~ GLOTTY CHRISTINA SILITONGA (217011089) ~ TRIA ASMITA DESPIONA SINAGA (217011120) BENTUK-BENTUK PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM PENGERTIAN PERCERAIAN Perceraian menurut bahasa indonesia berasal dari kata “cerai” yang berarti perpisahan, perihal bercerai (antara suami dan istri), perpecahan perbuatan menceraikan. Sedangkan “perceraian” dalam istilah ahli fiqh disebut talak atau furqah. Talak berarti membuka ikatan, “membatalkan perjanjian”. Menurut sayyid sabiq kata talak berasal dari kata “itlaq” yang berarti melepaskan atau meninggalkan. Jadi talak diartikan dengan melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan. Talak menurut arti yang umum ialah segala macam bentuk perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami, yang ditetapkan oleh hakim, maupun perceraian yang jatuh dengan sendirinya atau perceraian karena meninggalnya seorang suami atau talak dalam arti yang khusu ialah perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami. Hukum Perceraian menurut pandangan Islam yaitu sebagai berikut : 1. Makruh perceraian berhukum makruh apabila seorang suami menceraikan istrinya tanpa alasan dan penyebab yang jelas. 2. wajib perceraian hukum wajib apabila pasangan suami istri tersebut melakukan perbuatan yang keji dan mungkar kemudian tidak mau mengakui kesalahan dan bertaubat. 3. haram perceraian berhukum haram apabila seorang suami menceraikan istrinya ketika sedang masa haid atau nifas. 4. mubah perceraian berhukum mubah apabila rumah tangga sepasang suami istri justru mendatangkan mudharat bagi keduanya dan orang lain. JENIS PERCERAIAN suatu perkawinan menjadi putus karena bermacam-macam sebab dalam pasal 38 Undang-Undang Perkawinan menyatakan Perkawinan dapat Putus karena : ~ Kematian ~ Perceraian ~ atas Keputusan Pengadilan Bentuk Perceraian dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: 1. Cerai Talak cerai talak ialah putusnya perkawinan atas kehendak suami karena alasan tertentu dan kehendaknya itu dinyatakan dengan ucapan tertentu. 2. Cerai Gugat cerai gugat ialah suatu gugatan yang diajukian oleh istri terhadap suami kepada pengadilan dengan alasan-alasan serta meminta pengadilan untuk membuka persidangan itu dan perceraian atas dasar cerai gugat ini terjadi karena adanya suatu putusan pengadilan. Adapun yang termasuk dalam cerai gugat dalam lingkungan pengadilan Agama itu ada beberapa macam yaitu: ~ Fasakh ~ Syiqaq ~ Khulu’ ~ Ta’liq ALASAN-ALASAN TERJADINYA PERCERAIAN Menurut Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 disebutkan bahwa perceraian dapat terjadi karena alasan sebagai berikut: 1. salah satu pihak berbuat Zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. 2. salah satu pihak meninggalkan pihak lain salama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya. 3. salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5btahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung. 4. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan yang berat yang membahayakan pihak lain. 5. salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakiy dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri. 6. antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.