Anda di halaman 1dari 23

ARBITRASE & ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

UNDANG-UNDANG NO.30 TAHUN 1999

Kelompok 4

• Ali Muslimin 190111100245 • Della Septi Pratiwi 190111100251
• Moh Nayu 190111100248 • Ika Aprilia Untsanati 190111100252
• Anggi Syahbani 190111100249 • Musyrifatul Jannah 190111100254
• Sevia Ari Elviana 190111100250 • Teddi Budi Narendra 190111100253
I
1 APS adalah suatu lembaga penyelesaian sengketa atau

Pengertian : beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para


pihak, yakni penyelesaian diluar pengadilan dengan cara
1. Alternatif
konsultasi,negosiasi,mediasi,konsiliasi,atau penilaian ahli.
Penyelesaian Sengketa
2. Arbitrase 2 Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa diluar
pengadilan umum yang didasarkan pada surat
perjanjian yang disepakati para pihak.
II Mekanisme APS

• APS diselesaikan dalam pertemuan langsung para pihak yang bersengketa dalam waktu paling lama 14
hari dan hasilnya dituangkan dalam kesepakatan tertulis. Apabila belum menemukan titik tengah maka
sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan pihak ketiga (seseorang, penasehat ahli,
atau seorang mediator).
• Kemudian jika dengan bantuan pihak ketiga juga tidak berhasil mencapai kata sepakat, maka para
pihak dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa
untuk menunjuk seorang mediator
• Mediasi harus sudah dapat dimulai dalam waktu paling lama 7 hari setelah menentukan mediator oleh
lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian dan harus selesai dalam waktu paling lama 30
hari (kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak yang terkait).
Mekanisme APS

• Kesepakatan penyelesaian sengketa yang tertulis merupakan final dan mengikat para pihak
serta wajib didaftarkan di pengadilan negeri dalam waktu paling lama 30 hari sejak
penandatanganan dan wajib selesai dilaksanakan dalam waktu paling lambat 30 hari sejak
pendaftaran.

• Setelah semua mekanisme penyelesaian sengketa alternatif dilaksanakan namun tetap tidak
tercapai kata sepakat maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat
mengajukan usaha penyelesaian melalui lembaga arbitrase atau arbitrase ad hoc
Syarat Arbitrase :
III
• Para pihak dapat memilih sengkta diselesaikan melalui arbitrase dan permohonan
penyelesaian sengketa melalui arbitrase harus memberitahukan dengan surat
tercatat bahwa syarat arbitrase yang dilakukan oleh pemohon/termohon berlaku.
1. Syarat Arbitrase • Surat pemberitahuan memuat hal-hal berikut: Nama dan alamat para pihak;
2. Syarat
Perjanjian arbitrase yang berlaku; Masalah yang menjadi sengketa; Dasar tuntutan
Pengangkatan Arbiter
atau jumlah yang dituntut jika ada; Cara penyelesaian yang dikehendaki; Jumlah
3. Hak Ingkar
arbiter yang dikehendaki
• Jika para pihak menghendaki penyelesaian melalui arbitrase maka dibuat dalam
perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihak.
• Perjanjian harus memuat hal-hal sebagai berikut: Masalah yang dipersengketakan;
Nama lengkap dan alamat para pihak; Nama lengkap dan alamat arbiter/majelis
arbitrase; Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan; Nama
lengkap sekretaris; Jangka waktu penyelesaian sengketa; Pernyataan para pihak
tentang kesediaan menanggung segala biaya yang diperlukan untuk penyelesaian
sengketa melalui arbitrase, Jika tidak termuat maka dapat batal demi hukum.
III
Syarat pengangkatan Arbiter :
• Cakap melakukan tindakan hukum
• Umur arbiter minimal 35 tahun
1. Syarat Arbitrase • Tidak mempunyai hubungan keluarga/pekerjaa dengan pihak yang bersengketa
2. Syarat • Tidak mempunyai kepentingan lain atas putusan arbitrase
Penangkatan Arbiter • Menguasai serta memiliki pengalaman minimal 15 tahun dibidangnya

A B
3. Hak Ingkar • Hakim,jaksa, panitera serta pejabat pengadilan lainnya tidak dapat diangkat

C D
III
Hak Ingkar

• Arbiter dapat diajukan tuntutan ingkar apabila terdapat cukup alasan dan cukup bukti
1. Syarat Arbitrase
otentik (terbukti adanya hubungan kekeluargaan, keuangan atau pekerjaan dengan salah sa
2. Syarat
pihak atau kuasanya) yang menimbulkan keraguan bahwa arbiter akan melakukan tugasn
Penangkatan Arbiter
tidak secara bebas dan akan berpihak dalam mengambil putusan maka tuntutan ingkar har
3. Hak Ingkar
diajukan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak diketahuinya hal tersebut. H
ingkar terhadap arbiter diajukan kepada PN, arbiter /majelis arbitrase yang bersangkutan.
•Tuntutan ingkar diajukan secara tertulis kepada pihak lain/ pihak arbiter deng
menyebutkan alasan tuntutannya dan jika disetujui oleh pihak lain, arbiter yang bersangkut
harus mengundurkan diri dan seorang arbiter pengganti akan ditunjuk. Tetapi jika tid
disetujui oleh pihak lain dan arbiter tidak bersedia mengundurkan diri, pihak ya
berkepentingan dapat mengajukan tuntutan kepada Ketua PN tapi jika PN menolak tuntut
ingkar, arbiter melanjutkan tugasnya
IV ACARA YANG BERLAKU DIHADAPAN MAJELIS ARBITRASE
Acara Arbitrase , Saksi dan Saksi Ahli

Acara Arbitrase
• Pemeriksaan sengketa oleh arbiter / majelis arbitrase dilakukan secara tertutup dan proses arbitrase
menggunakan bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihak
menggunakan bahasa lain. Para pihak yang bersengketa mempunyai hak yang sama mengemukakan pendapat
dengan dapat diwakili oleh kuasanya dengan surat kuasa khusus.
• Pihak ketiga di luar perjanjian arbitrase dapat menggabungkan diri dalam proses arbitrase, apabila terdapat
unsur kepentingan yang terkait dan disepakati oleh para pihak serta disetujui oleh arbiter / majelis
arbitrase.
• Para pihak bebas untuk menentukan acara arbitrase yang digunakan dalam pemeriksaan sengketa dengan ada
kesepakatan mengenai waktu dan tempat diselenggarakan arbitrase, tetapi jika tidak ditentukan maka
arbiter atau majelis arbitrase yang akan menentukan acara arbitrase keseluruhannya.
Acara Arbitrase

• Atas permohonan salah satu pihak, arbiter atau majelis arbitrase dapat mengambil putusan provisionil atau
putusan sela untuk mengatur ketertiban jalannya pemeriksaan sengketa, menetapkan sita jaminan,
memerintahkan penitipan barang, dan menjual barang rusak.
• Arbiter atau majelis arbitrase berwenang untuk memperpanjang jangka waktu tugasnya, dengan ketentuan:
-diajukan permohonan oleh salah satu pihak mengenai hal khusus tertentu
-sebagai akibat dari ditetapkannya putusan provisionil/putusan sela
- dianggap perlu untuk kepentingan pemeriksaan
• Proses arbitrase dapat menggunakan lembaga arbitrase nasional/internasional sesuai kesepakatan dan
bentuk pemeriksaan dilakukan secara tertulis, kecuali disepakati dilakukan secara lisan.
• Arbiter dapat mendengarkan keterangan saksi/saksi ahli atau mengadakan pertemuan diluar tempat
arbitrase dilakukan dan Pemeriksaan tersebut diselenggarakan menurut ketentuan hukum acara perdata.
Selain itu Arbiter dapat mengadakan pemeriksaan atas barang yang dipersengketakan dan jika perlu para
pihak akan dipanggil agar dapat hadir dalam pemeriksaan
Acara Arbitrase

Mekanisme penyampaian surat tuntutan dan jawaban:

• Pemohon menyampaikan surat tuntutan kepada arbiter dalam waktu yang telah ditentukan, yang memuat:
- Nama lengkap, tempat tinggal atau tempat kedudukan para pihak
- Uraian singkat tentang sengketa disertai lampiran bukti dan isi tuntutan.
• Setelah menerima tuntutan dari pemohon, arbiter menyampaikan salinan kepada termohon
disertai perintah bahwa termohon harus menanggapi secara tertulis paling lama 14 hari sejak
diterimanya salinan tuntutan tersebut.
• Setelah diterimanya jawaban dari termohon, salinan tersebut diserahkan kepada pemohon
disertai perintah agar para pihak dan kuasanya menghadap di muka sidang arbitrase paling
lama 14 hari terhitung dikeluarkannya perintah itu.
• Apabila setelah 14 hari termohon tidak menyampaikan jawabannya, termohon akan dipanggil sesuai
ketentuan diatas.
Acara Arbitrase
Mekanisme penyampaian surat tuntutan dan jawaban:
• Dalam jawaban atau pada sidang pertama, termohon dapat mengajukan tuntutan balasan dan pemohon dapat
menanggapi. Tuntutan balasan diperiksa dan diputus oleh arbiter bersama pokok sengketa.
• Pada hari sidang pemohon tidak datang tanpa alasan yang sah, maka surat tuntutan dinyatakan gugur dan

tugas arbiter dianggap selesai, sedangkan termohon tidak hadir tanpa alasan, maka arbiter memanggil lagi.
jika dalam 10 hari termohon tidak datang maka tuntutan pemohon dikabulkan seluruhnya kecuali tuntutan
tidak beralasan
• Jika para pihak datang di persidangan, arbiter mengusahakan perdamaian dan jika tercapai dibuat akta
perdamaian final dan mengikat dan para pihak wajib memenuhi perdamaian tersebut. Jika perdamaian tidak
tercapai, maka pemeriksaan pokok dilanjutkan. Para pihak dapat menjelaskan secara tertulis pendiriannya
serta mengajukan bukti dalam waktu yang telah ditetapkan arbiter.
• Sebelum ada jawaban termohon, pemohon dapat mencabut surat permohonan untuk menyelesaikan sengketa
melalui arbitrase. Namun jika sudah ada jawaban, perubahan surat tuntutan hanya diperbolehkan atas
persetujuan.
• Pemeriksaan diselesaikan paling lama 180 hari sejak arbiter terbentuk.
IV. ACARA YANG BERLAKU DIHADAPAN MAJELIS ARBITRASE
Acara Arbitrase , Saksi dan Saksi Ahli

Saksi dan Saksi Ahli


■ Atas permintaan arbiter/para pihak, saksi/saksi ahli dapat dipanggil untuk didengar keterangannya. Biaya
pemanggilan dibebankan ke pihak yang meminta. Dan sebelum memberikan keterangan para saksi wajib
disumpah.
■ Arbiter dapat meminta saksi ahli memberikan keterangan tertulis yang berhubungan dengan pokok
perkara.
■ Para pihak wajib memberikan keterangan yang diperlukan para saksi ahli.
■ Setelah itu arbiter akan meneruskan salinan keterangan ahli kepada para pihak agar dapat ditanggapi
secara tertulis.
■ Apabila ada yang kurang jelas terkait keterangan ahli, arbiter dapat memerintah saksi ahli hadir di sidang
untuk menjelaskannya.
■ Kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang arbitrase dibuat berita acara oleh sekretaris.
V Pendapat dan Putusan Arbitrase

A. Pendapat Arbitrase
• Dalam suatu perjanjian para pihak berhak untuk memohon pendapat yang mengikat dari lembaga arbitrase
atas hubungan hukum dari suatu perjanjian dan pendapat yang mengikat tersebut tidak dapat dilakukan
perlawanan melalui upaya hukum apapun.

B. Putusan Arbitrase
• Putusan Arbitrase harus memuat : kepala putusan yang berbunyi "DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA"; nama lengkap dan alamat parapihak; uraian singkat sengketa; pendirian para
pihak; nama lengkap dan alamat arbiter; pertimbangan dan kesimpulan arbiter atau majelis arbitrase mengenai
keseluruhan sengketa; Amar putusan; tempat dan tanggal putusan; tanda tangan arbiter atau majelis arbitrase.
• Putusan arbitrase yang tidak diberi tanda tangan oleh salah seorang arbiter dengan alasan harus dicantumkan
dalam putusan, maka hal tersebut tidak mempengaruhi kekuatan berlakunya putusan.
• Jangka waktu putusan dilaksanakan ditetapkan dalam putusan
Mekanisme putusan arbitrase :

1. Setelah pemeriksaan sengketa selesai maka pemeriksaan segera ditutup dan ditetapkan hari sidang
untuk mengucapkan putusan arbitrase.
2. Arbiter TITLE
atau majelis arbitrase mengambil keputusan berdasarkan ketentuan hukum,
keadilan dan Addkepatutan,
your words
dan para pihak berhak menentukan pilihan hukum yang berlaku
here,according to
terhadap penyelesaian
your need to sengketa
draw yang mungkin atau telah timbul antara para pihak.
the text box size.
3. Setelah pemeriksaan ditutup, dalam waktu paling lama 30 hari putusan akan diucapkan.
Kemudian dalam jangka waktu paling lama 14 hari setelah putusan diterima para pihak dapat
mengajukan permohonan kepada arbiter atau majelis arbitrase untuk melakukan koreksi
terhadap keseluruhan administratif dan atau menambah atau mengurangi suatu tuntutan
putusan.
VI 1 Arbitrase Nasional
■ Mekanisme Pelaksanan :
• Penyerahan dan pendaftaran lembar asli atau salinan otentik putusan
Pelaksanaan Putusan arbitrase oleh arbiter atau kuasanya kepada panitera pengadilan negeri diberi
waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal putusan diucapkan.
Arbitrase : Apabila hal tersebut tidak dipenuhi maka akibatnya putusan arbitrase tidak
dapat dilaksanakan.
1. Arbitrase Nasional • Penyerahan dan pendaftaran dilakukan dengan pencatatan dan
2. Arbitrase penandatanganan pada bagian akhir atau di pinggir putusan oleh panitera
pengadilan negeri atau arbiter atau
Internasional kuasanya yang menyerahkan, pencatatan tersebut merupakan akta
pendaftaran (semua biaya pembuatan akta pendaftaran dibebankan kepada
para pihak).
• arbiter atau kuasanya wajib menyerahkan putusan dan lembar asli
pengangkatan sebagai arbiter atau salinan otentiknya kepada panitera
pengadilan negeri.
■ Putusan sifatnya final, kekuatan hukum tetap,dan mengikat para pihak.
■ Selain putusan arbitrase secara sukarela ada juga yang dilaksanakan
berdasarkan perintah Ketua PN atas permohonan salah satu pihak yang
bersengketa, mekanisme dari putusan tersebut diantaranya :
a. Perintah Ketua Pengadilan diberikan dalam waktu paling lambat 30 hari setelah permohonan eksekusi
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri.
b. Sebelum memberikan perintah pelaksanaan, Ketua Pengadilan Negeri melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu apakah memenuhi ketentuan :kedua belah pihak setuju penyelesaian melalui arbitrase dimuat dalam
suatu dokumen yang ditandatangani oleh para pihak, jika kesepakatan tersebut terjadi dalam bentuk
pertukaran surat, maka wajib disertai dengan suatu catatan penerimaan oleh para pihak; sengketa di bidang
perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai
sepenuhnya oleh para pihak yang bersengketa; serta tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban
umum.
c. Putusan arbitrase yang tidak memenuhi maka akan ditolak permohonan pelaksanaan eksekusi dan terhadap
keputusan ketua Pengadilan Negeri tersebut tidak terbuka upaya hukum apapun.
■ Perintah Ketua PN ditulis pada lembar asli dari salinan otentik putusan arbitrase yang dikeluarkan, putusan
arbitrase yang telah diberi perintah Ketua Pengadilan Negeri akan dilaksanakan sesuai ketentuan
pelaksanaan putusan dalam perkara perdata yang putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
2 Arbitrase Internasional

■ Yang berwenang menangani arbitrase Internasional adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
■ Putusan Arbitrase diakui dan dilaksanakan di Indonesia dengan syarat-syarat :
• Dijatuhkan oleh arbiter serta adanya ikatan perjanjian dengan negara Indonesia secara bilateral atau
multilateral mengenai pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase Internasional
• Terbatas pada putusan menurut ketentuan hukum Indonesia
• Dilakukan di Indonesia, terbatas pada putusan yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum
• Dilaksanakan di indonesia apabila memperoleh eksekuatur dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
• Menyangkut NRI sebagai salah satu pihak yang dalam sengketa, bisa dilaksanakan apabila memperoleh
eksekuatur dari Mahkamah Agung RI lalu dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
2 Arbitrase Internasional
■ Pelaksanaan putusan Arbitrase Internasional apabila diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter kepada
PN Jakarta Pusat, Penyampaian berkas permohonan pelaksanaan harus harus disertai :
• Lembar asli putusan arbitrase sesuai ketentuan perihal otentifikasi dokumen asing serta naskah dalam
Bahasa Indonesia
• Lembar asli perjanjian sesuai ketentuan otentifikasi dokumen asing beserta naskah dalam bahasa
Indonesia
• Keterangan perwakilan diplomatik Republik Indonesia di Negara tempat putusan Arbitrase Internasional
ditetapkan
■ Putusan Ketua PN Jakarta Pusat yang mengakui dan melaksanakan Putusan Arbitrase Internasional, tidak
dapat diajukan banding atau kasasi, tapi jika menolak maka Pengajuan kasasi dalam waktu paling lama 90
hari setelah diterima oleh MA. Putusan MA tidak dapat diajukan perlawanan.
■ Apabila Ketua PN Jakarta Pusat memberikan eksekusi maka Ketua PN yang secara relatif berwenang
melaksanakannya. Sita eksekusi dilakukan atas harta kekayaan serta barang milik termohon eksekusi.
Cara penyitaan pelaksanaan putusan mengikuti tata cara yang ditentukan dalam Hukum Acara Perdata
VII
Pembatalan Putusan Abitrase

■ Para pihak dapat mengajukan pembatalan apabila putusan mengandung unsur sebagai berikut :
• Dokumen dinyatakan palsu
• Ditemukan dokumen yang disembunyikan oleh pihak lawan
• Hasil tipu muslihat oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa
■ Mekanisme :
• Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus dilakukan secara tertulis dalam waktu paling lama 30
hari, sejak hari penyerahan dan pendaftaran kepada Panitera Pengadilan Negeri
• Permohonan pembatalan putusan arbitrase diajukan kepada ketua PN. Setelah dikabulkan, Ketua PN
menentukan lebih lanjut akibat pembatalan putusan atas permohonan pembatalan ditetapkan oleh Ketua
Pengadilan paling lama 30 hari sejak permohonan diterima
• Dapat mengajukankan permohonan banding ke MA yang memutus dalam tingkat pertama dan terkahir. MA
mempertimbangkan dan memutuskan permohonan banding dalam waktu paling lama 30 hari setelah
permohonan banding diterima oleh MA
VIII Berakhirnya Tugas Arbiter
Tugas arbiter berakhir karena:
a. Putusan mengenai sengketa telah diambil;
b. Jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian arbitrase atau sesudah diperpanjang oleh para
telah lampau;atau
c. Para pihak sepakat untuk menarik kembali penunjukan arbiter.
d.Tuntutan ingkar yang dikabulkan (para pihak dalam waktu 30hari mengangkat arbiter pengganti dan jika
tidak dapat diangkat arbiter pengganti, maka Ketua PN atas permintaan dari pihak yang berkepentingan
akan mengangkat seorang atau lebih arbiter pengganti.
IX Biaya Arbiter

Arbiter menentukan biaya proses arbitrase, meliputi :


a. Honorarium arbiter, sebesar 60%. Para pihak menyetor deposit kepada BAPMI untuk mengantisipasi Biaya-
biaya Pemeriksaan, masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
b. Biaya perjalanan dan biaya lainnya yang dikeluarkan oleh arbiter
c. Biaya saksi dan atau saksi ahli yang diperlukan dalam pemeriksaan sengketa; dan
d. Biaya administrasi, biaya pemeriksaan dan biaya arbiter minimum adalah sebesar Rp 20.000.000
Biaya arbitrase dibebankan kepada pihak yang kalah, kecuali diperjanjikan lain. Jika tuntutan hanya
dikabulkan sebagian, maka biaya dibebankan kepada para pihak secara seimbang.Kemungkinan bahwa pembayaran
dapat dilaksanakan terlebih dahulu baik oleh satu pihak atau oleh para pihak secara bersama-sama dan atas
kesepakatan bersama maupun atas permintaan arbiter.
X Ketentuan Peralihan

Dari Undang-undang ini mengatur mengenai ketentuan peralihan terhadap sengketa yang sudah
diajukan namun belum diproses, sengketa yang sedang dalam proses atau yang sudah diputuskan dan
mempunyai kekuatan hukum tetap
- sengketa yang diajukan kepada arbiter atau lembaga arbitrase tetapi belum dilakukan
pemeriksaan proses penyelesaian berdasarkan undang-undang no 30 tahun 1999
- sengketa perdata yang sudah diperiksa tetapi belum diputuskan, tetap akan diperiksa dan
diputuskan berdasarkan undang-undang yang lama
- sengketa perdata yang sudah diputuskan dan putusannya telah memperoleh kekuatan hukum
yang tetap dan pelaksanaanya dilaksanakan berdasarkan uu no.30 th 1999
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai