PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Makalah ini mencoba mengupas lebih lanjut hal-hal berkaitan dengan membangun
organisasi belajar, yang diawali definisi organisasi belajar, Mengapa perlu membangun
organisasi belajar?, Ciri dan karakteristik organisasi belajar? ?, Kapan memulai dan
Bagaimana organisasi belajar dibangun, Makalah ini diakhiri dengan catatan penutup.
’Acquiring and applying knowledge, skills, values, beliefs and adtitudes that enhance the
maintenance, growth and development of the organization’[3]
Di samping itu ada satu definisi yang mencoba menguraikannya secara lebih
komprehensif. "Organisasi belajar adalah organisasi yang di dalamnya terdapat
sistem, mekanisme, dan proses, yang digunakan secara kontinyu oleh anggota-
anggotanya guna meningkatkan kapabilitas sehingga mampu mencapai sasaran
pribadinya dan komunitas di mana dia berpartisipasi" [4]
Organisasi terutama dalam area globalisasi ini menghadapi sejumlah tantangan. Ada
tantangan internal seperti halnya ada tantangan eksternal. Tantangan internal
dikelompokkan dalam lima wilayah aktifitas bisnis meliputi orang, barang dan jasa,
keuangan, fasilitas dan pemasaran. Tantangan eksternal dapat dibedakan ke dalam
lingkungan ekonomi, teknologi, lingkungan politik/hukum, lingkungan sosial budaya
dan lingkungan global.
Tingkatan belajar, pada tingkat individual adalah memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan. Pada tingkat organisasi adalah mengubah persepsi,
visi, strategi dan mengalihkan pengetahuan. Pada tingkat individual dan organisasi
penemuan dan pembaharuan-penciptaan, penjajagan pengetahuan baru, pemahaman
gagasan-gagasan baru.
Belajar seringkali didefinisikan sebagai suatu proses yang saling berhubungan dalam
perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalaman yang
dikendalikan maupun yang tidak dikendalikan. Belajar juga sering dipahami sebagai
suatu kemahiran dalam keterampilan, pengetahuan , kemampuan dan sikap yang
mana mempengaruhi deskripsi dan diagnosa pada setiap kejadian dan orang.
Ada beberapa setting yang berhubungan dengan prinsip-prinsip belajar yang coba
untuk dijelaskan apa dan bagaimana belajar terjadi. Di dalam lingkup teknologi
pendidikan , area yang pertama untuk diselidiki adalah perilaku terhadap situasi atau
respon, modifikasi perilaku tanggapan yang diharapkan untuk dilaksanakan melalui
stimulus tertentu. Menurut Romiszowski (1981) pengembangan lebih awal dari
teknologi bidang pendidikan ini disebut ’teknologi perilaku’. Hal ini telah didapatkan
bahwasannya tidak semua tugas-tugas belajar, terutama sekali pada tingkat keinginan
yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, tidaklah mudah untuk menganalisis bagian-
bagian dalam perilaku. Oleh karenanya pendekatan-pendekatan alternatif dibutuhkan
ketika dalam cakupan yang luas dan Romiszowski menyebutnya ini adalah’instruksi
teknologi’ pendidikan yang berkembang. Perkembangan ini tidaklah cukup, sejak
aplikasinya dibatasi dalam pendidikan formal dan pelatihan. Di dalam lingkungan
bisnis dan industri, instruksi bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi
perubahan (dimana terjadi improvisasi penampilan kerja), dalam proses belajar secara
luas disebut ’performa teknologi’.[5]
10. Mampu menyesuaikan diri, memperbarui dan meningkatkan diri sebagai respon
atas perubahan lingkungan.
Memulai organisasi belajar dapat dilakukan dengan Mulai dari “top” – membantu
untuk memberikan daya dorong, Mulai dari masalah yang kronis (menahun) – selalu
baik untuk memunculkan pemikiran, Bentuk “Task Force” – tapi masih memerlukan
dorongan dan visi, Mulai dengan mendiagnosa organisasi – Dept SDM dapat dijadikan
konsultan (seharusnya), Kaitkan dengan proses yang sedang berlangsung, Kaji ulang
proses dan sistem yang ada – audit untuk mengetahui “capability gap”, Kembangkan
sistem baru.
Dimana memulai membangun organisasi pembelajaran, dapat dimulai dengan bekerja
dengan komisi direktur, bekerja dengan HRD, membuat kerjasama dengan inisiatif
manajemen, pengaturan arah tugas, menjalankan sifat kehati-hatian dalam
meningkatkan program pengembangan, bekerja dengan siklus strategi siklus
perencanaan, memulai dengan diagnosis, mengawali dengan konferensi perusahaan,
fokus pada salah satu kunci isu bisnis dan mengawali dalam satu departemen.[9]
Belajar atau learning terdiri dari beberapa subsistem yaitu: Organisasi, Orang,
Pengetatahuan ,Teknologi. Setiap subsistem saling terkait dan saling
mempengaruhi. Jika sebuah subsistem tergganggu atau absen maka subsistem lain
akan terpengaruh secara signifikan. Dalam organisasi belajar ada tiga tingkatan
belajar atau level of learning yang terdiri dari:
Belajar single loop, double loop dan deutero yang bergantung pada refleksi
yang diberikan pada tindakan yang dilakukan
Skill atau disiplin dalam organisasi belajar menurut Marquardt. Meliputi : System
thinking, Mental model, Personal mastery, Team learning, Shared vision, Dialogue
2. Pendekatan Sistematik
Dalam pendekatan ini dilakukan dengan cara berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan
Pengembangan organisasi dilakukan dengan berbagai cara atau model. Salah satu model
itu adalah dikemukakan oleh Robert Blake dan Jane S Mouton (1970)[10]. Model ini
bertolak pada delapan asumsi yaitu :
2. Perubahan yang efektif dan efisien perlu dilakukan secara sistematik dengan lebih
dulu menerapkan apa yang terwujud dalam waktu tertentu.
3. Perilaku manusia dan kegiatan organisasi saling berinteraksi yang mungkin dapat
menghambat atau sebaliknya meningkatkan kinerja.
5. Penalaran dan emosi saling berkaitan, karena itu kedua hal itu harus dimasukkan
dalam pengembangan.
6. Hubungan atasan dan bawahan dalam organisasi harus terbuka dan memungkinkan
komunikasi timbal balik.
7. Perlu diciptakannya peluang dari dalam organisasi sendiri untuk berprakarsa, dan
tidak mengandalkan konsultan dari luar.
8. Setiap orang pada dasarnya ingin berpartisipasi atau terlibat dalam keputusan yang
menyangkut dirinya.
Apa yang dikemukakan lebih berorientasi pada perubahan internal organisasi, tanpa
memperhatikan lingkungan luar organisasi
Tidak ada resep tunggal di dalam membuat organisasi belajar, dan hal ini tidaklah mudah
dalam membentuknya. Menurut Senge (1990), kerja nyata dari membangun organisasi
belajar adalah bekerja dalam lingkaran kedalaman belajar. Perkembangan dari
lingkaran kedalaman belajar sangatlah penting bagi organisasi belajar. Hal ini tidak
saja meliputi perkembangan kapasitas baru tapi juga pemikiran yang fundamental
baik secara individu maupun kolektif. Lingkaran kedalaman belajar bergerak ketika
ketika kita dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya kita tidak dapat melakukannya.
Yang dimaksud dalam lingkaran tersebut adalah kemampuan dan keterampilan baru
menghasilkan kesadaran-kesadaran dan sensibilitas dan juga didalamnya membangun
sikap dan kepercayaan.
Kemampuan dan keterampilan baru bukan hanya diperoleh dalam lingkup yang spesifik
pada kemampuan untuk menghasilkan materi-materi instruksi diri sendiri. Hal ini
dapat diperluas sejak kemampuan dibangun untuk menyebarkan visi dan untuk
mengaplikasikan sistem berpikir dalam berbagai macam penyelesaian masalah.
Kemampuan dan keterampilan ini dapat menghasilkan kesadaran-kesadaran baru dan
sensibilitas dalam interaksi dengan anggota yang lain. Lingkaran kedalaman belajar
adalah sulit untuk diprakarsai. Hal ini membutuhkan waktu untuk menguasai aktifitas
belajar yang berkesinambungan[11].
Gordon (1996) mengusulkan satu petunjuk gaya untuk organisasi belajar yang diikuti
adalah :
1. Mengembangkan visi yang jelas organisasi dan kultur kearah masa depan
Model lain yang diutarakan Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1997) mencerminkan
karakter dunia modern yang dinamis terhadap kekuatan perubahan secara terus
menerus itu. Para manajer harus memahami kekuatan perubahan itu dengan
mendiagnosa masalah yang mendorong kearah pemilihan dari intervensi sesuai dengan
pertimbangan kondisi-kondisi yang terbatas untuk diikuti oleh implementasi motode
denganjaminan umpan balik, penyesuaian, revisi dan penguatan. Hasil dari tindakan
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada titik awal pemahaman kekuatan
perubahan untuk siklus tindakan lebih lanjut.
F. PENUTUP
3. Tidak ada resep tunggal di dalam membuat organisasi belajar, Kerja nyata dari
membangun organisasi belajar adalah bekerja dalam lingkaran kedalaman belajar.
Perkembangan dari lingkaran kedalaman belajar sangatlah penting bagi organisasi
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Senge, Peter M (1996). Fifth Discipline. Binarupa Aksara. Edisi Bahasa Indonesia
Guns, Bob (1996), The Faster Learning Organization : gain and sustain the competitive