2206109955
UAS ARBITRASE
c. Apakah karena seorang arbiter ditunjuk oleh salah satu pihak di dalam
perkara maka arbiter tersebut harus memihak ke pihak yang
menunjuknya? Jelaskan jawaban saudara.
d. Apa yang dimaksud dengan hak ingkar dan bagaimana hak ingkar diatur
di dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa?
Hak ingkar secara umum adalah Penolakan terhadap seorang Arbiter, Hak
ingkar selanjutnya diatur dalam Pasal 22 Hingga 26 UU Arbitrase dan APS,
dimana dalam Pasal 22 (1) dinyatakan bahwa dapat diajukan tuntutan ingkar
apabila terdapat cukup alasan dan cukup bukti otentik yang menimbulkan
keraguan bahwa arbiter akan melakukan tugasnya tidak secara bebas dan
akan berpihak dalam mengambil putusan, dan pada Pasal 22 (2) dinyatakan
lebih spesifik bahwa apabila terbukti ada hubungan kekeluargaan, keuangan
atau pekerjaan dengan salah satu pihak atau kuasanya maka dapat diajukan
tuntutan Ingkar terhadap arbiter. Selanjutnya pada Pasal 24 (5) Tuntutan ingkar
harus diajukan secara tertulis baik kepada pihak lain maupun kepada pihak
arbiter yang bersangkutan dengan menyebutkan alasan tuntutannya. Dan
apabila Tuntutan ingkar disetujui oleh pihak lainnya maka arbiter yang
bersangkutan harus mengundurkan diri (Pasal 24 (6))dan penunjukkan akan
dilakukan oleh pihak yang berkeberatan (Pasal 24 (4)) apabila tidak disetujui
oleh pihak lainnya dan Arbiter yang bersangkutan juga tidak bersedia maka
tuntutan ingkar dapat diajukan melalui Ketua Pengadilan Negeri (Pasal 25 (1)).
Rekening pada Perum BULOG (PB) yang berada pada PT. Bank Bukopin,
Tbk. (BB) telah dilakukan Sita Eksekusi oleh Jurusita Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan, atas pemblokiran yang dilakukan oleh Jurusita Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan tersebut PB merasa bahwa seharusnya Putusan
Arbitrase Asing – The Palm Oil Refiners Association of Malaysia ditolak
pelaksanaanya berdasarkan Konvensi New York 1958 tentang Pengakuan dan
Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing dan Berdasarkan UU arbitrase serta
PERMA 1 tahun 1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing,
terlebih lagi PB mengaku bahwa pihak dari Bulog Oil & Grain (BOG) secara
entitas terpisah, dan tidak memiliki hubungan hukum sama sekali sehingga
tindakan hukum yang dilakukan terhadap BOG tidak dapat diterapkan kepada
PB. Namun di satu sisi jika kita melihat kepada EKSEPSI dari Terlawan I, maka
gugatan, permohonan, bantahan yang diajukan oleh PB didalam satu
GUGATAN MELAWAN bersifat tidak jelas atau kabur karena
mencampuradukkan masalah yang berbeda didalam satu gugatan.