Islam
Oleh
Evi Sopiah
Pengertian Harta
Secara etimologi al mal berasal dari
kata mala, jamaknya amwal yang
artinya ”condong” dari satu posisi ke
posisi lainnya.
Al mal diartikan sebagai segala sesuatu
yang menyenangkan manusia dan
mereka pelihara, baik dalam bentuk
materi maupun manfaat.
Secara terminologi definisi al-mal terdapat beberapa
pendapat:
1. Ulama Hanafiyah:
“Segala yang diminati manusia dan dapat dihadirkan ketika
diperlukan, atau segala sesuatu yang dimiliki, dapat
disimpan sampai batas waktu yg dibutuhkan.
2. Jumhur Ulama:
“Segala sesuatu yang memiiki nilai, dan dikenakan ganti
rugi bagi orang yang merusak atau melenyapkannya.
3. Mustafa Ahmad al-Zarqa:
“ Harta adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai materi
dikalangan masyrakat”.
Unsur Harta:
1. Bersifat materi/manfaat
2. Dapat dimiliki
3. Dapat dimanfaatkan
4. uruf (adat kebiasaan)
memandangnya sebagai harta.
Kedudukan dan Fungsi Harta
Kesempurnaan ibadah mahzhah
Memelihara dan meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kpd Allah,sebagai kefakiran mendekatkan
kepada kekufuran.
Meneruskan estafeta kehidupan, agar tidak
meninggalkan generasi lemah (QS. An-Nisa :9)
Menyelaraskan kehidupn dunia dan akhirat
Bekal mencari ilmu
Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyakat, seperti
org kaya yg memberikan pekerjaan bagi org miskin
Anjuran untuk memiliki harta:
Para Nabi berusaha sendiri untuk bekal Hidup
-Nabi Nuh as, membuat kapal ( Qs. Hud: 36-37)
-Nabi Musa as, menggembalakan domba
-Nabi Muhammad SAW, berniaga
2. Anjuran memanfaatkan dan memakan rizki Allah
SWT. (Al-Mulk: 15)
3. Perintah menunaikan zakat
Pembagian harta dan akibat hukumnya:
Dari segi ●
Harta Mutaqawwim
kebolehan
menurut Syara
●
Harta Ghair Mutaqawwim
Dari segi ●
Harta Aqar /tetap
jenisnya ●
HartaManqul/bergerak
Dari segi ●
Harta al-isti’mali
menfaatnya ●
Harta al-istihlaki
Dari segi ada atau ●
Harta al-mitsli
tidaknya yang
sejenis dipasaran
●
Harta al-qimi
Dari segi ●
●
Harta al-mamluk
Harta al-mahjur
Statusnya ●
Harta al mubah
Ahliyah
Wujub A’da
Ahliyah secara etimologi berarti kecakapan menangani urusan
Ahiyah secara terminologi, sifat yang dimiliki seseorang yang
dapat dijadikan ukuran menurut syar’i (Allah swt), untuk
menentukan apakah seseorang telah cakap dikenai tuntutan
(taklif)
Apabila seseorang telah ahliyah maka dianggap sah untuk
melakukan tindakan hukum, seperti transaksi yang bersifat
pemindahan hak milik kepada orang lain, atau yang bersifat
menerima hak orang lain, juga cakap menerima
tanggungjawab seperti nikah dan menjadi saksi.
Kecakapan datang kepada seseorang secara bertahap, sesuai
perkembangan jasmani dan akalnya.
Ahliyatul ada’ adalah kecakapan tindakan hukum
seseorang yang telah dianggap sempurna untuk
mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, baik
yang sifatnya positif atau negatif.
Ukurannya adalah : Baligh dan Berakal, sesuai
dengan firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 4 yang
artinya:
“ Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup
umur untuk kawin. Kemudian jika menurut
pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara
harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-
hartanya.
Ahliyatul wujub : kecakapan seseorang dalam menerima
sesuatu yang menjadi haknya, namun belum cukup dibebani
kewajiban.
Contohnya:
-cakap untuk menerima hibah
-bila hartanya dirusak cakap untuk menerima ganti rugi
Ukuran menentukan ahliyatul wujub adalah sifat
kemanusiaannya yg tdk dibatasi oleh umur, baligh atau
mumayyiz, cerdas atau dungu, janini atau bayi, sakit atau
sehat.
Yang jelas setelah seseorang lahir maka ia memiliki sifat ini dan
kan hilang apabila nyawa orang tersebut mati (wafat)
Yang berhak menjadi pemilik adalah
setiap orang yang dilahirkan kedunia
ini walaupun sesaat, namun syarat
seseorang dianggap mampu mengelola
(mentasharufkan) hartanya adalah
hanya yang akil baligh, yaitu
kecakapan yang menunjukkan
kemampuaannya dalam bertindak.
Orang yang dilarang Syara u mengelola
hartanya:
1. Gila
2. Mabuk
3.Tidur
4.Pingsan
5. Pemboros
6. Dungu
7. Utang
Mereka dilarang karena dikhawatirkan tidak mampu menjaga
kemaslahatan hartanya.
Semua tindakan hukum atasnya dinyatakan tidak sah demi
menjaga kemaslahatan diri dan hartanya.
Berhak Tidak Baerhak Tidak
memiliki berhak bertindak berhak
memiliki hukum bertindak
hukum
Anak * *
kecil,
orang gila
dll
Akil * *
baligh,
cerdas,
cakap
Wasi, * *
wakil
Sebab2 pemilikan
Bekerja (ihyaul mawat, menggali bumi, makelar,
berburu, mudharabah, musaqah, ijarah, jualbeli)
Peninggalan seseorang/waris
Hasil atau buah dari harta
Kebutuhan akan harta untuk menyambung hidup
Pemberian negara
Macam-macam milik:
1. Milik Sempurna
●
Cirinya:
●
Tdk dibatasi waktu
●
Pemilik bebas melakukan tindakan
●
Milik atas bendanya saja
●
Milik atas manfaatnya saja
●
Hak mengambil manfaat benda dlm sifat kebendaannya saja disebut hak2 kebendaan.
Allah
Mustakhlif