PENGERTIAN GADAI
Gadai diatur dalam Bab XX Buku II KUH Perdata Pasal 1150
sam ai den an Pasal 1160.
Karena benda-benda yang digadaikan menyangkut benda-
benda bergerak, maka ketentuan pasal-pasal tersebut
dinyatakan masih berlaku. Apa yang dimaksud dengan gadai
Pasal 1150 KUH Perdata rumuskan sebagai berikut :
Menurut Pasal 1152 ayat (1) KUH Perdata, hak gadai atas
benda-benda bergerak dan atas piutang-piutang kepada pembawa
diletakkan dengan membawa barang gadainya di bawah
kekuasaan si berpiutang atau seorang pihak ketiga, yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak.
Kemudian Pasal 1153 KUHPerdata menyatakan bahwa hak gadai
C. SIFAT-SIFAT GADAI
Hak gadai memiliki sifat kebendaan pada umumnya yaitu hak
absolut , droit de suite, droit de preference, hak menggugat, dan
Iain-Iain. Sebagaimana telah disinggung, menurut ketentuan Pasal
528 KÜH Perdata, atas sesuatu kebendaan seseorang dapat
mempunyai suatu kedudukan berkuasa (bezit), hak milik
(eigendom), hak h waris, hak pakai hasil, hak pengabdian tanah,
hak gadai ataupun hipotik.
Kemudian dalam pasal 1152 ayat (3) KUH Perdata dinyatakan
antara Iain bahwa apabila barang gadai hilang dari tangan
penerima gadai atau kecurian, maka ia berhak menuntutnya
kembali sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1977 ayat (2)
KUH Perdata.
Pasal ini mencérminkan adanya sifat droit de suite karena hak
gadai terus mengikuti bendanya ditangan siapapun. Demikian juga
di dalamnya terkandung suatu hak menggugat karena si penerima
gadai berhak menuntut kembali barang yang hilang tersebut.
Selanjutnya rnenurut Pasal 1133 jo pasal 1150 KUH Perdata, gadai
mempunyai sifat yang didahulukan (droit de preference) artinya
memberikan kekuasaan kepada seorang kreditur untuk nengambil
pelunasan dari hasil penjualan barang secara didahulukan dari pada
kreditur Iainnya.
Gambar II
R S
Hutang
Piutang Piutang
Digadaikan
T
Hal ini tertuang dalam Pasal 1155 ayat (1) KUH Perdata yang
berbunyi :
c. Sesuai dengan bunyi pasal 1157 ayat (2) KUH Perdata, kreditur
berhak mendapatkan penggantian dari debitur semua biaya yang
bermanfaat yang telah dikeluarkan kreditur untuk keselamatan
benda gadai.
b. Kreditur wajib memberi tahu debitur bila benda gadai akan dijual
selambat-lambatnya pada hari yang berikutnya apabila ada suatu
perhubungan pos harian atau suatu perhubungan telegrap, atau
jika tidak dapat dilakukan, diperbolehkan melalui pos yang
berangkat pertama (Pasal 1156 ayat 2 KUH Perdata).
F. HAPUSNYA GADAI
1. Hak gadai hapus dengan hapusnya perikatan pokok yaitu ga,
perjanjian hutang-piutang sehubungan telah dibayarnya hutang
pokok ditambah bunga dan biaya lainnya seperti biaya
pemeliharaan benda gadai.
2. Jika benda gadai lepas atau tidak Iagi berada dalam kekuasaan
pemegang gadai.
Istilah gadai juga dikenal dalam Hükum Adat dan dise dengan
Cekelan. Meskipun memiliki persamaan dengan gadai/pand
menurut Hukum Perdata, tetapi Pada plinsipnya sangat berbeda.
persamaan antara keduanya misalnya sama-sama merupakan pembelian
jaminan Yang bendanya diserahkan kedalam kekuasaan si kreditur.
Kedua-duanya memiliki sifat droit de suite yaitu walaupun sudah diulang
gadaikan oleh penelima gadai, namun benda itu tetap dapat ditebus
ditangan siapapun benda tersebut berada. Kemudian pada kedua-
duanya ada larangan bagi si penetima gadai untuk memiliki bendanya.
Namun demikian dalam gadai adat dulu dimungkinkan untuk
dipeljanjikan bahwa jika benda yang objeknya berupa tanah tidak
ditebus pada waktunya oleh pemberi gadai atau debitul, maka penelima
gadai atau kreditur dapat menjadi pemilik tanah tersebut. Tetapi dalam
prakteknya, tanah yang digadaikan tidak bisa secara otomatis menjadi
pemilik si penerima gadai sekalipun dipeljanjikan karena biasanya selalu
diperlukan suatu transaksi baru lagi berupa penambahan uang gadai.
Demikian juga dalam gadai/pand menurut Hukum perdata, jika debitur
tidak menebus benda jaminannya pada waktu yang telah ditentukan,
kreditur tidak otomatis menjadi pemilik benda tersebut. Tetapi benda-
benda yarug tidak ditebus tadi menuxut Pasal 1155 ayat (1) KUH Perdata
demi hukum dapat dilaksanakan eksekusi Oleh kreditul dengan cara
melelang atau menjual benda jaminan dimuka umum menurut
kebiasaan-kebiasaan setempat dan syarat-syarat yang lazim berlaku.
Hasilnya dibelikan kepada kreditur yang beihak sesuai dengan piutang
ditambah bunga dan biaya dari hasil penjualan bendabenda debitur dan
bila ada sisa, maka disexahkan kepada debitur.
1
Ibid., hal. 58.