Anda di halaman 1dari 3

Kasus posisi 1.

Pada sekitar hari sabtu kira-kira tanggal 12 April 2011 atau setidak-tidaknya dibulan April 2011, A meminjam uang kepada B sebesar Rp. 30.000.000 dan akan dilunasi/dibayar sebanyak empat kali kurun waktu empat bulan dengan tambahan bunga 10%. 2. Pada waktu jatuh tempo atau empat bulan kemudian. Ternyata A tidak melakukan pembayaran utang yang dijanjikan 3. Selanjutnya, di bulan ke empat A mengajukan pinjaman lagi pada B sebesar Rp. 60.000.000 dengan asumsi bahwa Rp. 30.000.000 di berikan untuk membayar utang pertama sebesar Rp. 30.000.000 dan Rp. 30.000.000 lagi sebagai pinjaman kedua dengan cara pembayaran yang sama seperti perjanjian utang sebelumnya. 4. Untuk kedua kali nya pada saat jatuh tempo, A tidak melakukan pembayaran kepada B atas utang yang dipinjamnya sebesar Rp. 60.000.000

Legal Opinion Bahwa berdasarkan kasus posisi di atas, diketahui A telah melakukan pinjaman kepada B sebanyak dua kali. Utang pertama sebesar Rp. 30.000.000 plus bunga 10% (Rp. 3.000.000) tidak dibayar hingga jatuh tempo yaitu empat bulan sebagaimana yang diperjanjikan. Dan A mengajukan kembali utang kepada B untuk kedua kali nya sebesar Rp. 60.000.000 dengan asumsi dibagi atas Rp. 30.000.000 untuk melunasi hutang pertama dan Rp.30.000.000 lagi untuk pinjaman kedua dengan cara pembayaran yang sama dengan utang pertama yaitu dibayar empat kali selama empat bulan dengan bunga 10% (Rp.6.000.000). Namun hingga jatuh tempo utang kedua A tidak juga melakukan pembayaran untuk melunasi utang. Total hutang A kepada B yang tidak dibayar sebesar Rp. 69.000.000. A dapat dikatakan telah melakukan perbuatan curang dengan delik penipuan kepada B, dapat dituntut dengan pasal 378 KUHP tentang Perbuatan Curang pada umumnya. Bunyi pasal 378 KUHP adalah: Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun Berdasarkan rumusan delik dalam pasal 378 KUHP maka unsur-unsur yang terkandung dikaitkan dengan kasus posisi yang ada ialah sebagai berikut :
Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

A yang melakukan pinjaman utang kepada B sebanyaka dua kali tanpa membayarny dikatakan telah menguntungkan diri sendiri dengan menikmati utang tersebut tanpa memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada B,

Secara melawan hukum

Sifat melawan hukum yang dilakukan A ialah dengan tidak melakukan kewajibannya membayar utang plus bunga sesuai perjanjian kepada B sebanyak 2 kali dalam jangka waktu 8 bulan. Pembuktian sifat melawan hukum oleh A bisa dilakukan pada pandangan Simon mengenai sifat melawan hukum formil dimana bukan saja A telah memnuhi unsur sifat melawan hukum yang dimaksudkan oleh pasal 378 KUHP melainkan dapat diselidiki apakah dalam perjanjian utang antara A dan B terdapat perjanjian utang secara tertulis atau tidak sebagai bukti dari sifat melawan hukum. Dengan mamakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun dengan rangkaian perkataan bohong A dapat dikatakan telah melakukan rangkaian kebohongan dalam pinjaman utang kepada B. pada peristiwa : pinjaman utang pertama A meminjam uang sebesar Rp. 30.000.000 kepada B dengan perjanjian dibayar empat kali selama empat bulan dengan pengembalian utang beserta bunga 10% (Rp. 30.000.000 + 3.000.000= 33.000.000) namun pada jatuh tempo empat bulan A tidak melakukan pembayaran kepada B, kemudian alih-alih meminjam pinjaman kedua sebesar Rp.60.000.000 untuk pelunasan utang pertama sebesar Rp. 30.000.000 dan sisa Rp. 30.000.000 untuk pinjaman kedua, utang kedua dijanjikan dibayar dengan cara yang sama pada utang pertama yakni empak kali pembayaran selama empat bulan dengan bunga 10% (60.000.000+6.000.000=66.000.000). hal yang perlu diperhatikan ialah selain kebohongan A yang tidak membayar utang sebanyak 2 kali dalam jangka waktu utang pertama selama 4 bulan tidak dibayar, dan utang kedua selama 4 bulan juga tidak dibayar. lalu bagaimana halnya dengan bunga pada pinjaman pertama sebesar 3.000.000? apakah dipenuhi oleh A atau tidak, karena A hanya menjanjiakan pembayaran utang kedua ditambah 10%. Itu bisa dikatakan sebagai rangkaian kebohongan lain yang dilakukan oleh A karena berupaya mengasumsikan kepada B hanya membayar utang pertama 30.000.000 dari pembagian utang kedua sebesar 60.000.000. Menggerakan orang lain

Menggerakan orang lain artinya A dengan cara-cara nya menghendaki B melakukan pinjaman utang sebanyak 2 kali kepada A. sekalipun utang pertama belum dibayar oleh A namun berupaya melakukan pinjaman kedua kepada B. Untuk menyerahkan suatu barang kepadanya atau untuk memberi utang ataupun menghapus piutang.

A menggerakan B untuk memberikan utang kedua sebsar 60.000.000 dengan perjanjian 30.o00.000 untuk menghapus piutang B kepada A dalam pinjaman pertama, hal tersebut merupakan bagian dari penipuan yang

dilakukan oleh A dimana objek nya adalah penghapusan utang pertama dari utang kedua dengan secara tidak langsung dikatakan Bungan utang pertama pun di upayakan A untuk tidak dilunasi karena asumsi perjnajian kedua oleh A adalah utang kedua tersebut akan dibayar sama dengan utang pertama dengan cara pembayaran empat kali empat bulan plus Bunga 10% yang patut diduga hanya diarahkan apda utang kedua saja sebsar 6.000.000.

Rekomendasi Setelah diuraikan kasus posis yang dihubungkan dengan rumusan delik pada pasal 378 KUHP maka A dapat dikenakan pasal 378 KUHP dengan hukuman maksimal 4 tahun, yang selanjutnya dapat dilaporkan kepada pihak kepolisian untuk di lakukan upaya penyidikan. Hal yang perlu diperhatikan ialah mencari apakah dalam perjanjian utang antara A dan B terdapat perjanjian tertulis sebagai hukum yang berlaku antara keduanya sebagai bukti untuk mengetahui dugaan penipuan pembayaran 2 kali utang beserta pembayaran bunga utang pertama.

Kasus posisi 1. A adalah seorang dokter ahli bedah di Rumah Sakit X. di hari sabtu tanggal 12 April 2011, dr. A melakukan tindakan medis berupa operasi untuk mengangkat kanker seorang pasien bernama B. 2. Setelah B menjalani operasi dan perawatan maka B dinyatakan boleh pulang. 3. 12 jam kemudian B mengalami gangguan (penyakit kambuh). B dibawa ke rumah sakit X kembali 4. dr. A menyodorkan kertas kosong untuk ditanda tangai oleh ahli waris dengan pernyataan tidak akan ada operasi ulang 5. namun faktanya dr. A melakukan operasi kembali tanpa diketahui oleh ahli waris.

Anda mungkin juga menyukai