Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan
mitsli berarti jenisnya mudah ditemukan atau diperoleh di pasaran (secara persis), dan qimi suatu benda yang jenisnya sulit
didapatkan serupanya secara persis., walau bisa ditemukan, tetapi jenisnya berbeda dalam nilai harga yang sama. jadi, harta
yang ada duanya disebut mitsli dan harta yang tidak duanya secara tepat disebut qimi.
Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan
Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan
Dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, istilah Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul (al-Aqar)
diartikan dengan istilah benda bergerak dan atau benda tetap.
Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Lanjutan
Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 161-167.
Fungsi Harta
Untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdah),
01 sebab untuk ibadah diperlukan alat-alat, semisal kain untuk menutup
aurat dalam pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah
haji, berzakat, shadaqah, hibah dan yang lainnya.
.
Untuk meningkatkan keimanan (ketakwaan) kepada Allah, sebab
02 kefakiran cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran, sehingga
pemilikan harta dimaksudkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Allah swt.
Harta sebagai ujian keimanan. Hal 03 04 Harta sebagai bekal ibadah, yakni
untuk melaksanakan perintah-Nya
ini terutama menyangkut soal cara
dan melaksanakan mu’amalah
mendapatkan dan meman-
diantara sesama manusia, melalui
faatkannya, apakah sesuai den-
kegiatan zakat, infak dan sedakah.
gan ajaran Islam atau tidak..
Wening Purbatin Palupi, “Harta Dalam Islam (Peran Harta Dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami)”, At-Tahdzib, Vol.1, Nomor 2, Tahun 2013, hal 160-161.
Pengertian dan Klasifikasi Kepemilikan
Dalam fiqh muamalah Milk didefenisikan sebagai Kekhususan terhadap pemilik suatu
barang menurut syara’ untuk bertindak secara bebas bertujuan mengambil manfaatnya
selama tidak ada penghalang syar’i.
Menurut istilah milik dapat didefinisikan suatu ikhtishas yang menghalangi yang lain,
menurut syariat yang membenarkan pemilik ikhtishas itu untuk bertindak terhadap
barang miliknya sekehendaknya kecuali ada penghalang.
Maisarah Leli, “Konsep Harta Dan Kepemilikan Dalam Prespektif Islam”, At-Tasyri’iy, Vol. 2, no.2, Tahun 2019, hal 9-10
Sebab-Sebab Kepemilikan (Asbab al-Milk)
Bekerja (Al-a’mal)
Dalam bekerja syara’ telah menentukan beberapa jenis kerja yang layak untuk dijadikan
sebagai sebab kepemilikan yaitu : Menghidupkan tanah yang mati, Menggali kandungan
bumi, Berburu, Makelar, Syirkah, ijaroh.
Warisan (Al-Irts)
Waris juga termasuk dalam kategori sebab atau cara untuk memiliki harta, karena waris
adalah sarana untuk membagikan kekayaan yang dimiliki oleh seseorang semasa hidupnya
agar tidak mengumpul, maka sebelah kematian orang tersebut, harta itu harus dibagikan
atau
didermakan kepada orang lain, tetapi pembagian kekayaan tersebut bukanlah merupakan
illat bagi waris itu, melainkan sarana tersebut hanya merupakan penjelasan tentang fakta
waris itu sendri.
Aziz Akbar, “Harta dan Kepemilikan”, Al-Iqtishod : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, vol 01, no.01, Mei, 2019, hal.10-13
Berakhirnya Hak Milik
01 02 03
Easy to change col-
Pemilik meninggal Jika milik ors, photos and Text.
dunia, sehingga Harta yang dimiliki manfaat,maka You can simply im-
seluruh harta itu rusak atau hilang berakhirnya press your audience
and add a unique
miliknyaberpindah jika masa berlaku
zing and appeal to
tangan kepada pemanfaatanyouritu Presentations.
ahli warisnya. habis.
Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, IV (Beirut: Dar al-Firk, 1989) hal. 62-63.
Terima kasih