Anda di halaman 1dari 6

KETERANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA


ATAS
PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER DAYA AIR
TERHADAP
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
DALAM PERKARA NOMOR : …….

Jakarta, …..
Kepada Yth:
Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Di Jalan Medan Merdeka Barat No.6, RT.2/RW.3,
Gambir, Kecamatan Gambir,
Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110

Dengan Hormat,
Berdasarkan Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor 08/PIMP/VII/2018 tanggal …….,
telah menugaskan kepada Anggota Komisi VII DPR RI: Satu orang dari kelompok kami
S.H., M.H., Kevin Setiawan S.H, dalam hal ini baik secara bersama-sama maupun sendiri-
sendiri bertindak untuk dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, untuk
selanjutnya disebut
---------------------------------------------------------------------------------------------------- DPR RI.

Bahwa DPR RI diwakili oleh kuasa hukumnya, yaitu :


1. Kuasa Hukum DPR RI, S.H.
Yang merupakan advokat dari Makarim & Taira S yang berlamat di Kebayoran Baru No 7,
Jakarta Selatan 12190. Dalam hal ini bertindak baik secara bersama-sama ataupun sendiri-
sendiri untuk atas nama DPR RI, berdasarkan surat kuasa tertanggal …….. .

Sehubungan dengan surat nomor …… tanggal …… dari Mahkamah Konstitusi


(selanjutnya disebut MK) Republik Indonesia, perihal kepada DPR RI untuk menghadiri dan
menyampaikan keterangan di persidangan MK terkait dengan permohonan pengujian materiil
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Sumber Daya Air (UU Sumber Daya Air)
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun
1945) yang diajukan oleh:

Nama : Satu orang dari kelompok kami


Jabatan : Ketua Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (APAMDK).
Alamat : Jalan Tanjung Duren Raya No. 5, Jakarta Barat
Bertindak untuk dan atas nama Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan
(APAMDK);
Untuk selanjutnya disebut sebagai ----------------------------------------------------- PEMOHON.

Bahwa Pemohon diwakili oleh kuasa hukumnya, yaitu :


1. Kuasa Hukum Pemohon, S.H.
Yang merupakan advokat dan Pembela Hukum Publik dari Lembaga Bantuan Hukum
Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara (UNTAR), yang berlamat di Jalan Letjen S.
Parman No. 1 Jakarta Barat 11440. Dalam hal ini bertindak baik secara bersama-sama
ataupun sendiri-sendiri untuk atas nama Pemohon, berdasarkan surat kuasa tertanggal 25
November 2017.

Dengan ini DPR RI menyampaikan keterangan terhadap permohonan pengujian materil


UU Sumber Daya Air terhadap UUD NRI Tahun 1945 dalam perkara nomor ………. Sebagai
berikut :

A. KETENTUAN UU SUMBER DAYA AIR YANG DIMOHONKAN PENGUJIAN


TERHADAP UUD TAHN 1945
Pemohon dalam permohonan mengajukan pengujian Pasal 46 ayat (1) huruf e dan huruf
f UU SDA yang dianggap bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan
Pasal 33 ayat (4) UUD Tahun 1945. Bahwa isi ketentuan pasal-pasal a quo adalah sebagai
berikut :

Pasal 46

(1). Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha diselenggarakan dengan
memperhatikan prinsip:
e. prioritas utama penggunaan Sumber Daya Air untuk kegiatan usaha diberikan kepada
badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha milik desa; dan
f. pemberian izin penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha kepada pihak
swasta dapat dilakukan dengan syarat tertentu dan ketat setelah prinsip sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf e dipenuhi dan masih terdapat
ketersediaan Air.

B. HAK DAN/ATAU KEWENANGAN KONSTITUSIONAL YANG DIANGGAP


PEMOHON TELAH DIRUGIKAN OLEH BERLAKUNYA PASAL-PASAL A QUO
UU SUMBER DAYA AIR
Pemohon dalam permohonannya mengemukakan bahwa hak konstitusionalnya telah
dirugikan dan dilanggar oleh berlakunya pasal-pasal a quo UU Sumber Daya Air. Dan
bahwa pasal a quo dianggap bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 yang
berketentuan sebagai berikut :
Pasal 28C ayat (2)
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Pasal 28D ayat (1)

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

Pasal 33 ayat (4)

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip


kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Bahwa berdasarkan uraian-uraian permohonannya, Pemohon dalam Pentitumnya


memohon kepada Majelis Hakim sebagai berikut :
1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan Pengujian Undang-Undang yang
diajukan Para Pemohon;
2. Menyatakan materi muatan Undang-Undang No. 5 Tahun 2009 Tentang Sumber
Daya Air Pasal 46 ayat (1) huruf E dan huruf F bertentangan dengan UUD 1945;
3. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia
sebagaimana mestinya.
Bilamana Majelis Hakim pada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai
keputusan lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

C. KETERANGAN DPR
Terhadap dalil Pemohon sebagaimana diuraikan dalam permohonan a quo, DPR RI
dalam penyampaian keterangannya terlebih dahulu menguraikan mengenai kedudukan
hukum (legal standing) Pemohon sebagai berikut:
1. Kedudukan Hukum (legal standing) Pemohon
1. Bahwa ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU MK Jo. Pasal 3 PMK No.6 Tahun 2005,
menentukan “Pemohon” adalah pihak yang menganggap hak dan/atau kewenangan
konstitusionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu:
1) Perorangan warga negara Indonesia;
2) Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diatur dalam undang-undang;
3) Badan hukum publik atau privat; dan
4) Lembaga negara.
2. Bahwa Para Pemohon adalah kelompok masyarakat yang tumbuh dan berkembang
secara swadaya, atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat, yang
bergerak, berminat dan didirikan atas dasar kepedulian untuk dapat memberikan
perlindungan dan penegakan keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan di
Indonesia, yang berbadan hukum dan didirikan berdasarkan akta notaris;
3. Bahwa Pemohon selaku Warga Negara Indonesia yang mewakili kelompok orang
yang mempunyai kepentingan yang sama, memiliki hak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum; berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan;
berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya, yang merupakan hak hukum
dan hak konstitusional yang dijamin dan dilindungi di Negara Republik Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Hak-hak Pemohon
tersebut secara eksplisit dinyatakan dalam Pasal 27 Ayat (1), Ayat (2), Pasal 28A,
Pasal 28C Ayat (2), dan Pasal 28D Ayat (1) UUD 1945;
4. Bahwa selanjutnya penjelasan Penjelasan Pasal 51 ayat 1 UU Nomor 24 Tahun 2003
memberikan tafsir, yang dimaksud dengan hak konstitusional adalah “hak-hak yang
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Bahwa selain itu, Para Pemohon selaku warga negara Indonesia berhak
mendapatkan jaminan kelangsungan sistem ekonomi Indonesia sebagaimana
diamanatkan Pasal 33 Ayat (1), (2), (3), (4) dan (5) UUD 1945, maka Pemohon
memiliki kepentingan untuk menuntut jaminan pelaksanaan amanat konstitusi
tersebut. Oleh karenanya, Pemohon berkepentingan menguji undang-undang a quo
yang bertentangan dengan sistem ekonomi Indonesia menurut UUD 1945;
6. Bahwa tujuan Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (APAMDK), adalah
melayani pengembangan lembaga dan organisasi yang bergerak dalam bidang
pengemasan air minum, meningkatkan ekonomi Negara Indonesia, menyediakan
lapangan kerja, mencerdaskan bangsa, menjaga agar tidak terjadinya monopoli
industri dalam industri ini dan menjaga kualitas air yang beredar dalam rangka
peningkatan taraf dan harkat masyarakat yang dilandasi nilai - nilai Pancasila;
7. Bahwa berdasarkan uraian tersebut, Para Pemohon memiliki kedudukan hukum
sebagai Pemohon Pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Sumber Daya Air dan merupakan pihak yang memiliki hubungan sebab akibat
(causal verband) antara kerugian konstitusional dengan berlakunya undang-undang
yang dimohonkan untuk diuji karena Undang Undang Pasal 46 UU SDA ayat (1)
huruf E dan huruf F bertentangan dengan Pasal 28 C ayat (2), Pasal 28 D ayat (1),
dan Pasal 33 ayat (4) UUD NRI 1945. UU tersebut berpotensi merugikan hak
konstitusional Pemohon yang dijamin dan dilindungi oleh UUD NRI 1945. Selain
itu, pengajuan permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2009
tentang Sumber Daya Air terhadap UUD 1945 ini adalah wujud kepedulian dan
upaya Pemohon untuk membela negara serta melindungi kepentingan negara serta
wujud tanggung jawab untuk mengupayakan kemakmuran seluruh rakyat,
mendorong terwujudnya keadilan sosial, mengupayakan demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta menjaga keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional,
sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Dengan demikian, apabila Pasal 46 ayat (1)
huruf e dan f a quo dinyatakan bertentangan dengan UUD NRI 1945, maka kerugian
konstitusional PARA PEMOHON tidak akan terjadi; dan
8. Bahwa dengan demikian, para Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal
standing) untuk mengajukan uji materil UU Nomor 17 Tahun 2009 tentang Sumber
Daya Air.

Terhadap dalil-dalil yang dikemukakan Pemohon, DPR RI memberikan penjelasan


sebagai berikut :
1) Bahwa dalam permohonan ini, Pemohon berkedudukan sebagai perorangan warga negara
Indonesia dan Pengusaha. Menurut hak konstitusionalnya telah dirugikan dan dilanggar
oleh berlakunya pasal Pasal 46 ayat (1) huruf e dan huruf f UU SDA yang dianggap
bertentangan dengan Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan Pasal 33 ayat (4) UUD
Tahun 1945, yang pada intinya terdapat disktiminatif terhadap pelaku usaha swasta
dalam upaya-upaya pemenuhan kebutuhan air dengan mendapatkan prioritas terakhir.
2) Bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2009 yang dimohonkan oleh Pemohon tentang
Sumber Daya Air terhadap UUD 1945 ini sudah merupakan wujud kepedulian dan upaya
untuk membela negara serta melindungi kepentingan negara serta wujud tanggung jawab
untuk mengupayakan kemakmuran seluruh rakyat, mendorong terwujudnya keadilan
sosial, mengupayakan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga
keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional, sebagaimana diamanatkan UUD 1945.
Maka dapat dikatakan tidak membuat kerugian konstitusional untuk PEMOHON.
3) Bahwa terhadap kedudukan hukum (legal standing) Pemohon tersebut, DPR RI
menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua/Majelis Hakim Konstitusi Yang Mulia untuk
mempertimbangkan dan menilai apakah Para Pemohon memiliki kedudukan hukum
(legal standing) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 51 UU MK.

Demikian keterangan tertulis dari DPR RI kami sampaikan sebagai bahan


pertimbangan Hakim Mahkamah Konstitusi untuk mengambil keputusan.

Hormat Kami,

Kuasa Hukum
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai