Nim : B012191030
3. Dalam choice of law terdapat hak kepada para pihak untuk menentukan
hukum yang berlaku bagi perjanjian bisnisnya. Lewat asas kebebasan
berkontrak para adjudicator baik itu hakim maupun arbitor menghormati
pilihan hukum para pihak, tetapi ada pembatasan melalui penerapan asas
ketertiban umum, misalnya berdasarkan undang-undang nasional dari negara
yang bersangkutan. Apabila hukum yang dipilih tidak mempunyai hubungan
yang substantif dengan transaksi dan tidak memiliki alasan yang cukup bagi
pilihan hukum para pihak, maka hakim akan menentukan hukum mana yang
berlaku. Dalam hal ini, hukum yang akan digunakan para pihak lewat
kesepakatan pilihan hukum, tidak serta merta dapat berlaku terhadap kontrak,
karena ada ketentuan pengecualian dalam choice of law.
4. Pilihan hukum dan pilihan forum adalah dua hal yang berbeda. Kedua
terminologi tersebut selalu dicampuradukkan atau bahkan disamakan. Pilihan
hukum berkenaan dengan hukum mana yang berlaku untuk suatu perjanjian
yang melibatkan lebih dari satu hukum dari negara yang berbeda, sedangkan
pilihan yurisdiksi (forum) adalah mengenai badan mana yang berwenang
memeriksa atau mengadili perselisihan yang terjadi. Pilihan yurisdiksi (forum)
di suatu negara tidak berarti bahwa hukum dari yurisdiksi (forum) yang dipilih
tersebut yang akan dipergunakan menyelesaikan sengketa, dan sebaliknya
pilihan hukum yang jatuh pada hukum suatu negara tidak selamanya
pengadilan negara tersebut yang berwenang memeriksa/mengadili perkara
yang bersangkutan, jadi dalam hal ini penentuan forum dalam kontrak tidak
serta mengatur juga hukum yang akan digunakan. Sehingga dalam
penyusunan kontrak bisnis internasional, harus ditentukan keduanya, baik itu
forum yang akan digunakan dan hukum mana yang akan diberlakukan
terhadap kontrak.
5. Jika para pihak dalam jual beli barang secara internasional memiliki tempat
usaha di negara peserta Konvensi CISG maka kita harus melihat kontrak
dianatara para pihak, apakah dalam kontrak terdapat klausul yang
mempertegas ketidakberlakuan Konvensi CISG. Jika tidak ada, maka
otomatis konvensi CISG berlaku terhadap para pihak. Hal ini berdasar kepada
ketentuan pada Pasal 1 Ayat 2 Ketentuan CISG.
Jika telah berlaku, maka CISG hanya berlaku dalam tahap pembuatan
kontrak perdagangan serta hak dan kewajiban dari penjual dan pembeli yang
timbul dari kontrak tersebut, Secara khusus, kecuali sebagaimana dengan
tegas dinyatakan lain dalam Konvensi CISG, Konvensi CISG tidak mengatur
hal-hal berikut ini:
a) keabsahan kontrak atau setiap ketentuannya atau setiap
penggunaannya;
b) dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kontrak terhadap hak milik
atas barang yang dijual. (Pasal 4 Ketentuan CISG)