Anda di halaman 1dari 5

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA

Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase
Dosen Pengampu : Nuswardhani
Disusun Oleh :
Wahyu DP

(C100110150)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA


Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat
dalam perjanjian arbitrase.
1. Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah
sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu
perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihak.
2. Dalam hal para pihak tidak dapat menandatangani perjanjian tertulis sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk akta
notaris.
3. Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memuat :
a. Masalah yang dipersengketakan
b. Nama lengkap dan tempat tinggal para pihak
c. Nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase
d. Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan
e. Nama lengkap sekretaris
f. Jangka waktu penyelesaian sengketa
g. Pernyataan kesediaan dari arbiter dan
h. Pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala
biaya yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
PROSES PENYAMPAIAN SURAT SENGKETA :
1. Pemohon harus menyampaikan surat tuntutannya kepada arbiter atau majelis
arbitrase, sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau Majelis
Arbitrase
2. Surat Tuntutan tersebut harus sekurang-kurangnya :
a. Nama Lengkap, tempat tinggal, dan tempat kedudukan para pihak
b. Uraian singkat, tentang sengketa disertai dengan lampiran bukti-bukti
c. Isi tuntutan harus jelas
PROSES PEMERIKSAAN PERKARA SAMPAI PENYAMPAIAN PUTUSAN :
1. Pemeriksaan Perkara :
a. Setelah menerima surat tuntutan dari pemohon, Arbiter atau Majelis Arbitrase
segera memberitahukan dan memerintahkan kepada termohon dalam bentuk

salinan tuntutan agar memberikan jawaban atas tuntutan tersebut dengan jangka
waktu 14 ( empat belas ) hari setelah surat tuntutan tersebut diterima termohon
b. Setelah diterima surat jawaban dari termohon, salinan jawaban tersebut diberikan
kepada pemohon
c. Bersamaan dengan itu pemohon dan termohon atau kuasa hukumnya
diperintahkan menghadap di muka sidang oleh arbiter atau ketua majelis arbitrase
dengan jangka waktu 14 ( empat belas ) hari setelah surat ini diterima
d. Apabila setelah lewat waktu 14 ( empat belas ) hari termohon tidak
menyampaikan jawabannya, termohon akan dipanggil
e. Dalam jawabannya atau dalam sidang pertama, termohon dapat mengajukan
tuntutan balasan kepada pemohon. Dan pemohon diberi kesempatan untuk
menanggapi
f. Tuntutan balasan diputus oleh arbiter / majelis arbitrase bersama-sama dengan
pokok sengketa
g. Surat tuntutan gugur bila pemohon pada hari yang ditentukan untuk sidang,
dengan alasan yang sah tidak hadir dalam sidang tersebut dan tugas arbiter atau
majelis arbitrase dianggap selesai
h. Bila saat hari yang ditentukan termohon dengan alasan yang sah tidak menghadiri
sidang maka arbiter atau arbitrase memanggil sekali lagi
i. Bila selama 10 ( sepuluh ) hari setelah panggilan kedua termohon tidak hadir
dengan alasan yang sah, maka tuntutan pemohon dikabulkan seluruhnya, kecuali
jika tuntutan tidak beralasan dan tidak berdasarkan hukum
j. Bila para pihak yang bersengketa datang memenuhi panggilan arbiter / majelis
arbitrase dan isinya harus ditaati oleh para pihak yang bersengketa
k. Bila usaha perdamaian gagal, maka pemeriksaan pokok sengketa dilanjutkan
l. Para pihak yang bersengketa diberi kesempatan terakhir kali untuk memberi
penjelasan tertulis serta mengajukan bukti guna meneguhkan pendiriannya dalam
jangka waktu yang ditentukan oleh arbiter atau majelis arbitrase
m. Pemohon dapat mencabut surat permohonan, sebelum adanya jawaban dari
termohon untuk menyelesaikan sengketa

n. Bila telah adanya jawaban termohon, pemohon dapat melakukan perubahan /


penambahan surat tuntutan bila diijinkan oleh termohon dan tidak mengubah
dasar-dasar hukum yang menjadi dasar permohonan
o. Pemeriksaan penyelesaian sengketa harus diselesaikan selama 180 ( seratus
delapan puluh ) hari sejak arbiter atau majelis arbitrase terbentuk
p. Jangka waktu dapat diperpanjang bila ada persetujuan para pihak dan bila
diperlukan
q. Dalam hal para pihak datang menghadap pada hari yang telah ditetapkan, arbiter
atau majelis arbitrase terlebih dahulu mengusahakan perdamaian antara para pihak
yang bersengketa. Dalam hal usaha perdamaian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) tercapai, maka arbiter atau majelis arbitrase membuat suatu akta
perdamaian yang final dan mengikat para pihak dan memerintahkan para pihak
untuk memenuhi ketentuan perdamaian tersebut.
2. Penyampaian Putusan
Putusan memuat Arbitrase harus memuat :
a. Kepala putusan yang berbunyi DEMI KEADILAN BERDASARKAN
b.
c.
d.
e.
f.

KETUHANAN YANG MAHA ESA


Nama lengkap dan alamat para pihak
Uraian singkat sengketa
Pendirian para pihak
Nama lengkap dan alamat arbiter
Pertimbangan dan kesimpulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai keseluruhan

sengketa
g. Pendapat tiap-tiap arbiter dalam hal terdapat perbedaan pendapat dalam majelis
arbitrase
h. Amar putusan
i. Tempat dan tanggal putusan dan tanda tangan arbiter atau majelis arbitrase
j. Tidak ditandatanganinya putusan arbitrase dikarenakan meninggalnya arbiter,
tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya putusan
k. Dicantumkan dalam putusan, alasan mengapa tidak adanya tanda tangan
l. Jangka waktu putusan yang harus dilaksanakan, dicantumkan dalam putusan
m. Bila pemeriksaan sengketa selesai, maka pemeriksaan ditutup, dan ditetapkan hari
sidang untuk mengucapkan putusan arbitrase
n. Pengambilan putusan oleh arbiter atau majelis arbitrase berdasarkan ketentuan
hukum

o. Para pihak berhak menentukan pilihan hukum yang akan berlaku terhadap
penyelesaian sengketa yang mungkin atau telah timbul antara para pihak
p. Putusan diucapkan paling lama 30 ( tiga puluh ) hari setelah pemeriksaan ditutup
q. Para pihak dapat memohon kepada arbiter atau majelis arbitrase untuk mengoreksi
terhadap kekeliuran administrative dan atau mengurangi suatu tuntutan putusan
setelah putusan diterima dalam 14 ( empat belas ) hari
PELAKSANAAN PUTUSAN ARBITRASE
Putusan Arbitrase Internasional hanya diakui serta dapat dilaksanakan di wilayah
hukum
Republik Indonesia, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di
suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik secara
bilateral maupun multilateral, mengenai pengakuan dan pelaksanaan Putusan
Arbitrase Internasional;
b. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a terbatas
pada putusan yang menurut ketentuan hukum Indonesia termasuk dalam ruang
lingkup hukum perdagangan;
c. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a hanya dapat
dilaksanakan di Indonesia terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan
ketertiban umum;
d. Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; dan
e. Putusan Arbitrase Internasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang
menyangkut Negara Republik Indonesia sebagai salah satu pihak dalam sengketa,
hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh eksekuatur dari Mahkamah Agung
Republik Indonesia yang selanjutnya dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai