a. Apa yang menjadi pokok permasalahan di dalam perkara tersebut? Jelaskan Kasus posisi yang
ada di dalam putusan tersebut.
Jawab
Dalam kasus ini, pengadilan perlu mempertimbangkan landasan hukum tersebut untuk
memutuskan apakah pemilihan arbiter yang tidak memenuhi persyaratan visa yang diatur
dalam UU Imigrasi mengakibatkan wanprestasi dalam proses arbitrase atau apakah
kesepakatan untuk menggunakan BANI harus dihormati dan dilaksanakan.
b.Berikan analisa saudara terhadap pertimbangan putusan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dalam perkara tersebut
Jawab
Berdasarkan konteks yang diberikan, maka alasan yang melatarbelakangi putusan majelis
hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai sengketa yang melibatkan arbiter dan
BANI adalah bahwa para pihak telah bersepakat untuk menggunakan BANI dan peraturannya
untuk menyelesaikan sengketanya, dan karenanya pengadilan tidak memiliki yurisdiksi untuk
mendengar kasus tersebut. Pengadilan juga mencatat bahwa tidak ada pengaturan yang jelas
mengenai penerbitan visa untuk arbiter dalam UU Keimigrasian, sehingga terdakwa tidak
diharuskan untuk mendapatkan visa tersebut. Selain itu, pengadilan menyatakan bahwa
korespondensi antara penggugat dan lembaga pemerintah mengenai masalah tersebut tidak
dapat digunakan sebagai dasar hukum.
c.Apakah karena seorang arbiter ditunjuk oleh salah satu pihak di dalam perkara maka arbiter
tersebut harus memihak ke pihak yang menunjuknya? Jelaskan
Jawab
Konteks yang diberikan tidak langsung menjawab pertanyaan ini. Namun, secara umum,
seorang arbiter diharapkan tidak memihak dan tidak bias terhadap kedua belah pihak yang
bersengketa. Artinya, mereka tidak boleh memihak pihak yang menunjuk mereka atau
memiliki konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka.
Jika seorang arbiter ditemukan bias, hal itu dapat merusak legitimasi proses arbitrase dan
berpotensi menimbulkan tantangan hukum terhadap keputusan tersebut.
d.Apa yang dimaksud dengan hak ingkar dan bagaimana hak ingkar diatur di dalam Undang-
Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa?
Jawab
Hak ingkar diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa pada Pasal 43. Hak ingkar adalah hak yang diberikan kepada pihak
yang bersengketa untuk mengajukan keberatan atas arbiter yang menyelesaikan sengketa
dalam suatu perkara. Dalam Pasal 24 ayat (3) dan (4) UU Arbitrase, diatur bahwa pihak yang
keberatan terhadap penunjukan seorang arbiter yang dilakukan oleh pihak lain harus
mengajukan tuntutan ingkar dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak
pengangkatan. Dalam hal alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dan (2)
diketahui kemudian, tuntutan ingkar harus diajukan dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari sejak diketahuinya hal tersebut.
Soal 2
a.Apa yang menjadi pokok permasalahan di dalam perkara tersebut? Jelaskan kasus posisi yang
ada di dalam putusan tersebut
Jawab
b.Berikan analisa saudara terhadap pertimbangan putusan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dalam perkara tersebut
Jawab
Tentang keputusan pengadilan di Jakarta yang memenangkan Perusahaan Umum (Perum) BULOG
dalam kasus perdata melawan PT. Permata Hijau Sawit, Bulog Oil & Grains Pte.Ltd, dan PT. Bank
Bukopin. Keputusan tersebut diambil setelah memeriksa dokumen kasus dan mendengarkan
argumen dari kedua belah pihak.
Halaman 7 : Halaman tersebut memuat beberapa paragraf yang membahas berbagai topik, antara
lain kewenangan direksi BUMN, proses pengambilan keputusan direksi, dan kebutuhan bagi direksi
untuk mematuhi anggaran dasar perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Halaman 45 : Pokok permasalahan yang dibahas pada halaman 45 adalah faktor-faktor yang dapat
menyebabkan ditangguhkannya pelaksanaan putusan Arbitrase Internasional menurut ketentuan
Pasal 66 huruf c dan Pasal 70 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase.
Halaman 58 : Pokok persoalan yang dibahas pada halaman 58 adalah penolakan pihak Pelawan
terhadap suatu kasus dan perintah agar Pelawan membayar biaya perkara tersebut.
c.Jelaskan proses yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu putusan arbitrase internasional
di Indonesia sampai selesainya proses eksekusi
Jawab
Proses yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu putusan arbitrase internasional di Indonesia
sampai selesainya proses eksekusi adalah sebagai berikut
1. Pendaftaran putusan arbitrase: Setelah putusan arbitrase diterbitkan, pihak yang menang
harus mendaftarkan putusan tersebut ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
2. Penetapan teguran: Setelah putusan didaftarkan, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan
mengeluarkan penetapan teguran terhadap pihak yang kalah untuk melaksanakan isi
putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 8 hari setelah pihak yang kalah
dipanggil untuk ditegur
3. Perintah eksekusi: Jika pihak yang kalah setelah ditegur tidak mau menjalankan putusan,
Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan perintah eksekusi sesuai amar dalam
putusan, dimana perintah menjalankan eksekusi ditujukan kepada Panitera atau Jurusita dan
dalam pelaksanaannya apabila diperlukan dapat meminta bantuan kekuatan umum
4. Permohonan eksekusi riil: Pihak yang menang dapat mengajukan permohonan eksekusi riil
kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan putusan arbitrase
5. Permohonan penetapan eksekusi (aanmaning): Jika pihak yang kalah masih tidak mau
menjalankan putusan setelah dikeluarkan perintah eksekusi, pihak yang menang dapat
mengajukan permohonan penetapan eksekusi (aanmaning) kepada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat
6. Pelaksanaan eksekusi riil: Setelah permohonan eksekusi riil atau penetapan eksekusi
(aanmaning) dikabulkan, pihak yang menang dapat melaksanakan eksekusi riil terhadap
pihak yang kalah
d. Jelaskan perbedaan antara proses eksekusi suatu putusan arbitrase internasional dan
nasional berdasarkan Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
Jawab
2. Waktu pelaksanaan: Dalam eksekusi putusan arbitrase nasional, pihak yang kalah harus
melaksanakan isi putusan dalam jangka waktu 8 hari setelah dipanggil untuk ditegur.
Sedangkan dalam eksekusi putusan arbitrase Internasional, waktu pelaksanaan putusan
arbitrase tergantung pada hukum dan prosedur yang berlaku di negara tempat putusan
tersebut akan dilaksanakan
4. Persetujuan para pihak: Dalam eksekusi putusan arbitrase nasional, persetujuan para
pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase harus dimuat dalam suatu
dokumen yang ditandatangani oleh para pihak. Sedangkan dalam eksekusi putusan
arbitrase internasional, persetujuan para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui
arbitrase harus dimuat dalam suatu dokumen yang ditandatangani oleh para pihak dan
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh hukum dan prosedur yang berlaku di
negara tempat putusan tersebut akan dilaksanakan.