Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ARIF WIDIANTO

NIM : 191217302

FAKULITAS : HUKUM (SORE)

1.

Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Arbitrase memberikan
kemudahan para pihak dalam proses penyelesaian sengketa baik dalam hal biaya maupun waktu.
Artinyadalam suatu sengketa kedua belah pihak yang bersengketa melakukan suatu perjanjian bahwa
suatu ketika terdapat permasalahan maka penyelesaian sengketa dilakukan dihadapan badan Arbitrase.

Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan
Para Pihak dengan dibantu oleh Mediator. Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa secara damai
yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh
penyelesaian yang memuaskan serta berkeadilan. Perdamaian merupakan cara terbaik dalam
menyelesaikan persengketaan di antara pihak berperkara.

perbedaan dari abritase dan mediasi antara lain:

1. Pada mediasi hasil bersifat Win-Win Solution, sedangkan arbitrase hasilnya bersifat Win-Lose
Judgement.

2. Pada mediasi, saran Mediator bersifat tidak mengikat, sehingga para pihak yang menentukan.
Sedangkan pada arbitrase, bersifat mengikat karena Arbriter yang membuat putusan dan mempunyai
kekuatan eksekutorial.

3. Pada mediasi penyelesaian sengketa antara dua orang atau lebih dengan menggunakan pihak ketiga
sebagai mediator sebagai penengah. sedangkan arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa dengan
menggunakan pihak ketiga sebagai pemberi saran dan jalan keluar.

2.

jenis-jenis abritase

1. Arbitrase Institusional : Arbitrase jenis ini biasanya disebut juga arbitrase tetap, memiliki lembaga
permanen yang sengaja didirikan untuk menjadi lembaga permanen penyelesaian sengketa arbitrase,
baik itu dalam bingkai nasional maupun internasional.

2. Arbitrase Ad Hoc: Arbitrase Ad Hoc atau Voluntary Arbitration merupakan suatu arbitrase yang
dibentuk secara insidental (jika sengketa terjadi) untuk menyelesaikan sengketa tertentu dengan jangka
waktu tertentu.Kemudian apabila sengketa tersebut sudah diselesaikan, maka dengan sendirinya
arbitrase tersebut bubar atau membubarkan diri. Arbitrase jenis ini biasanya digunakan oleh masyarakat
hukum adat, sengketa perburuhan, dan ganti rugi.

Jenis-jenis perjanjian arbritase:

Perjanjian arbitrase ada 2:

A. Pactum De Compromitendo, yaitu perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak sebelum sengketa
terjadi .

B. Acta Van Compromis,yaitu perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak sebelum sengketa terjadi.

3.

Cara pemilihan arbiter ditentukan oleh para pihak sendiri, baik dalam persetujuan arbitrase ataupun
dalam klausul arbritase.

Dalam pasal 13 ayat (1) UU No 30 Tahun 1999 ditanyakan bahwa, Ketua pengadilan negeri menunjuk
arbiter atau majelis arbritase apabila para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai pemilihan
arbiter atau tidak ada ketentuan yang dibuat mengenai pengangkatan arbiter.Dalam hal para pihak telah
menundukkan diri kepada arbitrase BANI, yang berarti bahwa mereka akan mematuhi peraturan
arbritase BANI, Maka dalam hal terjadinya ketidaksepakatan mengenai pengangkatan (penunjukan atau
pemilihan) arbiter, ketua BANI akan menunjuk arbiter atau tim tersebut.

4.

Prosedur permohonan abritase dimulai dengan pendaftaran surat permohonan untuk mengadakan
arbritase.

Surat permohonan abritase memuat:

1. Nama lengkap dan tempat tinggal (tempat kedudukan) kedua belah pihak

2. Uraian singkat tentang duduknya perkara

3. Apa yang dituntut

Pada surat permohonan arbritase tersebut harus dilampirkan dalinan naskah atau akta perjanjian yang
secara khusus menyerahkan pemutusan sengketa yang memuat klausul arbritase/ perjanjian arbritase.

Apabila surat permohonan diajukan oleh kuasa dari pihak yang bersengketa, maka surat kuasa khusus
yang mengajukan permohonan tersebut juga harus dilampirkan.
Dalam permohonan abritase tersebut pemohon dapat menunjuk seorang arbiter, atau menyerahkan
penunjukan arbiter kepada ketua lembaga arbritase.

Pemohon arbritase harus disertai pembayaran biaya pendaftaran dan biaya administrasi yang meliputi:
biaya administrasi , sekretariat, biaya pemeriksaan perkara dan biaya arbiter.Sekretaris abritase Akan
memeriksa permohonan untuk menentukan apakah perjanjian arbritase atau klausul arbritase dalam
kontrak telah cukup untuk memberikan wewenang bagi arbritase untuk memeriksa sengketa tersebut.

Apabila permohonan tidak dapat diterima maka hal tersebut akan diberitahukan kepada Pemohon
dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari, Dan biaya pemeriksaan arbritase dikembalikan kepada
Pemohon. Selanjutnya apabila permohonan diterima sekretariat arbritase Akan mendaftar kan
permohonannya dalam register lembaga arbritase Dan sekretaris harus menyampaikan satu salinan
permohonan arbritase Dan dokumen dokumen Lampiran nya kepada Termohon, dan termohon wajib
menyampaikan tenggapan tertulis dalam jangka waktu paling lama 30 hari.

5.

Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan
perundang undangan tidak dapat diadakan perdamaian (pasal 5 (2) UU No 30 tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai