Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN DUNIA INDUSTRI SETELAH DIUNDANGKANNYA UNDANG

UNDANG CIPTA KERJA

ABSTRAK

Kajian ini dilaksanakan pasca pemberlakuan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang
cipta kerja atau yang disebut sebagai “Omnibus Law”, menitikberatkan pembahasan kepada
dampak yang ditimbulkan terhadap usaha skala mikro kecil da n menengah (umkm).
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah aspek perlindungan hukum terhadap
usaha mikro kecil dan menengah pasca pemberlakuan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja. Diperlukan kebijakan dan langkah-langkah strategis Cipta Kerja yang
memerlukan keterlibatan semua pihak yang terkait, dan terhadap hal tersebut perlu menyusun
dan menetapkan Undang-Undang tentang Cipta Kerja yang merupakan penyederhanaan
beberapa regulasi yang memiliki keterkaitan dengan penciptaan kerja, dengan tujuan untuk
menciptakan kerja seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia secara merata di seluruh wilayah
Indonesia dalam rangka memenuhi hak atas penghidupan yang layak. Untuk mendukung
pelaksanaan kebijakan strategis penciptaan kerja beserta pengaturannya tersebut, diperlukan
perubahan dan penyempurnaan berbagai undang-undang terkait dimana perubahan undang-
undang terkait tersebut tidak dapat dilakukan melalui cara konvensional dengan mengubah satu
per satu undang-undang seperti yang selama ini dilakukan karena cara tersebut tidak efektif dan
efisien serta membutuhkan waktu yang lama.

KEYWORDS : UMKM, UU CIPTA KERJA

A. PENDAHULUAN

Globalisasi dan liberalisasi perdagangan maju mengahasilkan aturan baru. Organisasi


Perdagangan Dunia (WTO) mau tidak mau mewajibkan untuk setiap negara anggotanya
mematuhi aturan WTO. Liberalisasi Perdagangan yang diprakarsai oleh aturan WTO
menyebabkan negara anggota WTO membuka pasarnya ke negara anggota lainnya. Artinya,
negara anggota WTO mau tidak mau baik secara langsung maupun tidak langsung mengikuti
ekonomi pasar. Inti dari ekonomi pasar adalah eksistensi desentralisasi keputusan yang
diberikan kepada pelaku korporasi apa, berapa banyak dan bagaimana memperlakukan
sesuatu Produksi. Orang-orang bisnis mendapatkan ruang membuat keputusan tentang bisnis
mereka. Untuk mendorong kegiatan usaha, pemerintah menyediakan sarana dan fasilitas
infrastruktur, agar persaingan adil dan menguntungkan, pelaku ekonomi bersaing untuk
meraih kemenangan kompetisi. Seringkali tergantung pada siapa yang kuat di pasar dia
unggul di pasar ini. Mereka lambat peningkatan pangsa pasar secara bertahap, peningkatan
produksi, harga terdepan dan distribusi dominan.

Peraturan ini mengubah sistem ekonomi Indonesia dari sistem ekonomi tertutup
menjadi sistem ekonomi terbuka, yaitu pasar sebagai tempat bagi penjual dan pembeli barang
atau jasa tidak lagi terbatas pada tempat dan wilayahnya, itu adalah jaringan Untuk operator
perusahaan besar memiliki jaringan yang luas dan modal yang besar untuk bertahan
menghadapi persaingan pasar tidak menjadi penghalang, terutama untuk masuk di beberapa
negara seperti Indonesia. Akibatnya, barang atau produk asing begitu mudah memasuki pasar
domestik. elektronik, Anda dapat menemukan buah-buahan, pakaian di supermarket di
Indonesia seperti Carrefour, Giant dan lain-lain. Persaingan antara produk luar negeri dan
produk dalam negeri tidak bisa dihindari. Produk luar negeri relatif lebih murah
dibandingkan produk dalam negeri. Pada saat yang sama, konsumen masih cenderung
memilih produk yang ada lebih murah. Keadaan ini membawa pengaruh atau ancaman yang
sangat serius mengembangkan produk lokal, khususnya mengenai keberlanjutan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM semakin bersaing dengan produk luar negeri.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM merupakan salah satu bagian dalam
perindustrian di Indonesia. Industri adalah bidang pembangunan yang terus berkemban untuk
setiap pemerintah di negara ini, termasuk upaya Indonesia untuk meningkatkan peradaban,
taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Kontribusi industri menuju pembangunan seringkali
merupakan salah satu indikator kemajuan yang paling penting. Itulah sebabnya pemerintah
bercita-cita Indonesia menjadi negara industri yang berkelanjutan pada tahun 2035, dengan
tujuan memajukan sektor industri mencapai 29 persen (dua puluh sembilan persen) dari
Produk Domestik Bruto (PDB). Struktur industri nasional Indonesia diperkirakan akan
semakin kokoh pada tahun 2035 sangat kompetitif di seluruh dunia dan berdasarkan inovasi
dan teknologi tinggi. Sekali coba dan alat yang diperlukan untuk mendukung pencapaian
tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah Untuk memahami Indonesia sebagai negara industri
berkelanjutan pada tahun 2035. Ketersediaan hukum dan peraturan yang baik di industri
seperti dasar hukum yang kuat untuk secara konsisten mencapai tujuan tersebut berada dalam
koridor dan prinsip “Indonesia adalah negara hukum”. Untuk itu Indoneisa membuat regulasi
yang berguna untuk melindungi berjalannya perindustrian dalam perdagangan di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaturan Usaha Mikro Kecil dan Menengah setelah diundangkannya
UU CIPTA KERJA?
2. Bagaimana Perlindungan Terhadap para Pekerja Setelah diundangkannya UU CIPTA
KERJA?
C. PEMBAHASAN
1. Pengaturan Usaha Mikro Kecil dan Menengah setelah diundangkannya UU
CIPTA KERJA

Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020, Cipta Kerja adalah upaya pen
penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha
mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan
investasi Pemerintah Pusat dan percepatan proyek strategis nasional. Sebagai negara hukum,
sudah selayaknya pemerintah menyusun suatu konsep dasar yang memuat pedoman hukum arah
pembangunan hukum nasional pada periode pemerintahan tertentu. Kurangnya perlindungan
menyebabkan kesulitan pengembangan UMKM Indonesia, sayangnya fakta ini sering
disalahpahami oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Keterbatasan modal, sumber daya
manusia yang berkualitas dan kelemahan dalam manajemen teknologi dianggap sebagai faktor
yang mempengaruhi kurangnya UMKM dan bukan sebagai akibat dari kurangnya perlindungan
dan daya ungkit yang memadai. Padahal, semua orang tahu bahwa kebijakan ekonomi makro
pemerintah seringkali salah arah, tidak tepat sasaran, dan gagal melindungi UMKM dari
persaingan korporasi.1

1
Khairandy, R. (2003). ITIKAD BAIK DALAM KEBEBASAN BERKONTRAK. fakultas hukum .

Widiatmoko, C. (2022). ANALISIS UU CIPTA KERJA DAN KEMUDAHAN BERUSAHA BAGI UMKM . Jurnal Ilmiah
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai