Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase
Dosen Pengampu : Nuswardhani
Disusun Oleh :
Wahyu DP
(C100110150)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
salinan tuntutan agar memberikan jawaban atas tuntutan tersebut dengan jangka
waktu 14 ( empat belas ) hari setelah surat tuntutan tersebut diterima termohon
b. Setelah diterima surat jawaban dari termohon, salinan jawaban tersebut diberikan
kepada pemohon
c. Bersamaan dengan itu pemohon dan termohon atau kuasa hukumnya
diperintahkan menghadap di muka sidang oleh arbiter atau ketua majelis arbitrase
dengan jangka waktu 14 ( empat belas ) hari setelah surat ini diterima
d. Apabila setelah lewat waktu 14 ( empat belas ) hari termohon tidak
menyampaikan jawabannya, termohon akan dipanggil
e. Dalam jawabannya atau dalam sidang pertama, termohon dapat mengajukan
tuntutan balasan kepada pemohon. Dan pemohon diberi kesempatan untuk
menanggapi
f. Tuntutan balasan diputus oleh arbiter / majelis arbitrase bersama-sama dengan
pokok sengketa
g. Surat tuntutan gugur bila pemohon pada hari yang ditentukan untuk sidang,
dengan alasan yang sah tidak hadir dalam sidang tersebut dan tugas arbiter atau
majelis arbitrase dianggap selesai
h. Bila saat hari yang ditentukan termohon dengan alasan yang sah tidak menghadiri
sidang maka arbiter atau arbitrase memanggil sekali lagi
i. Bila selama 10 ( sepuluh ) hari setelah panggilan kedua termohon tidak hadir
dengan alasan yang sah, maka tuntutan pemohon dikabulkan seluruhnya, kecuali
jika tuntutan tidak beralasan dan tidak berdasarkan hukum
j. Bila para pihak yang bersengketa datang memenuhi panggilan arbiter / majelis
arbitrase dan isinya harus ditaati oleh para pihak yang bersengketa
k. Bila usaha perdamaian gagal, maka pemeriksaan pokok sengketa dilanjutkan
l. Para pihak yang bersengketa diberi kesempatan terakhir kali untuk memberi
penjelasan tertulis serta mengajukan bukti guna meneguhkan pendiriannya dalam
jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau majelis arbitrase
m. Pemohon dapat mencabut surat permohonan, sebelum adanya jawaban dari
termohon untuk menyelesaikan sengketa
sengketa
g. Pendapat tiap-tiap arbiter dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam majelis
arbitrase
h. Amar putusan
i. Tempat dan tanggal putusan dan tanda tangan arbiter atau majelis arbitrase
j. Tidak ditandatanganinya putusan arbitrase dikarenakan meninggalnya arbiter,
tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya putusan
k. Dicantumkan dalam putusan, alasan mengapa tidak adanya tanda tangan
l. Jangka waktu putusan yang harus dilaksanakan, dicantumkan dalam putusan
m. Bila pemeriksaan sengketa selesai, maka pemeriksaan ditutup, dan ditetapkan hari
sidang untuk mengucapkan putusan arbitrase
n. Pengambilan putusan oleh arbiter atau majelis arbitrase berdasarkan ketentuan
hukum
o. Para pihak berhak menentukan pilihan hukum yang akan berlaku terhadap
penyelesaian sengketa yang mungkin atau telah timbul antara para pihak
p. Putusan diucapkan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari setelah pemeriksaan ditutup
q. Para pihak dapat memohon kepada arbiter atau majelis arbitrase untuk mengoreksi
terhadap kekeliuran administrative dan atau mengurangi suatu tuntutan putusan
setelah putusan diterima dalam 14 ( empat belas ) hari
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE
Putusan Arbitrase Internasional hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah
hukum
Republik Indonesia, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di
suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara
bilateral maupun multilateral, mengenai pengakuan dan pelaksanaan Putusan
Arbitrase Internasional;
b. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a terbatas
pada putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang
lingkup hukum perdagangan;
c. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a hanya dapat
dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan
ketertiban umum;
d. Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan
e. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang
menyangkut Negara Republik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa,
hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuatur dari Mahkamah Agung
Republik Indonesia yang selanjutnya dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri
Jakarta.