Assalamualaikum wr wb (bareng-bareng)
PUTUSAN ARBITRASE
Putusan arbitrase dibedakan atas putusan arbitrase nasional dan putusan arbitrase
internasional. Putusan dapat ditentukan berdasarkan pada prinsip kewilayahan (territory) dan
hukum yang dipergunakan dalam penyelesaian sengketa arbitrase tersebut.
Di samping berdasarkan pada tempat dijatuhkan putusan arbitrase, juga didasarkan pada
hukum yang dipergunakan para pihak dalam menyelesaikan sengketa arbitrase tersebut.
Kalau mempergunakan hukum asing sebagai dasar penyelesaian sengketanya, walaupun
putusan dijatuhkan di dalam wilayah hukum Republik Indonesia, putusan arbitrase tersebut
tetap merupakan putusan arbitrase internasional. Dan sebaliknya
Putusan Arbitrase Ditinjau dari Bentuknya Dengan berpedoman pada bunyi ketentuan
Undang-Undang No. 30 tahun 1999 sebagaimana telah dicantumkan, terutama pasal 32 ayat
(1), pasal 44 ayat (2), pasal 45 ayat (1) dan pasal 60, dapatlah disimpulkan bahwa bentuk
putusan arbitrase ada 4 (empat) macam:
1. Putusan sela
yang dimaksud pengertian putusan sela adalah Keputusan yang bukan akhir,
walaupun harus diucapkan dalam persidangan seperti halnya putusan akhir, tidak
dibuat sendiri- sendiri, akan tetapi termasuk dalam berita acara persidangan.
2. Putusan Akhir
Putusan akhir arbitrase dimaksud di sini adalah putusan akhir dari arbiter atau majelis
arbitrase dimana setelah semua proses penyelesaian sengketa antara kedua belah
pihak maupun dengan pihak lain dilakukan.
3. Putusan Perdamaian
Putusan perdamaian adalah putusan arbiter atau majelis arbitrase, yang tidak
didasarkan kepada kemauan arbiter atau majelis arbitrase, akan tetapi berdasarkan
kesepakatan bersama dari pihak pemohon dan termohon sebelum dijatuhkannya
putusan akhir.
4. Putusan Verstek
Putusan verstek adalah putusan arbiter maupun majelis arbitrase di luar hadirnya
termohon yang dijatuhkan dalam persidangan..
1. Putusan yang diktumnya bersifat deklaratoir, adalah diktum putusan yang bersifat
menerangkan saja atau menegaskan saja tentang suatu keadaan hukum.
2. Putusan yang diktumnya constitutif adalah putusan yang sifatnya meniadakan suatu
keadaan hukum atau yang menimbulkan suatu keadaan hukumyang baru.
3. Putusan condemnatoir, adalah diktum putusan yang berisi penghukuman terhadap
suatu pihak.
Berdasarkan Pasal 60 UU No. 30 Tahun 1999 menentukan bahwa, Putusan arbitrase bersifat
final dan mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Lebih lanjut dalam
penjelasan Undang-Undang tersebut menerangkan bahwa putusan arbitrase merupakan
putusan final dan dengan demikian tidak dapat diajukan banding, kasasi atau peninjauan
kembali. Sifat final and binding dari putusan arbitrase diatur secara tegas dalam berbagai
peraturan dan prosedur arbitrase.
kekuatan hukum putusan arbitrase lebih jelas dan kuat dibandingkan kekuatan hukum
kesepakatan mediasi. Putusan arbitrase memiliki kekuatan hukum yang sama dengan putusan
pengadilan, yaitu memiliki kekuatan eksekutorial.
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase dipandang sebagai solusi dalam menutupi kekurangan-
kekurangan penyelesaian sengketa melalui pengadilan (litigasi). Penyelesaian sengketa melalui
arbitrase akan menghasilkan putusan arbitrase yang bersifat final and binding (final dan
mengikat), yaitu putusan akhir yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para
pihak, sehingga diharapkan sengketa bisnis tersebut tidak berkepanjangan dan tidak
menghambat jalannya bisnis.
Meski demikian, UU Arbitrase memberikan peluang kepada para pihak yang tidak terima
terhadap suatu putusan arbitrase untuk melakukan pembatalan putusan arbitrase.
Sebagaimana artikel Pembatalan Putusan Arbitrase, Putusan Arbitrase dapat dimohonkan
pembatalan ke Pengadilan Negeri dengan alasan yang tertuang dalam Pasal 70 UU Arbitrase.
Atas putusan pembatalan tersebut, pihak Lembaga Arbitrase dapat mengajukan banding kepada
Mahkamah Agung atau dapat disebut juga kasasi.
Dengan demikian, jelas bahwasanya putusan arbitase menurut klp kami tidak dapat dikatan
final dan mengikat karena masih bisa dilakukan pembatalan ke pengadilan negeri oleh pihak
yang belum merasa puas atas putusan arbitse.