Anda di halaman 1dari 4

Nama : Khoirul Ibnu Tsalis Nim : 1800024359 Kls: Arbitrase B

1. Jelaskan apa argumentasinya bahwa penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih

cepat dan menghematbiaya dibandingkan kalau melalui pengadilan !

Jika dilihat dari waktu arbitrase memiliki efisien waktu, waktu yang digunakan untuk proses

arbitrase lebih efisien dan fleksibel. Kedua belah pihak memilih arbiter, dan kemudian proses

persidangan akan dipimpin oleh arbiter, dimana dalam hal ini arbiter dapat bebas menentukan

agenda persidangan dengan menyesuaikan waktu para pihak yang berperkara. Sedangkan apabila

sengketa diselesaikan melalui pengadilan, suatu permasalahan baru bisa diselesaikan jika pihak

pengadilan telah memproses kasus tersebut, menunjuk hakim, dan melakukan panggilan,

sehingga penyelesaian kasus akan memakan waktu cukup lama. Belum lagi jika salah satu pihak

tidak puas kemudian mengajukan banding atau kasasi.

Dan juga hemat biaya, biaya dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih murah karena

waktu yang digunakan lebih singkat dan prosesnya hanya di Lembaga arbitase itu saja.

Sedangkan dalam proses litigasi harus melewati proses yang cukup panjang, mulai dari

pendaftaran berkas ke pengadilan, pembayaran pengacara, dan biaya pengadilan. Biaya tersebut

akan terus bertambah seiring dengan pengajuan banding dan kasasi. Sehigga, biaya yang

dikeluarkan untuk penyelesaian masalah secara litigasi akan lebih banyak, dimana dalam proses

arbitrase umumnya tidak menggunakan tempat dan tahapan yang panjang.


2. Susunlah klausula arbitrase dalam sebuah perjanjian arbitrase yang menunjuk

Basyarnas DIY sebagai tempat penyelesaian sengketa !

“Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputus oleh

Badan Arbitrase Syariah Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BASYARNAS DIY)

menurut peraturan-peraturan prosedur arbitrase Basyarnas DIY, Menimbang, Bahwa

berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,Pengadilan Agama Yogyakarta harus

menyatakan dirinya tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini;Menimbang,

bahwa akad atau perjanjian tersebut karena terbukti telah disepakati oleh para pihak

secara hukum adalah mengikat dan wajib ditaati serta dilaksanakan dalam upaya hukum

apapun termasuk klausul penyelesaian sengketa melalui Basyarnas”

3. Jelaskan mengapa hapusnya perjanjian pokok tidak menghapukan perjanjian

arbitrase !

Karena klausul arbitrase merupakan perjanjian accessoir (perjanjian ikutan) terhadap perjanjian

pokok. dalam Pasal 10 UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase,menyatakan “Suatu

perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan tersebut di bawah ini:

Meninggalnya salah satu pihak,Bangkrutnya salah satu pihak,Novasi (pembaharuan

utang),Insolvensi salah satu pihak (keadaan tidak mampu membayar),Pewarisan,Berlakunya

syarat-syarat hapusnya perikatan pokok,Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan

pada pihak ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase tersebut; atau

Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok. Merujuk pada Pasal 10 huruf f dan h di atas, maka

klausul arbitrase menjadi terpisah dari perjanjian pokoknya. Prinsip pemisahan (separability
principle) ini merupakan doktrin otonomi dari klausul arbitrase (the autonomy of arbitration

clause). Jadi, kesimpulannya adalah apabila perjanjian pokok berakhir atau batal tidak

mengakibatkan klausul arbitrase batal, melainkan tetap eksis dan Prinsip Pemisahan telah diakui

secara internasional, dan dimasukkan ke dalam Pasal 16 ayat (1) Model Law 1985.

4. Uraikan bagaimana pendapat anda terkait acara arbitrase yang diatur dalam

Ketentuan Pasal 36 ayat (1) dan Pasal 43 Undang-undang No.30 tahun 1999 !

Menurut pendapat saya mengenai acara arbitrase yang diatur dalam Ketentuan Pasal 36 ayat

(1) berisi bahwa “pemeriksaan sengketa dalam arbitrase harus diajukan secara tertulis”

dengan dilakukanya dengan secara tertulis hal ini dapat membantu berjalanya pemeriksaan

sengketa arbitase dan memiliki bukti autentik berupa dokumen yang ditulis sebagai bukti

tentang apa saja yang diperiksa dalam sengketa. Sedangkan dalam pasal 43 menjelaskan

“apabila pada hari yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 ayat (2) pemohon

tanpa suatu alasan yang sah tidak datang menghadap, sedangkan telah dipanggil secara patut,

surat tuntutanya dinyatakan gugur arbiter atau majelis arbitrase dianggap selesai”. Hal

tersebut sudah cukup baik karena timbul sikap tegas dengan dinyatakan gugur maka

terciptanya kepastian,efesiensi waktu dan juga bertanggungjawabnya pemohon atas apa yang

diajukan.
5. Uraikan syarat-syarat dapat dilaksankannya putusan arbitrase asing di Indonesia !

- Dipenuhinya asas timbal balik atau asas resiprositas.

- Putusan arbitrase luar negeri terbatas pada putusan yang menurut ketentuan hukum

Indonesia termasuk dalam lingkup hukum dagang.

- Putusan arbitrase tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

- Telah mendapatkan fiat eksekutor dari Ketua Pengadilan Negeri jakarta Pusat.

- Putusan arbitrase luar negeri yang salah satu pihaknya menyangkut negara RI eksekutor

hanya diberikan oleh Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai