Anda di halaman 1dari 14

II

F i g.
KONSEP HARTA

(Definisi, Macam-macam, Fig


. I

Fungsi, Kedudukan, dan


s
Venu

Problematika)
KELOMPOK 1

DEWI ISMAH
ANDANA PASARIBU MAGHFIRAH
MUNTHE
1. Pengertian Harta

Harta dalam bahasa Arab disebut ‘al mal yang berasal dari kata bahasa arab yang berarti condong,
cenderung, dan miring, Sedangkan menurut istilah imam Hanafi, harta (al mal ialah:“Sesuatu yang digandrungi tabiat
manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan,”. Dalam penggunaanya, harta bisa dicampuri oleh
orang lain. Jadi, yang dimaksud dengan harta menurut Hanafiyah, hanyalah sesuatu yang berwujud.

Menurut sebagian ulama, yang dimaksud dengan harta ialah:“Sesuatu yang diinginkan manusia berdasarkan
tabiatnya, baik manusia itu akan memberikannya atau akan menimpannya.
Sementara menurut T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, yang dimaksud dengan
harta adalah:

• Nama selain manusia yang diciptakan Allah untuk mencukupi


kebutuhan hidup manusia, dapat dipelihara pada suatu tempat, dan
dikelola.
• Sesuatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh
seluruh manusia maupun oleh sebagian manusia.
1. Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkan, bahwa harta
adalah nama bagi selain manusia, dapat dikelola,
dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan dan
berharga, konsekuensi logis perumusan ini ialah:
Namun di sini dapat diperhatikan, bahwa penekanan
• Manusia bukanlah harta sekalipun berwujud;
para ulama dalam mendefinisikan harta itu antara
lain sebagai berikut. • babi bukanlah harta karena babi bagi muslimin
haram diperjualbelikan;
• Sebiji beras bukanlah harta, karena sebiji beras
tidak memiliki nilai (harga).
2) Hanafiyah menyatakan, bahwa harta adalah sesuatu
yang berwujud dan dapat disimpan, sehingga sesuatu
yang tidak berwujud dan tidak dapat disimpan, tidak
termasuk harta, seperti hak dan manfaat.

Moon
2. Macam-macam harta.

Harta mutaqawwim, yaitu

Para ulama fiqh membagi harta yang boleh


harta dari beberapa segi. dimanfaatkan menurut
Adapun pembagian harta Harta ghairu mutaqawwim,
antara lain : syara’. Pengakuan syara’ ini
yaitu harta yang tidak boleh
hanya akan berlaku dengan
dimanfaatkannya menurut
adanya syarat-syarat.
ketentuan syara’, baik
Dilihat dari segi kebolehan
pemanfaatannya jenisnya, cara
memperolehnya, maupun
cara penggunaannya
02 Dilihat dari segi jenisnya :
Harta manqul, yaitu harta yang dapat dipindahkan
Harta ghairu manqul, yaitu harta yang tidak
dapat dipindahkan dan dibawa dari satu
dari satu tempat ke tempat lain, baik tetap pada F tempat ke tempat lain. Misalnya, tanah dan
bentuk dan keadaan semula ataupun berubah bentuk i
dan keadaannya dengan perpindahan/perubahan g bangunan yang ada di atasnya
tersebut. .
I
I
I

03 Dilihat dari segi pemanfaatannya : Harta istihlaki, yaitu harta yang apabila
Harta isti’mali, yaitu harta yang apabila digunakan dimanfaatkan berakibat akan menghabiskan
atau dimanfaatkan benda itu tetap utuh, sekalipun
manfaatnya sudah banyak digunakan, seperti kebun, harta itu, seperti sabun, makanan, dan lain
tempat tidur, rumah, sepatu, dan lain sebagainya. sebagainya.
3. Fungsi dan Kedudukan
harta

Fungsi harta antara lain adalah:


a. Berfungsi untuk memelihara manusia, maka hak manusia dalam harta benda harus dibayarkan sebagaimana
mestinya dan jangan ditunda-tunda, seperti membayar upah karyawan, mengembalikan pinjaman, membayar
zakat.
b. Berfungsi untuk memperkokoh tali persaudaraan (ukhuwah), kasih sayang sesama manusia dan
mempersempit jurang pemisah antara kaum aghniya’ dan dhu’afa’.
c. Berfungsi untuk berbuat baik dan mengarahkan kepada kebajikan dalamrangka mewujudkan masyarakat
sejahtera yang merata, merasakankenikmatan lahir dan batin.
d. Berfungsi sebagai penggerak dan pendorong bagi kerjasama dalam kehidupan di dunia. Karena itu, harta
harus beredar dan berputar dikalangan masyarakat, bukan untuk disimpan dan ditimbun.
e. Berfungsi sebagai modal ekonomi dalam kehidupan masyarakat demikepentingan bersama bagi terwujudnya
masyarakat yang sejahtera.

Fig. VI
II
Kedudukan harta yaitu sebagai berikut :

Harta mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.Hartalah yang dapatmenunjang segala
kegiatan manusia, termasuk untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia (sandang, papan dan pangan). Menjaga harta
adalah termasuk lima urusan pokok manusia yang harus dijaga, yaitu memelihara agama, jiwa, akal,
kehormatan(keturunan) dan harta. Kemudian seseorang yang diberi kesempatan oleh Allah memiliki harta, banyak atau
sedikit, maka tidak boleh sewenang-wenang dalam menggunakan (memfungsikan) hartanya. Kebebasan seseorang untuk
memiliki dan memanfaatkan hartanya adalah sebatas yang dibenarkan oleh syara’.Harta adalah sebagai titipan, maka
manusia tidak memiliki harta secara mutlak, karena itu menurut pandangan ekonomi Islam di dalam harta, terdapat hak-hak
orang lain, seperti zakat, sedekah, dan infak.
Fig. IV

01 Fig. V

HISTORY
s
Venu
You can enter a subtitle
here if you need it
Fig.
VI

4. Problematika Harta

Keberadaan Harta Besama dalam Perkawinan


Harta bersama merupakan salah satu istilah dalam kajian hukum keluarga Islam yang telah dikenal
dalam beberapa budaya masyarakat Indonesia dan beberapa negara Melayu. Hal ini dapat dilihat
daerahnya masing-masing. Dilihat dari kosa katanya, harta bersama terbentuk dari dua kata yang
mempunyai makna berbeda, yaitu harta dan bersama. Harta artinya barang berupa uang dan barang
lainnya yang menjadi kekayaan maupun barang milik seseorang. Sedangkan kata bersama memiliki
arti berbarengan, serentak. Jadi harta bersama merupakan kekayaan diperoleh secara berbarengan,
ketika bersama-sama dalam masa ikatan perkawinan.
Fig.
VII

Saturn
Sedangkan rumusan makna harta bersama yang dikemukakan
oleh beberapa pakar menyebutkan bahwa harta bersama
adalah harta kekayaan yang diperoleh selama perkawinan di
luar warisan atau hadiah, maksudnya adalah harta yang
diperoleh atas usaha mereka atau sendiri-sendiri selama masa
ikatan perkawinan. Fig.
I
Fig. VII

Dengan demikian dapat dimaklumi bahwa


konsekwensi hukum dari harta yang
Venus
diperoleh selama perkawinan itu milik
bersama suami isteri. Artinya bahwa harta
bersama yang dihasilkan secara bersama- Fig. VI
sama suami isteri dalam masa perkawinan
terlepas siapa yang mendapatkannya
maupun terdaftar atas nama siapa
merupakan harta yang dapat diakui hak-
haknya secara bersama-sama
antara suami dan isteri.
Fig. VI Fig. V
II

THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai