0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gadai dan para pihak dalam perjanjian gadai. Gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan untuk pelunasan hutang. Para pihak terdiri dari debitur yang memberikan gadai, kreditur yang menerima gadai, dan pihak ketiga yang dapat memegang gadai atas persetujuan para pihak. Perjanjian gadai bersifat accessoir dan mengikuti perjanjian
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gadai dan para pihak dalam perjanjian gadai. Gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan untuk pelunasan hutang. Para pihak terdiri dari debitur yang memberikan gadai, kreditur yang menerima gadai, dan pihak ketiga yang dapat memegang gadai atas persetujuan para pihak. Perjanjian gadai bersifat accessoir dan mengikuti perjanjian
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian gadai dan para pihak dalam perjanjian gadai. Gadai adalah hak yang diperoleh kreditur atas barang yang diserahkan debitur sebagai jaminan untuk pelunasan hutang. Para pihak terdiri dari debitur yang memberikan gadai, kreditur yang menerima gadai, dan pihak ketiga yang dapat memegang gadai atas persetujuan para pihak. Perjanjian gadai bersifat accessoir dan mengikuti perjanjian
adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan Para Pihak dalam Gadai
Sebagaimana dinyatakan oleh Pasal 1150, para pihak
dalam gadai adalah: 1. Pihak yang berhutang (debitur), yang memberikan
jaminan gadai (pemberi gadai)
2. Pihak yang berpiutang (kreditur) yang menerima
jaminan gadai (penerima gadai)
Selain itu atas persetujuan Para Pihak, bendai gadai
dipegang oleh Pihak Ketiga (Pasal 1152 ayat 1). Jika
demikian, Pihak Ketiga disebut juga sebagai “Pihak Ketiga Pemegang Gadai” Para Pihak : Lanjutan
Pasal 1156 lebih lanjut mengatur bahwa Si
Pemberi Gadai dapat menggadaikan barang miliknya untuk menjamin hutang orang lain atau dapat mempunyai hutang dengan jaminan gadai barang milik orang lain. Dalam hal Pihak Ketiga memberikan jaminan gadai atas namanya sendiri, maka disebut sebagai “Pihak Ketiga Pemberi Gadai” (Pasal 1154 dan 1156) Benda Jaminan dan Hak Gadai
Benda yang dijaminkan suatu Gadai HARUS benda
bergerak (Pasal 1150 jo 1152 Kuh Perdata) yg berwujud atau tidak berwujud Hak gadai atas barang bergerak yang berwujud dan atas piutang bawa timbul dengan cara menyerahkan gadai itu kepada kekuasaan kreditur atau orang yang memberikan gadai Hak gadai untuk benda tak berwujud dapat berbentuk bukti tertulis mengenai izin pemberian gadainya Hak Gadai
Hak Gadai merupakan suatu Hak Kebendaan
atas barang bergerak milik orang lain (1152 ayat 3) Bilai barang-gadai hilang maka pemberi gadai berhak menuntutnya dari Pihak Ketiga (Droit de suite). Hak gadai mengikuti bendanya dimanapun dan ditangan siapapun benda-gadai itu berada Perjanjian dan Sifat Perjanjian Gadai
Gadai terjadi dengan memperjanjikannya oleh
karena itu persetujuan pemberi gadai akan sah apabila perjanjian gadai tersebut memenuhi syarat-syarat sahnya suatu perjanjian sebagaiman diatur Pasal 1132 KUH Perdata Persetujuan pokoknya bisa berupa perjanjian obligatoir dalam hal ini misalnya hutang piutang baik lisan, tertulis di bawah tangan ataupun otentik. Sifat Perjanjian : Perjanjian Gadai bersifat ACCESSOIR yg dipakai untuk menjamin suatu kewajiban prestasi tertentu yang pada umumnya berupa utang-piutang. Oleh karena itu perjanjian gadai “mengabdi” kepada perjanjian pokoknya tersebut dengan ciri-ciri: 1. tidak dapat berdiri sendiri 2. terjadinya atau hapusnya bergantung kepada perikatan pokoknya 3. Jika perjanjian pokoknya beralih maka beralih pula perjanjian gadainya. Konsekwensi Perjanjian Konsekwensi Perjanjian yg bersifat ACCESSOIR: 1. bila perjanjian gadainya batal maka perjanjian pokoknya (yg sah) tetap berlaku. 2. hak gadai tidak dapat dipindahkan tanpa turut sertanya perjanjian pokoknya dan sebaliknya perjanjian pokok meliputi perjanjian accessoirnya.