Anda di halaman 1dari 9

BUDIMAN BINSAR

2013200041 / KELAS A

Kasus Posisi mengenai Perbuatan Melawan Hukum

Bahwa John Takpor, umur 46, WNI, melakukan perbuatan sebagaimana diatur dalam
pasal 1365 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, yaitu perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut, yang dilakukan John Takpor
dengan cara sebagai berikut :

Pada tanggal 14 Februari 2015, John Takpor, membeli seperangkat Sound System merk
BOSE di Toko ABD di Jalan Sukapasea no. 3, Bandung, dan langsung dipasang dirumahnya
pada hari yang sama di Jalan Hushhush no. 92, Bandung. John Takpor menggunakan Sound
System tersebut setiap hari dengan volume maksimum.

Pada tanggal 27 Februari 2015, Songkaley, umur 41, WNI, pengidap gangguan
pendengaran, tetangga John Takpor, melakukan teguran lisan kepada John Takpor untuk
mengecilkan volume Sound System yang ia gunakan karena membuat pendengaran Songkaley
semakin terganggu. Namun John Takpor tetap menggunakan Sound System tersebut dengan
volume maksimum.

Pada tanggal 5 Maret 2015, ketika John Takpor tetap menggunakan Sound System
miliknya dengan suara maksimum, dan membuat pendengaran Songkaley seketika itu hilang,
atau dapat dikatakan bahwa Songkaley menjadi tuli.

Pada tanggal 7 Maret 2015, Songkaley menemui Dokter THT, dr. Antikaninda S.THT,
di Rumah Sakit Santo Boromeus, Bandung. Dan dr. Antikaninda menjelaskan bahwa
kehilangan pendengaran yang diderita Songkaley diakibatkan karena adanya gangguan atau
suara yang terlalu besar yang terjadi secara terus – menerus yang mengakibatkan gendang
telinga Songkaley pecah.
LEGAL QUESTION

1. Apakah John Takpor dapat dimintai ganti rugi atas hilangnya pendengaran dari Songkaley?

2. Apakah kehilangan pendengaran termasuk kedalam kualifikasi kerugian dalam pasal 1365
KUHPer?

LEGAL AUDIT

1. Pasal 1365 KUHPer berbunyi “Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa
kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut”.

2. Doktrin menurut Mariam Darus Badrulzaman dalam bukunya “KUH Perdata Buku III
Hukum Perikatan Dengan Penjelasan”, seperti dikutip Rosa Agustina dalam buku “Perbuatan
Melawan Hukum” (hal. 36) menjabarkan unsur-unsur PMH dalam Pasal 1365 KUHPer adalah
sebagai berikut:
a. Harus ada perbuatan (positif maupun negatif);
b. Perbuatan itu harus melawan hukum;
c. Ada kerugian;
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian;
e. Ada kesalahan.
Kasus Posisi tentang Wanprestasi

Bahwa Nobita, umur 29, WNI, bertempat tinggal di Jalan Rimbun no. 4, Bandung
didakwa atas wanprestasi berdasarkan pasal 1238 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
yang berisi debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur
harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan, yang dilakukan dengan cara :

Bahwa Nobita pada tanggal 3 Maret 2015, menjual smartphone Samsung Galaxy S6 di
situs jual beli bukalapak.com dengan harga Rp 6.100.000,-

Bahwa Michael, umur 31, WNI, bertempat tinggal di Jalan Bantal no. 13, Bandung,
pada tanggal 4 Maret 2015 mengkontak Nobita untuk menanyakan status smartphone yang
Nobita jual. Nobita mengatakan bahwa smartphone tersebut belum laku. Lalu Michael
mengatakan akan membeli smartphone tersebut dengan harga yang sesuai yang tertera, dengan
perjanjian bahwa Nobita akan mengirimkan barang tersebut 5 hari dari hari pembayaran.
Bahwa Michael pada tanggal 5 Maret 2015 mentransfer uang sebesar Rp 6.100.000 ke
rekening Nobita.

Bahwa Nobita sampai tanggal 30 Maret 2015 belum juga mengirimkan smartphone
yang diperjual belikan antara Nobita dengan Michael dikarenakan Nobita dipanggil secara
mendadak oleh Kedutaan Besar Indonesia di Rusia sejak 6 Maret 2015 untuk membantu Duta
Besar Indonesia untuk menterjemahkan dan / atau membuat perjanjian kerjasama antara
Kedutaan Besar Indonesia untuk Rusia dengan perusahaan listrik swasta di Rusia.

Bahwa Nobita baru memberi keterangan kepada Michael terkait keterlambatan


pengiriman smartphone tersebut pada tanggal 25 Maret 2015.

Bahwa Nobita kembali ke Indonesia pada tanggal 12 April 2015 dan pada tanggal 13
April 2015 mengirimkan smartphone yang diperjual belikan dengan Michael kepada Michael.

LEGAL QUESTION

1. Apakah Nobita dapat dikatakan sebagai wanprestasi?

1. Apakah tindakan Nobita untuk terlambat dalam memberitahukan bahwa ia berhalangan


untuk memenuhi prestasinya termasuk kedalam unsur lalai yang ada didalam pasal 1238
KUHPer?
Kasus Posisi tentang Pidana tentang Penggelapan dalam Jabatan

Bahwa Putra, umur 38 tahun, WNI, beralamat di Jalan Mekar Raya no. 56, Semarang,
berprofesi sebagai pemberi jasa service smartphone panggilan, didakwa atas dasar penggelapan
dalam jabatan berdasarkan pasal 374 KUHP dimana penggelapan dilakukan oleh orang yang
penguasaannya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencarian
atau karena mendapat upah untuk itu, yang dilakukan terdakwa dengan cara :

Bahwa pada tanggal 26 Maret 2016, Michael mengetahui bahwa ada kerusakan dalam
smartphone Samsung Galaxy Note 5 miliknya. Lalu ia menghubungi Putra, yang ia ketahui
sebagai pemberi jasa service smartphone panggilan dari temannya, Johan. Lalu Michael dan
Putra sepakat untuk bertemu pada tanggal 27 Maret 2016 untuk memperbaiki smartphone
Michael.

Bahwa pada tanggal 27 Maret 2016, Michael dan Putra bertemu di McDonald’s
Semarang. Michael menjelaskan permasalahan yang ia ketahui mengenai smartphonenya
kepada Putra. Setelah itu Putra mengatakan bahwa ia harus membawa smartphone milik
Michael karena ia mengatakan bahwa kerusakan smartphone Michael terlalu berat dan banyak,
sehingga tidak mungkin diselesaikan pada saat itu juga. Michael menyetujui dan memberikan
waktu sampai 1 April 2016 bagi Putra untuk memperbaiki smartphone miliknya. Putra pun
menyetujui.

Bahwa pada tanggal 3April 2016, Michael menghubungi Putra karena tak kunjung
mendapat kabar dari Putra mengenai smartphonenya yang seharusnya sudah selesai pada
tanggal 1 April 2016. Tetapi Putra tidak dapat dihubungi.

Bahwa pada tanggal 5 April 2016 Michael mencoba menghubungi Putra, dan berhasil
terhubung. Namun Putra mengatakan bahwa smartphone milik Michael tidak dalam
penguasaanya, karena smartphone milik Michael hilang ketika Putra sedang melakukan pindah
rumah ke rumah barunya, dimana ia menggunakan jasa tukang pindah rumah panggilan.
Karena merasa tidak bertanggung jawab, Putra mengatakan bahwa ia tidak akan mengganti
atau bertanggung jawab atas kehilangan smartphone milik Michael.

LEGAL QUESTION

1. Apakah Putra dapat dikatakan melakukan penggelapan menurut pasal 374 KUHP atas
smartphone milik Michael?

2. Apakah Putra dapat dikatakan menguasai smartphone milik Michael karena mendapat upah
berdasarkan pasal 374 KUHP mengingat Putra belum menerima upah dari Michael atas
jasanya?
Kasus Posisi tentang Tindak Pidana Korupsi menurut pasal 3 UU nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Bahwa Johan, umur 38 tahun, WNI, beralamat di Jalan Buaya no. 38, Bogor, berprofesi
sebagai Kepala Staf bidang Pengadaan Transportasi Umum Pemerintah Kota Bogor, didakwa
atas dasar tindak pidana korupsi sesuai pasal 3 Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 yang
berisi setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi,
menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang
dilakukan terdakwa dengan cara :

Bahwa pada tanggal 10 Juni 2015 Pemerintah Kota Bogor mendapat dana hibah dari
Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk pengadaan 10 Bis Gratis Kota Bogor dari Pemerintah
Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 85.000.000.000,-.

Bahwa pada tanggal 18 Juni 2015, Dada Kamil, selaku Wali Kota Bogor, meminta
terdakwa untuk membeli 10 bis dari PT. Hino Panjang Umurnya, dimana bis yang dimaksud
adalah bis dengan spesifikasi mesin 8.000cc, transmisi otomatis, kapasitas penumpang 150,
dengan harga Rp 8.500.000.000,- satuannya.

Bahwa tanggal 25 Juni 2015, Johan terdakwa bertemu dengan Galingging, berprofesi
sebagai Kepala Bagian Penjualan PT. Hino Panjang Umurnya, untuk membeli 10 bis atas nama
Pemerintah Kota Bogor. Johan memesan bis yang spesifikasinya mesin 7.000cc, transmisi
manual, dan kapasitas penumpang 140 orang, dan harga satuan dari bis tersebut sebesar Rp
8.000.000.000,-.

Bahwa pada tanggal 1 Juli 2015, Johan melakukan pembayaran atas bis – bis tersebut
kepada Galingging sebesar Rp 8.000.000.000,-. Setelah melakukan pembayaran, terdakwa
pergi menuju Bank Mandiri Kota Bogor untuk membuat deposito sebesar Rp 500.000.000,-,
yang merupakan sisa dari pembelian bis – bis tersebut.

Bahwa pada tanggal 4 Agustus 2015, Pemerintah Kota Bogor mendapat kiriman bis –
bis yang sudah dibeli dari PT. Hino Panjang Umurnya. Bahwa pada tanggal 15 Agustus 2015,
Prasetyo, berprofesi sebagai Staf Ahli Kendaraan Umum Pemerintah Kota Bogor, melakukan
pengecekan terhadap bis – bis yang dikirimkan oleh PT. Hino Panjang Umurnya, dan diketahui
bahwa spesifikasi bis tersebut berbeda dengan spesifikasi yang diinginkan oleh Pemerintah
Kota Bogor, dan segera mendatangi kantor PT. Hino Panjang Umurnya dan bertemu dengan
Galingging. Prasetyo melakukan protes terhadap bis yang dikiriimkan oleh PT. Hino Panjang
Umurnya, tetapi Galingging mengatakan bahwa bis yang dikirim sudah memenuhi spesifikasi
bis yang dibeli oleh Pemerintah Kota Bogor, sembari memperlihatkan bukti pembayaran
pembelian bis tersebut yang dilakukan oleh Johan. Lalu Prasetyo mengetahui bahwa bis – bis
yang dibeli oleh Johan tidak sesuai dengan permintaan Pemerintah Kota Bogor.

Bahwa pada tanggal 5 Agustus 2016, dilakukan rapat antara Johan, Prasetyo,
Galingging, dan Dada Kamil mengenai bis – bis yang dibeli oleh Pemerintah Kota Bogor ke
PT. Hino Panjang Umurnya, dan terdakwa mengatakan bahwa ia memesan bis yang memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan permintaan Pemerintah Kota Bogor, sedangkan Galingging
mengatakan bahwa ia mengirim bis – bis yang dibeli Pemerintah Kota Bogor sesuai dengan
apa yang dipesan oleh terdakwa.

LEGAL QUESTION

1. Apakah tindakan dari Johan memenuhi unsur tindakan tindak pidana korupsi yang tertera
dalam pasal 3 UU no. 31 tahun 1999?

2. Mengingat karena hibah diberikan kepada Pemerintah Kota Bogor untuk pengadaan bis di
wilayah Kota Bogor, dan berdasarkan pasal 4 ayat 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah, bahwa pemberian dana hibah telah ditentukan secara spesifik
peruntukannya, dan Pemerintah Kota Bogor telah mendapat bis yang diperuntukkan terhadap
dana hibah tersebut, maka apakah tindakan Johan dapat dikatakan merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara?
LEGAL AUDIT

1. Pasal 3 Undang – Undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang -
Undang nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi “Setiap orang
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dipidana
seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau
denda paling sedikit 50 juta rupiah dan maksimal 1 miliar.”

Anda mungkin juga menyukai