HUKUM KEPAILITAN
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Khoidin, S.H.,M. Hum.,CN
Iswi Hariyani, S.H., M.H.
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
ANGKATAN 2021/2022
A. HUKUM KEPAILITAN
kesulitan kondisi keuangan (financial distress) dari usaha debitor yang telah mengalami
dari seorang (debitor) atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan
tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan baik dilakukan
secara sukarela oleh debitor itu sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga (diluar
yaitu Fv S.1905 No.217 Jo 1906 No.384 yang dimaksud dengan pailit adalah setiap
berutang atau debitor yanga ada dalam keadaan berhenti membayar, baik atas laporan
sendiri maupun atas permohonan seseorang atau lebih berpiutang (kreditor) dengan
Tahun 2004 tentang kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU),
yang dimaksud dengan kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit
kepailitan adalah sita umum atas harta kekayaan debitor baik pada waktu pernyataan
pailit maupun yang diperoleh selama kepailitan berlangsung untuk kepentingan semua
kreditor yang pada waktu debitor dinyatakan pailit, yang dilakukan dengan pengawasan
hakim pengawas.
Tujuan utama dari kepailitan adalah untuk melakukan pembagian antara para
kreditor atas kekayaan debitor oleh kurator. Menurut Kartini Muljadi, pembagian harta
kekayaan debitor pailit kepada kreditor secara rata dan sesuai hak masing-masing untuk
menjamin para kreditor untuk memperoleh hak-haknya atas harta kekayaan harta
2
Debitor Pailit. Kepailitan dilaksanakan oleh beberapa pihak yang terlibat di dalamya.
Pihak-pihak tersebut memiliki tugasnya masing masing, pihak tersebut antara lain :
dapat mengajukan permohonan pailit adalah salah satu dari pihak berikut
ini:
perusahaan efek;
atas saham.
pengadilan yang berwenang. Syarat untuk dapat dikatakan sebagai pihak ini
adalah harus memiliki 2 atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya
satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih yang tertera dalam Pasal
2 UU No 37 Tahun 2004. Penjelasan utang yang telah jatuh tempo dan dapat
3
3. Hakim Niaga
diangkat dari kalangan para ahli dengan Keputusan Presiden atas usul Ketua
MA.
4. Hakim Pengawas
dilakukan oleh kurator dari pihak ketiga tersebut. Dalam pasal 69 ayat 3
UU Kepailitan.
4
d. Memberikan izin kepada pihak kurator apabila ingin menghadap di
Kepailitan.
e. Menerima laporan pihak kurator tiap tiga bulan sekali tentang keadaan
5. Panitia Kreditor
kreditor dibagi menjadi dua yaitu, panitia kreditor sementara dan tetap.
suatu panitia kreditur. Panitia kreditor sementara terdiri dari tiga orang yang
dipilih dari kreditor yang dikenal. Kreditor yang dikenal merupakan kreditor
yang utangnya telah diverifikasi dan telah diakui. Panitia kreditor tidak
terlepas dari rapat kreditor. Rapat ini merupakan rapat wajib yang
Undang Undang Nomor 37 Tahun 2004 bahwa segala putusan rapat kreditor
jumlah suara yang dikeluarkan kreditor dan/atau kuasa kreditor yang hadir
memiliki akibat hukum. Akibat hukum pertama ialah debitor akan kehilangan Hak Atas
Harta Bendanya. Kepailitan hanya mengenai harta kekayaan dan bukan mengenai
perorangan debitor, ia tetap dapat melaksanakan hukum kekayaan yang lain. Dengan
sederhana dapat dikatakan bahwa suatu objek hukum yang dinyatakan pailit akan
kehilangan hak atas kekayaannya saja, bukan hak keperdataan seluruhnya. Pasal 24
ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU menyatakan bahwa “Debitor demi hukum kehilangan
5
haknya untuk menguasai dan mengurus kekayaan yang termasuk dalam harta pailit,
sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan”. Oleh karena itu, sejak dinyatakan
pailit hanya harta kekayaan Debitor Pailit yang berada di bawah pengampuan (di bawah
penguasaan dan pengurusan pihak lain), sedangkan debitor pailit itu sendiri tidak
berada di bawah pengampuan seperti yang terjadi terhadap anak di bawah umur atau
Khusus dalam hal debitor Perseroan Terbatas (PT) menurut penjelasan Pasal 24
ayat 1 Undang Undang No 37 Tahun 2004 organ perseroan tersebut tetap berfungsi
dengan harta pailit, maka pengeluaran uang yang merupakan bagian harta pailit adalah
hukum sepanjang menyangkut penerimaan pendapatan bagi perseroan tetapi dalam hal
pengeluaran uang atas beban harta pailit Kuratorlah yang berwenang memberikan
No 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa “Tuntutan mengenai hak atau kewajiban yang
menyangkut harta pailit harus diajukan oleh atau terhadap Kurator”, artinya semua
pengajuan gugatan melalui pengadilan perdata atau Pengadilan Niaga tidak diajukan
oleh atau terhadap debitor tetapi oleh atau terhadap kurator. Dan diatur dalam Pasal 105
ayat 4 bahwa “Semua surat pengaduan dan keberatan yang berkaitan dengan harta
pailit ditujukan kepada Kurator”. Apabila debitor merupakan perorangan atau suatu
badan hukum berhak untuk mengajukan gugatan mewakili dirinya atau mewakili badan
hukum apabila debitor suatu badan hukum terhadap kurator. Pengajuan gugatan itu
memiliki alasan untuk kepentingan harta pailit, bukan untuk membebani harta pailit.
Debitor juga dapat mengajukan tindak pidana yang dilakukan oleh kurator kepada
6
Akibat hukum kedua yang disebabkan oleh putusan pailit adalah adanya
tindakan sita atas kekayaan debitor. Seluruh kekayaan debitor yang masuk harta pailit
merupakan sitaan umum (public attachment, gerechtelijk beslag) beserta apa yang
diperoleh selama kepailitan. Artinya, penyitaan tersebut berlaku untuk siapapun, bukan
hanya berlaku bagi pihak tertentu seperti halnya sita jaminan yang diputuskan oleh
Utang (PKPU) bahwa “Kepailitan meliputi seluruh kekayaan debitor pada saat
putusan pernyataan pailit diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama
perebutan harta pailit oleh para kreditornya, selain itu berguna untuk menghentikan lalu
lintas transaksi terhadap harta pailit oleh debitor yang memungkinkan memiliki itikad
tidak baik yang akan menyebabkan suatu hal yang dapat merugikan para kreditornya.
Pelaksanaan sita umum ini tidak memerlukan suatu tindakan yang khusus, dengan
begitu sitaan umum terhadap harta debitor pailit adalah terlaksana demi hukum. Sitaan
umum ini pula berarti dapat menyebabkan sitaan khusus lainnya apabila saat dinyatakan
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam permohonan pengajuan kepailitan. Kita perlu
mengerti dan memahi bagaimana proses atau pengajuan suatu permohonan pernyataan
pailit. Untuk proses permohonan pailit ini tidak dibedakan antara si pemohon debitor
atau si pemohon adalah kreditor. Akan tetapi, yang membedakan adalah pemenuhan
dimana harus mempailitkan sebuah perseroan terbatas (PT). Jika yang mengajukan
7
permohonan pailit adalah si pihak debitor, maka dokumen atau berkas yang dibutuhkan
antara lain :
2. Adanya kreditor lain yang memiliki utang kepada debitor, terlepas dari
No 37 Tahun 2004 bahwa “debitor yang memiliki 2 atau lebih kreditor dan
tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan
Kreditornya”.
permohonan pailit.
1. Surat kuasa khusus, yang ditujukan agar advokat dapat memiliki kuasa
tersebut.
8
3. Surat permohonan bermaterai cukup ditujukan untuk Ketua Pengadilan
Niaga.
5. Dokumen tentang identitas pihak debitor dan pihak kreditor secara lengkap.
atau segala macam yang di dalamnya termuat akan banyaknya utang yang
dapat ditagih.
7. Selain jumlah utang, perincian tentang seluruh utang yang belum terbayar
selanjutnya adalah tahap dimana permohonan pailit ini diajukan ke Pengadilan Niaga.
pailit yang diajukan oleh debitor dan terdapat keraguan bahwa persyaratan
9
6. Pemanggilan kedua pihak tersebut dilakukan oleh juru sita dengan surat
dilaksanakan,
hakim yang menyatakan bahwa sidang ini dibuka untuk umum dan dapat
hukum.
Urutan yang akan dilaksanakan oleh majelis hakim dalam persidangan antara lain :
perkara tersebut didaftarkan. Penundaan itu juga harus memiliki alasan yang
jelas,
10
4. Pembuktian, pada tahap ini pembuktian harus dilakukan secar sederhana
Putusan pengadilan harus bersifat serta merta. Serta merta dalam artian di
11