Anda di halaman 1dari 14

HARTA DAN KEPEMILIKAN

NAMA : LISA RAHAYU


NIM :126102202169
KELAS : HKI 2D
Pengertian Harta

“ Secara etimologi harta didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dimiliki.


Sedangkan pengertian harta secara terminologi menurut ulama Hanafiyah,
harta adalah segala sesuatu yang dimiliki manusia dan dapat dihadirkan
ketika diperlukan, atau segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpulkan dan
dapat dimanfaatkan.

Aziz Akbar, “Harta Dan Kepemilikan”, Al-Iqtishod : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.01, no.01, mei 2019, hal 1.
Pembagian Jenis Harta

Harta Mutaqawwim Harta Ghoiru Mutaqawwim


01 Adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai 02 Adalah segala sesuatu yang tidak dapat dikuasai
dengan pekerjaan dan dibolehkan syara’ untuk dengan pekerjaan dan dilarang oleh syara’ untuk
memanfaatkannya. Pemahaman tersebut memanfaatkannya. Harta dalam pengertian ini,
bermakna bahwa tiap pemanfaatan atas sesuatu dilarang oleh syara’ diambil manfaatnya, terkait
berhubungan erat dengan ketentuan nilai positif jenis benda tersebut dan cara memperolehnya
dari segi hukum, yang terkait pada cara perolehan maupun penggunaannya. Misalnya babi
maupun penggunaannya. Misal : kerbau halal termasuk harta ghair mutaqawwim, karena
dimakan, tetapi kalu kerbau tersebut disembelih jenisnya. Sepatu yang diperoleh dengan cara
tidak sah menurut syara’ misalnya dipukul, maka mencuri termasuk ghair mutaqawwim, karena
daging kerbau tidak bisa dimanfaatkan karena cara memperolehnya yang haram. Uang
penyembelihannya batal menurut syara’ disumbangkan untuk pembangunan tempat
pelacuran, termasuk ghair mutaqawwim karena
penggunaannya yang dilanggar syara’.

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan

Harta Mitsli Harta Qimi


03 Adalah sesatu yang memiliki persamaan atau 04 Adalah harta yang tidak mempunyai persamaan
kesetaraan di pasar, tidak ada perbedaan yang di pasar atau mempunyai persamaan, tetapi ada
pada bagian bagiannya atau kesatuannya, yaitu perbedaan menurut kebiasaan antara
perbedaan atau kekurangan yang biasa terjadi kesatuannya pada nilai, seperti binatang dan
dalam aktivitas ekonomi. Harta mitsli terbagi atas pohon.
empat bagian, yaitu : Harta yang ditakar, seperti
gandum; Harta yang ditimbang, seperti kapas dan
besi; Harta yang dihitung, seperti telur; dan harta
yang di jual dengan meter, seperti kain, papan dan
lainlainnya.

mitsli berarti jenisnya mudah ditemukan atau diperoleh di pasaran (secara persis), dan qimi suatu benda yang jenisnya sulit
didapatkan serupanya secara persis., walau bisa ditemukan, tetapi jenisnya berbeda dalam nilai harga yang sama. jadi, harta
yang ada duanya disebut mitsli dan harta yang tidak duanya secara tepat disebut qimi.

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan

Harta istihlak Harta Isti’mal


05 Adalah harta sekali pakai, artinya manfaat dari 06
Adalah harta yang dapat digunakan berulang
benda tersebut hanya bisa digunakan sekali saja. kali, arti nya wujud benda tersebut tidaklah habis
Harta istihlak dibagi menjadi dua, yaitu Istihlak atau musnah dalam sekali pemakaian, seperti
Haqiqi dan Istihlak Huquqi. Istihlak Haqiqi ialah kebun, tempat tidur, baju, sepatu dan lain
suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas sebaginya.
(nyata) dzatnya habis sekali digunakan. Misalnya 06 Dengan demikian, perbedaan antara dua jenis harta
makanan, minuman, kayu bakar dan sebagainya. terebut di atas, terletak pada dzat benda itu sendiri, mal
Sedangkan istihlak huquqi ialah harta yang sudah istihlak habis zatnya dalam sekali pemakaian dan mal
habis nilainya bila telah digunakan, tetapi zatnya isti’mal tidak habis dalam sekali pemanfaatan (bisa
masih ada. Misalnya uang, uang yang digunakan dipakai berulangulang).
untuk membayar hutang, dipandang habis
menurut hukum walaupun uang tersebut masih
utuh, hanya pindah kepemilikian.

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan

Harta Manqul Harta Ghair al-Manqul atau al-Aqar


07 Adalah segala macam sesuatu yang dapat 08 Adalah segala sesuatu yang tetap (harta tetap),
dipindahkan dan diubah dari tempat satu yang tidak mungkin dipindahkan dan diubah
ketempat yang lain, baik tetap pada bentuk dan posisinya dari satu tempat ketempat yang lain
keadaan semula ataupun berubah bentuk dan menurut asalnya, seperti kebun, rumah, pabrik,
keadaannya dengan perpindahan dan perubahan sawah dan lainnya.
tersebut. Harta dalam katagori ini mencakup uang, 06
barang dagangan, macam-macam hewan,
kendaraan, macam-macam benda yang di
timbang dan di ukur.

Dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, istilah Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul (al-Aqar)
diartikan dengan istilah benda bergerak dan atau benda tetap.

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan

Harta Khas Harta ‘am


09 Adalah harta pribadi, tidak bersekutu dengan yang 10 Adalah harta milik umum (bersama) yang boleh
lain, tidak boleh diambil manfaatnya tanpa dimabil b. manfaatnya secara bersama-sama.
disetujui pemiliknya..

Harta at-Tam Harta Ghair al-Tam


06
11 Adalah harta yang merupakan hak milik sempurna
12 Adalah harta yang bukan merupakan hak milik 2.
baik dari segi wujud benda tersebut maupun sempurna baik dari segi wujud benda tersebut
manfaatnya, pengertian harta ini disebut juga Milk maupun dari segi manfaatnya, pengertian harta ini
at-Tam, berarti kepemilikan sempurna atas unsur disebut juga Milk an-Naqis, yang berarti
hak milik dan hak penggunaannya. kepemilikan atas unsur harta hanya dari satu segi
saja. Semisal Hak pakai Rumah Kontrakan dan
sebagainya.

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Fungsi Harta
Untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdah),
01 sebab untuk ibadah diperlukan alat-alat, semisal kain untuk menutup
aurat dalam pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah
haji, berzakat, shadaqah, hibah dan yang lainnya.
.
Untuk meningkatkan keimanan (ketakwaan) kepada Allah, sebab
02 kefakiran cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran, sehingga
pemilikan harta dimaksudkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Allah swt.

03 Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya


dan Untuk menyeleraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia
dan akhirat.

04 Untuk menegakkan dan mengembangkan ilmu-ilmu,karena menuntut


ilmu tanpa modal akan terasa sulit, misalnya, seseorang tidak bisa
Wening Purbatin Palupi, kuliah, bila ia tidak memiliki biaya.
“Harta Dalam Islam (Peran
Harta Dalam Untuk memutarkan (men-tasharruf) peranan-peranan kehidupan yakni
Pengembangan Aktivitas
Bisnis Islami)”, At-Tahdzib,
05 adanya pembantu dan tuan. Adanya orang kaya dan orang miskin yang
Vol.1, Nomor 2, Tahun
saling membutuhkan sehingga tersusunlah masyarakat yang harmonis
2013, hal 167. dan berkecukupan.
Kedudukan Harta
Harta sebagai amanat/titipan dari Allah Harta sebagai perhiasan hidup yang memu-
swt. Karena manusiadalam bahasa Ein- ngkinkan manusia bisa menikmatinya dan tidak
stien, tidak akan mampu menciptakan en- berlebih-lebihan dalam pengunaannya. Manusia
ergi; yang mampu manusia lakukan adalah memiliki kecendrungan yang kuat untuk memiliki,
mengubah dari satu bentuk energi ke ben- menikmati dan menguasai harta. Namun tak
tuk energi yang lain. Pencipta awal energi jarang karna kekuasaan tersebut, harta menye-
adalah Allah swt. Demikian pula atas harta babkan manusia menjadi angkuh, sombong dan
benda yang kita miliki, yang pasti akan membanggakan diri, sehingga lupa akan fitrahnya
dimintai pertanggung jawaban. 01 02 sebagai seorang hamba (‘abdn).

Harta sebagai ujian keimanan. Hal 03 04 Harta sebagai bekal ibadah, yakni
untuk melaksanakan perintah-Nya
ini terutama menyangkut soal cara
dan melaksanakan mu’amalah
mendapatkan dan meman-
diantara sesama manusia, melalui
faatkannya, apakah sesuai den-
kegiatan zakat, infak dan sedakah.
gan ajaran Islam atau tidak..

Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 160-161.
Pengertian dan Klasifikasi Kepemilikan

 Dalam fiqh muamalah Milk didefenisikan sebagai Kekhususan terhadap pemilik suatu
barang menurut syara’ untuk bertindak secara bebas bertujuan mengambil manfaatnya
selama tidak ada penghalang syar’i.

 Menurut istilah milik dapat didefinisikan suatu ikhtishas yang menghalangi yang lain,
menurut syariat yang membenarkan pemilik ikhtishas itu untuk bertindak terhadap
barang miliknya sekehendaknya kecuali ada penghalang.

 milkiyah (pemilikan) seseorang mempunyai keistimewaan berupa kebebasan dalam


bertasarruf (berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu) kecuali ada halangan tertentu
yang diakui oleh syara’. Kata halangan di sini adalah sesuatu yang mencegah orang
yang bukan pemilik suatu barang untuk mempergunakan atau memanfaatkan dan
bertindak tanpa persetujuan lebih dahulu daripemiliknya.

Maisarah Leli, “Konsep Harta Dan Kepemilikan Dalam Prespektif Islam”, At-Tasyri’iy, Vol. 2, no.2, Tahun 2019, hal 9-10
Sebab-Sebab Kepemilikan (Asbab al-Milk)
 Bekerja (Al-a’mal)
Dalam bekerja syara’ telah menentukan beberapa jenis kerja yang layak untuk dijadikan
sebagai sebab kepemilikan yaitu : Menghidupkan tanah yang mati, Menggali kandungan
bumi, Berburu, Makelar, Syirkah, ijaroh.

 Warisan (Al-Irts)
Waris juga termasuk dalam kategori sebab atau cara untuk memiliki harta, karena waris
adalah sarana untuk membagikan kekayaan yang dimiliki oleh seseorang semasa hidupnya
agar tidak mengumpul, maka sebelah kematian orang tersebut, harta itu harus dibagikan
atau
didermakan kepada orang lain, tetapi pembagian kekayaan tersebut bukanlah merupakan
illat bagi waris itu, melainkan sarana tersebut hanya merupakan penjelasan tentang fakta
waris itu sendri.

 Harta Untuk Menyambung Hidup


Setiap orang berhak untuk hidup dan ia juga wajib untuk mendapatkan kehidupan sebagai
haknya bukan sebagai hadiah, maupun kelas kasihan. Cara ia memenuhinya adalah
dengan bekerja, jika tidak mampu bekerja maka negara atau pemerintah wajib untuk
mengusahakan pekerjaan untuknya. Karena negara adalah “pengembala” (ar-Ra’i) rakyat
serta bertanggung jawab terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup rakyatnya.
Aziz Akbar, “Harta dan Kepemilikan”, Al-Iqtishod : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, vol 01, no.01, Mei, 2019, hal.10-13
Lanjutan

 Harta Pemberian Negara (I’than Ad-adaulah)


Pemberian ini juga termasuk dalam kategori pemilikan harta yang diberikan kepada orang-
orang atau rakyat yang tidakmampu memenuhi hajat kehidupan dan hal ini diambil dari
bait al-malsebagai zakat. Hal ini telah diterapkan oleh syara’ dalam al-Qur’an surat
al-‘Anfal (8) ayat 1.

 Harta-harta Yang Diperoleh Tanpa Mengeluarkan Daya Dan Upaya


1. Adanya hubngan pribadi antara seseorang dengan orang lain, baik itu hubungan ketika
masih hidup dengan orang lain seperti hibah.
2. Kepemilikan harta sebagai ganti rugi (kompensasi dari kemadharatan yang menimpa
seseorang)
3. Menerima mahar karena adanya akad nikah.
4. Barang temuan (luqathah)
5. Santunan, konpensasi harta yang diberikan oleh pemerintah kepada seorang karena
tugasnya sebagai pejabat pemerintah

Aziz Akbar, “Harta dan Kepemilikan”, Al-Iqtishod : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, vol 01, no.01, Mei, 2019, hal.10-13
Berakhirnya Hak Milik

01 02 03
Easy to change col-
Pemilik meninggal Jika milik ors, photos and Text.
dunia, sehingga Harta yang dimiliki manfaat,maka You can simply im-
seluruh harta itu rusak atau hilang berakhirnya press your audience
and add a unique
miliknyaberpindah jika masa berlaku
zing and appeal to
tangan kepada pemanfaatanyouritu Presentations.
ahli warisnya. habis.

Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, IV (Beirut: Dar al-Firk, 1989) hal. 62-63.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai