Anda di halaman 1dari 93

TPA II – AKTA – AKTA KREDIT

oleh : Notaris DR. AGUSTINING, S.H., M.Kn.

1. Notaris Dr RUDY HAPOSAN SIAHAAN, SH, SPN, MKn


2. Notaris Dr SUPRAYETNO, SH, MKn
3. Notaris Dr. AGUSTINING, SH, MKn
4. Notaris ZULFITRI, SH, MKn
5. Notaris IHDINA MARBUN, SH, MKn

Notaris Dr. AGUSTINING, SH, MKn

AKTA-AKTA KREDIT, YAITU KESELURUHAN AKTA YANG BERKAITAN DENGAN


PERJANJIAN KREDIT, TERMASUK AKTA JAMINAN KREDIT;
1. Jaminan Perorangan (Contoh aktanya: Jaminan Perorangan dan Jaminan Perusahaan)
2. Jaminan kebendaan (Contoh aktanya, Hak Tanggungan (termasuk SKMHT notaris, Fidusia)
TERJADINYA PERJANJIAN KREDIT

DEBITUR/ KREDITUR/
NASABAH BANK

PERJANJIAN KREDIT merupakan perjanjian pinjam-meminjam


uang antara bank dengan pihak lain
(nasabah)

Pengikatan Jaminan.
dilakukan oleh pihak Bank agar Bank mendapat TUJUAN JAMINAN
kepastian bahwa kredit yang diberikan kepada untuk menjamin bahwa utang
nasabahnya dapat dipergunakan sesuai dengan debitur akan dibayar lunas.
kebutuhan dan dapat kembali dengan aman.
POKOK TAMBAHAN
PERJANJIAN KREDIT JAMINAN

Perjanjian hutang piutang dalam pasal


1754 KUH Perdata tentang perjanjian
pinjaman pengganti yakni dikatakan tidak berdiri sendiri, melainkan terkait kepada
bahwa bagi mereka yang meminjam
harus mengembalikan dengan bentuk
hak lain, yang menjadi hak utamanya.
dan kualitas yang sama.

sifat hak-hak jaminan ini adalah accessoir, yaitu mengikuti


perikatan utamanya.

Jika perikatan utamanya telah musnah hak


jaminannya musnah pula.
PERJANJIAN JAMINAN KREDIT SEBAGAI PERJANJIAN
YANG ACCESSOIR

apabila suatu perjanjian kredit telah dinyatakan tidak berlaku atau


gugur, akibatnya perjanjian jaminan jaminan sebagai perjanjian ikutan
secara otomatis menjadi gugur.
Sebagai perjanjian yang bersifat accessoir juga memperoleh akibat-akibat
hukum seperti halnya perjanjian accessoir yang lain, yaitu:
a) adanya tergantung pada perjanjian pokok,
b) hapusnya tergantung pada perjanjian pokok,
c) jika perjanjian pokok batal, ikut batal,
d) ikut beralih dengan beralihnya perjanjian pokok,
e) jika perutangan pokok beralih karena cessi, subrogasi, akan ikut beralih
juga tanpa adanya pernyerahan khusus.
1) Jaminan yang lahir karena UNDANG-
UNDANG (jaminan yang umum),
JAMINAN
2) Jaminan yang lahir karena PERJANJIAN
(jaminan yang khusus)

1131 KUH Perdata bahwa segala kebendaan debitur baik


yang ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun
yang tidak bergerak merupakan jaminan terhadap
pelunasan hutang yang dibuatnya.

pasal 1132 KUHPerdata harta kekayaan debitur menjadi


jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang
memberikan hutang kepadanya.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA UNDANG-UNDANG / JAMINAN UMUM

BENDA yang dapat dijadikan pelunasan jaminan


umum apabila telah memenuhi persyaratan
antara lain:

1. Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan


uang).
2. Benda tersebut dapat dipindah tangankan haknya kepada
pihak lain.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA UNDANG-UNDANG / JAMINAN UMUM

Karena tidak adanya pengikatan secara khusus dan meliputi seluruh harta
kekayaan debitur, jaminan kredit yang timbul karena undang-undang ini juga
menjadi jaminan bagi semua orang yang mengutangkan kepadanya
Jadi, terhadap harta kekayaan debitur dilakukan penjualan. Hasil dari pada
penjualan tersebut dibagi-bagi menurut keseimbangan (proporsional) sesuai
besar-kecilnya piutang masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah
kreditor tertentu untuk didahulukan pelunasan piutangnya (Pasal 1132
KUHPerdata).
Kedudukan para kreditor satu sama lainnya terhadap harta kekayaan
seseorang debitur yang demikian itu lazim disebut concurrent atau saling
bersaing.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

Secara yuridis baru timbul karena adanya suatu perjanjian antara


bank dengan pemilik agunan atau barang jaminan, atau antara bank
dengan orang pihak ketiga yang menanggung utang debitur

a. Jaminan Yang Bersifat Perorangan (personal guarantee).


jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, dan
dapat dipertahankan terhadap debitur seumumnya

b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.


memberikan kepada kreditur kedudukan yang lebih baik, karena:
1. Kreditur didahulukan dan dimudahkan dalam mengambil pelunasan atas tagihannya atas hasil
penjualan benda tertentu atau sekelompok benda tertentu milik debitur dan/atau
2. ada benda tertentu milik debitur yang dipegang oleh kreditur atau terikat kepada hak kreditur,
yang berharga bagi debitur dan dapat memberikan suatu tekanan psikologis terhadap debitur
untuk memenuhi kewajibannya dengan baik terhadap kreditur.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

a. Jaminan Yang Bersifat Perorangan b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.

(1) Perjanjian Penanggungan (borgtocht) 1. GADAI


Pasal 1820 KUH Perdata, Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan 2. FIDUSIA
mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan 3. HAK TANGGUNGAN
diri untuk memenuhi perikatan si berutang apabila orang ini sendiri tidak
memenuhinya 4. HIPOTIK
(2) Perjanjian Garansi
Pasal 1316 KUH Perdata. Perjanjian garansi pada dasarnya sama dengan perjanjian penanggungan, yaitu
sama-sama adanya pihak ketiga yang berkewajiban memenuhi prestasi. Perbedaannya adalah pada
perjanjian garansi kewajiban tersebut dicantumkan di dalam perjanjian pokok yang berdiri sendiri.

(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1280 KUH Perdata, bahwa terjadi sesuatu perikatan tanggung menanggung dipihaknya
Menanggung orang-orang yang berutang manakala mereka semuanya diwajibkan melakukan hal yang
sama, sedemikian bahwa salah satu dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pemenuhan oleh
salah satu membebaskan orang-orang berutang yang lainnya terhadap si berpiutang.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1844 KUH Perdata bahwa jika beberapa orang telah
Menanggung
mengikatkan diri sebagai penanggung untuk seorang
berpiutang yang sama, maka si penanggung yang telah
melunasi utangnya, begitu pula apabila si berutang telah
dinyatakan pailit, mempunyai hak untuk menuntut kembali
dari para penanggung lainnya masing-masing untuk
bagiannya.

Pasal 1831 KUH Perdata bahwa penanggung tidak diwajibkan


membayar kepada si berpiutang kecuali jika si berpiutang lalai,
sedangkan benda-benda si berutang harus lebih dahulu disita dan
dijual untuk melunasi utangnya.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.

(diatur dalam Pasal 1150 s/d Pasal 1160 KUHPerdata)

1. GADAI GADAI adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu hutang.

Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa
digadaikan baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak
yang tidak berwujud yang berupa berbagai hak untuk mendapatkan
berbagai hutang yakni berwujud surat-surat piutang kepada
pembawa (aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas nama (op
naam) serta hak paten.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
1. GADAI
Hak pemegang gadai selama gadai berlangsung :
1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang di gadaikan atas kekuasaan sendiri
(eigenmachti geverkoop).
Hasil penjualan diambil sebagian untuk pelunasan hutang debitur dan sisanya di kembalikan
kepada debitur. Penjualan barang tersebut harus di lakukan di muka umum menurut kebiasaan-
kebiasaan setempat dan berdasarkan syarat-syarat yang lazim berlaku.
2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi berupa biaya-biaya yang telah dilakukan
untuk menyelamatkan benda gadai.
3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada
pelunasan hutang dari debitur (jumlah hutang dan bunga).
4. Pemegang gadai mempunyai prefensi (hak untuk di dahulukan) dari kreditur-kreditur yang lain.
5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim jika debitur menuntut di muka hukum
supaya barang gadai di jual menurut cara yang di tentukan oleh hakim untuk melunasi hutang
dan biaya serta bunga.
6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

(diatur dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999)


2. FIDUSIA
Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht) yang
dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya
penyerahan hak milik secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada
kreditur. Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai
sehingga yang diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya.

Sifat jaminan fidusia yakni :


Berdasarkan pasal 4 UUJF, “Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan
(accesoir) dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para
pihak untuk memenuhi suatu prestasi” untuk memberikan sesutau atau tidak
berbuat sesuatu yang dapat dinilai dengan uang sehingga akibatnya jaminan
fidusia hapus demi hukum apabila perjanjian pokok yang dijamin dengan Fidusia
hapus.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

2. FIDUSIA Pasal 5 UUJF


(1) Pembebanan Benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan AKTA NOTARIS
dalam BAHASA INDONESIA dan merupakan AKTA JAMINAN FIDUSIA.
(2) Terhadap pembuatan akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), DIKENAKAN BIAYA yang besarnya diatur lebih lanjut dengan PERATURAN
PEMERINTAH.

Pasal 6 UUJF
Akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sekurang-kurangnya
memuat :
a. identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;
b. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c. uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
d. nilai penjaminan; dan
e. nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

Pasal 7 UUJF, Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa:
2. FIDUSIA a. utang yang telah ada;
b. utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah
tertentu; atau
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.

Pasal 8 UUJF
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau
kepada kuasa atau wakil dan Penerima Fidusia tersebut

Pasal 9 UUJF
(1) Jaminan Fidusia dapat memberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
Benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian.
(2) Pembebanan jaminan atas Benda atau piutang yang diperoleh kemudian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak perlu dilakukan dengan perjanjian
jaminan tersendiri.
JAMINAN FIDUSIA
Nomor : 27.-
-Pada hari ini, hari Selasa tanggal enam belas Agustus dua
ribu enam belas (16-08-2016).
-Pukul 15.30 WIB (lima belas lewat tiga puluh menit Waktu
Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ………………………., dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I.1.-Tuan …….
2.-Nyonya …….
-menurut keterangan mereka dalam hal ini bertindak
masing-masing dalam jabatan mereka selaku Direktur dan
PEMBERI
Komisaris perseroan terbatas PT. ………….. dari dan oleh
FIDUSIA
PS.1 (5) karena itu bersama-sama sah bertindak untuk dan atas
jo ps 6 a. nama serta mewakili kepentingan Perseroan Terbatas PT.
……….., berkedudukan di ………………, yang anggaran
dasarnya dimuat dalam:
1.-Akta Pendirian Perseroan Terbatas, nomor ……. tanggal
…………………….. dibuat dihadapan ………………………..,
Sarjana Hukum Notaris di ……., anggaran dasar mana telah
mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia nomor AHU-
19003.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal tiga belas April dua ribu dua
belas (13-04-2012), anggaran dasar mana telah mengalami
perubahan berdasarkan:
2.-Berita Acara nomor …… tertanggal ……………………………, yang
dibuat dihadapan …………………. Sarjana Hukum Notaris di
…………., perubahan anggaran dasar mana telah disimpan dan
dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat
Penerimaannya nomor AHU-AH.01.10-03315, tetanggal lima
Pebruari dua ribu empat belas (05-02-2014).
-Untuk selanjutnya disebut sebagai
------------ "Pihak Pertama" atau "Pemberi Fidusia";
II.–Tuan ………………..;
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya selaku Pemimpin …………………………. PT.
BANK …….., berdasarkan ………… Nomor: ……………..
Tentang ………………………, tertanggal ………, dengan
demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan
beserta perubahan-perubahannya yang terakhir,
sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank ……….
PENERIMA nomor: ….. tanggal ………, yang dibuat dihadapan
FIDUSIA …………., Sarjana Hukum, Notaris di ……… Perubahan
PS 1 (6) jo mana telah diterima dan dicatat dalam Sistem
ps 6 a. Administrasi Badan Hukum (SABH) Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan
Surat nomor: …………, tanggal ……….. dan karenanya
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT.
BANK……….. yang berkedudukan dan berkantor pusat
di Jakarta, Jalan ………..
-untuk selanjutnya disebut sebagai:
------------"Pihak Kedua" atau "Penerima Fidusia";
-Para Penghadap telah saya Notaris …..
-Para penghadap untuk diri sendiri dan dalam kedudukannya
seperti disebut menerangkan terlebih dahulu:
A.-bahwa, diantara Pemberi Fidusia selaku pihak yang
menerima fasilitas kredit (untuk selanjutnya cukup disebut
Pemberi Fidusia) dan Penerima Fidusia selaku pihak yang
memberi fasilitas kredit (untuk selanjutnya disebut Penerima
Fidusia) telah dibuat dan ditanda tangani, PERJANJIAN
KREDIT :
PASAL
6 b. -Nomor: …….. tanggal … maksimum ……
-Nomor: …….. tanggal … maksimum ……
-yang dibuat dibawah tangan, .... disebut PERJANJIAN
KREDIT);--------------------------------
B. -bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang
terhutang dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia
sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit tersebut,
Pemberi Fidusia diwajibkan untuk memberikan
JAMINAN FIDUSIA atas :
*)Mesin-mesin dan peralatan perlengkapannya milik
Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia,
*) Persediaan barang milik Pemberi Fidusia untuk
kepentingan Penerima Fidusia,
PASAL *) Kendaraan Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima
6 c.
Fidusia,
*) Tagihan / Piutang Pemberi Fidusia untuk kepentingan
Penerima Fidusia,
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberi
jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut, maka
pemberi dan Penerima Fidusia telah semufakat dan setuju,
ADA PERUB
KETENTUAN
dengan ini mengadakan perjanjian sebagaimana yang
SESUAI PU dimaksud dalam Undang-undang Nomor: 42 Tahun 1999
MK (seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan) juncto
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019
(MK 18/PUU-XVII/2019), yaitu tentang jaminan Fidusia
sebagaimana yang dinyatakan sekarang dalam akta ini;
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya
seperti tersebut di atas untuk menjamin terbayarnya dengan baik
segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor
kepada Kreditor, baik karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya
NILAI lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan jumlah
HUTANG hutang pokok sebesar Rp.________(___) dan/atau sejumlah uang
NYA
yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian tersebut,
maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku
Pemberi Fidusia menerangkan dengan ini mengalihkan hak
kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia dan
penghadap Pihak Kedua dengan bertindak selaku Penerima Fidusia
menerangkan dengan ini menerima pengalihan hak kepemilikan secara
kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh
Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia berupa :
*)Mesin-mesin dan peralatan perlengkapannya sebagaimana dinyatakan dalam
…………… tertanggal ……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai cukup,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Mesin-mesin tersebut di atas berada di ______
DISESU Dengan princian sebagai berikut:
AIKAN -Merk/Type :
DG -Jenis/Model :
OBYEK -Warna :
NYA -Nomor seri :
*)-Persediaan barang sebagaimana dinyatakan dalam …………… tertanggal
……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai cukup, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Persediaan barang tersebut di atas berada ...................... selaku Pemberi Fidusia
yang terletak di ………………………, dan untuk itu “Daftar Persediaan” tersebut
diserahkan kepada Penerima Fidusia, yang keadaan persediaan barang tersebut
telah diketahui oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia sehingga Pemberi
Fidusia dan Penerima Fidusia menganggap tidak perlu lagi menguraikan lebih lanjut
dalam akta ini.
*)-Kendaraan berupa Dump Truck Fuso dengan perincian sebagai berikut:
-Merk/Type :
-Jenis/Model :
-Warna :
DISESU -Nomor Rangka :
AIKAN -Nomor Mesin :
DG -Tahun Pembuatan/Perakitan:
OBYEK
NYA -Nomor Polisi :
-Atas nama :
*)-Tagihan / Piutang usaha tersebut sebagaimana dinyatakan dalam
…………… tertanggal ……………….. yang dibuat dibawah tangan bermaterai
cukup, ditandatangani oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan
Fidusia” yang seluruhnya bernilai Rp. ______
Nilai Penjaminan berdasarkan akta ini adalah Rp. ______
-Selanjutnya para penghadap untuk diri sendiri dan dalam
jabatannya seperti disebut dan senantiasa dengan bertindak
dalam kedudukannya tersebut menerangkan pembebanan
jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan
KETERAN persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
GAN TTG
PEMBEBA
---------------------------------- Pasal 1.
NAN -Pembebanan jaminan fidusia atas Obyek Jaminan Fidusia
JAMINAN
FIDUSIA telah dilakukan ditempat dimana Obyek Jaminan Fidusia
tersebut berada dan telah menjadi miliknya Penerima Fidusia,
sedang Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada
pada dan dalam kekuasaan Pemberi Fidusia selaku peminjam
pakai.-
-Pinjam pakai tersebut akan berakhir bilamana Pemberi
Fidusia tidak memenuhi salah satu ketentuan dalam akta ini
dan/atau bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit tersebut;
-----------------------------------Pasal 2.
-Obyek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi
Fidusia menurut sifat dan peruntukannya, dengan tidak ada
kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti
rugi berupa apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada
KEWAJIB Penerima Fidusia, namun Pemberi Fidusia berkewajiban untuk
AN memelihara Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan sebaik-
MEMELIH
ARA baiknya dan melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk
OBYEK pemeliharaan dan perbaikan atas Obyek Jaminan Fidusia atas
FIDUSIA
biaya dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri, serta membayar
pajak dan beban lainnya yang bersangkutan dengan itu;
-Apabila untuk penggunaan atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut
diperlukan suatu kuasa khusus, maka Penerima Fidusia dengan
ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka pinjam pakai
Obyek Jaminan Fidusia tersebut;
--------------Pasal 3.
-Penerima Fidusia atau wakilnya yang sah setiap waktu berhak
dan dengan ini telah diberi kuasa dengan hak substitusi oleh
Pemberi Fidusia untuk memeriksa tentang adanya dan tentang
keadaan Objek Jaminan Fidusia tersebut.
KUASA -Penerima Fidusia atas biaya Pemberi Fidusia berhak namun tidak
UNTUK diwajibkan;-
MEMERIKSA
KEADAAN -Untuk melakukan atau suruh melakukan segala sesuatu yang
OBYEK seharusnya dilakukan Pemberi Fidusia atas Objek Jaminan
FIDUSIA
Fidusia dalam hal Pemberi Fidusia melalaikan kewajibannya untuk
itu, termasuk tetapi tidak terbatas untuk memasuki gedung,
gudang, bangunan, ruang dimana Obyek Jaminan Fidusia
disimpan atau berada. Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia
menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak merupakan tindakan
memasuki tempat dan atau bangunan tanpa izin
("huisvredebreuk").
-------------Pasal 4.
-Apabila bagian dari Obyek Jaminan Fidusia atau
diantara Obyek Jaminan Fidusia tersebut ada yang tidak
KEWAJIBAN dapat dipergunakan lagi, maka Pemberi Fidusia dengan
MENGGANTI
OBYEK ini berjanji dan karenanya mengikat diri untuk
FIDUSIA JIKA mengganti bagian dari atau Obyek Jaminan Fidusia
RUSAK
yang tidak dapat dipergunakan itu dengan Obyek
Jaminan Fidusia lainnya yang sejenis yang nilainya
setara dengan yang diganti kan serta yang dapat
disetujui Penerima Fidusia, sedang Obyek Jaminan
Fidusia tersebut termasuk dalam jaminan fidusia yang
diyatakan dalam akta ini;
---------------------Pasal 5.
-Pemberi Fidusia tidak berhak untuk melakukan fidusia ulang
atas Obyek Jaminan Fidusia. Pemberi Fidusia juga tidak
diperkenankan untuk membebankan dengan cara apa pun,
menggadaikan atau menjual atau mengalihkan dengan cara
apapun Obyek Jaminan Fidusia kepada pihak lain tanpa
LARANGAN
FIDUSIA
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penerima Fidusia;
ULANG -Bilamana Pemberi Fidusia tidak memenuhi dengan seksama
kewajibannya menurut yang telah ditentukan dalam akta ini atau
Pemberi Fidusia tidak memenuhi kewajiban berdasarkan Perjanjian
Kredit, maka lewat waktu yang ditentukan untuk memenuhi
kewajiban tersebut saja sudah cukup membuktikan tentang adanya
pelanggaran atau kelalaian Pemberi Fidusia atau Pemberi Fidusia
dalam memenuhi kewajiban tersebut, dalam hal mana hak Pemberi
Fidusia untuk meminjam pakai Obyek Jaminan Fidusia tersebut
menjadi berakhir dan Obyek Jaminan Fidusia harus diserahkan
dengan segera oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia,
setelah diberitahukan secara tertulis oleh Penerima Fidusia;
-----------------------------------Pasal 6.
-Pemberi Fidusia berjanji dan karenanya mengikat diri untuk
mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada perusahaan
asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh Penerima Fidusia terhadap
ASURANSI bahaya kebakaran serta bahaya lainnya dan untuk suatu jumlah
pertanggungan serta dengan persyaratan yang dipandang tepat oleh
Penerima Fidusia. Diatas polis asuransi tersebut harus dicantumkan
klausula bahwa dalam hal terjadi kerugian, maka uang pengganti
kerugiannya harus dibayarkan kepada Penerima Fidusia, yang
selanjutnya akan memperhitungkannya dengan jumlah yang masih
harus dibayarkan oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia
berdasarkan Perjanjian Kredit, sedangkan sisanya jika masih ada harus
dikembalikan oleh Penerima Fidusia kepada Pemberi Fidusia dengan
tidak ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga atau
ganti kerugian berupa apapun kepada Pemberi Fidusia. Apabila ternyata
uang pengganti kerugian dari perusahaan asuransi tersebut tidak
mencukupi, maka Pemberi Fidusia berkewajiban membayar lunas sisa
yang masih harus dibayar oleh Pemberi Fidusia kepada Penerima
Fidusia.
-Semua uang premi asuransi harus ditanggung dan
dibayar oleh Pemberi Fidusia.
-Apabila Pemberi Fidusia lalai dan/atau tidak
mengasuransikan Obyek Jaminan Fidusia tersebut, maka
Penerima Fidusia berhak (namun tidak berkewajiban) dan
seberapa perlu dengan ini kepadanya oleh Pemberi Fidusia
diberi kuasa untuk mengasuransikan sendiri Obyek
Jaminan Fidusia tersebut, dengan ketentuan bahwa
premi asuransinya tetap harus dibayar oleh Pemberi
Fidusia
-Asli polis asuransi dan perpanjangannya dikemudian hari
serta kwitansi pembayaran premi asuransi tersebut harus
diserahkan untuk disimpan oleh Penerima Fidusia
segera setelah diperoleh Pemberi Fidusia dari perusahaan
asuransi tersebut.
----------------------------------Pasal 7.
-Dalam hal Pemberi Fidusia tidak menjalankan atau meme-
nuhi salah satu ketentuan dalam akta ini dan/atau salah satu
KELALAIAN
PEMBERI ketentuan dalam Perjanjian Kredit, terutama dalam hal
FIDUSIA Pemberi Fidusia lalai, sedangkan kelalaian tersebut semata-
mata terbukti dengan lewatnya waktu yang ditentukan, tanpa
untuk itu diperlukan lagi sesuatu surat teguran juru sita atau
surat lain yang serupa dengan itu, maka atas kekuasannya
sendiri Penerima Fidusia berhak;
(i)-untuk menjual Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas dasar
titel eksekutorial; atau melalui pelelangan di muka umum;
atau melalui penjualan dibawah tangan yang dilakukan
berdasarkan kesepakatan Pemberi Fidusia dan Penerima
Fidusia jika dengan cara demikian peroleh harga tertinggi
yang menguntungkan para pihak;
(ii)-untuk keperluan penjualan tersebut, Penerima Fidusia berhak
menghadap dimana perlu, membuat atau suruh membuat serta
menandatangani semua surat, akta serta dokumen lain yang diperlukan,
menerima uang harga penjualan dan memberikan tanda penerimaan
untuk itu, menyerahkan apa yang dijual kepada pembelinya,
memperhitungkan atau mengkompensir uang harga penjualan yang
diterimanya itu dengan semua apa yang wajib dibayar oleh Pemberi
Fidusia kepada Penerima Fidusia, akan tetapi dengan kewajiban bagi
Penerima Fidusia untuk menyerahkan sisa uang penjualannya jika
masih ada kepada Pemberi Fidusia atau Pemberi Fidusia, dengan tidak
ada kewajiban bagi Penerima Fidusia untuk membayar bunga atau ganti
kerugian berupa apapun juga kepada Pemberi Fidusia atau Pemberi
Fidusia mengenai sisa uang harga penjualan itu dan selanjutnya
Penerima Fidusia juga berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
dipandang perlu dan berguna dalam rangka penjualan Obyek Jaminan
Fidusia tersebut dengan tidak ada satupun yang dikecualikan.
-Apabila hasil penjualan dari Obyek Jaminan Fidusia tersebut tidak
mencukupi untuk melunasi semua apa yang wajib dibayar oleh
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia, maka Pemberi Fidusia
tetap terikat membayar lunas sisa uang yang masih harus dibayar oleh
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia.
----------------------------------Pasal 8.
-Dalam hal Penerima Fidusia mempergunakan hak-hak yang diberikan
kepadanya seperti diuraikan diatas, Pemberi Fidusia wajib dan
mengikat diri sekarang ini untuk dipergunakan dikemudian hari
pada waktunya, menyerahkan dalam keadaan terpelihara baik
KEWAJI kepada Penerima Fidusia Obyek Jaminan Fidusia tersebut atas
BAN
MENYE
pemberitahuan atau teguran pertama dari Penerima Fidusia dan dalam
RAHKAN hal Pemberi Fidusia tidak memenuhi ketentuan itu dalam waktu yang
OBYEK ditentukan dalam surat pemberitahuan atau teguran yang bersangkutan,
FIDUSIA maka Pemberi Fidusia adalah lalai semata-mata karena lewatnya waktu
DLM
KEADAA
yang ditentukan tanpa untuk itu diperlukan lagi sesuatu teguran juru sita
N BAIK) atau surat lain yang serupa dengan itu, maka Penerima Fidusia atau
kuasanya yang sah berhak, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, untuk mengambil Obyek Jaminan
Fidusia dari tempat dimanapun Obyek Jaminan Fidusia tersebut berada,
baik dari tangan Pemberi Fidusia maupun dari tangan pihak ketiga yang
menguasainya, dengan ketentuan, bahwa semua biaya yang bertalian
dengan itu menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh Pemberi Fidusia.
---------------------------------Pasal 9.
(KEWAJIBA -Pembebanan jaminan fidusia ini dilakukan oleh Pemberi Fidusia kepada
N PEMBERI
FIDUSIA Penerima Fidusia dengan syarat-syarat yang memutuskan (onder de
UTK ontbindende voorwaarden), yakni sampai dengan Pemberi Fidusia telah
MEMBAYAR memenuhi/membayar lunas semua apa yang wajib dibayar oleh
LUNAS)
Pemberi Fidusia kepada Penerima Fidusia sebagaimana dinyatakan
dalam Perjanjian Kredit.
---------------------------------Pasal 10.
-Pemberi Fidusia dengan ini memberikan kuasa kepada Penerima Fidusia,
yang menyatakan menerima kuasa dari Pemberi Fidusia untuk
melaksanakan Pendaftaran Jaminan Fidusia tersebut untuk keperluan
tersebut menghadap dihadapan pejabat atau instansi yang berwenang
KUASA
MENDAF
(termasuk Kantor Pendaftaran Fidusia), memberikan keterangan,
TARKAN menandatangani surat/formulir, mendaftarkan Jaminan Fidusia atas Obyek
JAMINAN Jaminan Fidusia tersebut dengan elampirkan Pernyataan Pendaftaran
FIDUSIA Jaminan Fidusia, serta untuk mengajukan permohonan pendaftaran atas
perubahan dalam hal terjadi perubahan data yang tercantum dalam
Sertipikat Jaminan Fidusia,
selanjutnya menerima Sertipikat Jaminan Fidusia dan/atau
Pernyataan Perubahan, serta dokumen-dokumen lain yang
bertalian untuk keperluan itu membayar semua biaya dan
menerima kwitansi segala uang pembayaran serta selanjutnya
melakukan segala tindakan yang perlu dan berguna untuk
melaksanakan ketentuan dari akta ini.
-Akte ini merupakan bagian yang terpenting dan tidak dapat
dipisahkan dari Perjanjian Kredit, demikian pula kuasa yang
diberikan dalam akta ini merupakan bagian yang terpenting serta
tidak terpisahkan dari akta ini tanpa adanya akte ini dan kuasa
tersebut, niscaya Perjanjian Kredit demikian pula akta ini tidak akan
diterima dan dilangsungkan diantara para pihak yang
bersangkutan, oleh karenanya akta ini tidak dapat ditarik kembali
atau dibatalkan selama berlakunya Perjanjian Kredit tersebut dan
kuasa tersebut tidak batal atau berakhir karena sebab yang dapat
mengakhiri pemberian sesuatu kuasa, termasuk sebab yang
disebutkan dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Indonesia.
--------------------------------Pasal 11.
-Penerima Fidusia berhak dan dengan ini diberi kuasa dengan hak
substitusi oleh Pemberi Fidusia untuk melakukan perubahan atau
KUASA penyesuaian atas ketentuan dalam akta ini, didalam hal perubahan
UTK atau penyesuaian tersebut diperlukan dalam rangka memenuhi
PERUB ketentuan dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Fidusia
maupun ketentuan dalam Undang-Undang Tentang Jaminan Fidusia
Nomor 42 Tahun 1999 tersebut.
---------------------------------Pasal 12.
-Segala perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah
pihak mengenai akta ini yang tidak dapat diselesaikan di antara
kedua belah pihak akan memilih domisili hukum yang tetap dan tidak
berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Medan di Medan.-
Pemilihan domisili hukum tersebut dilakukan dengan tidak
DOMISILI mengurangi hak dari Penerima Fidusia untuk mengajukan tuntutan
HUKUM hukum terhadap Pemberi Fidusia berdasarkan Jaminan Fidusia atas
Obyek Jaminan Fidusia tersebut dihadapan pengadilan lainnya dalam
Wilayah Republik Indonesia, yaitu pada Pengadilan yang mempunyai
Yuridiksi atas diri Pemberi Fidusia atau atas Obyek Jaminan Fidusia
tersebut.
---------------------------------Pasal 13.
-Biaya akta ini dan biaya lainnya yang berkenaan dengan
pembuatan akta ini maupun dalam melaksanakan ketentuan
dalam akta ini menjadi tanggungan dan harus dibayar oleh
Pemberi Fidusia.
-Demikian pula biaya pendaftaran fidusia ini di Kantor
Pendaftaran Fidusia.
-Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin akan
kebenaran identitas para penghadap sesuai tanda pengenal
yang disampaikan kepada saya, Notaris, dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas hal tersebut diatas, dan selanjutnya
para penghadap juga menyatakan telah mengerti dan
memahami isi akta ini;-
-Akta ini diselesaikan pukul 15.42 (lima belas lewat empat
puluh dua menit Waktu Indonesia Barat);
--------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI ---------------------------
-Dibuat dan dilangsungkan di ………, sebagai minit pada hari, tanggal,
bulan, tahun dan jam seperti disebut diawal akte ini, dan dihadiri oleh;
1.-Tuan
2.-Nyonya
-Keduanya pegawai kantor notaris, sebagai saksi-saksi.
-Setelah saya, Notaris bacakan dan jelaskan isi dan maksud akta ini
kepada para penghadap dan saksi-saksi, seketika akta ini ditandatangani
oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya Notaris.
-Para penghadap juga membubuhkan sidik jari jempol tangan kanannya
pada lembaran tersendiri yang turut dijahitkan dalam minit akta ini,
demikian sesuai pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-undang nomor 2 tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 30 tahun 2004
tentang Jabatan Notaris.
-Para penghadap menyatakan dengan ini menjamin kebenaran
identitasnya sesuai dengan tanda pengenal yang disampaikan kepada
saya, Notaris dan masing-masing bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran dan keabsahan data-data dan/atau identitas tersebut.
-Dibuat dengan
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

3. HAK TANGGUNGAN
(diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun1996 Tentang Hak Tanggungan)

Pasal 1 ayat 1 UUHT, Hak Tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut
benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang
dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur
yang lain.

Obyek Hak Tanggungan diatur dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996 yakni :
(1) Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :
a. Hak Milik; b. Hak Guna Usaha; c. Hak Guna Bangunan.
(2) Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas tanah Negara
yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan.
(3) Pembebanan Hak Tanggungan pada Hak Pakai atas tanah Hak Milik akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

3. HAK TANGGUNGAN
dalam prakteknya pemberian Hak Tanggungan tidak dapat langsung dilaksanakan dengan Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT), hal ini karena belum terpenuhinya syarat-syarat pemberian hak
tanggungan berdasarkan alasan tertentu, misalnya sertipikat belum di roya, sertipikat sedang dalam
proses balik nama.

dalam praktek selalu digunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang pada
prinsipnya kegunaan atau fungsi dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah
Surat Kuasa yang diberikan oleh pemberi jaminan kepada pihak lain (biasanya diberikan kepada
bank/kriditur) untuk membebankan hak tanggungan,
agar kemudian hari sesuai waktu yang ditentukan dan telah terpenuhinya syarat-syarat pembebanan
hak tanggungan, pihak Bank/Kreditur dapat mewakili pemberi jaminan untuk melaksanakan
pembebanan Hak Tanggungan pada Sertipikat Hak Atas Tanah berdasarkan kuasa yang telah
diterima dari pemberi jaminan, sehingga pihak penerima kuasa (bank/kreditur) dapat
menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) selanjutnya dapat dilakukan proses
pembebanan hak tanggungan pada sertipikat atas tanah,
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) diatur di dalam pasal 15 Undang-
Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996 (UUHT), selengkapnya sebagai berikut:

(1) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan memenuhi persyaratan :
a. tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan.
b. tidak memuat kuasa substitusi.
c. mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama
serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor, apabila debitor bukan
pemberi Hak Tanggungan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

(2)Kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali atau tidak
dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah
dilaksanakan atau karena telah habis jangka waktunya sebagaimana dimaksud pada
pasal ayat (3) dan ayat (4).
(3)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah diberikan.
(4)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang belum
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah diberikan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

(5)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
dalam hal Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan diberikan untuk
menjamin kredit tertentu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu yang ditentukan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), atau waktu yang
ditentukan menurut ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
batal demi hukum.
PENJELASAN PS 15 (1)
UU NO. 4 1996 TTG HT

Pasal 15 Ayat (1)


Sebagaimana telah dikemukakan dalam Penjelasan Umum angka 7 pada asasnya
pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri oleh pemberi Hak Tanggungan.
Hanya apabila benar-benar diperlukan, yaitu dalam hal pemberi Hak Tanggungan tidak
dapat hadir dihadapan PPAT, diperkenankan penggunaan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan.
Sejalan dengan itu, surat kuasa tersebut harus diberikan langsung oleh pemberi Hak
Tanggungan dan harus memenuhi persyaratan mengenai muatannya sebagaimana
ditetapkan pada ayat ini. Tidak dipenuhinya syarat ini mengakibatkan surat kuasa yang
bersangkutan batal demi hukum, yang berarti bahwa surat kuasa yang bersangkutan
tidak dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan.
PPAT wajib menolak permohonan untuk membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan,
apabila Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak dibuat sendiri oleh pemberi
Hak Tanggungan atau tidak memenuhi persyaratan termaksud di atas.
Huruf a
Yang dimaksud dengan tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain
dalam ketentuan ini, misalnya tidak memuat kuasa untuk menjual, menyewakan obyek
Hak Tanggungan, atau memperpanjang hak atas tanah.

Huruf b
Yang dimaksud dengan pengertian substitusi menurut Undang-undang ini adalah
Penggantian penerima kuasa melalui pengalihan. Bukan merupakan substitusi, jika
penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk
bertindak mewakilinya, misalnya Direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang
diterimanya kepada Kepala Cabangnya atau pihak lain.
Huruf c
Kejelasan mengenai unsur-unsur pokok dalam pembebanan Hak Tanggungan sangat
diperlukan untuk kepentingan perlindungan pemberi Hak Tanggungan. Jumlah utang
yang dimaksud pada huruf ini adalah jumlah utang sesuai dengan yang diperjanjikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
PENJELASAN PS 15 (4)
UU NO. 4 1996 TTG HT

Ayat (4)
Tanah yang belum terdaftar adalah tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
Batas waktu penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak
atas tanah yang belum terdaftar ditentukan lebih lama daripada tanah yang sudah
didaftar pada ayat (3), mengingat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan pada hak
atas tanah yang belum terdaftar harus dilakukan bersamaan dengan permohonan
Pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat
(3), yang terlebih dahulu perlu dilengkapi persyaratannya.

Persyaratan bagi pendaftaran hak atas tanah yang belum terdaftar meliputi diserahkannya
surat-surat yang memerlukan waktu untuk memperolehnya, misalnya surat
keterangan riwayat tanah, surat keterangan dari Kantor Pertanahan bahwa tanah
yang bersangkutan belum bersertipikat, dan apabila bukti kepemilikan tanah tersebut masih
atas nama orang yang sudah meninggal, surat keterangan waris dan surat pembagian
waris.
Ketentuan pada ayat ini berlaku juga terhadap tanah yang sudah bersertipikat, tetapi
belum didaftar atas nama pemberi Hak Tanggungan sebagai pemegang hak atas tanah
yang baru, yaitu tanah yang belum didaftar peralihan haknya, pemecahannya, atau
penggabungannya
Ayat (5)
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan mengingat kepentingan golongan ekonomi lemah,
untuk pemberian kredit tertentu yang ditetapkan Pemerintah seperti kredit program, kredit kecil,
kredit pemilikan rumah, dan kredit lain yang sejenis, batas waktu berlakunya Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku.
Penentuan batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk jenis kredit
tertentu tersebut dilakukan oleh Menteri yang berwenang di bidang pertanahan setelah mengadakan
koordinasi dan konsultasi dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan pejabat lain
yang terkait.

Ayat (6)
Ketentuan mengenai batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
dimaksudkan untuk mencegah berlarut-larutnya waktu pelaksanaan kuasa itu. Ketentuan ini tidak
menutup kemungkinan dibuatnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan baru.
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2017

TENTANG
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGGUNAAN
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
UNTUK MENJAMIN PELUNASAN KREDIT TERTENTU

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2018
Pasal 1
DEFINISI

HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH beserta benda-benda


yang berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut
HAK TANGGUNGAN HAK JAMINAN yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria, berikut
atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan
utang tertentu yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditor lain
Pasal 2

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SMKHT) untuk


menjamin pelunasan kredit/pembiayaan/pinjaman berlaku
sampai dengan berakhirnya perjanjian pokok yaitu sebagai
berikut:
a. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang diberikan kepada nasabah
Usaha Mikro dan Usaha Kecil, dalam lingkup pengertian usaha
produktif milik perorangan dan/atau badan usaha
perorangan.
b. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang ditujukan untuk
pengadaan perumahan yaitu:
1) Kepemilikan atau perbaikan rumah inti, rumah sederhana
atau rumah susun dengan luas tanah maksimum 200 m²
(dua ratus meter persegi) dan luas bangunan tidak lebih
dari 70 m² (tujuh puluh meter persegi); dan
Pasal 2

2) Kepemilikan atau perbaikan Kapling Siap Bangun (KSB)


dengan luas tanah 54 m² (lima puluh empat meter persegi)
sampai dengan 72 m² (tujuh puluh dua meter persegi) dan
kredit yang diberikan untuk membiayai bangunannya.
c. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman produktif lainnya dengan plafon
sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 3

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang berlaku sampai


3 (tiga) bulan, terhadap hak atas tanah yang sertipikatnya
sedang dalam masa pengurusan, dengan kriteria sebagai
berikut:
Pasal 3

a. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman produktif untuk Usaha Mikro/Usaha Kecil dengan


plafon kredit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

b. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang ditujukan untuk pengadaan rumah toko oleh


Usaha Mikro/Usaha Kecil dengan paling luas sebesar 200 m² (dua ratus meter
persegi) dan luas bangunan paling luas sebesar 70 m² (tujuh puluh meter persegi)
dengan plafon kredit/ pembiayaan/pinjaman tidak melebihi Rp250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) yang dijamin dengan hak atas tanah yang
dibiayai pengadaannya dengan kredit/pembiayaan/pinjaman tersebut.
Pasal 4

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang telah


diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap sah dan tetap berlaku sampai dengan
jangka waktunya berakhir.

Pasal 5

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka Peraturan


Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Penetapan Batas Waktu Penggunaan
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Untuk Menjamin
Pelunasan Kredit-Kredit Tertentu, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
BENTUK SKMHT
Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996

NOTARIS PPAT

SALINAN
ATAU
IN ORIGINALI
Pasal 15 ayat (1)
UUJN-P

(1)Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua


perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta,
menyimpan Akta, memberikan grosse, SALINAN dan kutipan
Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain
yang ditetapkan oleh undang-undang.

syarat serta ketentuan akta Notaris SESUAI Pasal 38 UUJN - P


SURAT KUASA
MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
Nomor: 11.-
-Pada hari ini, ______
-Pukul ____ WIB (___________ waktu Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan namanya akan
disebut pada bagian akhir akta ini:
I. -Nyonya _______
-Untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini turut diketahui dan
disetujui oleh suaminya yang sah dan turut menghadap serta
menandatangani akta ini yaitu Tuan ________
-----------selanjutnya disebut PEMBERI KUASA--------------
II. -Tuan ________________
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya selaku Pemimpin ____________ PT BANK
__________________ berdasarkan Petikan Surat Keputusan
Direksi PT. BANK ____________ Tentang ______, tertanggal
___ (_______), dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroan beserta perubahan-perubahannya yang terakhir,
sebagaimana termaktub dalam Akta _______, nomor: ___
tanggal _____ (________________), yang dibuat dihadapan
_______, Notaris di ____, perubahan mana telah diterima dan
dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat nomor: ____, tanggal ____ (_____), dan
karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. BANK
______ berkedudukan dan berkantor pusat di _____, Jalan
_____;
-----------------selanjutnya disebut PENERIMA KUASA. ----------------------
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas
yang tertera dalam tanda pengenal yang diserahkan kepada
saya Notaris.
-Pemberi Kuasa dengan ini menerangkan saat ini berlaku
untuk nanti pada waktunya memberi kuasa kepada
Penerima Kuasa.
----------------------------- K H U S U S ---------------------------------
-untuk membebankan Hak Tanggungan Peringkat I
(Pertama) guna menjamin pelunasan utang Tuan JAKA
selaku Debitur, sejumlah Rp.2.500.000.000,- (Dua Milyar
Lima Ratus Juta Rupiah) sejumlah uang yang dapat
ditentukan dikemudian hari berdasarkan perjanjian utang-
piutang yang ditanda tangani oleh Debitur/Pemberi Kuasa
dengan PT. BANK ______, selaku Kreditur dan dibuktikan
dengan: --------------------------------------------------------------------
------------------------PERJANJIAN KREDIT--------------------------
-Nomor 2 tanggal ________ (______________)
yang DALAM MINUTA DIHADAPAN SAYA NOTARIS, yang surat
asli/salinan resminya diperlihatkan kepada saya dan penambahan,
perubahan, perpanjangan serta pembaharuannya yang mungkin diadakan
kemudian, sampai sejumlah Nilai Tanggungan Peringkat I (pertama)
sebesar Rp._________,- (______________ Rupiah) atas obyek Hak
Tanggungan berupa 1 (satu) hak atas tanah yang diperoleh berdasarkan
Akta Jual Beli nomor : 322/2021 tanggal ... Dibuat dihadapan saya
selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
diperoleh berdasarkan Akta Pengikatan Jual Beli nomor: 30 tanggal
... Dibuat dihadapan saya selaku Notaris.
diuraikan dibawah ini:------------------------------------------
Hak Milik nomor _____ atas sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam
Surat ukur tanggal _____ (____) nomor: ______, seluas ___M2 (___ meter
persegi), dengan Nomor Identifikasi Bidang tanah (NIB): _____, TERDAFTAR
Atas Nama PAIJO, NOP: ………. tanah tersebut terletak di:
Propinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa/Kelurahan :
Jalan :
-Sertipikat bukti pemilikan yang disebutkan di atas
diperlihatkan kepada saya, Notaris, untuk keperluan
pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan ini; ------------------
Obyek Hak Tanggungan ini meliputi pula: ---------
-segala sesuatu yang berada, terdapat, tumbuh dan
berdiri serta tertanam di atas sebidang tanah
tersebut berikut turutannya, terutama 1 (satu) pintu
bangunan Gudang dilengkapi dengan saluran-
saluran air dan listrik serta hak-hak langganannya.
-KUASA untuk membebankan Hak Tanggungan ini meliputi KUASA
untuk menghadap dimana perlu, memberikan keterangan-
keterangan serta memperlihatkan dan menyerahkan surat-surat
yang diminta, membuat/minta dibuatkan serta menandatangani Akta
Pemberian Hak Tanggungan serta surat-surat lain yang diperlukan,
memilih domisili, memberikan pernyataan bahwa Obyek Hak
Tanggungan betul milik Pemberi Kuasa, tidak tersangkut dalam
sengketa, bebas dari sitaan dan dari beban-beban apapun,
mendaftarkan Hak Tanggungan tersebut, memberikan dan
menyetujui syarat-syarat atau aturan-aturan serta janji-janji yang
disetujui oleh Pemberi Kuasa dalam Akta Pemberian Hak
Tanggungan tersebut sebagai berikut:--
 Janji bahwa dalam hal obyek Hak Tanggungan kemudian dipecah sehingga Hak
Tanggungan membebani beberapa hak atas tanah, Debitur dapat melakukan
pelunasan utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan dengan cara angsuran
yang besarnya sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah tersebut, yang
akan dibebaskan dari Hak Tanggungan, sehingga kemudian Hak Tanggungan itu
hanya membebani sisa Obyek Hak Tanggungan untuk menjamin sisa utang yang
belum dilunasi. Nilai masing-masing hak atas tanah tersebut akan ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua;

 Janji yang membatasi kewenangan pemberi Hak Tanggungan untuk menyewakan


obyek Hak Tanggungan dan/atau menentukan atau mengubah jangka waktu sewa
dan/atau menerima uang sewa di muka, kecuali dengan persetujuan tertulis lebih
dahulu dari pemegang Hak Tangungan:

 Janji yang membatasi kewenangan pemberi Hak Tanggungan untuk mengubah


bentuk atau tata susunan obyek Hak Tanggungan, kecuali dengan persetujuan
tertulis lebih dahulu dari pemegang Hak Tanggungan;
 Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tangungan untuk mengelola
obyek Hak Tanggungan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya meliputi letak obyek Hak Tanggungan apabila Debitur sungguh-sungguh cidera
janji;
 Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan untuk
menyelamatkan obyek Hak Tanggungan, jika hal itu diperlukan untuk pelaksanaan
eksekusi atau untuk mencegah menjadi hapusnya atau dibatalkannya hak yang menjadi
obyek Hak Tanggungan karena tidak dipenuhi atau dilanggarnya ketentuan undang-
undang, serta kewenangan untuk mengajukan permohonan memperpanjang jangka
waktu dan/atau memperbarui Hak atas tanah yang menjadi Obyek Hak Tanggungan;
 Janji bahwa pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual atas
kekuasaan sendiri obyek Hak Tanggungan apabila Debitur cidera janji;
 Janji yang diberikan oleh pemegang Hak Tanggungan pertama bahwa obyek Hak
Tanggungan tidak akan dibersihkan dari Hak Tanggungan;
 Janji bahwa pemberi Hak Tanggungan tidak akan melepaskan haknya atas obyek Hak
Tanggungan tanpa persetujuan tertulis lebih dahulu dari pemegang Hak Tanggungan;
 Janji bahwa pemegang Hak Tanggungan akan memperoleh seluruh atau sebagian
dari ganti rugi yang diterima pemberi Hak Tanggungan untuk pelunasan
piutangnya apabila obyek Hak Tanggungan dilepaskan haknya oleh pemberi Hak
Tanggungan atau dicabut haknya untuk kepentingan umum;

 Janji bahwa pemegang Hak Tanggungan akan memperoleh seluruh atau sebagian
dari uang asuransi yang diterima pemberi Hak Tanggungan untuk pelunasan
piutangnya, jika obyek Hak Tanggungan diasuransikan;

 Janji bahwa pemberi Hak Tanggungan akan mengosongkan obyek Hak


Tanggungan pada waktu eksekusi Hak Tanggungan;

 Janji bahwa Sertipikat hak atas tanah yang telah dibubuhi catatan pembebanan
Hak Tanggungan diserahkan kepada dan untuk disimpan Pemegang Hak
Tanggungan;
-KUASA yang diberikan dengan akta ini tidak dapat ditarik kembali dan
tidak berakhir sampai dengan berakhirnya perjanjian pokok kecuali oleh
karena telah dilaksanakan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya tanggal

.) 1 (satu) bulan
.) 3 (tiga) bulan
.) berakhirnya hutang pokok

Serta pendaftarannya atau karena tanggal tersebut telah terlampaui


tanpa dilaksanakan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan.
--------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI----------------------------
-Dibuat di _____ dan ditandatangani di Medan sebagai minit pada hari, tanggal,
bulan, tahun dan jam seperti disebut di awal akte ini, dan dihadiri oleh;----------------
1.-Nona ______
2.-Nona _______
-Keduanya Pegawai Kantor notaris, sebagai saksi-saksi.
-Atas permintaan para penghadap, akta ini tidak dibacakan oleh saya notaris,
para penghadap membaca sendiri, dan saya Notaris jelaskan isi serta maksud
akta ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, seketika akta ini
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris serta
membubuhkan paraf di setiap lembar minuta ini.
-Setelah saya, Notaris bacakan dan jelaskan isi dan maksud akta ini kepada
para penghadap dan saksi-saksi, seketika akta ini ditandatangani oleh para
penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.------------------------------------------------
-Para penghadap juga membubuhkan sidik jari jempol/ibu jari tangan
kanannya pada lembaran tersendiri yang turut dijahitkan dalam minit akta ini,
demikian sesuai pasal 16 ayat 1 huruf c Undang-undang nomor 2 tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris.
-Dibuat dengan tanpa memakai perubahan 2 (dua) perubahan, yaitu 1 (satu)
coretan dengan gantian dan 1 (satu) tambahan. _____________
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
NAMA, S.H., M.Kn.
DAERAH KERJA KAB. /KOTA
SK. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL R.I
NOMOR : SK TANGGAL SK.
ALAMAT KANTOR
Kec. _____, KAB. ______(20356)
Telp./Fax. 061-______, HP. _______

SURAT KUASA MEMBEBANKAN


HAK TANGGUNGAN
Nomor : 200/2021
Lembar Pertama /Kedua/Salinan
Pada hari ini, hari ______________ tanggal _________29 (dua puluh sembilan

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, PPAT kenal dan namanya akan
disebut pada bagian akhir akta ini:
I. -Nyonya _______

-Untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini turut diketahui dan
disetujui oleh suaminya yang sah dan turut menghadap serta
menandatangani akta ini yaitu Tuan ________
-----------selanjutnya disebut PEMBERI KUASA--------------

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 2 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
II. -Tuan ________________
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku
Pemimpin ____________ PT BANK __________________ berdasarkan
Petikan Surat Keputusan Direksi PT. BANK ____________ Tentang ______,
tertanggal ___ (_______), dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroan beserta perubahan-perubahannya yang terakhir, sebagaimana
termaktub dalam Akta _______, nomor: ___ tanggal _____
(________________), yang dibuat dihadapan _______, Notaris di ____,
perubahan mana telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi Badan
Hukum (SABH) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat nomor: ____, tanggal ____ (_____), dan
karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. BANK ______
berkedudukan dan berkantor pusat di _____, Jalan _____;
-----------------selanjutnya disebut PENERIMA KUASA. ----------------------

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan :-------------------
1.-Tuan ____
2.-Tuan _____

-Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka sebagai bukti
kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pemberi Kuasa dan Penerima
Kuasa tersebut diatas, akta ini ditanda-tangani oleh Pemberi Kuasa, Penerima
Kuasa, para saksi dan saya, Pejabat Pembuat Akta Tanah, sebanyak 2 (dua)
rangkap asli terdiri dari 1 (satu) rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya,
dan 1 (satu) rangkap lembar kedua disampaikan kepada Penerima Kuasa untuk
dipergunakan sebagai dasar penanda-tanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang bersangkutan.------------------------------------------------

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Pihak Pertama Pihak Kedua

________________________ _____________________
Persetujuan suami/istri qq. PT. Bank _______

______________________
Saksi
Saksi

_____________________
_________________
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kabupaten/Kota

_____________ S.H., M.Kn.


Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 15 Halaman
NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
JANGAN NOTARIS
DIBUAT
ANITA, S.H., M.Kn.
SK. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
NOMOR : ……….. TANGGAL 20 OKTOBER 2013.
JL AHMAD YANI NOMOR 33, KELURAHAN KESAWAN,
KEC. PETISAH, KOTA MEDAN (20155)
Telp./Fax. 061-7030000, HP. 081200650000
SURAT KUASA
MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
Nomor:
-Pada hari ini, ______
-Pukul ____ WIB (___________ waktu Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan :-------------------
1.-Nona.
2.-Nona
-Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka
sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pemberi
Kuasa dan Penerima Kuasa tersebut diatas, akta ini ditanda-tangani oleh
Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa, para saksi dan saya, Pejabat Pembuat
Akta Tanah, sebanyak 2 (dua) rangkap asli terdiri dari 1 (satu) rangkap
lembar pertama disimpan di kantor saya, dan 1 (satu) rangkap lembar
kedua disampaikan kepada Penerima Kuasa untuk dipergunakan
sebagai dasar penanda-tanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang bersangkutan.------------------------

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 8 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri

__________________

Saksi – saksi

________________ _____________
NOTARIS

______________________

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 9 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
NAMA, S.H., M.Kn.
DAERAH KERJA KAB. /KOTA
SK. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL R.I
NOMOR : SK TANGGAL SK.
ALAMAT KANTOR
Kec. _____, KAB. ______(20356)
Telp./Fax. 061-______, HP. _______

AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN


Nomor : 200/2021
Lembar: Pertama/Kedua/Salinan
Pada hari ini, hari ______________ tanggal _________29 (dua puluh sembilan

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 1 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Hadir di hadapan saya, Nama, Sarjana Hukum, Magister
L berdasarkan Kenotariatan, yang dasarkan Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional tanggal sk nomor: sk diangkat/ditunjuk sebagai
Sah coretan Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, yang
Vir hb kh dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja Kabupaten /Kota
______ dan berkantor di alamat kantor, Kecamatan ____,
Kabupaten/Kota _____, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal
dan akan disebut pada bagian akhir akta ini:---------------------------------
I.-Tuan _____ (sesuai nama di sertipikat), jika BH (sesuai kewenangan
bertindak) (PEMBERI HT).
-untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini turut
diketahui dan disetujui oleh istrinya yang sah dan turut
menghadap serta menandatangani akta ini yaitu:
-Nyonya ________
-Selaku Pemberi Hak Tanggungan, untuk selanjutnya disebut Pihak
Pertama.-

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 2 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
II -Tuan ______ (PIHAK BANK/PENERIMA HT)
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku
Pemimpin Kantor Cabang _______berdasarkan ______
dari dan oleh karena itu, sah bertindak untuk mewakili kepentingan
Direksi yang bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas “P.T.
BANK _____ berkedudukan dan berkantor pusat di ________, yang Anggaran
Dasarnya didirikan dengan akta tertanggal _____ Nomor ____ dibuat
dihadapan ______ Sarjana Hukum, notaris di ____ telah mendapat
pengesahan dari Menteri _____ Nomor: ____ tertanggal ____ anggaran dasar
mana telah dilakukan penyesuaian berdasarkan undang-undang Perseroan
Terbatas nomor 40 tahun 2007 berdasarkan akta nomor ____ tanggal _____
yang dibuat dihadapan _____ Sarjana Hukum, notaris di ___, dan telah
mendapat pengesahan dari ____ nomor: ____ tertanggal ____, Anggaran
Dasar mana telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah
dengan akta nomor __ tanggal __ yang dibuat dihadapan ___ Sarjana
Hukum, Notaris di ____, dan telah didaftarkan pada Kementerian ___
dengan surat Nomor ___ tertanggal _____);

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 3 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
-selaku Penerima Hak Tanggungan, yang setelah Hak Tanggungan yang
bersangkutan didaftar pada Kantor Pertanahan setempat akan bertindak
sebagai Pemegang Hak Tanggungan, untuk selanjutnya disebut Pihak Kedua.
-Para penghadap dikenal oleh saya, Pejabat Pembuat Akta Tanah.---------------
-Bahwa oleh Pihak Kedua Perseroan Terbatas PT. ______, berkedudukan di
Kota _____ selaku Debitor, telah dibuat dan ditanda-tangani oleh
Debitor/Pemberi Kuasa dengan PT. Bank _____, Kantor Cabang ____, selaku
Kreditor, PERJANJIAN KREDIT (Pembiayaan/jika syariah) yang dibuktikan
dengan PERJANJIAN KREDIT/akad ____ (jk Syariah) tertanggal ___ nomor:
___
-yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup, yang penandatanganannya
dilakukan dihadapan saya Notaris, dengan Nomor : _____ tertanggal _____

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 4 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
 Bahwa untuk menjamin pelunasan atas utang (pembiayaan) Debitor
sejumlah Rp. __________/sejumlah uang mana dapat ditentukan di
kemudian hari berdasarkan perjanjian tersebut di atas dan penambahan,
perubahan, perpanjangan serta pembaharuannya (selanjutnya disebut
perjanjian utang piutang) sampai sejumlah Nilai Tanggungan peringkat I
(pertama) sebesar Rp. _____,- (__Rupiah), oleh Pihak Pertama diberikan
dengan akta ini kepada dan untuk kepentingan Pihak Kedua, yang dengan
ini menyatakan menerimanya, Hak Tanggungan yang diatur dalam
Undang-undang Hak Tanggungan dan peraturan-peraturan
pelaksanaannya atas Objek/Objek-objek berupa 1 (satu) Hak atas tanah
yang diuraikan di bawah ini :-
-Sertipikat Hak Milik Nomor: ___/desa atau kel, atas sebidang tanah
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal ______, nomor: ___, seluas
NOP, WAJIB DIISI __M2 (____meter persegi), Nomor Identifikasi Bidang (NIB):
SESUAI PERKABAN 02.04.21.06.01387, dan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
NO. 8 TH 2015
dan Bangunan (SPPT-PBB) Nomor Objek Pajak (NOP):
12.10.210.006.015.0216.0, terletak di: -----------

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 5 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Propinsi : Sumatera Utara.
Kabupaten : Deli Serdang.
Kecamatan : Patumbak.
Desa : Marindal I.
Jalan :
-Sertipikat dan bukti pemilikan yang disebutkan di atas diserahkan kepada
saya, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), untuk keperluan dan pendaftaran
Hak Tanggungan yang diberikan dengan akta ini.
-Pemberian Hak Tanggungan tersebut di atas meliputi juga.
-segala sesuatu yang berada, terdapat, tumbuh dan berdiri serta tertanam
diatas sebidang tanah tersebut, baik yang telah ada maupun yang akan ada,
terutama 1 (satu) pintu bangunan permanen berikut turutannya dilengkapi
dengan saluran-saluran air dan listrik serta hak-hak langganannya, yang oleh
Pihak Pertama dinyatakan sebagai miliknya.
-Untuk selanjutnya hak atas tanah dan benda-benda lain tersebut di atas
disebut sebagai Obyek Hak Tanggungan yang oleh Pihak Pertama dinyatakan
sebagai miliknya.

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 6 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
-Para pihak dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas menerangkan, bahwa
pemberian Hak tanggungan tersebut disetujui dan diperjanjikan dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
--------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------
-Pihak Pertama menjamin bahwa semua Obyek Hak Tanggungan tersebut di atas, betul milik
Pihak Pertama, tidak tersangkut dalam suatu sengketa, bebas dari sitaan dan bebas pula dari
beban-beban apapun yang tidak tercatat.
-------------------------------------- Pasal 2 ----------------------------------------
Hak Tanggungan tersebut di atas diberikan oleh Pihak Pertama dan diterima oleh Pihak Kedua
dengan janji-janji yang disepakati oleh kedua belah pihak sebagaimana diuraikan di bawah ini :-
• Dalam hal Obyek Hak Tanggungan kemudian dipecah sehingga Hak Tanggungan
membebani beberapa hak atas tanah, Debitur dapat melakukan pelunasan utang yang
dijamin dengan Hak Tanggungan dengan cara angsuran yang besarnya sama dengan nilai
masing-masing hak atas tanah tersebut, yang akan dibebaskan dari Hak Tanggungan,
sehingga kemudian Hak Tanggungan itu hanya membebani sisa obyek Hak Tanggungan
untuk menjamin sisa utang yang belum dilunasi. Nilai masing-masing hak atas tanah
tersebut akan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Pihak Pertama dan Pihak
Kedua;

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 7 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
 Pihak Pertama tidak akan menyewakan kepada pihak lain obyek Hak Tanggungan
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak kedua, termasuk
menentukan atau mengubah jangka waktu sewa dan /atau menerima uang sewa
dimuka jika disetujui disewakan atau sudah disewakan;
 Pihak pertama tidak akan mengubah atau merombak semua bentuk atau tata
susunan Obyek Hak Tanggungan, termasuk mengubah sifat dan tujuan
kegunaannya baik seluruhnya maupun sebagian, tanpa persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pihak Kedua;
 Dalam hal Debitor sungguh-sungguh cidera janji, Pihak Kedua oleh Pihak Pertama
dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu
kuasa, untuk mengelola Obyek Hak tanggungan berdasarkan Penetapan Ketua
Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi letak Obyek Hak tanggungan
yang bersangkutan;- ----------------
 Jika Debitor tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi utangnya, berdasarkan
perjanjian utang-piutang tersebut di atas, oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua selaku
Pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama dengan akta ini diberi dan
menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama;-

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 8 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
a. menjual atau suruh menjual dihadapan umum secara lelang Obyek
Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian;- ----
b. mengatur dan menetapkan waktu, tempat, cara dan syarat-syarat
penjualan;----------------
c. menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan
kwitansi;- ------------------
d. menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembeli yang
bersangkutan.- -----------------------
e. mengambil dari uang hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian
untuk melunasi utang Debitor tersebut di atas ; dan-----
f. melakukan hal-hal lain yang menurut Undang-undang dan
peraturan hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat
Pihak Kedua perlu dilakukan dalam rangka melaksanakan kuasa
tersebut.-------------------------------------------

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 9 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
 Pihak Kedua sebagai pemegang Hak Tanggungan Pertama atas Obyek Hak
Tangungan tidak akan membersihkan Hak Tangungan tersebut kecuali dengan
persetujuan dari Pemegang Hak Tanggungan Kedua dan seterusnya, walaupun
sudah dieksekusi untuk pelunasan piutang Pemegang Hak tanggungan Pertama;
 Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak Kedua, Pihak Pertama tidak
akan melepaskan haknya atas obyek Hak Tanggungan atau mengalihkannya
secara apapun untuk kepentingan Pihak ketiga;
 Dalam hal Obyek Hak Tanggungan dilepaskan haknya oleh Pihak Pertama atau
dicabut haknya untuk kepentingan umum, sehingga hak Pihak Pertama atas
Obyek Hak Tanggungan berakhir, Pihak kedua dengan akta ini oleh Pihak Pertama
diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk
menuntut atau menagih dan menerima uang ganti rugi dan/atau segala sesuatu
yang karena itu dapat ditagih dari Pemerintah dan/atau Pihak Ketiga lainnya,
untuk itu menandatangani dan menyerahkan tanda penerimaan uang dan
melakukan tindakan-tindakan yang perlu dan berguna serta dipandang baik oleh
Pihak Kedua serta selanjutnya mengambil seluruh atau sebagian uang ganti rugi
dan lain-lainnya tersebut guna pelunasan piutangnya;

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 10 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
 Pihak Pertama akan mengasuransikan Obyek Hak Tanggungan terhadap bahaya-bahaya
kebakaran dan malapetaka lain yang dianggap perlu oleh Pihak Kedua dengan syarat-syarat
untuk suatu jumlah pertanggungan yang dipandang cukup oleh Pihak Kedua pada
perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Pihak Kedua, dengan ketentuan surat polis
asuransi yang bersangkutan akan disimpan oleh Pihak Kedua dan Pihak Pertama akan
membayar premi pada waktu dan sebagaimana mestinya; Dalam hal terjadi kerugian karena
kebakaran atau malapetaka lain atas Obyek Hak Tanggungan Pihak Kedua dengan akta ini
diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk menerima
seluruh atau sebagian uang ganti kerugian asuransi yang bersangkutan sebagai pelunasan
utang Debitor;
 Pihak Kedua dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu
kuasa, untuk, atas biaya Pihak Pertama, melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menjaga dan mempertahankan serta menyelamatkan Obyek Hak Tanggungan, jika hal itu
diperlukan untuk pelaksanaan eksekusi atau untuk mencegah menjadi hapusnya atau
dibatalkannya hak atas Obyek Hak Tanggungan karena tidak dipenuhinya atau
dilanggarnya ketentuan Undang-undang serta jika diperlukan mengurus perpanjangan
jangka waktu dan pembaruan hak atas tanah yang menjadi Obyek Hak Tanggungan;

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 11 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
 Jika Pihak Kedua mempergunakan kekuasaannya untuk menjual Obyek Hak
Tanggungan, Pihak Pertama akan memberikan kesempatan kepada yang
berkepentingan untuk melihat Obyek Hak Tanggungan yang bersangkutan pada
waktu yang ditentukan oleh Pihak Kedua dan segera mengosongkan atau suruh
mengosongkan dan menyerahkan obyek Hak Tanggungan tersebut kepada Pihak
Kedua atau pihak yang ditunjuk oleh Pihak Kedua agar selanjutnya dapat
menggunakan dalam arti kata yang seluas-luasnya;
 Sertipikat tanda bukti hak atas tanah yang menjadi Obyek Hak Tanggungan akan
diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua untuk disimpan dan
dipergunakan oleh Pihak Kedua dalam melaksanakan hak-haknya sebagai pemegang
Hak Tanggungan dan untuk itu Pihak pertama dengan akta ini memberikan kuasa
kepada Pihak Kedua untuk menerima sertipikat tersebut dari Kantor Pertanahan
setelah Hak Tanggungan ini didaftar;

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 12 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
------------------------------------- Pasal 3 -----------------------------------------
Untuk melaksanakan janji-janji dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diuraikan
dalam pasal 2, Pihak Pertama dengan akta ini memberi kuasa kepada Pihak Kedua,
yang menyatakan menerimanya untuk menghadap di hadapan pejabat-pejabat pada
instansi yang berwenang, memberikan keterangan, menandatangani formulir/surat,
menerima segala surat berharga dan lain surat serta membayar semua biaya dan
menerima segala uang pembayaran serta melakukan segala tindakan yang perlu dan
berguna untuk melaksanakan janji-janji dan ketentuan-ketentuan tersebut.
---------------------------------------- Pasal 4 --------------------------------------
Para pihak dalam hal-hal mengenai Hak Tanggungan tersebut di atas dengan segala
akibatnya memilih domisili pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri / Agama
Kabupaten/ Kota __________ ;
--------------------------------------- Pasal 5
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya mengenai pembebanan Hak
Tanggungan tersebut di atas dibayar oleh Pihak Pertama.

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 13 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan:-------------------
1. -Nyonya ____
2. -Nona ______
-Kedua-duanya Pegawai Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sebagai saksi-saksi, dan
setelah dibacakan serta dijelaskan, maka sebagai bukti kebenaran pernyataan yang
dikemukakan oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua tersebut diatas, akta ini
ditandatangani/cap ibu jari oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua, para saksi dan saya,
Pejabat Pembuat Akta Tanah, sebanyak 2 (dua) rangkap asli terdiri dari 1 (satu)
rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya, dan 1 (satu) rangkap lembar kedua
disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk keperluan
pendaftaran Hak Tanggungan yang diberikan dalam akta ini.

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 14 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota Vir hb kh fr ni
Pihak Pertama Pihak Kedua
d.t.o d.t.
materai
o
__________ PEJABAT BANK
Persetujuan istri Qq. PT. Bank ______
d.t.o
________________

Saksi
Saksi
d.t.o
d.t.o
_____________
_____________
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kabupaten/Kota
d.t.o
__________________

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 15 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota
Pihak Pertama Pihak Kedua
d.t.o d.t.
d.t.o d.t.o
o
__________ PEJABAT BANK
Persetujuan istri Qq. PT. Bank ______
d. d.t.o.o
________________
Saksi Saksi
d.td.t.o dd.t.o
Dikeluarkan sebagai SALINAN
yang sama bunyinya.--------------- .o .t.o
_____________ _____________
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Kabupaten /Kota Pejabat Pembuat Akta Tanah
Tandatangan + stempel PPAT Kabupaten/Kota
d.t.o
NAMA. S.H., M.Kn.
__________________

Akta Pemberian Hak Tanggungan Halaman 15 dari 15 Halaman


NAMA, SH. M.Kn.
Daerah Kerja Kabupaten / Kota
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

4. HIPOTIK Pasal 1162 KUHPerdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak
untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).

Sifat-sifat hipotik yakni :


1. Bersifat accesoir yakni seperti halnya dengan gadai.
2. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit desuite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti bendanya
dalam tagihan tangan siapa pun benda tersebut berada dalam pasal 1163 ayat 2 KUHPerdata .
3. Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan
pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata.
4. Obyeknya benda-benda tetap.

Dengan berlakunya undang-undang HT maka obyek HIPOTIK hanya meliputi hal berikut :
1. Kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas berdasarkan pasal 509 KUH perdata, pasal 314 ayat 4
KUH dagang dan undang-undang N0.12 tahun 1992 tentang pelayaran
2. kapal terbang dan helikopter berdasarkan undang-undang No. 15 tahun 1992 tentang
penerbangan dalam hukum perdata status hukum pesawat udara adalah benda tidak bergerak,

Anda mungkin juga menyukai