Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Johan Tri Noval

NIM : B012191030

TUGAS MATA KULIAH PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA


( B A P M I )

BAPMI dibentuk karena adanya desakan dan kebutuhan dari pelaku pasar
modal untuk menyelesaikan sengketa dengan cepat dan ditangani oleh orang-orang
yang ahli dalam pasar modal melalui alternatif penyelesaian sengketa. Secara umum
BAPMI memiliki struktur organisasi yang telah berjalan sesuai dengan cara kerja
yang disepakati, dimana pengurus lembaga adalah semua yang terlibat didalamnya,
dari dewan pengawas hingga anggota. BAPMI berwenang untuk menyelesaikan
sengketa perdata pasar modal yang para pihaknya telah membuat perjanjian tertulis
dan secara tegas memilih BAPMI untuk menyelesaikan sengketa.

I. TATA CARA PENGANGKATAN ARBITER BAPMI

Arbiter adalah orang perorangan yang karena kompetensi dan integritasnya


dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memeriksa dan memberikan putusan
atas sengketa yang bersangkutan. Para pihak berhak menunjuk Arbiter, dan Arbiter
pun berhak untuk menerima atau menolak penunjukan tersebut. Dalam proses
Arbitrase BAPMI, para pihak harus menyepakati terlebih dahulu bentuk Arbitrase,
apakah akan berbentuk Arbiter Tunggal atau berbentuk Majelis (berjumlah 3 atau
lebih, dan harus berjumlah ganjil). Penunjukan Arbiter dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

1. Arbiter Tunggal: Penunjukan seseorang sebagai Arbiter Tunggal harus


merupakan persetujuan Pemohon dan Termohon. Apabila Pemohon dan
Termohon tidak mencapai kata sepakat, maka penunjukan Arbiter Tunggal
ditetapkan oleh BAPMI.
2. Majelis Arbitrase: Pemohon dan Termohon menunjuk Arbiternya masing-
masing, dan selanjutnya kedua Arbiter tersebut memilih Arbiter ketiga
sebagai Ketua Majelis. Apabila kedua Arbiter tidak mencapai kata sepakat,
penunjukan Ketua Majelis ditetapkan oleh BAPMI. Dalam keadaan di mana
hanya salah satu pihak saja yang menunjuk Arbiter sedangkan pihak lain tidak
melakukannya, padahal sudah disepakti/ ditetapkan Arbiter berjumlah 3, maka
Arbiter tersebut secara otomatis menjadi Arbiter Tunggal dan berwenang
untuk memeriksa dan memutuskan persengketaan yang bersangkutan.

Syarat menjadi Arbiter dalam Arbitrase BAPMI

Pada dasarnya yang bisa ditunjuk oleh Pemohon dan Termohon sebagai Arbiter di
dalam Arbitrase BAPMI adalah mereka yang tercantum di dalam Daftar Arbiter
BAPMI. Apabila Pemohon dan/ atau Termohon bermaksud menunjuk seseorang dari
luar daftar tersebut, harus memenuhi persyaratan tertentu dan mendapatkan
persetujuan dari Pengurus BAPMI.

Dalam menjalankan tugasnya, Arbiter harus menjunjung tinggi kode etik,


bersikap adil, netral dan mandiri, bebas dari pengaruh dan tekanan pihak manapun,
serta bebas dari benturan kepentingan dan afiliasi, baik dengan salah satu pihak yang
bersengketa (termasuk kuasa hukumnya) maupun dengan persengketaan yang
bersangkutan. Apabila hal-hal tersebut dilanggar, maka Arbiter yang bersangkutan
harus berhenti atau diberhentikan dari tugasnya.

II. PROSES PEMERIKSAAN SENGKETA PADA BAPMI

Proses Arbitrase BAPMI mirip dengan proses Pengadilan, dan dalam keadaan
tertentu para pihak dapat meminta putusan sela kepada Arbiter, dan pihak Termohon
mengajukan tuntutan balik kepada Pemohon. Secara umum tahapan pemeriksaan
dalam Arbitrase BAPMI adalah sebagai berikut:

 sidang pertama dan upaya damai;


 penyerahan Jawaban-Replik-Duplik;
 sidang mendengar keterangan masing-masing Pihak;
 penyerahan dan pencocokan bukti-bukti'
 penyerahan keterangan tertulis saksi-saksi (fakta maupun ahli);
 sidang mendengar keterangan saksi-saksi (fakta maupun ahli);
 penyerahan bukti/ saksi tambahan jika ada;
 penyerahan Kesimpulan masing-masing Pihak;
 sidang pembacaan putusan;
 pendaftaran putusan di Pengadilan Negeri.
 Tempat dan bahasa

Persidangan Arbitrase BAPMI berlangsung di tempat yang ditetapkan oleh


BAPMI atau tempat lain yang telah ditentukan oleh Pemohon dan Termohon. Bahasa
yang dipergunakan selama persidangan adalah Bahasa Indonesia, kecuali disepakati
lain oleh Pemohon, Termohon dan Arbiter Tunggal/ Majelis Arbitrase, tetapi tetap
putusan harus dalam bahasa Indonesia. Dalam persidangan para pihak mempunyai
hak yang sama dalam mengemukakan dan mempertahankan pendapat serta
kepentingannya.

Pemeriksaan dalam pokok perkara akan berlangsung paling lama 180 hari kerja
terhitung sejak Arbiter Tunggal ditunjuk/ Majelis Arbitrase terbentuk, tanpa dihitung
keperluan pemeriksaan atas eksepsi dan tuntutan provisionil lainnya jika ada. Arbiter
Tunggal/ Majelis Arbitrase dapat memperpanjang jangka waktu tersebut berdasarkan
alasan tertentu atau dengan persetujuan Pemohon dan Termohon. Apabila
pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan segera ditutup dan Arbiter
menetapkan hari sidang untuk mengucapkan Putusan Arbitrase paling lama 30 hari
kalender sejak pemeriksaan berakhir.

III. PROSES PENGAJUAN HAK INGKAR BAPMI

Berdasarkan Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor Kep-


04/BAPMI/11.2002 Tentang Peraturan dan Acara Badan Arbitrase Pasar Modal
Indonesia (BAPMI), para pihak yang bersengketa dapat mengajukan hak ingkar
terhadap arbiter tunggal atau arbiter anggota majelis abitrase jika terdapat cukup
alasan dan bukti yang kuat bahwa Arbiter yang bersangkutan mempunyai benturan
kepentingan dengan sengketa yang ditanganinya.

Hak ingkar tersebut harus disertai alasan yang cukup dan bukti yang kuat
kepada BAPMI dalam hal Majelis Arbitrase belum terbentuk, atau kepada Majelis
Arbitrase dalam hal Majelis Arbitrase sudah terbentuk dengan tembusan kepada
Pihak lain. Pengajuan hak ingkar hanya dapat diajukan sebelum dijatuhkannya
Putusan Arbitrase.

Dalam hal jika Majelis Arbitrase telah terbentuk dan Majelis Arbitrase
menerima hak ingkar bersamaan dengan dijatuhkannya keputusan tersebut, Majelis
Arbitrase wajib menunjuk Arbiter pengganti sesuai tatacara yang berlaku bagi
penunjukan Arbiter yang digantikan, dan jika Majelis Arbitrase memutuskan menolak
hak ingkar, Arbiter yang bersangkutan tetap sah sebagai Arbiter dan berwenang
melaksanakan kewajibannya.

Jika hak ingkar disetujui oleh Pihak dengan siapa Pihak yang berkepentingan
bersengketa, Arbiter yang bersangkutan wajib mengundurkan diri dan Arbiter
pengganti yang akan duduk sebagai Arbiter Tunggal atau Majelis Arbitrase akan
ditunjuk dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari Kerja sejak diterimanya hak ingkar
tersebut dengan tatacara yang sama sebagaimana yang berlaku bagi Arbiter yang
digantikannya itu.

Sedangkan jika hak ingkar tidak disetujui Pihak dengan siapa Pihak yang
berkepentingan bersengketa, atau Arbiter yang bersangkutan tidak bersedia
mengundurkan diri, Pihak yang berkepentingan berhak menyampaikan hak ingkar
kepada BAPMI. BAPMI berkewajiban untuk memberikan keputusannya atas hak
ingkar dalam jangka waktu 14 (empat belas) Hari Kerja terhitung sejak tanggal
diterimanya pengajuan hak ingkar dimaksud.

Namun jika Majelis Arbitrase belum terbentuk dan BAPMI memutuskan


menerima hak ingkar bersamaan dengan dijatuhkannya keputusan tersebut BAPMI
wajib menunjuk Arbiter pengganti sesuai dengan tatacara penunjukan Arbiter yang
digantikan, dan sebaliknya jika BAPMI memutus menolak hak ingkar Arbiter yang
bersangkutan tetap sah sebagai Arbiter dan berwenang melaksanakan kewajibannya,
Keputusan BAPMI atau Majelis Arbitrase atas hak ingkar termasuk penunjukan
Arbiter pengganti mengikat para Pihak dan tidak dapat diajukan perlawanan.

Anda mungkin juga menyukai