Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD ARIF

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030068374

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4409 / ARBITRASE, MEDIASI DAN NEGOSIASI

Kode/Nama UPBJJ : 48/PALANGKARAYA

Masa Ujian : 2020/21.1(2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan bagaimana proses mediasi dalam praktek penyelesaian sengketa serta bagaimana
agar hasil kesepakatan perdamaian dari mediasi memiliki kekuatan eksekutorial secara
hukum !

Dalam proses mediasi pihak- pihak yang bersengekta dipertemukan dan bernegosiasi
dengan melibatkan pihak ketiga ( mediator ) dengan tujuan membantu tercapainya
penyelesaian yang bersifat kompromistis. Para pihak yang bersengketa juga mempunyai
kecenderungan untuk menerima kesepakatan yang tercapai karena kesepakatan tersebut
dibuat sendiri oleh para pihak bersama-sama dengan mediator. Dengan demikian, para
pihak yang bersengketa merasa memiliki putusan mediasi yang telah tercapai dan
cenderung akan melaksanakan hasil kesepakatan dengan baik. Putusan mediasi juga
dapat digunakan sebagai dasar bagi para pihak yang bersengketa untuk melakukan
perundingan-perundingan ataupun negosiasi diantara mereka sendiri jika suatu saat
dibutuhkan bila timbul sengketa yang lain diantara para pihak yang bersengketa tanpa
perlu melibatkan mediator, dimana bentuk penyelesaian sengketa nya dapat berbentuk
formal dan informal.
Hasil mediasi yang mengahsilkan kesepakatan harus dibuat secara tertulis yang dapat
dibuatkan akta perdamaiannya oleh Ketua Pengadilan negeri setempat sehingga memiliki
kekuatan eksekutorial yang sama dengan kekuatan hukum putusan pengadilan.

2. Berdasarkan kasus diatas, bagaimana pengaturan dan tahap mediasi di pengadilan serta
apa perbedaannya dengan proses mediasi di luar pengadilan, jelaskan !

Tahap mediasi di pengadilan :

A. Proses Pra Mediasi

1. para pihak dalam hal ini penggugat mengajukan gugatan dan mendaftarkan
perkara
2. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk majelis hakim
3. Pada hari pertama sidang majelis hakim wajib mengupayakan perdamaian kepada
para pihak melalui proses mediasi.
4. Para pihak dapat memilih mediator hakim atau non hakim yang telah memiliki
sertifikat sebagai mediator
5. Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak menunjuk
mediator yang disepakati, masing-masing pihak dapat menyerahkan resume
perkara kepada satu sama lain dan kepada mediator
6. Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja setelah para pihak gagal memilih
mediator, masing-masing pihak dapat menyerahkan resume perkara kepada hakim
mediator yang ditunjuk
B. Proses Mediasi

1. Proses Mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja sejak
mediator dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua majelis hakim
2. Atas dasar kesepakatan para pihak, jangka waktu mediasi dapat diperpanjang
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak proses Mediasi berakhir
3. Mediator wajib menentukan jadwal pertemuan untuk penyelesaian proses mediasi
4. Pemanggilan saksi ahli dimungkinkan atas persetujuan para pihak, dimana semua
biaya jasa ahli itu ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan
5. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali
kepentingan para pihak dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik
6. Apabila diperlukan, kaukus atau pertemuan antara mediator dengan salah satu
pihak tanpa kehadiran pihak lainnya, dapat dilakukan

C. Proses Akhir Mediasi

1. Jangka waktu proses mediasi di dalam pengadilan, sepakat atau tidak sepakat,
adalah 22 hari, sedangkan untuk mediasi di luar pengadilan jangka waktunya 30
hari
2. Jika mediasi menghasilkan kesepakatan, para pihak wajib merumuskan secara
tertulis kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani kedua pihak, dimana hakim
dapat mengukuhkannya sebagai sebuah akta perdamaian
3. Apabila tidak tercapai suatu kesepakatan, hakim melanjutkan pemerikasaan
perkara sesuai dengan ketentuan Hukum Acara yang berlaku

Perbedaan mediasi didalam dan diluar pengadilan :


Hasil mediasi diluar pengadilan belum memiliki kekuatan hukum yang pasti sebagaimana
layaknya putusan kesepakatan perdamaian hasil mediasi didalam pengadilan yang dapat
langsung ditingkatkan statusnya menjadi akta perdamaian. Hasil mediasi diluar
pengadilan baru memperoleh kedudukan sebagai akta perdamaian yang memiliki
kekuatan eksekutorial setelah para pihak dengan bantuan mediator mengajukan gugatan
perdamaian melalui Pengadilan Negeri.

3. Selain mediasi sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa, dikenal pula
penyelesaian sengketa melalui negosiasi, jelaskan bagaimana tahapan negosiasi dan
upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh negosiator dalam menyelesaikan sengketa !
1. Tahapan Negosiasi :
A. Penentuan tempat,lokasi,waktu pertemuan, skala waktu pertemuan,dan siapa saja
yang harusmengahdiri pertemuan tersebut.
B. Melaksanakan diskusi dimana para pihak yang bertikai dapat
bertanya,mendengarkan dan mengklarifikasi permasalahan
C. Mengklarifikasi tujuan,kepentingan pihak yang berselisih sehingga tidak ada
kesalahpahaman yang akan menyebabkan masalah dan hambatan untuk mencapai
hasil yang menguntungkan kedua belah pihak.
D. Negotiate toward win win solution
Tahap ini memungkinkan untuk para pihak yang berselisih untuk mendapatkan
hasil dimana para pihak merasa telah memperoleh sesuatu.
E. Membuat perjanjian / kesepakatan
Kesepakatan dapat dicapai setelah pemahaman tentang sudut pandang dan
kepentingan kedua belah pihak telah dipertimbangkan.Sangat penting bagi setiap
orang yang terlibat untuk tetap berpikiran terbuka untuk mencapai solusi yang
dapat diterima oleh mereka yang memiliki perbedaan.Kesepakatan apa pun harus
dibuat sedemikian jelas sehingga kedua belah pihak tahu apa yang telah
diputuskan
F. Melaksanakan tindakan hasil dari perjanjian.

2. Upaya Upaya negosiator dalam penyelesaian sengketa :

1. Membuat target pencapaian negosiasi. Tentu seseorang yang melakukan


negosiasi memiliki target dan goal yang ingin dicapai dalam negosiasi tersebut.
2. Melakukan riset yang komprehensif. Pengetahuan yang luas dapat digunakan
sebagai landasan pendapat dalam sebuah diskusi negosiasi.
3. Fokus tujuan utama negosiasi. Harus ada batasan dalam bahasan topik yang
ingin dibahas. Jangan sampai hal yang dibahas menjadi tidak menentu dan
berkembang hingga keluar dari topik utama yang ingin dibahas.
4. Bersikap adil dengan pendapat pihak lain. Bersikap sangat kaku dan
mengunggulkan pendapat pribadi dapat membuat lawan bicara menjadi tidak
nyaman. Dan hal ini dapat berakibat negosiasi berjalan tidak lancar.
5. Menyiapkan alternatif win-win solutions. Apabila negosiasi sudah berjalan
cukup lama namun belum menemukan kesepakatan, maka Anda dapat
menawarkan kesepakatan lain yang juga dapat menguntungkan kedua belah
pihak.

Anda mungkin juga menyukai