Dibuat oleh: Siti rahma 921419100 A.KONSEP HARTA DALAM ISLAM
Kekayaan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah al-ghina, yang
berarti tidak ada kebutuhan dan dikenal sebagai al-ghaniyu berarti diri cukup. Dalam islam terdiri atas dua elemen kehidupan, yaitu yang bersifat jasmani dan rohani. Sisi pertama menggambarkan dimensi yang bersifat material yang dikenal sebagai mal (atau dalam bentuk jamaknya sebagai amwaall), yang pada dasarnya berarti properti, aset, atau harta apapun yang dimiliki oleh manusia. Adapun yang berikutnya menunjukkan dimensi rohani seperti pengetahuan dan kebaikan yang berda dalam diri mereke sendiri Islam mengatur masalah harta dan pertukarannya, yaitu hal –hal yang berhubungan dengan tukar – menukar harta, taermasuk di dalamya tentang jual beli (ba’i), sewa-menyewa (ijarah), utang piutang, dan hal lainnya yang berhubungan dengan muamalat . Ada tiga konsep dasar yang perlu di pahami dalam masalah harta ditinjau dalam kerangka islam
1. Harta adalah titipan, bukan milik kita
Uang harta dan kekayaan bukanlah milik kita karena karena tidak ada harta ataupun uang yang akan kita bawah ketika kita menghadap ilahi rabbi, harta hanyalah sebagai amanah yang harus di jaga pemanfaatannya agar mendatangkan kebaikan di dunia dan sekaligus keselamatan dan kebahagian di akhirta. 2. Perolehan,pengelolaan, dan penggunaan harta harus sesuai dengan syariat Dari sudut pandangan islam, pertanggung jawaban seseorang atas harta yang pernah dimilik dilihat dari dua sudut. Pertama dati mana dan bagaimana ia mempergunakannya 3. Menata dan merencanakan keuangan tidak tidak terbatas hanya untuk kebutuhan duniawi Harta yang dimiliki tidak hanya dipergunakan untuk memperoleh keuntungan dunia, tetapi juga di pergunakan untuk meraih keuntungan bagi kehidupan kelak B.Konsepsi kepemilikan dalam islam
Kepemilikan berarti penguasaan manuasia
atas harta dan penggunaannya secara pribadi, kepemilikan adalah pengkhususan hak atas sesutu tanpa orang lain, dan ia berhak menggunakannya sejak awal, kecuali ada larangan syar’i. Misalnya keadaan gila, keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur ataupun cacat mental, dan sebagainya, Pembagian harta menurut boleh tidaknya dimili adalah sebagai berikut:
1. Harta yang tidak dapat dimiliki dan dihakmilikkan
orang lain. Contoh harta jenis ini adalah barang publik, seperti jalan umum, jembatan dan taman kota. 2. Harta yang tidak bisa dimiliki, kecuali dengan ketentuan syariat. Termasuk dalam harta jenis ini adalah warisan, wasiat, harta wakaf, harta baitul mal, harta ziswaf dan sebagainya 3. Harta yang dapat dimiliki dan dihakmilikkan kepada orang lain. Harta inilah yang merupakan hak milik pribadi setiap orang. Para ulama fiqh menyatakan empat cara pemilikan harta yang di syaratkan islam
1. Melalui penguasaan terhadap harta yang belum
dimiliki seseorang atau badan hukum, misalnya bebatuan, pasir di sungai, gumu merapi tambang dan sebagainya 2. Melalui transaksi yang dilakukan dengan pihak lain, seperti jual beli, hibah dan wakaf. 3. Melalui peningalan seseorang , sepeti menerima harta warisan ataupun wasiat 4. Diperoleh bedasarkan hasil yang telah dimilikinya selama ini misalnya, buah dari pohon yang ditanam dikebun atau anak hewan yang lahir. Pemilikan secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Al- milk Al-tamm (milik sempurna), yaitu materi dan
manfaat harta itu dimiliki oleh seseorang, misalnya seseorang memiliki rumah maka ia berkuasa penuh terhadap rumah itu dan ia boleh memanfaatkannya secara bebas 2. Al-milk an-naqish (milik yang tidak sempurnah), yaitu seseorang, hanya menguasai materi harta tetapi manfaatnya di kuasai orang lain, seperti rumah yang diserahkan kepada orang lain untuk disewa. 8 ketentuan syariat yang mengukur kekayaan pribadi adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan kekayaan 2. Pembayaran zakat 3. Penggunaan harta benda secara berfaedah 4. Penggunaan harta benda tanpa merugikan orang lain 5. Memiliki benda secara sah 6. Penggunaan berimbang 7. Pemanfaatan sesuai dengan hak 8. Kepentingan kehidupan Menurut syekh taqiyudddin an-nabhani (rivai dan buchari,2009) ada tiga macam kepemilikan
• Kepemilikan individu, (milkiyahfardhiah), yaitu izin syariat kepada individu untuk
memanfaatkan suatu barang melalui lima sebab kepemilikan individu yaitu: bekerja, warisan, keperluan harta, untuk mempertahankan hidup, pemberian negara dari hartanya untuk kesejahteraan rakyat dan harta yang diperoleh individu tanpa berusaha seperti hibah, wasiat, barang temuan, santunan untuk khilafah atau pemegang kekuasaan pemerintah. • Kepemilikan umum (milikiyah ammah), yaitu izin syariat kepada masyarakat secara bersama-sama memanfaatkan kekayaan berupa: barang-barang yang mutlak diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti air, sumber energi, dan hasil hutan. Barang yang tidak mungkin dimiliki individu seperti sungai, pelabuhan danau, lautan, jalan raya, jebatan. Bandara, saranah ibadah dan sebagainya. Barang yang menguasai hajat orang banyak, • Kepemilikan negara (milikiyah daulah) yaitu izin syariat atas setiap harta yang hak pemanfaatannya berbeda di tangan khalifah sebagai kepal negara. Termasuk dalam kategori ini adalah ghanimah, fa’i, dan sebaginya Menurut rivai dan buchari,(2009) ada dua bentuk pemanfaatan harta
• Pengembangan harta (tanmiyat al-mal), yaitu pengembangan harta yang
berkaitan dengan cara dan sarana yang menghasilkan pertambahan harta, yaitu produksi, pertanian, perdagangan, imdustri dan investasi uang pada sektir jasa. • Penggunaan harta(infaq al-mal) yaitu, pemanfaatan harta dengan atau tanpa manfaat material yang diperoleh. Islam mendorong umatnya untuk menggunakan hartanya tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kepentingan sosial dan fi sabilillah. ANY QUESTION?