Oleh Kelompok 9:
M. Firmansyah (1861201057)
Rodi Sucahyo (18612010
Mauladana Adi Prasetyo (18612010
Khoirun Agus Triyanto (18612010
Dosen Pembimbing:
BU RIBUT YULIANA
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-RIFAI’E MALANG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “ Laporan Studi Kelayakan Bisnis PT. Nafy Garment Indonesia” Kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan ke depan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………….………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..…… iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Pendirian Proyek…………………………………………... 5
Tuuan Pendirian Proyek……………………………………………………. 5
Ruang Lingkup Penyusunan……………………………………………….. 6
BAB II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Aspek Pasar…………………………………………………………………. 7
Bentuk Pasar…………………………………………………………….. 7
Permintaan dan Penawaran……………………………………………… 7
Aspek Pemasaran…………………………………………………………… 7
Segmentasi Pasar………………………………………………………… 7
Target Pemasaran………………………………………………………... 8
Strategi pemasaran………………………………………………………… 8
BAB III ASPEK MANAJEMEN
Landasan Pendirian Proyek…………………………………………………. 9
Visi dan Misi………………………………………………………………... 9
Struktur Organisasi…………………………………………………………. 12
Tugas dan Tanggung Jawab…………………………………………………... 12
Kebutuhan Tenaga Kerja……………………………………………………… 14
Balas Jasa Tenaga Kerja………………………………………………………. 18
BAB IV ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Lokasi dan Lahan…………………………………………………………….. 19
Luas Produksi………………………………………………………………... 19
Layout Bangunan…………………………………………………………….. 19
Desain Produk atau Jasa……………………………………………………… 20
Sarana dan Pra sarana………………………………………………………… 21
BAB V PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………... 22
Saran………………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat hidup di
dalam masyarakat. Secara umum, kebutuhan primer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sandang, pangan, dan pap
an. Contoh sandang adalah pakaian yang dipakai sehari-hari, pangan adalah makanan yang dimakan sehari-hari
agar bisa melakukan aktivitas, dan papan adalah tempat orang tinggal. Sandang atau pakaian merupakan
kebutuhan primer yang sangat penting pada kehidupan sehari-hari karena dipakai dari mulai beraktivitas sampai
berakhirnya aktivitas itu sendiri. Selain itu, pakaian juga berguna untuk melindungi diri pemakai dari cuaca serta
berguna untuk mempercantik diri. Tidak diragukan lagi bahwa pakaian sangat dicari oleh orang-orang untuk
mempercantik diri mereka. Semua orang di dunia ini memakai pakaian sesuai selera agar enak dilihat dan
dianggap stylish oleh orang yang melihatnya.
BAB II
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Aspek Pasar
1. Bentuk Pasar
Bentuk pasar perusahaan ini adalah pasar persaingan. Konsumen dapat membeli, memesan produk
melalui distributor resmi perusahaan.
Segmentasi pasar adalah strategi perusahaan untuk mengidentifikasi minat dan kebutuhan konsumen
dalam suatu pasar, yang kemudian menghasilkan produk baru (diversifikasi produk) yang memenuhi minat
dan kebutuhan konsumen tersebut. Dengan kata lain, Pasar yang setelah segmentasi hanya mencakup satu
dan beberapa pasar homogen.
Segmen pasar PT. Nafy Garment Indonesia dari segi geografisnya adalah pasar di wilayah Indonesia,
baik perkotaan maupun pinggiran kota. Secara demografis menargetkan semua jenis kelamin dan kategori
usia tertentu seperti remaja dan dewasa. Secara psikologis, produk kaos PT. Nafy Garment Indonesia
menargetkan untuk kelas sosial menengah ke bawah.
2. Target Pemasaran
Target pemasaran dari produk kaos ini adalah untuk masyarakat di Indonesia dengan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan dalam kategori usia remaja akhir (18-25 tahun) dan dewasa awal (26-35 tahun).
3. Strategi pemasaran
Strategi Pemasaran PT. Nafy Garment Indonesia adalah melalui distributor resmi perusahaan (secara
luring/offline). Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberi dampak yang signifikan terhadap kemajuan ekonomi di Indonesia. Masyarakat sudah memulai
melakukan perniagaan secara online (daring).
PT. Nafy Garment Indonesia pun juga melakukan pemasaran daring/online via website resmi perusahaan.
Strategi lainnya yakni memberikan beberapa varian produk sehingga tidak monoton dan konsumen memiliki
berbagai pilihan untuk mengambil keputusan.
BAB III
ASPEK MANAJEMEN
Dari Al-Miqdam radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِهMُ ان يَأْ ُك َّ ِ َوإِ َّن نَب، ط َخ ْيرًا ِم ْن أَ ْن يَأْ ُك َل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه
Mَ ى هَّللا ِ دَا ُو َد – َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم – َك ُّ َ قMَما أَ َك َل أَ َح ٌد طَ َعا ًما
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari makanan yang dihasilkan dari jerih
payah tangannya sendiri. Dan sesungguhnya nabi Daud ‘alaihissalam dahulu senantiasa makan dari jerih
payahnya sendiri.” (HR. Bukhari, Kitab al-Buyu’, Bab Kasbir Rojuli wa ‘Amalihi Biyadihi II/730 no.2072).
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan
orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن أطيب الكسب كسب التجار الذي إذا حدثوا لم يكذبوا و إذا ائتمنوا لم يخونوا و إذا وعدوا لم يخلفوا و إذا اشتروا لم يذموا و إذا باعوا لم يطروا و إذا
عليهم لم يمطلوا و إذا كان لهم لم يعسرواM)كان.
“Sesungguhnya sebaik-baik penghasilan ialah penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara
tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak
mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikkan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda
pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (Diriwayatkan oleh
Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, Bab Hifzhu Al-Lisan IV/221).
1. Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang diberikan kepada setiap orang atau badan untuk
melakukan kegiatan usaha bidang Industri yang mengolah suatu bahan baku menjadi suatu produk dengan
komposisi dan spesifikasi baru. Menurut Peraturan Pemerintah No.107/2015, IUI wajib bagi setiap pelaku
usaha industri dan diklasifikasikan menurut skala usaha (yakni IUI Kecil, IUI Menengah dan IUI Besar). Namun
demikian, masih terdapat usaha industri skala rumah tangga dan/atau yang tidak menghasilkan limbah berbahaya
bagi lingkungan belum memiliki izin ini. Untuk memperbesar skala tempat produksi, IUI menjadi suatu
keharusan dan kebutuhan dalam memenuhi kelengkapan administrasi yang sering dipersyaratkan dalam berbagai
kerjasama bisnis (baik terkait penggalangan tambahan modal, kontrak pembelian bahan baku, kontrak penjualan
produk, uji kualitas, dsb).
2. Undang-undang Perindustrian, dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Perindustrian (UU Perindustrian) dijelaskan bahwa industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (PP 107/2015) mewajibkan setiap kegiatan industri untuk
memiliki Izin Usaha Industri (IUI). Yang dimaksud dengan kegiatan industri itu sendiri pada Pasal 2 ayat (2) PP
107/2015 adalah kegiatan mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya industri untuk
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi dan/atau menyediakan jasa
industri. Sedangkan Pasal 2 ayat (3) PP 107/2015 mengklasifikasikan kegiatan industri menjadi 3 jenis, yaitu
Industri kecil; Industri menengah; dan Industri besar.
5. AMDAL-Pasal 36 ayat (1) Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH) menyebutkan bahwa "Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal
atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan".
Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara
sistematis yang menunjukan hubungan keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Demi tercapainya suatu bisnis diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas maupun
kegiatan bisnis tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, wadah
tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam bisnis. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan
pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan
koordinasi yang baik sehingga tujuan dari bisnis tersebut dapat tercapai.
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap
perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda
tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaannya.
5. Periksa kesiapan bahan baku dan aksesoris untuk order yang akan jalan.
6. Buat 1 buah garment untuk ACC 1 (ACC : bahasa garment untuk diperiksa dan disetujui) sesuai contoh dari
buyer (buyer : bahasa garment untuk pembeli). Kirimkan garment tersebut ke bagian Quality Control (QC) untuk
diperiksa, yang perlu ditanyakan kemudian adalah:
a. Apakah garment tersebut sesuai dengan permintaan Buyer.
b. Bila disetujui (ACC) mintalah bukti ACC dari petugas QC.
c. Bila tidak disetujui, mintalah penjelasan penyebabnya beserta buktinya dan saran untuk perbaikan.
7. Informasikan komentar-komentar dari QC kepada operator, agar kesalahan tidak terulang ketika mengerjakan
partai besar.
8. Pastikan kembali cara kerja membuat garment sudah dimengerti atau belum oleh operator dan apakah cara
kerjanya sudah benar atau belum.
9. Pantau dan awasi kerja setiap operator, jika ditemukan kesulitan atau penyimpangan segera perbaiki dan beri
contoh pengerjaan yang benar.
10. Pada saat partai besar sudah dikerjakan, siapkan 3 buah garment dan serahkan kepada bagian QC untuk diperiksa
(ACC-2). Mintalah laporan mengenai hasil pemeriksaan dan informasikan keterangan tersebut kepada operator
jahit. Untuk menghindari kesalahan yang sama pada pengerjaan selanjutnya.
11. Evaluasi target setiap 2 jam, bila ditemukan ada yang tidak mencapai target, maka lakukan;
a. Tanyakan kesulitan operator, ditempat kerjanya.
b. Perhatikan cara kerjanya apakah sudah sesuai dengan yang diajarkan.
c. Berikan kemnali contoh cara kerja yang benar bila perlu.
d. Pastikan suplai barang lancar,.
12. Memberikan laporan kepada Kepala Ruangan
BAB IV
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang di hasilkan dalam waktu
tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien.
Secara umum luas produksi ekonomis di tentukan antara lain oleh :
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan lain-lain
3. Daur hidup produksi dan produksi subtitusi dari produk tersebut
PT. Nafy Garment Indonesia menargetkan luas produksi 1000-3000 lembar kaos per hari.
Layout Bangunan
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Pada
perusahaan PT. Nafy Garment Indonesia yang menjadi prasarana antara lain gedung, ruangan khusus, gudang,
listrik, lahan, dan lainnya.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu bisnis perlu pengkajian dan melaksanakan studi kelayakan bisnis karena hendaknya suatu bisnis
yang direncanakan memberikan manfaat positif bagi pihak lain dan mengukur suatu bisnis apakah bisnis layak
untuk didirikan atau tidak untuk jangka panjang. Tentunya studi kelayakan bisnis ini dilakukan demi
kelangsungan usaha suatu perusahaan.
Namun, pendirian suatu Perusahaan bukan berarti hanya berfokus kepada sekedar mencari keuntungan,
itulah tujuan adanya studi kelayakan bisnis, khususnya agar suatu Perusahaan atau organisasi dapat memenuhi
beberapa aspek khusus yaitu Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknik, Aspek Produksi, Aspek Manajemen
dan SDM, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial, dan Aspek Politik, Aspek Hukum, Aspek Lingkungan Hidup, dan
Aspek Keuangan.
Sehingga setelah perusahaan PT. Nafy Garment Indonesia ini telah di analisis terkait dengan studi
kelayakan bisnis dari segi aspek pasar pemasaran, aspek manajemen, dan aspek teknik dan teknologi sudah dapat
dikatakan baik.
Saran
Dalam menjalankan bisnis garmen kita harus memahami terlebih dahulu ilmu mengenai bisnis itu sendiri
Agar tenaga kerja tidak jenuh sebaiknya ditambahkan fasilitas lainnya yang mendukung peningkatan
produktivitas kerja. Perusahaan tentu juga harus percaya dan yakin bahwa usaha ini dapat berjalan dengan baik
dan senantiasa kritik dan saran dari orang lain, tidak mudah putus asa, memiliki kualitas baik. Dan seharusnya
diberi penilaian tentang aspek lain seperti keuangan, lingkungan, hukum, dan lainnya agar lebih kompleks