Pendahuluan
Manajemen sumber daya manusia sebagai human capital merupakan investasi
terbesar sebuah organisasi. Saat ini, pengelolaan sumber daya manusia sudah jauh
berkembang menjadi lebih strategis dari sebelumnya yang lebih banyak menjalankan
fungsi administrasi. Salah satu fungsi strategis tersebut adalah menyiapkan sumber
daya manusia yang memiliki bakat (talenta) dan kompetensi untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi. Istilah bakat atau talenta merujuk pada potensi individu
yang membawa pengaruh siginifikan terhadap kinerja organisasi. Implementasi dari
fungsi strategis ini disebut sebagai Manajemen Talenta.
Manajemen talenta merupakan proses yang muncul pada tahun 1990-an dan
terus berkembang hingga saat ini. Hal ini dikarenakan semakin banyak organisasi yang
menyadari bahwa keberhasilan tujuan mereka ditentukan oleh bakat dan kemampuan
pegawai mereka. Manajemen talenta mengacu pada proses identifikasi dan
mengembangkan individu kunci yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan unggul bagi kepentingan organisasi. Proses manajemen ini mengandung
identifikasi, rekrutmen, pengembangan, dan retensi pegawai yang memiliki potensi
kinerja tinggi. Fokus utamanya adalah mempersiapan keterampilan dan potensi individu
untuk memainkan peran manajemen senior.
Teori-teori
Michaels et. al. (2001) menyebut talenta sebagai sekumpulan individu dengan
potensi unggul untuk mencapai posisi puncak pada organisasi. Lockwood (2006),
manajemen talenta adalah implementasi dari strategi dan sistem yang telah terintegrasi
untuk meningkatkan produktivitas tempat kerja dengan mengembangkan proses untuk
menarik, mengembangkan, mempertahankan, dan menggunakan orang orang
dengan skill yang diperlukan demi memenuhi kebutuhan bisnis organisasi. Sedangkan
menurut The Office of Talent Management and Organizational Development (2010),
manajemen talenta adalah susunan proses sumber daya manusia organisasional yang
1
Kompol. Wahyu Nugroho S., SIK, MPICT. Kaurtu Robinkar SSDM Polri
dirancang untuk menarik, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan pekerja
yang produktif dan terikat (engaged).
Merujuk Handoko (2015), manajemen talenta bisa dibagi menjadi 4 (empat)
proses besar, yaitu:
1. Talent Acquisition - sangat penting untuk menentukan seberapa besar usaha dan
waktu yang harus diinvestasikan untuk merekrut pegawai menjadi talenta yang baik
untuk organisasi.
2. Talent On-Boarding/Activation - Proses ini tidak hanya terfokus pada kegiatan-
kegiatan orientasi yang memberikan pengetahuan mengenai visi, misi, nilai dan
aturan organisasi, namun juga memastikan integrasi pegawai baru ke lingkungan
kerja, agar pegawai baru dapat segera diterima di lingkungan kerja baru dan dengan
efektif membangun relasi kerja yang produktif.
3. Talent Development - seperti layaknya organisasi yang terus berkembang untuk
terus kompetitif, maka talenta juga perlu dikembangkan untuk senantiasa memiliki
kapabilitas yang dibutuhkan untuk mengeksekusi strategi organisasi.
4. Talent Retention - talenta yang baik adalah aset yang penting untuk organisasi
sehingga perlu dijaga dan dihargai secara baik pula. Komitmen dan kepuasan
berkarir dan bekerja talenta dalam organisasi perlu diperhatikan.
Penutup
Berbagai riset menunjukkan bahwa manajemen talenta telah diidentifikasi
sebagai strategi kunci untuk mengatasi sejumlah masalah sumber daya yang sangat
penting dalam pelayanan umum suatu organisasi. Proses manajemen talenta
memberikan individu-individu kunci dengan peluang untuk memperluas keterampilan
dan pengalaman melalui keterlibatan dalam tugas yang menantang, pengembangan
profesional, dan karier. Dalam pengembangan talenta perlu dilakukan metode-metode
seperti counseling, mentoring, pengembangan kepemimpinan, pembelajaran aksi,
program pelatihan, pengalaman rotasi tugas, strategic forum, rapat pemecahan
masalah, dan sebagainya.
Mengimplementasikan manajemen talenta pada instansi Polri, membutuhkan
komitmen tinggi dan perubahan mindset pengelolaan sumber daya manusia di dalam
organisasi. Pengalaman berbagai instansi seperti Kementerian Keuangan di atas, dapat
dijadikan role model bagi Polri dalam strategi implementasi manajemen talenta. Besar
harapan implementasi manajemen talenta yang baik di dalam pengelolaan sumber
daya manusia Polri akan memastikan organisasi memiliki calon pemimpin yang siap
untuk mengeksekusi strategi dan terus mengembangkan Polri menjadi organisasi yang
lebih baik.
Reference
Michaels, E G, Handfi eld-Jones, H and Axelrod, B (2001). The War for Talent.
Harvard Boston, MA.: Harvard Business School Press. Introducing Talent
Management,” Dale Carnegie Training, William J.
Handoko Said, (2015). Mengimplementasi Manajemen Talenta dengan baik,
http://gmlperformance.com/gmlnew/index.php/Articles/read/29-mengimplementasi-
manajemen-talenta-dengan-baik.
Linda Ria Lumbantobing, (2014). Sekilas Tentang Manajemen Talenta,
http://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/418-artikel-soft-competency/20196-
sekilas-tentang-manajemen-talenta.