Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR ARBITRASE MENURUT BANI

1. Pendaftaran Permohonan
Tahap pertama adalah tahap permohonan yang menjadi inisiatif pihak pemohon yang ingin
menyelesaikan sengketa yang dihadapinya ke BANI . Ada kalanya pilihan penyelesaian sengketa
ke arbitrase merupakan kesepakatan para pihak , namun tetap saja harus ada salah satu pihak
yang menjadi pemohon .permohonan wajib didaftarkan oleh pemohon ke Sekretariat BANI .
Dalam permohonan tersebut perlu dijelaskan kedudukan pemohon terkait perjanjian arbitrase ,
kewenangan BANI untuk memeriksa perkara ,dan upaya atau prosedur apa yang telah ditempuh
para pihak sebelum ke forum BANI . Sebelum permohonan didaftarkan ke Sekretariat BANI
pemohon wajib memberitahukan kepada pihak termohon bahwa sengketa yang terjadi diantara
mereka akan diselesaikan ke forum arbitrasie .Pemberitahuan tersebut dapat dilakukan melalui
surat tercatat, atau email.
2. Penunjukan Majlis Arbiter
Kebebasan para pihak dalam memilih arbiter juga menjadi keunggulan dari penyelesaian
sengketa. Kebebasan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan siapa arbiternya tetapi juga
formatnya .Atas kesepakatan para pihak bisa menentukan apakah akan menggunakan majlis
arbiter atau arbiter tunggal. Apabila pilihanya majlis arbiter maka masing masing pihak
mengangkat satu arbiter,kemudian untuk arbiter ketiga yang didaulat sebagai ketua majlis
diangkat berdasarkan kesepakatan para pihak . Jika kesepakatan terkait arbiter ketiga tidak
tercapai , maka atas permohonan salah satu pihak ketua pengadilan negeri yang akan
mengangkat arbiter ketiga tersebut.
3. Sidang Pemeriksaan
Setelah pendaftaran permohonan dan pengangkatan arbiter, siding pemeriksaan pun dimulai
siding pemeriksaan digelar tertutup , dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa lain atas persetujuan
majelis arbiter . Dengan surat kuasa , para piihak dapat diwakili oleh kuasanya . Sekretaris
majelis arbiter wajib menyampaikan Salinan permohonan beserta dokumen dokumen terkait
kepada pihak termohon dan kemudian meminta pihak termohon menyampaikan tanggapan
tertulis dengan jangka waktu maksimal 30 hari . Jangka waktu penyampaian tanggapan oleh
ketua BANI dapat diperpanjang paling lama 14 hari. Saat penyampaian tanggapan termohon
berkesempatan untuk mengajukan tuntutan balik atau rekonvensi ,atas permintaan termohon,
majelis arbiter berwenang melakukan penundaan untuk memperkenankan rekonvensi , setelah
membayar biaya administrasi , rekonvensi akan diperiksa , dipertimbangkan dan diputus secara
bersama sama dengan tuntutan pokok . Untuk proses pembuktian , majlis arbiter dapat
mendengar keterangan saksi dan atau ahli yang pelaksanaanya merujuk pada acara perdata .
Majelis arbiter juga berwenang mengadakan pertemuan yang dianggap perlu disuatu tempat
diluar tempat arbitase dilakukan , melakukan pemeriksaan setempat atas barang yang
dipersengketakan atau hal lain yang berhubungan dengan sengketa.
4. Putusan Akhir
Dalam waktu paling lama 30 hari sejak ditutupnya persidangan majelis arbiter wajib menetapkan
putusan akhir . Ketentuan jangka waktu ini dapat diperpanjang secukup atas pertimbangan
majelis arbiter . Selain putusan akhir majelis arbiter juga berwenang menetapkan putusan
pendahuluan, putusan sela , atau putusan parsial.1

1
Manplawyers.com

Anda mungkin juga menyukai