Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION

DOSEN

AHMAD MALONTU, SH.MH.


BAHAN AJAR ARBITRASE DAN ADR.

ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION DAN ARBITRASE.

Pengertian.

Alternative Dispute Resolution = Pilihan penyelesaian


perseisihan/sengketa

Adalah Penyelesaian sengketa dalam lingkup hukum perdata sebagai


pilihan diluar proses peradilan menurut hukum Indonesia.
( Non Litigasi).
Arbitrase berasal dari kata ARBITRARE (latin) = Kekuasaan untuk
menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan.
Arbitrase ini merupakan lembaga peradilan oleh hakim
partikulir/swasta (Particuliere rechtspraak).

Menurut Prof. Subekti, SH.

ARBITRASE = Penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang


hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa
mereka akan tunduk kepada atau taat pada keputusan
yang diberikan oleh hakim atau para hakim yang mereka
pilih atau tunjuk tersebut.

Menurut FRANK ELKOURI DAN EDNS ELKOURI dalam bukunya HOW


ARBITRATION WORK.

ARBITARASE = Suatu acara sederhana yang dipilih secara bebas oleh


para pihak yang menghendaki masalahnya diselesaikan
oleh hakim yang bebas atau tidak memihak, yang dipilih
oleh mereka dan keputusannya didasarkan pada keputusan
dari masalahnya, yang para pihak telah menyetujui
sebelumnya bahwa putusan itu adalah final dan mengikat.
Menurut UU No. 30/1999, ttg Alternative Penyelesaian sengketa.

ARBITRASE = Cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar


peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian, arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh Para pihak yang
bersengketa.
Para Pihak adalah Subyek hukum, baik menurut hukum perdata
maupun hukum publik.

PERJANJIAN ARBITRASE = Suatu kesepakatan berupa Klausula


arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjiian tertulis
yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa atau
suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para
pihak setelah timbul sengketa.

Sengketa yang dapat diselesaikan melalui Arbitrase hanya sengketa


dibidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum
dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.

Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui Arbitrase adalah


sengketa yang menurut peraturan per Undang-Undangan
tidak dapat diakan perdamaian.

ARBITER = Seseorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa, yang ditunjuk oleh atau oleh Lembaga
Arbitrase (BANI) untuk memberikan putusan mengenai
sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya
pada Arbiter.

KEUNTUNGAN/ MANFAAT PENYELESAIAN MELALUI ARBITRASE ;

Menurut Munir Faudy, SH. LLM. :


1. Penghindaran terhadap publisitas.
2. Lebih murah dan cepat.
3. Diharapkan lebih objektif (tidak ada keberpihakan).
4. Arbitor atau para Arbitrator dapat dipilih dari orang-orang ahli
dalam bidang yang bersangkutan.

Menurut Hasanudin Rahman, SH :


1. Hakim partikulir atau pilihan para pihak dan sudah tentu
merupakan orang ahli dalam masalahnya.
2. Prosesnya lebih cepat, putusannya final dan mengikat.
3. Pengadilannya tidak terbuka untuk umum dan dapat
dirahasiakan.
4. Putusan abitrase ini dapat dilaksanakan (Dieksikusi) diluar
negeri. (sesuai New York Convention tahun 1958).

Pemilihan - Penyelesaian Lembaga Arbitrase/Arbitrase dilakukan


dengan Klausula Arbitrase, mungkin pula dengan persetujuan
Arbitrase, yaitu persetujuan para pihak untuk menyelesaikan
sengketa kedepan Arbitrase setelah terjadi perselisihan.

LEMBAGA ARBITRASE = Badan yang dipilih oleh para pihak yang


bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa
tertentu.

BADAN ARBITRASE ; - Badan Arbitrase Nasional Ind. (BANI) ;


- Lembaga
- Perorangan.
- Badan Arbitrase Internasional.
-Ada pula yang bergerak khusus terhadap bidang-bidang tertentu.

Di Indonesia Lembaga/Badan Arbitrase Nasional Indonesia = BANI


Berlaku sejak 3 Desember 1977 yang dibentuk oleh KADIN (Kamar
Dagang dan Industri).

Di Amerika = American Association for Arbitration ( terletak di New


York),

Di Belanda = Het Nederlandsew Arbitrase Institute ( di Rotterdam),


Di Jepang = The Japan Commercial Arbitration ( di Tokyo ),

Di Inggris = The British Institute of Arbitation dan The London Court


of Arbitration.

Di Paris = Cuort of Arbitration.

Dasar Hukum Arbitrase di Indonesia :

1. UU No. 5 tahun 1968, Indonesia telah meratifikasi Convention


on the settlement of Investment Disputes between states and
National of other states, pada tgl. 28 September 1968.
2. Kepres No.34/1981, telah pula diratifikasi sebuah konvensi
menggenai pengakuan dan pelaksanaan keputusan-keputusan
Arbitrase Asing ( Convensi New York 1958) Yaitu Convention on
the Recognition and Enforcement of foreign Arbitral Awards).
3. Putusan arbitrase International = Putusan yang dijatuhkan oleh
suatu lembaga Arbitrase atau Arbiter perorangan di luar hukum
wilayah Indonesia, atau putusan Lembaga Arbitrase atau
Arbiter perorangan yang menurut ketentuan Hukum Indonesia
di anggap sebagai suatu putusan Arbitrase International.
4. Undang-Undang No.30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Penyelesaian Sengketa.

Menurut UU No. 30/1999 = sengketa yang dapat disesaikan melalui


Arbitrase hanya sengketa dibidang Perdagangan dan mengenai hak
yang menurut hukum dikuasai sepenuhnnya oleh yang bersengketa.

- Sengketa dibidang perdagangan.

- Penyelesaian ArbitraseHak yang dikuasai oleh yang


bersengketa.
Penyelesaian Melalui Arbitrase.

Para pihak harus membuat perjanjian tertulis untuk penyelesaian


Arbitrase dan mengajukan jumlah Arbiter yang di kehendaki dalam
jumlah Ganjil.

Isi PerjannjianArbitrase sebagai Syarat Mutlak :

a. Masalah yang disengketakan,,


b. Nama lengkap dan alamat para pihak,
c. Nama lengkap dan alamat arbiter atau Majelis Arbiter,
d. Tempat Arbiter / Majelis Arbiter mengambil keputusan.
e. Nama lengkap Sekretaris,
f. Jangka waktu penyelesaian sengketa,
g. Pernyataan kesediaan Para Arbiter dan
h. Pernyataan kesediaan para pihak untuk menanggung segala
biaya yang diperlukan.

Syarat pengangkatan Arbiter :


a. Cakap melakukan tindakan hukum,
b. Berumur minimal 35 tahun,
c. Tidak berhubungan keluarga sedarah / semenda sampai derajat
kedua dengan para pihak,
d. Tidak mempunyai kepentingan Financial atau kepentingan lain
atas putusan Arbitrase..
e. Memiki pengalaman serta menguasai secara aktif dibidangnya
paling sedikit 15 tahun.

Hakim, jaksa, Panitera dan pejabat peradilan lainnya tidak dapat


ditunjuk sebagai arbbiter.

Jika tidak ada kesepakatan penunjukan Arbiter maka penunjukan


arbiter melalui Ketua Pengadilan Negeri, menunjuk ;

Atbiter tunggal atau Majelis Arbiter.


Artinya penyelesaian melalui Arbitrase dapat dengan Arbiter
Tunggal atau Arbiter Majelis.

Penunjukan kedua Arbiter, maka kedua Arbiter yang menunjuk


Arbiter yang ketiga sebagai Ketua Majelis Arbiter.

Arbiter atau Majelis arbiter di hukum mengganti biaya dan kerugian


para pihak akibat kelambatan Arbiter atau Majelis Arbiter tanpa
alasan yang sah tidak memberikan putusan dalam janggka waktu
yang ditentukan.

ACARA PEMERIKSAAN ARBIRASE ;

1. Pemeriksaan Arbiter/Majelis Arbiter secara tertutup.


2. Penggunaan bahasa Indonesia, kecuali ada kesepakatan,
3. Mempunyai saksi dan kesempatan yang sama,
4. Dapat menggunakan/diwakili kuasa dengan surat kuasa khusus,
5. Intervensi diperbolehkan dengan persetujuan arbiter.
6. Para pihak bebas menentukan acara Arbiter yang akan
digunakan,
7. Waktu penyelesaian harus ikut ditentukan para pihak, jika tidak
maka para Arbiterlah yang menentukan dengan dasar psl 48
UU No.30/1999 ttg Arbitrase.
8. Selama 180 hari sejak arbiter dibentuk,
9. Dapat diperpanjang.

ALASAN PERPANJANGAN WAKTU PEMERIKSAAN ARBITER KARENA ;

1. Adanya permohonan salah satu pihak tentang hal khusus


tertentu.
2. Sebagai akibat adanya putusan Provisionil atau sela,
3. Diangap penting oleh Arbiter/Majelis Arbiter untuk
kepentinngan pemeriksaan.
Para pihak dapat pula Penyelesaian melalui arbiter Nasional atau
Arbiter Internasional.

- Semua Dukumen harus secara tertulis dan diterjemahkan


kedalam bahasa yang ditetapkan arbiter/mejelis Arbiter.
- Pemeriksaan Arbiter harus secara tertulis,
- Pemeriksaan secara lisan dapat dilakukan dengan persetujuan
para pihak / di anggap pentting oleh Arbiter.
- Pemeriksaan saksi-saksi diadakan menurut acara hukum
perdata.

SURAT TUNTUTAN/GUGATAN SALAH SATU PIHAK HARUS MEMUAT ;

a. Identitas = Nama lengkap/ tempat kedudukan para pihak,


b. Uraian singkat tentang sengketa, dilampiri bukti-bukti.
c. Isi tuntutan yang jelas.

Setelah tuntutan 14 hari berikutnya


Tanggapan / jawaban secara tertulis, dst menurut acara perdata.

Bab II. ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION.

ADR = Lembaga Penyelesaian Sengketa atau beda pendapat melalui


prosedur yang disepakati para pihak yakni menyelesaikan di luar
pengadilan dengan cara Konsultasi, Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi
atau Penilaian Ahli.

Alternative Penyelesaian Sengketa = adalah lembaga penyelesaian


sengkketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati
para pihak yakni penyelesaian diluar Pengadilan dengan cara :

a. Konsultasi. = Untuk perdamaian.


b. Negosiasi. = Penyelesaian dgn pertemuan langsung oleh para
pihak yang bersengketa dalam jangka waktu 14 hari. Hasilnya
dituangkan dalam Surat Kesepakatan.
c. Mediasi. Jika dalam tahab Konsultasi Negosiasi tidak tercapai /
tidak sesuai maka diselesaikan melalui mediator.
d. Konsiliasi atau Penilaian Ahli. (bantuan seorang atau lebih
penasehat ahli). Dalam jangkka waktu 14 hari.
Seorang atau lebih Penasihat ahli tidak dapat menyelesaikan,
maka para pihak dapat menyelesaikan melalui Arbitrase.

Semuanya dengan melalui Musyawarah.

= Mediator dalam waktu 7 hari upaya mediasi harus sudah dapat


dimulai,

= Penyelesaian Mediasi paling lama 30 hari.

Jika terjadi kesepakatan harus dibuatkan kesepakatan tertulis yang


ditandatangani oleh pihak yang terkait, misalnya Pihak I dan pihak II
dan Mediator.

= Kesapakatan melalui mediasi tersebut sifatnya final dan mengikat


para pihak.

= Dalam waktu 30 hari harus didaftarkan di Pengadilan Negeri.

= Hasil kesepakatan tersebut wajib diselesaikan/dipenuhi dalam


jangka waktu 30 hari sejak pendaftaran.

Apabila tahap Konsultasi, Negosiasi, mediasi tidak ada titik temu


maka para pihak dengan kesepakatan tertulis dapat dilakukan
penyelesaian melalui :

1. Lembaga Arbitrase atau


2. Arbitrase Ad Hock.
Tim Pengajar ;
Ahmad Malontu, SH. MH.
Suardi M. Said, SH.

Anda mungkin juga menyukai