Anda di halaman 1dari 15

SUBJEK DAN SUMBER

HUKUM KONTRAK
INTERNASIONAL

Dr. Jelly Leviza, SH. M.Hum


Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum
Para Pihak dalam Kontrak
Internasional
• Kontrak ialah suatu perjanjian antara dua
orang/lebih yg menciptakan kewajiban utk
melakukan/tidak melakukan suatu tindakan ttt.
(Black’s Law Dictionary) .

Subjek Hukum yang dapat membuat suatu kontrak


internasional adalah sbb:
• Individu
• Badan Hukum (dalam hal ini perusahaan)
• Organisasi internasional; dan
• Negara
Individu sebagai Pihak dalam
Kontrak Internasional
• Individu

Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh individu


umumnya dapat digolongkan ke dalam transaksi
konsumen.

Individu dalam kapasitasnya sbg konsumen


memang acap kali dikecualikan dari objek
pengaturan berbagai perjanjian internasional di
bidang kontrak.
Alasan individu dikecualikan dari pengaturan berbagai
perjanjian internasional di bidang kontrak adalah:

– Transaksi-transaksi yang di buat oleh


individu biasanya bersifat untuk pemenuhan
kebutuhan (hidup);
– Transaksi-transaksi tersebut biasanya tidak
tertulis atau hanya secara lisan.

Sebagai contoh: Pasal 2 Perjanjian CISG 1980; Pasal


2 Convention on Choice of Court Agreement 2005.
Badan Hukum /Perusahaan sebagai
Pihak dalam Kontrak Internasional

• Status badan hukum atau perusahaan adalah


salah satu yang terpenting. Transaksi-
transaksi para pihak yang terlibat dalam
sengketa di hadapan badan pengadilan
adalah badan hukum (perusahaan).

• Badan hukum dapat diklasifikasikan atas


badan hukum perdata & badan hukum
publik (BHMN/State Owned Companies).
Kontrak Internasional antara
perusahaan dengan perusahaan (asing)
• Istilah perusahaan mencakup TNCs, isu yang lahir dari
sini adalah nasionalitas perusahaan.
• Prinsip umum yg berlaku perusahaan akan tunduk pada
hukum nasional dimana ia didirikan.

• Biasanya anak perusahaan dari perusahaan besar


(induk) berada dan didirikan berdasarkan hukum
nasional dari negara tuan rumah. Masalah hukum yg
timbul adalah status dari anak perusahaan ini sbg suatu
perusahaan asing berbdn hkm dari negara tuan rumah.
• Masalahnya adalah apakah anak perusahaan itu berhak
menyandang perusahaan asing berdasarkan perusahaan
induknya atau berdasarkan hukum nasional dari negara.
• Kontrak yg ditandatangani antara perusahaan
dgn perusahaan (asing) lain umumnya tunduk
pd suatu hukum nasional tertentu.
• Kesepakatan para pihak untuk memilih salah
satu hukum ini sudah menjadi praktik umum.
Masalahnya yg menonjol adalah hukum nasional
dari pihak mana yang akan berlaku.
• Ada kalanya para pihak memberlakukan hukum
lain terhadap kontrak selain hukum nasional,
yakni berupa praktik2 kebiasaan.
• Salah satu instrumen hukum (meski soft law) yg
dpt digunakan disini ialah Resolusi
International Law Institute dibuat di Basel 1991.
Organisasi Internasional sebagai
Pihak dalam Kontrak Internasional
• Sebelum membuat kontrak dgn suatu organisasi
internasional penting diperiksa konstituennya
utk menentukan apakah ia memiliki :

(a). Kapasitas untuk masuk ke dalam kontrak;


(b). Kepribadian hukum yang diperlukan untuk
menggugat atau digugat.

Misal: Pasal 104 Piagam PBB menyatakan PBB


akan menikmati kapasitas hukum yg dianggap
perlu utk itu guna melaksanakan fungsi2nya.
UN Charter, Article 104,
• “the Organization shall enjoy in the territory of
its Members such legal capacity as may be
necessary for the exercise of its functions and
fulfillment of its purposes." 

• Also, in order to ensure that member states may


not interfere in the fulfillment of the UN's
mandate by judicial means, Article 105 (1) of the
UN Charter establishes that “the Organization
shall enjoy in the territory of each of its Members
such privileges and immunities as are
necessary for the fulfillment of its purposes."
Convention on the Privileges and
Immunities of the United Nations
• Article I, Section 1 states that “the United
Nations shall possess juridical personality. It
shall have the capacity: (a) to contract; (b) to
acquire and dispose of immovable and movable
property; and (c) to institute legal proceedings.“

• Also, Article II, Section 2 establishes that “the


United Nations, its property and assets wherever
located and by whomsoever held, shall enjoy
immunity from every form of legal process.” 
Article VIII, Section 29 of the P&I Convention:
• "The United Nations shall make provisions for
appropriate modes of settlement of: (a) disputes arising
out of contracts or other disputes of a private ... character
to which the United Nations is a party.” The
organizations of the UN system have selected
arbitration as the "appropriate" mode of settlement of
disputes under UN commercial contracts.

• This "dispute resolution" clause provides for


conciliation or arbitration under UNCITRAL
rules of procedure as the full and final resolution of a
dispute. At the same time, the UN maintains its privileges
and immunities which are still not waived in favor of the
jurisdiction of a particular court, e.g. in order to enforce
an arbitral award.
Negara sebagai Pihak dalam
Kontrak Internasional
• Kontrak pemerintah dgn perusahaan swasta
asing adalah penyebab kontroversi di abad XX,
hal itu karena isu hukum yg tidak sesuai baik
menurut HI ataupun mnrt hkm nasional.

• Perhatian muncul akhir thn 90-an krn adanya


bentuk baru penyelesaian sengketa internas:
Investment Treaty Arbitration.

• Fitur utama model ini bhw investor asing berhak


utk mengajukan tuntutan thdp negara secara
langsung di arbitrase internasional.
Kontrak antara Negara dengan
perusahaan asing
• Kontrak antara negara dengan perusahaan asing
menarik perhatian serius dari Institute of
International Law & para sarjana.

• The Institute of International Law, 1979


mengeluarkan suatu Resolusi yg berjudul the
Proper Law of the contract in Agreements
Between a State and a Foreign Private Person.

• Contoh: kontrak pembangunan ekonomi, kontrak


pinjaman keuangan, dll.
• Mengenai kedudukan yg tidak seimbang,
para sarjana memisahkan dgn cukup tepat
berupa konsep jure imperii (status sebagai
negara yg berdaulat) & jure gestiones
(status negara dlm tindakan2 komersial).

• Berdasarkan konsep yg disebut terakhir


maka negara telah menanggalkan
imunitas atau kedaulatannya sehubungan
dengan tindakan negara tersebut dalam
bisnis.
Pilihan Hukum yang bisa dilakukan adalah sbb:
• Hukum nasional salah satu pihak atau hukum nasional
negara ketiga;
• Kombinasi hukum nasional kedua belah pihak;
• Pemilihan hukum nasional negara tertentu yg disertai
dengan pemilihan prinsip2 itikad baik;
• Pemilihan hukum internasional;
• Pemilihan prinsip2 hukum dari ke dua sistem hukum
para pihak (General principles of law);
• Pemilihan Hukum berupa klausul yg hanya menentukan
aturan2 kontraklah yg akan berlaku (tidak memilih
hukum nasional ttt).
• Pemilihan kombinasi hukum nasional tertentu dengan
hukum lainnya yg bukan hukum nasional.

Anda mungkin juga menyukai