespektif Hukum Ekonomi, Cetakan Pertama (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016).
8
Pandemi Covid 19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah berdampak pada
besar negara di dunia, tak terkecuali Indonesia, termasuk juga di Kota Bandar
Lampung. Turunnya kinerja ekonomi Lampung ini terjadi sejak triwulan I tahun
2020, yang tercermin dari laju pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2020 yang
hanya mencapai 1,74 persen, dan kembali menurun signifikan pada triwulan II tahun
2020 yang tumbuh minus 3,57 persen, telah melumpuhkan usaha mikro, kecil dan
pengusaha kecil untuk dapat beradaptasi dengan pola konsumsi baru, dan menuntut
UKM untuk berpromosi lebih agresif secara online, menjual produk mereka secara
termasuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Kepala bidang industri dalam
terkait hal tersebut, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam
pemulihan kondisi sosial ekonomi pasca Covid-19. Menurut Zimmi, setidaknya tiga
melakukan pengawasan terhadap barang yang beredar, serta stabilisasi harga bahan
8
“Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (BPS-Statistics of Lampung Province)
https://lampung.bps.go.id/publication/2020/10/19/9c337cbfec8e038ce5f65de9/analisis-hasil-survei-
dampak-covid-19-terhadap-pelaku-usaha-provinsi-lampung.html., dikutip tanggal 7 Sep.”
9
“Harian Momentum, 24 Oktober 2020, Tiga Ribu Lebih UMKM di Lampung Terdampak Covid-19,
https://harianmomentum.com/read/29079/tiga-ribu-lebih-umkm-di-lampung-terdampak-covid-19.,”
2021.
9
Permasalahan UKM saat pandemi Covid-19 jika dilihat dari sisi regulasi saat ini
yang meliputi ijin industri, ijin edar, merk terdaftar, legalitas badan usaha dan
dukungan transaksi dan e-commerce kurang memadai. Dari sisi kelanjutan produksi
tingkat permodalan yang terbatas, mesin, sumber daya alam yang berlimpah tetapi
kurang kompeten untuk inovasi dan pemasaran, sehingga banyak yang menutup
terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan pelindungan itu
diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan
oleh hukum.10 Pada dasarnya pelindungan hukum meliputi dua hal, yakni
bersifat represif dilakukan jika terjadi pelanggaran merk melalui gugatan perdata
Bapak Asroni selaku Kepala Seksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi
menguasai pasar dalam negeri, terutama saat kebutuhan impor tidak bisa berjalan
10
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006).
11
Budi Agus Riswandi, Dinamika Hak Kekayaan Intelektual Dalam Masyarakat Kreatif
(Yogyakarta: Total Media, 2009).
12
Erma Wahyumi, T. Saiful Bahri, Hessel Nogi S. Tangkilisan, Kebijakan Dan Manajemen Hukum
Merek (Yogyakarta: YPAPI).
10
pembiayaan, akses masuk pasar dan berkembangnya kegiatan dalam usaha, begitu
Menurut Ibu Tira selaku Staff Dinas Perdangangan dan Industi Restrukturisasi
UMKM merupakan salah satu pengaturan baru yang muncul selama pandemic
restrukturisasi yang dilakukan pertama adalah relaksasi penilaian kualitas asset yang
penilaian kualitas asset serta, penundaan pokok dan subsidi bunga. Kredit kerja
Daftar Pustaka
https://lampung.bps.go.id/publication/2020/10/19/9c337cbfec8e038ce5f65de9/
analisis-hasil-survei-dampak-covid-19-terhadap-pelaku-usaha-provinsi-
lebih-umkm-di-lampung-terdampak-covid-19.,” 2021
Hasil Wawancra Bersama Ibu Tira Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi
Mencapai Posisi Pasar yang Kuat dan Berkelanjutan dalam Era Global”
dalam rangka Dies Natalis dan Peringatan Tahun Emas UI,” 2000