Adapun faktor–faktor eksternal lain yang juga turut ikut andil untuk
berhasil atau tidaknya bisnis ini nantinya, atau dengan kata lain faktor yang akan
bisa mendukung keberlangsungan bisnis suatu perusahaan. Faktor–faktor
eksternal tersebut antara lain adalah :
a. Faktor Makroekonomi
Faktor ekonomi suatu negara bisa berpengaruh terhadap perkeembangan
sebuah industri bisnis karena faktor makroekonomi ini mempengaruhi daya
beli masyarakat yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi keadaan
makroekonomi suatu negara tersebut. Dalam kondisi makroekonomi yang
relatif bagus dan stabil tentunya daya beli masyarkat juga akan meningkat dan
begitu juga sebaliknya jika kondisi makroekonomi buruk maka akan
menurunkan daya beli masyarakat juga. Indikator yang paling gampang
dilihat untuk mengukur bagus atau tidaknya daya beli masyarakat adalah
indikator perubahan tingkat harga. Pada saat tingkat harga mengalami
kenaikan, maka daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk
dan jasa akan menjadi turun. Demikian juga sebaliknya, pada kondisi tingkat
harga turun, maka daya beli masyarakat terhadap produk dan jasa akan
menjadi meningkat juga. Dalam hal ini, jika situasi makroekonomi nasional
sedang tidak baik maka tentunya akan berimplikasi terhadap dayabeli
masyarakat yang turun, dan pastinya juga akan berbanding lurus terhadap
pola perilaku belanja masyarakat terhadap produk – produk kebutuhan
fashion karena pastinya masyarakat akan cenderung lebih mengutamakan
kebutuhan hidup yang pokok dibandingkan dengan kebutuhan fashion
(wants). Jadi dalam konsep perencanaan bisnis ini faktor makroekonomi akan
lebih menitik beratkan kepada tingkat daya beli masyarakat atau konsumen
dalam membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan fashion mereka.
b. Faktor Politik dan Hukum
Kondisi politik yang kondusif dan stabil di suatu negara sangat dibutuhkan
demi terciptanya iklim investasi dan perekonomian. Aktivitas bisnis juga
akan dapat berlangsung dengan normal dan maksimal jika ditopang oleh
keadaan dan stabilitas politik yang baik dalam suatu tatanan negara.
45
pakaian casual untuk aktivitas perkuliahannya. Hal ini juga menjadi peluang
untuk bisnis pakaian jadi di kota Manado. Belum lagi sarana dan tempat
hiburan malam di kota ini yang cukup besar jumlahnya, yang tentunya hal ini
akan semakin membuat tingginya permintaan akan kebutuhan berpakaian
baik pria dan wanita di kota ini. Dalam hubungannya dengan perencanaan
bisnis yaitu mendirikan toko fashion ini maka faktor sosial budaya juga harus
di analisa sebagai pertimbangan yang akan mendukung dan kesempatan atau
peluang yang akan diambil untuk kesuksesan perencanaan bisnis ini.
d. Faktor Teknologi
Kecanggihan dan kemajuan teknologi sangat berdampak terhadap seluruh sisi
kehidupan manusia. Begitu juga terhadap berkembangnya aktivitas bisnis
dimana kebutuhan informasi dan teknologi sangat berperan strategis dalam
hal pengambilan keputusan bisnis. Dengan bertambah marak dan boomingnya
internet beberapa tahun terakhir juga turut mempengaruhi seluruh aktivitas
sosial masyarakat, karena dengan mudahnya mengakses internet maka semua
kebutuhan akan informasi apapun dapt cepat diserap dan diterima. Bagi
industri ritel fashion, faktor teknologi juga faktor yang sangat penting dalam
mendukung keberhasilan bisnis. Dengan adanya penemuan – penemuan di
bidang teknologi pastinya akan sangat besar sekali manfaatnya bagi industri
ini. Mulai dari mesin cash register, komputer sebagai pusat pengolahan data
inventory ( barang dagangan ) sampai kepada multifungsi dari internet yang
bisa membuat kemudahan penyampaian informasi kepada konsumen
mengenai agenda – agenda dan program marketing yang dilakukan oleh
pelaku bisnis. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi konsep bisnis
ritel fashion ini terutama dari sisi pengadaan dan produksi produknya.
Kecanggihan mesin – mesin jahit terbaru dan mesin untuk mengatur pola
produk juga semakin memudahkan produsen dalam melakukan proses
produksi dan meningkatkan kapasitas produksinya. Oleh karena itu faktor
teknologi juga merupakan bagian terpenting yang harus menjadi perhatian
bagi PT.AMS yang dalam hal ini akan mendirikan konsep toko ritel
terintegrasi dengan konsep single building (beroperasi di luar Mall).
48
e. Faktor Demografi
Faktor Demografi atau struktur kependudukan dalam sebuah wilayah juga
salah satu dasar dalam menentukan kelayakan sebuah bisnia dalam satu
daerah atau kota. Faktor Demografis ini biasanya termasuk dalam salah satu
agenda Marketing Research ( riset pemasaran ) untuk pertimbangan
menentukan lokasi beroperasi. Berapa komposisi jumlah penduduk antara
pria dan wanita berikut dengan segmentasi umurnya, apa mayoritas profesi
penduduk, agama, berapa tingkat Income per Kapita penduduk dan lain
sebagainya biasanya menjadi sumber referensi utama dalam menentukan
pengambilan keputusan. Untuk kota Manado sendiri, jumlah penduduk
dengan penghasilan ekonomi kelas menengah adalah komposisi yang paling
besar dimana mayoritas penduduknya bekerja sebagai PNS dan pengusaha
kecil. Jumlah penduduk yang produktiv juga cukup tinggi di kota ini sehingga
manajemen PT.AMS memutuskan untuk mengembangkan jaringan toko
ritelnya di kota ini yaitu yng sudah beroperasi saat ini di Mega Mal Manado
dengan tiga brand yaitu Iwan Famous fashion female, Mississippi dan
Celcius. Selain mengandalkan potensi penduduk lokal, wisatawan domestik
dan wisatawan asing dari luar Manado juga merupakan potensi pasar yang
diperhitungkan mengingat kota Manado juga sebagai kota wisata yang
menjual keindahan taman hasil laut di Bunaken.
Substitute Products
yang terdiri atas PT Semen Gresik, (Kode saham: SMGR) beserta anak
perusahaan, PT Indocement Tunggal Prakasa (Kode saham: INTP) dan
PT Semen Holcim (Kode saham: SMCB) akan mempermudah
mereaka dalam menentukan harga dan membagi persaingan diantara
perusahaan semen. Apabila industri tidak terkonsentrasi (banyak
pesaing) maka persaingan akan semakin sengit dan sulit.
b. Tingkat Pertumbuhan Industri
Industri yang sedang mengalami perkembangan, akan mendapati pasar
yang besar sehingga antarprodusen tidak terlalu bersaing secara tajam.
Namun hal ini akan berbeda apabila industri tersebut sudah masuk
pada tahap stagnan, dimana antarperusahaan akan berusaha untuk
mengambil market share perusahaan lainnya. Dalam kondisi stagnan,
maka akan mungkin terjadi persaingan harga yang tajam
antarperusahaan.
c. Tingkat Diferensiasi dan Switching Cost
Perusahaan dapat menghindari persaingan dalam bentuk pemotongan
harga yang akan merugikannya dengan melakukan diferensiasi yang
akan membedakan produknya dengan produk pesaing. Apabila produk
yang ditawarkan relatif sama, maka konsumen akan mudah berpindah
ke produk lainnya dengan hanya melihat pada harga yang lebih murah.
Switching Cost akam memengaruhi konsumen untuk berpindah ke
produk kompetitor lainnya. Apabila Switching Cost rendah, maka
konsumen akan dengan mudah berpindah ke produk kompetitor.
Sebaliknya bila Switching Cost tinngi akan mempersulit konsumen
untuk berpindah ke produk kompetitor.
d. Kurva Pembelajaran dan Skala Ekonomi
Kurva pembelajaran yang dimiliki suatu perusahaan akan mendorong
perusahaan tersebut untuk mampu memproduksi barang/jasa dengan
cara yang lebih efisien. Dengan kemampuan produksi yang efisien dan
skala produksi yang ekonomis, akan membuat perusahaan mampu
memproduksi barang dengan harga yang kompetitif. Apabila semua
51
switching cost terhadap produk pesaing lebih rendah, produk yang dibeli
relatif standar, produk yang dibeli bukan merupakan bagian yang penting
bagi pembeli, serta pembeli memiliki informasi tentang produk, biaya dan
harga jual sellers.
Pembeli atau kelompok pembeli kuat jika beberapa kondisi berikut ini
dipenuhi yaitu :
Pembeli membeli sebagian besar dari produk atau jasa penjual.
Pembeli memiliki kemampuan potensial untuk mengintegrasi ke belakang
dengan memproduksi produknya sendiri.
Pemasok alternatife sangat dimungkinkan karena prodoknya standar atau tidak
berbeda.
Biaya mengganti pemasok sangat rendah.
Produk yang dibeli mewakili persentase tinggi dari harga pokok pembeli,
karena itu menyediakan insentif bagi toko-toko sekitar untuk harga yang lebih
rendah.
Pembeli mendapatkan laba yang rendah dan karena itu sangat sensitif untuk
harga pokok dan jasa yang berbeda.
Produk yang dibeli tidak penting untuk kualitas akhir atau harga dari produk
atau jasa pembeli, dan dengan mudah diganti tanpa mempengaruhi kerugian
pada produk akhir.
3. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Pemasok dapat memiliki kekuatan tawar-menawar dengan cara memengaruhi
harga jual ataupun kualitas produk. Kekuatan tawar-menawar pemasok
bergantung pada beberapa karakteristik seperti bila ada sejumlah kecil
pemasok, produk yang ditawarkan relatif unik dan tidak ada sibstitusinya,
produk dari pemasok merupakan bagian penting bagi pihak pembeli, bila
pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok, sreta
kemampuan pemasok untuk melakukan forward integration.
Pemasok atau kelompok pemasok kuat jika beberapa persyaratan berikut ini
dipenuhi yaitu :
53
Apabila dalam industri yang ada terdapat perusahaan yang telah mencapai
skala ekonomis, maka bagi pendatang baru akan memiliki hambatan
untuk masuk ke industri tersebut. Untuk itu perusahaan yang akan masuk
harus dapat berinvestasi dengan kapasitas yang besar atau masuk dengan
kapasitas yang tidak optimal. Apabila perusahaan masuk dengan kapasitas
yang tidak optimal, maka perusahaan tersebut akan menghadapi cost
disadvantages daripada perusahaan yang telah lebih dahulu ada dalam
industri. Skala ekonomis dapat dicapai melalui investasi yang besar dalam
research development, iklan yang masif atau dalam bentuk ukuran pabrik
yang besar.
b. Keuntungan First Mover
Perusahaan yang telah terlebih dahulu masuk ke dalam industri akan
memiliki keuntungan sebagai first mover yang akan lebih diingat oleh
konsumen. Keuntungan dari first mover adalah dapat menetapkan standar
bagi industri atau memperoleh perjanjian eksklusif dengan pemasok untuk
mendapatkan bahan baku murah. Mereka juga mungkin dapat
memperoleh lisensi dari pemerintah untuk beroperasi dalam industri yang
teregulasi. Keuntungan lainnya adalah tercapainya learning curve
sehingga memperoleh keunggulan dalam hal biay dibanding perusahaan
yang baru masuk dalam industri. Terakhir, perusahaan yang first mover
akan memperoleh keuntungan bila switching cost konsumen untuk beralih
ke produk lainnya adalah tinggi. Contoh dari first mover di Indonesia
adalah Aqua di bidang air minum dalam kemasan dan teh botol sosro.
Keuntungan utama dari kedua perusahaan itu adalah mereka dapat
menetapkan standar dan cita identik untuk air minum dalam kemasan
yaitu Aqua dan teh botol adalah th botol sosro. Selain itu, mereka juga
memiliki skalan ekonomis dan menguasai saluran distribusi.
c. Akses Terhadap Saluran Distribusi
Saluran distribusi yang terbatas dan biaya untuk mengembangkannya
tinggi akan dapat menjadi hambatan masuk bagi pemain baru. Selain itu
hubungan yang telah terjalin baik antara perusahaan yang telah lebih
55
f. Kebutuhan modal
Kebutuhan untuk menginvestasikan sumber daya keuangan dalam jumlah
yang sangat besar akan menciptakan penghalang masuk yang signifikan,
terutama jika digunakan untuk menutup biaya-biaya seperti R&D.
g. Biaya untuk berpidah (switching cost)
Switching cost adalah biaya yang dikeluarkan satu kali oleh pembeli
ketika ia berpindah dari satu pemasok ke pemasok lain.
h. Akses ke saluran distribusi
Pendatang baru mungkin membutuhkan penghalang masuk untuk
mengamankan distribusi produknya.
i. Independensi ukuran kerugian biaya
Perusahaan yang sudah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang
tidak mudah ditiru oleh pendatang baru.
j. Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat memberikan penghalang masuk bagi suatu industry
dengan menerapkan persyaratan lisensi dan membatasi akses kepada
bahan baku.
56
Secara umum, harga saham akan memiliki korelasi positif dengan tahapan
yang dialami oleh suatu produk pada siklus daur hidupnya. Biasanya saham yang
berasal dari industri yang mengalami daur hidup pada tahap pengenalan akan
memiliki harga saham yang sngat bervariasi. Ketika produk tersebut mencapai
tahap pertumbuhan maka biasanya akan memiliki harga pasar yang relatif tinggi
terhadap nilai bukunya. Saham-saham yang berada pada tahap dewasa akan
memiliki harga pasar yang relatif sama dengan harga buku. Kemudian ketika
memasuki tahap penurunan, maka harga saham akan ditandai dengan nilai pasar
yang lebih rendah dibandingkan nilai buku.
2.2.5. Karakteristik Pasar
Karakteristik dari pasar industri adalah produk yang dijual berupa bahan
baku atau bahan setengah jadi yang nantinya akan diproses kembali oleh
konsumen industri. Posisi tawar-menawar pembeli biasanya relatif kuat karena
jumlah pembelinya relatif sedikit dan pembeli akan membeli dalam jumlah yang
besar. Akibat dari posisi tawar-menawar yang relatif kuat dibanding penjual,
maka penjual tidak dapat menaikkan harga seenaknya. Konsumen industri
biasanya cenderung memandang sama atas produk yang dihasilkan produsen.
Oleh karena itu, faktor yang memengaruhi keputusan pembelian adalah masalah
harga, biaya transportasi dan kontinuitas produksi dari produsen barang industri.
Sementara itu, karakteristik daripasar konsumen adalah ditandai dengan
produk yang diperdagangkan merupakan produk akhir yang dapat langsung
dikonsumsi atau dipergunakan. Biasanya jumlah konsumen relatif banyak dan
membeli dalam jumlah kecil. Akibatnya posisi tawar-menawar produsen lebih
kuat. Pada pasar konsumen perlu dilakukan diferensiasi produk agar dapat
memenangkan persaingan.
2.2.6. Analisis Konsentrasi Industri
Analisis konsentrasi industri dipergunakan untuk mengetahui struktur
persaingan didalam industri. Analisis ini terkait dengan market share. Ada dua
cara yang dapat dipergunakan untuk melihat konsentrasi industri yaitu
Concentration Ratio dan Herfindahl-Hirschman Index (HHI).
60
kelompok strategis tertentu dalam industri yang sama, cenderung menjadi musuh
dan lebih serupa satu dengan yang lain dibanding pesaing-pesaing dari kelompok
strategis yang lain dalam industri yang sama.
Sebagai contoh, meskipun McDonal dan Olive Garden adalah bagian dari
industry rumah makan yang sama, mereka memiliki misi, tujuan, dan strategi
yang berbeda, dan menjadi anggota kelompok strategis yang berbeda. Pada
umumnya mereka hanya memberi sedikit perhatian antara satu sama lain ketika
merencanakan tindakan-tindakan persainagan. Burger King dan Hardee’s
memiliki persamaan denagan McDonal’s dalam hal strategi: memproduksi
volume yang tinggi dari daging berharga rendah yang ditargetkan bagi keluarga-
keluarga pada umumnya. Sebagai akibatnya, mereka menjadi musuh yang kuat
dan diorganisir untuk beropersi dengan cara yang sama.
2.2.8. Penghalang Mobilitas
Menurut Porter, penghalang mobilitas adalah “factor-faktor yang menentukan
perpindahaan perusahaan dari satu posisi strategis ke posisi strategis yang lain”.
Adapun tipe-tipe umum strategis terdiri dari beberapa karakteristik yaitu :
1. Defenders adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai produk terbatas
dan berfokus pada efisiensi kegiatan-kegiatan operasimereka yang telah ada.
2. Prospectors adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki lini produk luas,
dan berfokus dan berfokus pada inovasi produk dan peluang-peluang pasar.
3. Analyzers adalah perusahaan yang beroperasi paling sedikit pada dua wilayah
pasar produk yang berbeda, satu stabil dan satu variable.
4. Reactors adalah perusahaan-perusahaan yang kurang memiliki konsistensi
hubungan antara strategi, struktur dan budaya.
Adapun contoh penghalang masuk dan penghalang mobilitas dalam
beberapa industri yaitu :
1. Kebutuhan asset tetap yang tinggi (industri baja).
2. Biaya periklanan yang tinggi (industri minuman dan bir).
3. Bahan mentah yang jarang (industri perminyakan).
4. Persyaratan pemerintahan yang sulit (industri listrik).
5. Kebutuhan penjualan secara kredit (industri peralatan).
62
yang modern dengan tampilan toko yang bagus serta menjual produk–produk
untuk pria dan wanita dengan segmentasi menegah atas.
Produk dan Harga
Giordano menyediakan produk – produk yang lebih bersifat basic items
atau casual yang mana trend untuk produk ini bersifat long-term atau jangka
panjang. Dengan kata lain hampir 80% produk yang dijual di toko adalah
kategori produk yang basic atau classic, sedangkan sisanya adalah yang mengikuti
trend fashion. Produk–produk tersebut adalah untuk pria dan wanita dengan
rentang umur antara 18 tahun – 40 tahun.
Karena segmen yang dibidik adalah kelas sosial ekonomi menegah keatas
maka strategi penetapan harga per item produk pun dapat dikatakan cukup mahal.
Misalnya untuk produk baju kaos pria oblong (t-shirt) dijual dengan harga
Rp.149.000, untuk kaos dengan krah (polo shirt) bisa mencapai harga Rp. 249.000
per unit. Sedangkan untuk kemeja pria di kisaran harga Rp. 279.000 sampai
dengan Rp. 319.000 per unit. Untuk kategori celana panjang dan celana pendek
memiliki harga dari Rp. 299.000 sampai dengan Rp. 399.000. Untuk produk
wanita juga tidak jauh berbeda dengan produk pria, yaitu harga paling murah Rp.
129.000 dan paling mahal Rp.289.000 per unit.Sedangkan untuk produk bawahan
seperti celana jeans panjang dan celana bahan wanita berkisar antara Rp. 279.000
sampai dengan Rp. 399.000 per unit.
Selain menjual produk kategori untuk atasan (kaos, kemeja dan blus) serta
bawahan (celana pendek, celana panjang jeans dan celana bahan), Giordano juga
menyediakan dan menjual aksesoris pendukung dalam meemenuhi kebutuhan
berpakaian pelanggan seperti kaos kaki, celana dalam untuk pria dan wanita serta
produk lainnya sesuai kebutuhan.
Waktu Operasional
Jam operasional untuk dua toko ini adalah dari jam 09.00 WITA sampai
dengan pukul 22.00 WITA, sedangkan untuk pelanggan atau konsumen dimulai
pada pukul 10.00 WITA sampai tutup toko pukul 22.00 WITA. Sedangkan dari
jam 09.00 sampai jam 10.00 WITA adalah waktu persiapan bagi karyawan untuk
merapihkan semua teknis pekerjaan yang dibutuhkan seperti menyapu,
68
Pemasaran
Giordano di Indonesia jarang sekali melakukan program pemasaran ataupun
Marketing Program yang bersifat besar–besaran. Tidak melakukan kampanye
iklan secara khusus di televisi dan radio, paling hanya sebatas di media cetak
seperti koran dan majalah. Selain itu billboard logo selalu ada di setiap mal tempat
beroperasi. Toko atau outlet merupakan pusat informasi dan sarana untuk
mengkomunikasikan kepada masyarakat.
Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan Giordano menerapkan konsep kartu
anggota atau member card, dimana untuk pemegang kartu ini akan mendapatkan
diskon pembelian di seluruh cabang–cabang Giordano di seluruh dunia sebesar
10% (sepuluh persen), dan nantinya akan mendapatkan reward khusus apabila
point pembelanjaannya sudah mencapai nominal tertentu dalam periode tertentu
pula.
Berikut dalam tabel akan dijelaskan perbandingan kompetitif antara toko
Mississippi dan Celcius dengan Giordano yaitu tabel 2.1 dan juga di tabel 2.2
untuk S.W.O.T Analisis antara toko Mississippi dan Celcius dengan Giordano.
TABEL 2.1 PERBANDINGAN KOMPETITIF
JENIS MISSISSIPPI DAN GIORDANO
PERBANDINGAN CELCIUS
Skala Usaha Lokal, Menengah dan dapat Global dan telah
digolongkan pemain baru. berpengalaman 30 tahun
lebih.
Produk dan Harga Untuk toko Mississippi Menjual produk pria dan
menjual produk fashion for wanita sekaligus dalam
ladies, sedangkan Celcius satu toko.
toko khusus untuk Menswear. Komposisi produk adalah
Komposisi produk adalah 80% produk basic dan
40% produk fashion trend, classic, 20% menjual
60% bersifat classic atau kategori fashion trend.
70
Shopping Bag/Kantong Sudah ada logo dan dari Sudah ada logo dan dari
Belanja kertas material lebih mahal dan
elegant
Pelatihan karyawan Ada Ada
Interaksi dengan Ada Tidak ada
pelanggan
Seragam Karyawan Ada Ada
Kegiatan pemasaran Aktif Jarang
Harga 30% dibawah Giordano Paling Mahal di kota
Manado
Istilah industri ataupun sektor/ kelompok industri telah begitu dikenal luas
oleh masyarakat, misalnya industri otomotif, industri makanan, dan lain
sebagainya. Tetapi pada dasarnya pengelompokan industri tidaklah sederhana
seperti yang dibayangkan. Sebagai contoh, untuk mengelompokkan suatu
perusahaan yang memproduksi produk makanan kaleng terkadang mengalami
kebingungan apakah perusahaan itu dikelompokkan ke dalam industri makanan
ataukah industri aluminium (kemasan kaleng dari aluminium). Masalah
pengelompokan industri juga akan menjadi semakin rumit ketika kita berhadapan
dengan banyak perusahaan yang mempunyai sekian banyak ragam lini bisnis. Kita
akan semakin sulit menentukan jenis industri apakah yang benar-benar sesuai
dengan jenis industri perusahaan bersangkutan.
Berkenaan dengan masalah tersebut, analisis dan investor memerlukan
metode yang dapat digunakan untuk menglasifikasikan industri dengan cepat.
Salah satu sistem klasifikasi industri yag telah dikenal dan digunakan secara luas
adalah sistem Standard Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data
sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang
dihasilkan. SIC mempunyai 11 divisi dan masing-masing divisi diberi tanda A
sampai K. Sebagai contoh, misalnya perkebunan, pertanian, dan perikanan
dikelompokkan menjadi divisi A, pertambangan dalam divisi B, perdagangan
eceran G dan kelompok terakhir yaitu yang belum terklasifikasi disebut dengan
divisi K. Masing-masing divisi akan terdiri dari beberapa kelomok industri utama
dan diberi kode dua digit. Sebagai contoh , misalnya industri logam yang
termasuk dalam divisi D, yaitu industri pertambangan akan diberi kode 33.
Kelompok industri utama pada masing-masing divisi dalam SIC akan
dibagi lagi dalam tiga, empat, sampai lima digit kode SIC, semakin banyak kode
digit semakin spsipik pengelompokan industri tersebut. Disamping standar
klasifikasi SIC, ada beberapa sistem klasifikasi lainnya yang jyga digunakan
untuk mengelompokkan industri, diantaranya adalah indeks industri yang
dikeluarkan oleh Standard Poor Corporation yang mengelompokkan industri
kedalam 113 kelompok, dan klasifikasi industri Versi Value Line yang
mengklasifikasikan perusahaan ke dalam 90 industri.
74
4. Tingkat resiko berbagai industri juga beragam, sehingga analis dan investor
perlu mempelajari dan mengestimasi faktor –faktor resiko yang relevan
untuk suatu industri tertentu untuk seperti halnya estimasi return.
5. Tingkat resiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu sehingga analisis
resiko bersasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi risiko
industri dimasa yang akan datang.
Dari berbagai hasil penelitian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
analisis industri penting untuk dilakukan, baik untuk meminimlkan resiko ataupun
untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan.
Selanjutnya analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis perusahaan, sehingga
investor dapat menentukan saham-saham dari perusahaan mana saja dalam suatu
kelompo industri yang mempunyai kombinasi return resiko yang terbaik.
2.3.2. Estimasi Tingkat Keuntungan Industri
Dalam melakukan analisis industri, investor juga perlu menilai dan
menentukan return harapan dari suatu industri, investor akan dapat menentukan
peluang investasi pada industri-idustri yang punya prospek terbaik. Untuk menilai
industri ada dua langkah yang perlu dilakukan yaitu pertama, mengestimasi
earning per share (EPS) yang diharapka dari suatu idustri dan kedua,
mengestimasi price earning ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebgai
expected earning multiplier industri. Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi
tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu
industri (expected ending value of industry).
Dengan mengetahui nilai akhir yang diharpakandari suatu industri,
selanjutnya akan dapat ditentukan tingkat return harapan dari suatu indudtri.
Caranya adalah dengan membagi nilai akhir yanog diharapkan dari suatu industri
ditambah dividen yang diharapkan dari industr, dengan nilai awal industri tersebut
pada awal periodesebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat
return harapan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan oleh investor,
investor akan dapat menentukan industri mana saja yang layak dijadikan pilihan
investasinya. Dalam penentuan keputusan investasi industri tersebut, pilihan
76
Dengan mengetahui tahap daur hidup suatu industri, secara umum kita
dapat mengestimasi tingkat pertumbuhan suatu penjualan suatu industri. Untuk
melengkapi analisis terhadap tahap daur hidup industri kita juga bisa
membandingkan pertumbuhan industri tersebut dengan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
Perkiraan Penjualan dan Analisis Input-Output
Analisis input dan Output adalah suatu cara alternatif untuk mengetahui
gambaran prospek penjualan suatu industri di masa yang akan datang, dengan
cara mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari suatu industri.
Dengan melakukan analisis Input–Output, kita dapat mengestimasi permitaan
konsumen dimasa mendatang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan
barang dan jasa yang diperlukan dalam suatu industri. Informasi tersebut nantinya
dapat kita gunakan untuk memperkirakan tingkat penjualan dan keuntungan suatu
industri .
Persaingan dan Return Industri yang Diharapkan
Faktor penting lain yang memepengaruhi besarnya profit yang bisa
diperoleh suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut.
Michael Portter (1985) yang telah banyak menulis tentang strategi kompetitif,
yaitu suatu strategi yang berguna untuk mencapai posisis kompetitif dalam
industri. Intensistas persaingan dalam suatu industri akan menentukan
kemampuan idustri untuk tetap memeperoleh tingkat return diatas rata-rata.
Intensitas persaingan merupakan gambaran dari lima faktor utama persaingan, dan
pengaruh masing-masing faktor tersebut untuk masing masing akan berbeda-beda.
Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas industri karena lima
faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap komponen retun on investment
(ROI) dalam suatu industri. Kekuatan masing-masing faktor tersebut merupakan
fungsi dari sstruktur industri. Nalisis yang dulakukan Porter menunjukkan bahwa
profitabilitas industri adalah fungsi dari struktur industri itu sendiri.
Investor harus menganalisis struktur industri untuk menilai kekuatan dari
lima faktor persaingan, sehingga investor dapat menentukan profitabilitas dari
suatu industri. Struktur industri cenderung berubah, sehingga investor perlu terus
79
P/E pasar. Disamping itu kita perlu melengkapi analisis makro dengan analisis
mikro.
Estimasi earning multiplier industri dengan analisis makro dilakukan
dengan cara mengestimasi tiga variabel yang menentukan earning multiplier
industri (Dividend-payout ratio, tingkat return yang diisyaratkandan tingkat
perubahan earning multiplier dan dividen yang diharapkan) dan membandingkan
ketiga variabel tersebut dengan P/E pasar. Dan hasil analisis tersebut, selanjutnya
dapat diketahui apakah earning multiplier industri akan berada di atas, di bawah,
ataupun sama dengan earning multiplier pasar.