Anda di halaman 1dari 23

HPI dibidang Perjanjian

Oleh : Dr. Hanif Nur Widhiyanti


Asas Konsensual
Asas Kebebasan
Asas-asas Berkontrak
dalam Asas Pacta Sunt Servanda
Pembuatan
Perjanjian Asas Itikad Baik

Asas Kepribadian
• Pasal 1338 (1) KUHPerdata, “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”

• “Kebebasan Berkontrak” menurut Nieuwenhus mempunyai 5 arti “bebas” :


1) bebas dalam hal seseorang untuk membuat atau tidak membuat perjanjian
2) bebas dalam hal subyek, menentukan dengan siapa akan mengikatkan diri dalam
perjanjian
3) bebas dalam hal menentukan bentuk perjanjian
4) bebas dalam hal menentukan isi dan syarat perjanjian
5) serta bebas dalam menentukan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku bagi perjanjian
yang dibuatnya  pilihan hukum  choise of law and choise of jurisdiction
• Berlaku untuk perjanjian komersial yang memiliki unsur asing, contohnya perjanjian
ekspor-impor
• Prinsip Kebebasan Berkontrak (Party Autonomy)
• Schmitthoff, “The autonomy of the parties will in
the law of contract is the foundation on which an
autonomous law of international trade can be
built. The national sovereign has no onbection
that is developed by the parties, provided always
that law respects in every national jusrisdiction
the limitations imposed by public policy”
Kontrak
• Pembatasan:
- Tidak boleh bertentangan dengan UU, Ketertiban
umum, Kesusilaan, Kesopanan dan hal lain-lain
yang ditetapkan oleh masing-masing system
hukum.
Kontrak
• Hofmann, J. Satrio, Soetojo Prawirohamidjo dan Marthalena Pohan, Mariam Darus
Badrulzaman,
• Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris yaitu contracts.
• Burgerlijk wetboek (BW) menggunakan istilah overenkomst atau contract untuk
pengertian yang sama.
• Hal ini secara jelas dapat disimak dari judul Buku III title Kedua tentang “Perikatan-
perikatan yang Lahir dari Kontrak atau Perjanjian”
• yang dalam bahasa aslinya Purwahid Patrik, Tirtodiningrat dan Jacob Hans Niewenhuis.
(Belanda), yaitu : “Van verbintenissen die uit contract of Overeenkomst geboren worden”.
• Istilah kontrak dan perjanjian memiliki pengertian yang sama.

Subekti
• Istilah kontrak mempunyai pengertian lebih sempit karena ditujukan kepada perjanjian atau
persetujuan yang tertulis
• Sering disebut juga dengan International Business transaction,
…is any type of deal between parties from at least two different
countries, these transactions include sales, leases, licenses and
investment. The parties to international business deals include
individuals, small, large multinational corporations and even
countries.

• Kontrak memiliki unsur asing, apabila :


Karakteristik • Para pihak terikat kepada hukum perdata yang berbeda 
mempunyai kewarganegaraan yang berbeda  Statuta Personalia
Kontrak • Tempat dibuatnya kesepakatan  berbeda dengan hukum perdata
dengan (min) salah satu pihak  lex loci contractus
• Lokasi obyek perjanjian  berbeda dengan hukum perdata (min)
Unsur Asing salah satu pihak  lex situs, berbeda dengan lex loci contractus, dst
• Lokasi pelaksanaan kontrak  berbeda dengan hukum perdata
(min) salah satu pihak, lex situs, berbeda dengan lex loci contractus,
dst.

Pertanyaan : hukum manakah yang akan digunakan untuk mengatur


isi kontrak ?  Lembaga penyelesaian sengketa manakah yang akan
digunakan jika nanti terjadi sengketa?  Kebebasan berkontrak 
Pilihan hukum
Perjanjian
• Testament
• Perjanjian
Kawin
Lisan Tertulis/Kontrak
• Perjanjian
Adopsi Anak

Memiliki Unsur
Asing Non Komersial Mandatory Law
1. Statuta Personalia
para pihak
2. Lex loci contraktus
yg berbeda dengan Choise of
salah satu (1) Komersial
Law/Forum
3. Lex situs yg
berbeda dengan Pasal 18 AB
salah satu (1) Ekspor Impor
4. Lex loci solusionis • Pencatatan
Formalitas Bentuk
yg berbeda dengan Perkawinan
Perbuatan Hukum
salah satu (1) • Akta Otentik
Pilihan Hukum

Untuk menjembatani kepentingan para Ditentukan oleh titik taut hukum Klausula ini disebut juga Governing
pihak yang berasal dari system hukum terdekat, dg beberapa kemungkinan: Law atau Applicable Law
yang berbeda. Para pihak memilih satu - hukum dari Negara asal para pihak
system hukum sebagai dasar hukum - hukum dari Negara dimana kontrak
penyelesaian sengketa dinegosiasikan atau ditandatangani
- hukum dari Negara mana bisninya dijalankan
- hukum dari Negara mana kontrak
dijalankan/berlakunya kontrak
- hukum dari Negara mana property atau obyek
kontrak berada
- hukum dari Negara mana pembayaran
dilangsungkan
• Adalah klausula untuk menentukan system hukum negara mana
atau konvensi internasional mana yang akan diberlakukan untuk
mengatur dan menfasirkan isi kontrak serta untuk menyelesaian
sengketa yang mungkin timbul di atara para pihak
 Choice of Law
 Choise of Jurisdiction/Forum

Pilihan • Berlaku melalui Kebebasan Berkontrak  Konsensual  Pacta


Sunt Servanda

Hukum • Cara melakukan pilihan hukum


1. Pilihan hukum yang dinyatakan secara tegas oleh para
pihak
2. Pilihan hukum secara diam-diam
3. Pilihan Hukum yang diserahkan kepada Pengadilan
4. Tidak ada pilihan hukum
(1) Pilihan Hukum Yang Dinyatakan Secara Tegas Oleh Para Pihak

• Pertimbangan dalam melakukan Pilihan Hukum:


1. Hukum yang dipilih adalah hukum negara dari salah satu pihak
2. Hukum yang dipilih diperbolehkan dari dua hukum yang berbeda
• Para pihak diperbolehkan memilih hukum negara pihak ketiga dengan syarat harus ada
kaitan yang sesuai dengan isi kontrak tersebut
lex loci contractus
lex loci solusionis
• Para Pihak memilih Lex Mercatoria
“Lex Mercatoria is a set of principles and customary rules
spontaneously referred to or elaborated in a framework of
international trade, without reference to a particular national
systems of law” (Berthold Goldman)
Beberapa Organisasi Perdagangan Internasional  Unifikasi
Hukum dari berbagai International Costumary Law  The
New Lex Mecatoria (NLM)

Lex NLM ini secara praktis sama di seluruh belahan dunia.

Mercatoria • Kesamaan inilah yang menyebabkan NLM  biasanya terlihat dalam


bentuk Model Law, Uniform Law, The Rules of International Organizations,
atau Konvensi Internasional
• Sering juga dianggap hukum yang mampu menembus sekat ruang dan
waktu untuk menjembatani perbedaan ideologi, politik, dan ekonomi dari
berbagai negara.
• UNIDROIT Principles of International Commercial Contract 2010
• INCOTERMS (International Commercial Terms) 2020
• UNCITRAL Model Law on Electronic Signature with Guide to Enactment
2001
• UCP 600 (Uniform Customs and Practice for Documentary Credit)
• ICC Model Contracts and Clauses
Article 17 : CHOICE OF LAW

The substantive laws of the INCOTERMS 2020 govern all


maters arising out of or relating to this Agreement

Atau

This Agreement is constituted and interpreted in accordance


with the substantive laws of the Republic of Indonesia
Menentukan hukum (pengadilan) mana
yang berwenang dalam menyelesaikan
sengketa
• Choise of Jurisdiction tidak hanya pemilihan forum
pengadilan, melainkan juga forum alternative
penyelesaian sengketa lainnya

Dengan cara menentukan titik taut


Choice of terdekat, beberapa kemungkinan:
Jurisdiction/Forum • - hukum dari Negara para pihak menjalankan bisnisnya;
• - hukum dari Negara dimana kontrak ditandatangani;
• - hukum dari Negara dimana kontrak akan
dilaksanakan;
• - hukum dari Negara dimana property atau obyek
kontrak berada;
• - hukum dari Negara dimana pembayaran
dilangsungkan;
• - hukum dari Negara dimana bukti2 atau saksi2 berada.
Article 18 : JURISDICTION

The Parties irrevocably and unconditionally shall submit to the


exclusive jurisdiction of the courts of the Republic of Indonesia

Atau

All Disputes arising out of or relating to this Agreement shall be


determined exclusively by
Singapore International Arbitration Centre (SIAC)
.
Apakah Choise of Law dengan Choise of Jurisdiction harus
menunjuk kepada “Negara” yang sama ?
Pada tanggal 28 bulan November tahun 1994, terjadi suatu perjanjian (Contract) antara tiga pihak, yiatu :
1. Karaha Bodas Company, LLC (KBC), suatu perseroan yang didirikan menurut hukum Cayman Islands, berkantor di New
York USA dan di Jakarta Selatan
2. PERTAMINA, jalan Perwira No.1 Jakarta Pusat
3. PT.PLN (Persero), jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan
• Perjanjian tersebut terdiri dari 2 (dua) jenis, antara lain:
1. Kontrak ke I : Joint Operation Contract (JOC) antara Karaha Bodas Company LLC dengan PERTAMINA
2. Kontrak ke II: Energi Sales Contract (ESC) antara PERTAMINA dengan PT. PLN (Pers ero)
• Pada tahun 1998 Indonesia dilanda Krisis Moneter  Keppres No.5 Tahun 1998  penangguhan pelaksanaan
Proyek Karaha bodas oleh Pemerintah RI
• KBC selaku kontraktor yang merasa dirugikan dengan penangguhan proyek tersebut dengan pihak PERTAMINA
dan PT. PLN  KBC enilai PERTAMINA dan PT. PLN telah wanprestasi dalam kontrak JOC dan ESC
• Di dalam Kontrak JOC dan ESC :
• Memuat Arbitrase Calusula yaitu bilamana pelaksanaan kontrak tersebut timbul sengketa maka akan diselesaikan oleh
“Tribunal Arbitrase” berdasar ketentuan pada “UNCITRAL Arbitration Rules”
• Dan para pihak memilih hukum Indonesia untuk menyelesaikan sengketa dalam forum arbitrase tersebut.
(2) Pilihan Hukum Secara Diam-Diam

• Para pihak tidak secara tegas memilih hokum negara mana ataupun
konvensi internasional yang mana yang akan digunakan untuk mengatur
dan menafsirkan isi kontrak dan juga menyelesaikan sengketa diantara
para pihak
• Sikap diam-diam dapat disimpulkan berdasarkan substansi dan bentuk
kontrak yang dibuat oleh para pihak
• Substansi
• Bentuk/formalitas kontrak
Kontrak dibuat dalam Akta
Otentik sebagaimana aturan
tentang Akta Otentik menurut
Hukum Indonesia
• Jadi para pihak dianggap menundukkan
diri secara diam-diam pada system Hukum
Contoh Indonesia

Pengiriman barang menggunakan


jasa pengangkut New York
• Jadi dianggap para pihak menundukan diri
pada sistim hukum New york.
(3) Pilihan Hukum yang diserahkan kepada
Pengadilan
• Para pihak dapat menyerahkan pemilihan Choise of Law kepada
pengadilan
• Para pihak merasa kesulitan sehingga tidak dapat memutuskan pilihan hukum yang
akan digunakan untuk mefasirkan isi kontrak dan menyelesaikan perkara sengketa
yang terjadi diantara kedua belah pihak
(4) Tidak Ada Pilihan Hukum
• Klausula pilihan hukum memang bukan merupakan salah satu syarat dari keabsahan kontrak
• Namun jika klausula ini tidak diatur, dapat menimbulkan permasalahan dikemudian hari
• Terdapat 5 Teori yang dapat digunakan :
1. The Proper Law Theory
2. Lex Loci Contractus
3. Lex Loci Solutionis
4. Lex Fori
5. The Most Characteristic Connection  hukum dari tempat tinggal atau tempat kedudukan pihak yang
melakukan prestasi yang paling karakteristik
Tidak boleh melanggar prinsip itikad baik

Tidak melanggar ketertiban umum

Tidak boleh mengenai hukum perdata yang

Batasan
bersifat public
• Hanya dibidang hukum kontrak komersial
• Tidak untuk transaksi tanah atau hak-hak atas benda tidak

Pilihan bergerak

Harus ada kaitan dengan kontrak yang

Hukum bersangkutan

Tidak diperuntukkan melakukan


penyelundupkan hukum

Tidak berkaitan dengan hukum yang ebrsifat


memaksa
• Tidak boleh menghindar tanggung jawab pidana
Contoh:
Dua WNI membuat kontrak jual beli di Singapore, dg pilihan hukum
Indonesia.
WNI tsb harus memenuhi semua syarat formal pembuatan kontrak menurut
hukum Singapore, agar kontrak tsb sah.
Jika kontrak itu sah secara formal di Singapore, maka secara formal juga sah
di Indonesia

22
2. Pilihan hukum para pihak TIDAK BOLEH bertentangan dg Hukum Yang
Memaksa (Mandatory Law)

 Kontrak kerja di Indonesia antara WNI dan WNA, tidak boleh bertentangan dg UU Tenaga
Kerja.

 Transaksi atau kontrak internasional yg melibatkan konsumen di Indonesia, tidak boleh


bertentangan dg UU Perlindungan Konsumen

 Kontrak yg melibatkan pihak Indonesia wajib ditulis dalam Bahasa Indonesia (ps. 31 UU
Bendera, Bahasa, Lagu Nasional 2009).

 Dan lain-lain. 23

Anda mungkin juga menyukai