Anda di halaman 1dari 8

Penyelesaian Sengketa Alternatif

( ADR )

NAMA : CHOMSIANA HELENA A.S


KELAS : D/6
NPM : 19110110652
 Definisi ADR ( Alternatif Dispute Resolution ) merupakan konsep
penyelesaian konflik atau sengketa diluar pengadilan secara
kooperatif yang diaarahkan pada suatu kesepakataan atau solusi
terhadap suatu konflik atau sengketa yang besifat “ menang-menang.
Bentuk-bentuk ADR
 Konsultasi
 Negoisasi
 Konsiliasi
 Mediasi
 Arbitrase
Kesepakatan Penyelesaian
Sengketa Melalui Arbitrase
 Kesepakatan penyelesaian sengketa melalui arbitrase kedua
belah pihak harus menyelesaikan sengketa melalui arbitrase
terlebih dahulu. Perjanjian penyelesaian sengketa melalui
arbitrase mengikuti ketentuan keabsahan perjanjian dalam
pasal 1320 KUH Perdata.
Pendaftaran dan Permohonan
Arbitrase
 Menurut pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 (tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian Sengketa
/ UU Arbitrase), permohonan arbitrase diajukan secara
tertulis dan memuat informasi yang lengkap, seperti nama
pemohon termohon. Dan alamat tentukan klausul arbitrase
yang berlaku untuk perjanjian; perjanjian sengketa; dasar
klaim; permintaan (jika ada); metode penyelesaian sengketa
yang diperlukan: dan kirimkan jumlah arbitor yang
diperlukan.
Penunjukan Arbitor

 Terkait ayat pertama dan kedua pasal 8 UU Arbitrase


penggugat dan tergugat dapat mencapai kesepakatan melalui
arbitor. Perjanjian ini termasuk dalam permintaan arbitrase
yang diajukan oleh penggugat dan tanggapan tergugat.
Berdasarkan persetujuan para pihak forum orbitrase hanya
dapat dipimpin oleh satu orbiter atau panel ahli. Jika para
pihak tidak mencapai kesepakatan dalam 14 hari, ketua
pengadilan dapat menunjuk seorang orbiter. Kesepakatan
tersebut mengikat kedua belah pihak.
Tanggapan Termohon dan
Tuntutan Balik ( Rekanvensi )
 Setelah mengajukan pendaftaran, pengurus Badan komisi
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) akan mememriksa
dan memutuskan apakah BANI memang berhak meninjau
sengketa tersebut. Selain itu sekretariat BANI akan
menyiapkan salinan permohonan atbitrase penggugat dan
dokumen pelengkap lainnya untuk diserahkan kepada
tergugat. Waktu respon responden adalah 10 hari yang dapat
dperpanjang menjadi 14 hari. Melalui tindakan ini, tergugat
dapat melamarkan data dan bukti lain terkait perkara yang
diselenggarakan untuk mengajukan gugatan balik atau
pertemuan kembali klaim tersebut dapat dimasukan dalan
tanggapan responden.
Sidang Pemeriksaan

 Selam proses peninjauan arbitrase, dilakukan sesuai dengan


hukum. Pengaturan ini meliputi: ujian privat harus
dilakukan dalam bahasa indonesia, harus dilakukan dalam
bentuk tertulis, dan para pihak harus didengar. Keputusan
akhir harus dinuat dalam waktu 30 hari setelah hari
persidangan berakhir.

Anda mungkin juga menyukai