NIM : 1704551035
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
Benda Bertubuh dan Tidak Bertubuh
Hal ini disebut kan pada Pasal 503 KUH Perdata. Kebendaan tak bertubuh adalah aset
yang tidak memiliki wujud fisik, dapat menjadi objek dari hak milik, dan karenanya dapat
dipindahtangankan. Karena sifatnya yang memiliki wujud fisik, hukum memandang
kebendaan tak bertubuh sebagai hak yang melekat padanya. Dalam hal ini berarti suatu hak
tertentu yang dimiliki oleh seseorang, bersifat komersial atau dapat dinilai dengan uang.
Instrumen yang mewakili atau merupakan perwujudan dari hak tersebut tidak dapat dilihat
sebagai kebendaan tak bertubuh, tetapi hanya merupakan media untuk mengidentifikasi hak
tersebut.
Gadai
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas sesuatu barang
bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan
kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya yang telah
dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan,biaya-biaya mana harus
didahulukan (Pasal 1150 KUH Perdata).
Dalam gadai berdasarkan perjanjian,kreditor diberi hak oleh debitor untuk memegang benda
milik debitor sebagai jaminan,yang nantinya dari hasil penjualannya dapat digunakan kreditor
untuk pelunasan lebih dahulu piutangnya sebagaimana jaminan kebendaan, dalam gadai
terkandung 2 perjanjian yaitu :
1. Perjanjian hutang piutang, sebagai perjanjian pokok antara debitor dan kreditor.
2. Kreditor yang menerima gadai, disebut penerima gadai (pandnemer), karena biasanya
barang gadai dipegang oleh penerima gadai maka sering disebut kreditor pemegang
gadai. selain itu atas persetujuan kedua belah pihak,barang gadai dipegang pihak
ketiga yang disebut pihak ketiga pemegang gadai (Pasal 1152 KUH Perdata).
Dalam gadai,pemberi gadai biasanya adalah debitor sendiri,namun dapat juga dilakukan oleh
orang lain atas nama debitor. Pemegang gadai biasanya adalah kreditor sendiri,serta
memungkinkan ada pihak ketiga sebagai pemegang gadai.
Objek gadai adalah segala benda bergerak,baik bertubuh atau tidak bertubuh (Pasal 1150 jo
1152 ayat (1), 1152 bis dan 1153 KUH Perdata). Suatu barang dapat digadaikan lebih dari
satu perjanjian gadai (kreditor lebih dari satu). Dalam hal pemegang gadai pada saat yang
sama mempunyai tagihan yang dijamin dengan benda gadai yang sama, kedudukannya adalah
sama,sebagai kreditor konkuren (Pasal 1136 KUH Perdata).
Jika pemberian gadai dilakukan tidak pada saat yang sama,maka pemegang gadai pertama
mempunyai hak yang lebih tinggi, tanpa pemegang gadai pertama eksekusi tidak dapat
dilaksanakan, dia yang melaksanakan penjualan barang gadai dan sesudah mengambil
pelunasan,sisanya diberikan kepada pemegang gadai berikutnya.
Hak dan kewajiban penerima dan pemberi gadai diatur dalam pasal 1155 KUH Perdata. Hak-
hak penerima gadai yaitu :
1. Menerima angsuran pokok pinjaman dan bunga sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2. Menjual barang gadai, jika pemberi gadai tidak memenuhi kewajibannya setelah
waktu atau setelah dilakukan peringatan untuk pemenuhannya.
4. Bertanggungjawab atas kerugian atau susutnya barang gadai, sejauh hal itu terjadi atas
kelalaiannya (Pasal 1154 KUH Perdata).
2. Berhak atas barang gadai,jika hutang pokok,bunga dan biaya lainnya dilunasi.
3. Berhak menuntut kepada pengadilan supaya barang gadai dijual untuk melunasi
hutang-hutangnya (Pasal 1156 KUH Perdata).
Hak gadai maupun hipotik (hak tanggungan) adalah suatu hak acessoir, yang artinya bahwa
adanya hak itu tergantung dari adanya suatu perjanjian pokok,yaitu perjanjian hutang piutang.
2. Hak gadainya sendiri tidak dapat dipindahkan tanpa turut sertanya (turut
berpindahnya) perikatan pokok , meliputi pula acessoirnya, dalam mana termasuk hak
gadainya (Pasal 1533 KUH perdata).
Untuk terjadinya gadai harus dipenuhi syarat-syarat sesuai dengan benda yang digadaikan.
adapun cara terjadinya gadai yaitu :
o Perjanjian gadai. Dalam hal ini antara debitor dan kreditor mengadakan
perjanjian pinjam uang (kredit) dengan janji sanggup memberikan benda
bergerak sebagai atau perjanjian untuk memberikan hak gadai (perjanjian
gadai) . Perjanjian bersifat konsensual dan obligatoir dan bentuknya bebas.
o Penyerahan benda gadai. Barang gadai harus dibawa keluar dari kekuasaan si
debitor pemberi gadai. ini merupakan syarat inbezitstelling. Penyerahan benda
gadai dapat dilakukan secara nyata,simbolis, traditio brevimanu atau traditio
longa manu. Penyerahan secara constitutum possesorium tidak menimbulkan
hak gadai karena tidak memenuhi syarat inbezitstelling.
2. Cara terjadinya gadai pada piutang atas bawah atau atas tunjuk (aantoonder)
Adanya endossemen yang diikuti dengan penyerahan buktinya. menurut Pasal 1152
KUH Perdata,untuk mengadakan gadai piutang atas tunjuk diperlukan adanya
endossemen pada surat hutangnya dan diserahkannya surat hutang kepada pemegang
gadai. endossemen adalah pernyataan penyerahan piutang yang ditandatangani
kreditor (endosen) yang bertindak sebagai pemberi gadai (geendosseerde). Bentk
gadai piutang atas order adalah wesel, yaitu surat yang mengandung perintah dari
penerbit (trekker) kepada tersangkut (betrokken) untuk membayar sejumlah uang
kepada pemegang (hounder).
Adanya pemberitahuan kepada debitor dari piutang yang digadaikan. Hak gadai
piutang atas nama diadakan dengan memberitahukan akan penggadaiannya
(perjanjian gadainya) kepada kreditor (Pasal 1153 KUH Perdata).
5. Karena eksekusi.
7. Karena pencampuran, apabila piutang yang dijamin dengan hak gadai dan benda
gadai berada dalam satu orang.