Anda di halaman 1dari 10

Soal Essay!

1. PT. Abadi Nan Jaya (PT. ANJ) berkantor Pusat di Semarang, sedang mengerjakan
pembangunan jalan TOL Semarang – Solo untuk ruas Semarang – Ungaran dengan nilai
kontrak sebesar 25 Milyar Rupiah. Guna menambah modal kerja PT. ANJ mengambil
Kredit ke Bank Maju Terus (Bank MT) sebesar 10 Milyar Rupiah dengan agunan 2 (dua)
bidang tanah dan bangunan senilai 17,5 Milyar Rupiah, yang sertipikat Hak Miliknya atas
nama Tn. Abidin, SE. Direktur Utama PT. ANJ (sebagai personal guarator) ditambah
dengan jaminan Surat Perintah Kerja (SPK). Selain itu PT. ANJ juga menerima pasokan
material Bangunan dari 10 Pemasok senilai 11 Milyar Rupiah. Suatu keteika PT. ANJ
kesulitan keuangan, sehingga telah berhenti membayar angsuran kredit ke Bank MT yang
telah jatuh waktu dan dapat di tagih serta kesu;itan membayar utangnya kepada para
pemasok bahan bangunan, diantaranya kepada PT. Asal Untung (PT. AU) sebesar 1
Milyar Rupiah dan kepada 9 pemasok lain sebesar 7 Milyard Rupiah. PT. AU kemudian
mengajukan permohonan Penyataan Pailit atas PT. ANJ ke Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Semarang, dan PT. ANJ diputus Pailit. Telah ditunjuk SUSANTO,
SH, Mhum Hakim Niaga pada Pengadilan Niaga sebagai HAKIM PENGAWAS dan
SUSILOWATI, SH, SE sebagai KURATOR.

Pertanyaan:
a. Jelaskan tanggung jawab Tn. Abidin, SE sebagai Personal Guarantor dalam
Kepailitan PT. ANJ ? Dalam hal bagaimana perusahaan tersebut dapat dinyatakan
pailit menurut UU kepailitan No. UU No. 37 Tahun 2004 ! Dan mengapa
perusahaan tersebut mengajukan dirinya pailit,bukankah kepailitan merusak nama
baik perusahaannya ? berikan argumentasi yuridis anda! (bobot 10)
Jawab:

Berdasarkan pada pasal 1820 KUH Perdata jaminan perorangan atau borgtocht ini
jaminan yang diberikan oleh debitor bukan berupa benda melainkan berupa
pernyataan oleh seorang pihak ketiga (penjamin/guarantor) yang tak mempunyai
kepentingan apa-apa baik terhadap debitur maupun terhadap kreditur, bahwa
debitur dapat dipercaya akan melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan; dengan
syarat bahwa apabila debitur tidak melaksanakan kewajibannya maka pihak
ketiga itu bersedia untuk melaksanakan kewajiban debitur tersebut.

b. Apakah PT. LK dapat mengajukan PKPU ? Jelaskan syaratnya? Jelaskan bedanya


kepailitan dengan penundaan pembayaran (PKPU) ! (bobot 10)
Jawab:

PT LK dapat mengajukan PKPU, Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang


(PKPU) dan pailit merupakan dua solusi atas masalah yang terjadi di sektor
bisnis. Bagi perusahaan-perusahaan yang terbelit masalah finansial atau utang
piutang, PKPU atau pailit bisa menjadi jalan keluar di mana permohonan
keduanya diajukan ke Pengadilan Niaga.

Syarat untuk mengajukan PKPU oleh Debitur


Dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU
pada Pasal 222 ayat (2) disebutkan bahwa,
“Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan dapat melanjutkan
membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih,
dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang dengan maksud
untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran
pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.”

Perbedaan Kepailitan dengan Penundaan Pembayaran (PKPU)


Baik PKPU maupun pailit diatur dalam UU No.37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU Kepaliitan). Kepailitan adalah
sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas.
Sedangkan, Penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) adalah prosedur
yang dapat dilakukan debitor untuk menghindari kepailitan.

2. Perusahaan A (pemilik barang) mengikatkan perjanjian distribusi barang dengan


perusahaan B (distributor). Dalam perjalanan bisnis mereka, ternyata perusahaan A
secara sepihak tidak lagi memberikan barang kepada perusahaan B. Perusahaan B
mengalami kerugian karena penghentian sepihak oleh perusahaan A tersebut. Di dalam
akta perjanjian yang dibuat oleh perusahaan A dan B tidak ada klausul arbitrase. Akan
tetapi secara lisan antara A dan B sudah sepakat menyelesaikan sengketa tersebut melalui
forum arbitrase di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) dengan memakai hukum
Indonesia.

Pertanyaan:
1. Tolong jelaskan apa yang menjadi keunggulan keunggulan dan kelemahan
kelemahan dari arbitrase dibandingkan Litigasi / pengadilan dan apa apa saja
persyaratan dalam Arbitrase yang harus dipenuhi dan harus dilakukan oleh para
pihak agar keinginan mereka untuk menyelesaikan perkara tersebut dapat melalui
forum arbitrase? Seandainya para pihak sudah menemukan kata sepakat (secara
tertulis) untuk menyelesaikan sengketa melalui forum arbitrase, bisakah salah satu
dari mereka juga meminta Pengadilan Negeri menyelesaikan sengketa mereka?
Mengapa? (jelaskan alasan yuridisnya) (bobot 5)
Jawab:
Keungulan dan Kelemahan Arbitrase dibandingkan dengan Litigasi
a) Arbitrase
Secara umum dalam alinea keempat pada Penjelasan Umum Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa dinyatakan bahwa dalam lembaga arbitrase
mempunyai kelebihan/ keunggulan dibanding lembaga peradilan umum.
Pertama, kelebihan arbitrase, meliputi:
1) Kerahasiaan sengketa para pihak terjamin;
2) Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal
prosedural dan administrative;
3) Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya
mempunyai pengetahuan, pengalaman, serta latar belakang yang
cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan adil;
4) Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan
masalah serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase; dan
5) Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan
dengan melalui tata cara (prosedur) sederhana saja ataupun
langsung dapat dilaksanakan.
Meskipun banyaknya keuntungan yang dimiliki arbitrase dalam
menyelesaikan sengketa, namun didalam prakteknya ada ternyata
kelemahan dari penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
Kedua, kelemahan arbitrase:
1) Bahwa untuk mempertemukan kehendak para pihak yang
bersengketa untuk membawanya ke badan arbitrase tidaklah
mudah. Kedua para pihak harus sepakat, padahal untuk dapat
mencapai kesepakatan atau persetujuan itu kadang-kadang
memang sulit dan forum arbitrase mana yang akan dipilih.
2) Seperti telah dimaklumi, dalam arbitrase tidak dikenal adanya
preseden hukum atau keterikatan kepada putusan-putusan arbitrase
sebelumnya. Jadi, setiap sengketa yang mengandung argumentasi-
argumentasi hukum para ahli-ahli hukum kenamaan. Karena tidak
adanya preseden ini, maka adalah logis kemungkinan timbulnya
keputusan-keputusan yang saling berlawanan, artinya fleksibilitas
di dalam mengeluarkan keputusan yang sulit dicapai.
3) Bagaimanapun juga keputusan arbitrase selalu bergantung kepada
bagaimana arbitrator mengeluarkan keputusan yang memuaskan
para pihak.
b) Litigasi
Pertama, keunggulan Litigasi:
1) Proses dilakukan secara formal.
2) Keputusan dibuat oleh hakim dan tidak boleh melibatkan kedua
belah pihak.
3) Berorientasi pada fakta-fakta hukum yang ada.
4) Proses persidangan dilakukan secara terbuka dan dalam waktu
singkat.
5) Keputusan yang dibuat bersifat final dan memaksa.
Kedua, kelemahan Litigasi:
1) Hakim yang tidak berpengalaman. Sebagai pemimpin tertinggi
persidangan, hakim tentu harus memahami dan mengetahui segala
jenis hukum juga perundangannya. Oleh karena kedua belah pihak
tidak diperbolehkan memilih pemimpin persidangan, maka hakim
terpilih harus bersifat netral dan adil.
2) Kepastian hukum yang tidak stabil. Indonesia
memiliki tiga lembaga hukum, yaitu Pengadilan Negeri,
Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung. Jika keputusan
Pengadilan Negeri dianggap kurang memuaskan, pihak yang kalah
bisa mengajukan banding dan kasasi yang tentunya akan memakan
banyak waktu.

Apa apa saja persyaratan dalam Arbitrase yang harus dipenuhi dan harus
dilakukan oleh para pihak agar keinginan mereka untuk menyelesaikan
perkara tersebut dapat melalui forum arbitrase?
Semua sengketa yang perlu diselesaikan melalui arbitrase harus memenuhi
ketentuan ini para pihak yang bersengketa setuju untuk menyelesaikannya melalui
arbitrase. Dengan oleh karena itu, sengketa tersebut tidak akan dibawa ke otoritas
peradilan. Perjanjian terlampir dalam klausul arbitrase, apakah dibuat sebelum
atau sesudah perselisihan.

Bisakah salah satu dari mereka juga meminta Pengadilan Negeri


menyelesaikan sengketa mereka?
Jika para pihak dalam perjanjian tertulis atau transaksi komersial setuju untuk
mengajukan sengketa antara para pihak dalam perjanjian atau transaksi komersial
yang relevan kepada Komisi Arbitrase Nasional Indonesia ("BANI") atau
menggunakan aturan prosedural BANI untuk arbitrase, maka dalam kasus
Pelaksanaan tersebut BANI sesuai dengan peraturan ini. Dalam keadaan
demikian, perselisihan harus diselesaikan dan peraturan khusus yang telah
disepakati secara tertulis oleh kedua belah pihak harus diperhatikan, selama
peraturan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
wajib dan kebijakan BANI. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase BANI
didasarkan pada kesungguhan kedua belah pihak berdasarkan prosedur kooperatif
dan non-konfrontatif.
2. Coba berikan ulasan yuridis terhadap putusan arbitrase dalam kasus antara PT
Karaha Bodas dan PLN-Pertamina. (bobot 5)
Jawab:
Dalam perjanjian yang disepakati antara KBC, Pertamina dan PLN, salah satu
klausulnya menyebutkan bahwa setiap sengketa yang timbul akan diselesaikan
dengan memakai prosedur arbitrase UNCITRAL dan tempat proses arbitrasenya
adalah Jenewa. Sengketa antara kedua belah pihak, prosesnya telah dimulai sejak
September 1999.
Kemudian, Majelis Arbitrase Jenewa pada putusannya pada 18 Desember 2000
menghukum Pertamina dan PLN membayar ganti rugi sebesar AS$216 juta
dengan rincian AS$111 juta untuk ganti rugi biaya yang telah dikeluarkan dan
AS$150 juta untuk ganti rugi perkiraan keuntungan yang hilang. Pertamina dan
PLN dinilai telah melanggar kewajiban yang harusnya mereka penuhi sebagai
tertuang dalam perjanjian.
Dalam putusannya, Majelis PN Jakpus mengabulkan gugatan pembatalan putusan
arbitrase Jenewa yang diajukan oleh Pertamina. Menurut PN Jakpus, Majelis
Arbitrase Jenewa telah melampaui kewenangannya karena tidak mempergunakan
hukum Indonesia. Padahal dalam perjanjian antara Pertamina dan PLN dengan
KBC dengan tegas menyatakan bahwa mereka memilih hukum arbitrase
Indonesia dan bukan hukum arbitrase Swiss.

Dan jika dengan kasus Kahara bodas company melawan PT. Pertamina dan PT.
PLN putusan dari tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hingga
pinunjauan kembali di Mahkamah Agung sudah tepat karena memang Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk membatalkan putusan arbitrase yang
di jatuhkan di Jenewa Swiss dan kemudian di batalkan Putusan pembatalan yang
dijatuhkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibatalkan kembali di Mahkamah
Agung dengan peraturan-peraturan yang sudah mengatur sebelumnya. Maka, teori
keadilan sudah tepat untuk pembatalan putusan arbitrase tersebut.

3. Pada tahun 2014, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang tentang


Perdagangan yang jauh berbeda dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang
telah ada. Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tersebut banyak diatur tentang
bagaimana peran Pemerintah dalam kegiatan perdagangan. Ambillah salah satu aturan
dalam undang-undang tersebut dan berikan contoh kasus dalam masyarakat, kemudian
berikan deskripsi dan argumentasi tentang pentingnya masalah tersebut diatur oleh
undang-undang. (bobot 10)
Jawab:
Hukum Dagang merupakan peraturan-peraturan yang mengatur seseorang dengan orang
lain dalam kegiatan perusahaan yang terutama terdapat dalam kodifikasi KUHD dan
KUH Perdata. Hukum Dagang bisa juga dirumuskan sebagai serangkaian kaidah yang
mengatur tentang dunia usaha atau bisnis dan dalam lalu lintas perdagangan.
 Mengenai hubungan tersebut berlaku adagium ”Lex Specialis Derogat Legi
Generale” mempunyai arti hukum khusus mengalahkan hukum umum atau
dengan kata lain hukum khusus mengesampingkan hukum umum. Artinya bahwa
apabila suatu ketentuan telah diatur dalam Kitab UU Hukum Dagang, maka
ketentuan yang mengatur hal yang sama dalam Kitab UU Hukum Perdata menjadi
tidak berlaku.

“Komite Perdagangan Nasional adalah lembaga yang dibentuk untuk


mendukung percepatan pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan di bidang
Perdagangan.”
Pemerintah melalui Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memberikan
safe guard (tindakan pengamanan) terhadap produk-produk domestik untuk
mengantisipasi membanjirnya produk-produk impor. Contohnya Masuknya barang-
barang dari luar negeri seperti China, Malaysia, Bangkok, dll yang sudah membanjiri
pasar domestik. Maka dari itu KPPI memberlakukan safe guard jika produsen domestik
merasa dirugikan oleh produk-produk impor yang beredar. Pemberian safe guard yang
dilakukan KPPI yaitu dengan cara menaikkan bea impor, dan melakukan pembatasan
kuota komoditi impor.
Menurut pendapat saya yang dilakukan KPPI merupakan sebuah langkah positif untuk
melindungi produk domestik, dan safe guard menjadi cara ampuh untuk melindungi
produk dalam negeri dari kerugian yang bisa mengakibatkan matinya produsen-produsen
domestik.

4. Salah satu materi yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah tentang objek hukum,
dimana benda merupakan objek hukum dalam perekonomian. Oleh karena itu perlu
dipelajari tentang bagaimana konsep hukum benda dalam hukum. Tugas kalian adalah:
berikan contoh sebuah benda yang menjadi objek transaksi dalam perdagangan dan
analisis benda tersebut berdasarkan: bezit, levering, verjaring, dan bezwaring! (bobot 10)
Jawab:

Maksud dari benda yang tidak tergabung dengan tanah atau dimaksudkan untuk
mengikuti tanah atau bangunan, jadi misalnya barang perabot rumah tangga. Tergolong
benda yang bergerak karena penetapan undang-undang ialah misalnya vruchtgebruik dari
suatu benda yang bergerak, lijfrenten, surat-surat sero dari suatu perseroan perdagangan,
surat-surat obligasi negara, dan sebagainya.

Contoh: Surat hak atas Tanah


a. Dalam hak Bezt Saat seseorang mempunyai suatu Surat Tanah maka secara
langsung merupakan pemilik yang sah menurut hukum. Pemilik yang sah adalah
siapa yang namanya tercatat dalam sertifikat hak milik dan terdaftar di Kantor
Badan Pertanahan Nasional (BPN). karena benda tidak bergerak merupakan
benda atas nama yang memerlukan register untuk kepemilikannya.
b. Penyerahan (Levering) dilakukan dengan cara balik nama hak kepemilikan.
Contohnya hak milik suatu tanah, dilakukan dengan penyerahan formal (resmi)
yang umumnya diikuti dengan pembuatan akta oleh dan di hadapan pejabat
notaris.
c. Verjaring atau dikenal daluwarsa karena menurut Pasal 610 KUHPer, hak milik
atas sesuatu kebendaan diperoleh karena daluwarsa.
d. Pembebanan (Bezwaring) melalui - Hak Tanggungan : Untuk Tanah dan segala
objek yang berkaitan dengan tanah

5. Pada tahun 2016 lalu, Pemerintah Indonesia menerapkan Tax Amnesty kepada
masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, berikan penjelasan dan analisis
tentang “aturan hukum yang mendasari dilakukannya tax amnesty” dan kaitkan
penjelasan tersebut dilihat dari tujuan hukum serta unsur-unsur hukum ! (Bobot 10%)
Jawab:

Menurut UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak, Tax Amnesty adalah


penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan
membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Pelaksanaan
program tax amnesty ini sendiri berlangsung selama 10 bulan mulai dari Juli 2016 hingga
April 2017 serentak di seluruh Indonesia.

Tax Amnesti diatur di dalam unsur hukum di Indonesia yaitu Undang – Undang Republik
Indonesia No. 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak dengan menimbang bahwa
pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan untuk
memakmurkan seluruh rakyat Indonesia yang merata dan berkeadilan memerlukan
pendanaan besar yang bersumber utama dari penerimaan pajak. Dalam undang-undang
ini juga disebutkan, wajib pajak hanya perlu mengungkap harta dan membayar tebusan
pajak sebagai pajak pengampunan atas harta yang selama ini tidak pernah dilaporkan.

Tujuan tax amnesty di Indonesia


Dari segi tujuannya di Indonesia tax amnesty ini mempunyai 3 tujuan kenapa
diberlakukan di Indonesia, antaranya adalah :
1. Untuk terjadinya peningkatan likuiditas domestik serta dengan adanya tax
amnesty dapat memperbaiki nilai tukar rupiah melalui pengalihan harta. 
2. Untuk mempercepat reformasi perpajakan 
3. Untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak.
Tujuan Tax Amnesty berdasarkan Undang-undang
Program tax amnesty Tahun 2016 mempunyai tiga tujuan sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 yaitu:
1) Mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta
yang berakibat pada peningkatan likuiditas domestik dan investasi, perbaikan nilai
tukar Rupiah dan penurunan tingkat suku bunga;
2) Mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komprehensif,
dan terintegrasi; dan
3) Meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan unutuk
pembiayaan pembangunan.

Dalam menjalankan kegiatan tax amnesty ini pemerintah Indonesia juga memberikan
beberapa kemudahan untuk wajib pajak yang ingin melakukan tax amnesty agar dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain :
1. Sanksi administratif yang dihapuskan
2. Tidak adanya pemeriksaan pajak untuk penindakan untuk tujuan pidana
3. Segala pajak-pajak yang terutang akan dihapuskan
4. Adanya penghentian pemeriksaan pajak bagi wajib pajak yang sedang diperiksa
5. Tidak adanya PPh Final yang dikenakan untuk pengalihan harta berupa saham,
bangunan, atau tanah.

DAFTAR PUSTAKA
A. Bagian I
a. Slamet, S. (2009). KEPAILITAN SUATU SOLUSI DALAM
MEMAKSIMALKAN PENAGIHAN PIUTANG KREDITUR. Kepailitan Suatu
Solusi dalam Memaksimalkan Penagihan Piutang Kreditur Lex Jurnalica, [online]
6(3). Available at: https://media.neliti.com/media/publications/145544-ID-
kepailitan-suatu-solusi-dalam-memaksimal.pdf [Accessed 25 May 2021].
b. Larassatya (2019). REKRONSTRUKSI UTANG [online] Available at:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123911-PK%20IV%202141.8287-
Rekstrukturisasi%20utang-Literatur.pdf [Accessed 25 May 2021].
c. Indriyani, A. (2006). ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY [Online]
Available at: https://media.neliti.com/media/publications/82120-ID-aspek-hukum-
personal-guaranty.pdf [Accessed 25 May 2021].
d. ‌Simulasikredit.com. (2013). Apa Itu PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang)? | SimulasiKredit.com. [online] Available at:
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-pkpu-penundaan-kewajiban-pembayaran-
utang/#:~:text=Pengajuan%20PKPU%20baik%20oleh%20debitur%20maupun
%20kreditor%20harus%20disertai%20dengan,piutang%20di%20masing
%2Dmasing%20kreditor. [Accessed 25 May 2021].
B. Bagian II
a. Maretta, A. (2017). PROSES PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE
DITINJAU DARI UU No. 30 TAHUN 1999 (Studi Putusan No.
86/PDT.G/2002/PN.JKT.PST). [Online] Available at:
https://jurnal.uns.ac.id/privatlaw/article/download/19380/15312 [Accessed 25
May 2021].
b. Setjen DPR RI (2020). J.D.I.H. - Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
[online] Dpr.go.id. Available at: https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/431
[Accessed 26 May 2021].
c. Yunari, A. (2015). Arbitrase sebagai Lembaga Penyelesaian Sengketa menurut
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999. Jurnal Ahkam, 3.
d. Tjahjani, J. (2014). Peranan Pengadilan dalam Pelaksanaan Putusan
Arbitrase. Jurnal Independent, 2(1), 26-39.
e. Entriani, A. (2017). Arbitrase Dalam Sistem Hukum Di Indonesia. IAIN
Tulungagung Research Collections, 3(2), 277-293.
C. Bagian III
a. Bpkp.go.id. (2014). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7
TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. [online] Available
at:
www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/113/2679.bpkp+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=
id [Accessed 25 May 2021].
D. Bagian IV
a. Gracia, P. (2017). KAJIAN HUKUM HAK ATAS TANAH TANPA
SERTIFIKAT YANG DIDUDUKI SESEORANG MENURUT PASAL 1963
KUHPERDATA 1. (2017). KAJIAN HUKUM HAK ATAS TANAH TANPA
SERTIFIKAT YANG DIDUDUKI SESEORANG MENURUT PASAL 1963
KUHPERDATA [online] . Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/148931-ID-kajian-hukum-hak-atas-
tanah-tanpa-sertif.pdf [Accessed 25 May 2021].
E. Bagian V
a. Kemenkeu.go.id. (2016). Tax Amnesty dan Kinerja Perpajakan 2016. [online]
Available at: https://kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/tax-amnesty-dan-
kinerja-perpajakan-2016/ [Accessed 25 May 2021].
b. CNN Indonesia (2021). Pengertian, Tujuan, dan Cara Kerja Tax Amnesty.
[online] Available at: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210520114324-
537-644655/pengertian-tujuan-dan-cara-kerja-tax-amnesty [Accessed 25 May
2021].
c. Cristin (2020). Mengapa ada Tax Amnesty. [online] Pajakku.com. Available at:
https://www.pajakku.com/read/5f86e92327128775822391df/Mengapa-ada-Tax-
Amnesty- [Accessed 25 May 2021].
d. Kurniawati, L., Keuangan, P. and Stan, N. (2017). TAX AMNESTY UPAYA
MEMPERKUAT PENERIMAAN NEGARA SEKTOR PAJAK. [online] 1.
Available at: https://media.neliti.com/media/publications/265418-tax-amnesty-
upaya-memperkuat-penerimaan-e2a7bcc5.pdf [Accessed 25 May 2021].

Anda mungkin juga menyukai