Anda di halaman 1dari 25

EKSEKUSI &

PEMBATALAN ARBITRASE
ARBITRASE SYARIAH

Dr. H.Acep Saifuddin, SH. M.Ag.


HT PTA MATARAM
Materi
1. Pengertian arbitrase Syariah
2. Jenis Arbitrase
3. Kewenangan Arbitrase
4. Pemeriksaan arbitrase
5. Mekanisme Pembatalan Putusan arbitrase
Syariah
6. Alasan pembatalan putusan arbitrase
7. Eksekusi Putusan Arbitrase syariah
Acep Saifuddin
pengertian
 Secara etimologi, arbitrase berasal dari bahsa latin yaitu
arbitrase, b inggris arbitration, belanda arbitrage, artinya
kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut
kebijaksanaan atau damai oleh arbiter/wasit;
 Arbitrase yaitu metode penyelesaian sengketa di luar
pengadilan dengan memakai jasa wasit atas persetujuan
para pihak yg bersengketa dan kekuatan wasit
mempunyai kekuatan mengikat;
 Arbitrase Adalah Usaha Perantara Dalam Meleraikan
Sengketa Atau Peradilan Wasit;

Acep Saifuddin 3
pengertian
 Pasal 1 UU No. 30 Tahun 1999, arbitrase adalah cara
penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan
umum yg didasarkan pada perjanjian yg dibuat secara
tertulis oleh para pihak yg bersengketa;
 Lembaga arbitrase adalah, badan yg dipilih oleh para
pihak yg bersengketa untuk memberikan putusan
mengenai sengketa tertentu, lembaga tersebut juga
dapat memberikan pendapat yg mengikat mengenai
suatu hubungan hokum tertentu dalam hal belum timbul
sengketa;
Acep Saifuddin 4
pengertian
 Cara penyelesaian sengketa perdata di luar pengadilan
yg didasarkan kepda perjanjian arbitrase yang dibuat
oleh para pihak yg berseketa .
 Perjanjian arbitrase adalah, suatu kesepakatan berupa
klausul arbitrase arbitrase yg tercantum dalam suatu
perjanjian tertulis yg dibuat oleh para ihak sebelum
timbul sengketa atau setelah timbul sengketa.

Acep Saifuddin 5
Arbitrase syariah
 Tahkim
 Hakam, menjadikan seseorang menjadi penengah atau
hakam bagi suatu sengketa
 As sulhu, berarti memutus pertengkaran dan
perselisihan;
 Suatu akad atau perjanjian untuk mengakhiri perlawanan
dan pertengkaran antara dua orang yg bersengketa;
 Arbitrase syariah, merupakan perkembangan dari
tahkim yang telah ada dalam hokum islam.
 Keberadaan arbitrase syariah hanya dihususkan untuk
penyelesaian sengketa muamalah.
Acep Saifuddin 6
Arbitrase syariah
Kesamaan arbitrase dengan hakam:
1. Penyelesaian sengketa secara sukarela;
2. Sama sama di luar pengadilan;
3. Masing-masing menunjuk seseorang yg
dianggap mampu, jujur dan independen;
4. Bertindak sbg mahkamah arbiter
5. Sejak ditunjuk tidak dapat ditarik kembali
6. Putusannya bersifat final dan mengikat;

Acep Saifuddin 7
Unsur arbitrase
a. Proses penyelesaian sengketanya secara
privat atau di luar pengadilan;
b. Pemilihan arbitrase atas dasar perjanjian para
pihak;
c. Arbitrase sebagai langkah antisipasi;
d. Melibatkan pihak ketiga, arbiter;
e. Putusan arbitrase bersifat final dan mengikat;

Acep Saifuddin 8
Objek arbitrase
a. Sengketa di bidang perdagangan
 Perniagaan
 Perbankan
 Keuangan;
 Penanaman modal;
 Industri
 Dan hak milik intelektual

b. Hak yang menurut undang-undang dan peraturan


perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak
yang bersengketa;
9
Dasar Hukum arbitrase
1. Uu nomor 30 tahun 1999 ttg arbitrase dan APS;
2. UU Nomor 21 Tahun 2008 ttg Perbankan syariah;
3. UU Nomor 48 Tahun 2009 ttg kekuasaan kehakiman;
4. UU Nomor 8 tahun 1999 ttg perlindungan konsumen
5. Perma no. 2 Tahun 2015 ttg gugatan sederhana.
6. Perma No.14 Tahun 2016
7. Perma No. 1 Tahun 2016 ttg prosedur mediasi;
8. PBI no.8/5/PBI/2006 ttg mediasi perbankan;
9. PBI no.7/46/PBI/2005 ttgakad penghimpunan dan
penyaluran dana bagi bank yg melaksanakan kegiatan
Acep Saifuddin 10
usaha berdasarkan prinsip syariah;
Bentuk-bentuk arbitrase
1. Arbitrase institusional
2. Arbitrase ad.hoc

1. Arbitrase institusional,
merupakan lembaga atau badan arbitrase yg bersifat
permanen sehingga disebut permanent arbitral body.
Selain dikelola dan diorganisasikan secara tetap
keberadaannya juga terus menerus dan keberadaannya
tidak tergantung kepada sengketa, mau ada atau tidak ada
tetap berjalan.
Acep Saifuddin 11
Bentuk-bentuk arbitrase
Badan arbitrase di Indonesia
1. BANI didirikan th. 3 desember 1977;
2. BAMUI, didirikan th 21 oktober 1993 th 2002 diubah
menjadi BASYARNAS;
3. BAPMI, badan arbitrase pasar modal Indonesia;
4. P3BI, panitia penyelesaian perselisihan bisnis Indonesia
didirikan th 1996
5. BAKTI, badan arbitrase komoditi berjangka Indonesia,

Acep Saifuddin 12
Bentuk-bentuk arbitrase
2. Arbitrase ad hoc,
Arbitrase ini disebut arbitrase volunteer dan
kebalikan dari arbitrase institusional, yaitu badan
arbitrase yg tidak permanen, bersifat sementara
atau temporer, karena tidak dibentuk secara husus
menyelesaiakan atau memutus sengketa.
Diatur di dalam Pasal 615 ayat (1) RV yg dibentuk
husus untuk menyelesaikan sengketa tertentu atau
bersifat insidentil.
Acep Saifuddin 13
Bentuk-bentuk arbitrase
2. Arbitrase ad hoc,
Ciri-ciri
a. Penunjukan arbiternya perorangan
b. Ada arbiter yg netral yg tidak ditunjuk oleh
pihak;
c. Tidak terikat dengan salah satu badan
arbitrase;
d. Lebih bebas;
e. Bersifat insidentil Acep Saifuddin 14
Kedudukan dan Kewenangan arbitrase sy
1. Arbitrase Umum diatur di dalam UU Nomor 30 Tahun 1999
tentang arbitrase dan APS.
2. Arbitrase syariah, merupakan perkembangan dari tahkim yg
dikenal dalam hokum Islam;
3. Tidak bertentangan dengan UU Nomor 30 Tahun 1999, karena
memberi ruang untuk terbentuknya arbitrase secara kelembagaan;
4. Pasal 59 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 ttg kekuasaan kehakiman,
yg dimaksud arbitrase dalam kektentuan ini termasuk juga
arbitrase syariah;
5. Penjelasan Pasal 55 ayat 2 huruf c, salah satu penyelesaian
sengketa di laur pengadilan agama, melalui basyarnas.

Acep Saifuddin 15
Objek Perjanjian arbitrase
1. Sengketa bidang perdagangan;
 Bidang perniagaan;
 Bidang perbankan;
 Keuangan,
 Penanaman modal;
 Industri;
 Hak milik intelektual

2. Hak yg menurut hukum dan peraturan perundang-undangan


dikuasai sepenuhnya oleh pihak yg bersengketa;
3. Sengketa bidang kebendaan;

Acep Saifuddin 16
Perjanjian dan klausul arbitrase
Perjanjian arbitrase muncul karena adanya klausul kesepakatn yg
terdiri dari 2 bentuk
1. Pactum de compromitendo
 Kalusul pemilihan arbitrase sebagai lembaga penylesaian
sengketa dan disetujui oleh para pihak bersengketa;
 Kesepakatan tertuang dalam perjanjian pokok

2. Akta kompromis
 Klausul arbitrase setelah timbulnya sengketa, diatur dalam pasal 9
UU No. 30/1999;
 Dibuat perjanjian tertulis yg ditandatangani oleh para pihak;
 Dibuat dalam bentuk akta notaris;

Acep Saifuddin 17
Putusan arbitrase
Ada 2 bentuk
1. Putusan arbitrase nasional, yg dijatuhkan di negara
NKRI
2. Arbitrase internasional, yg dijatuhkan di luar NKRI;
Untuk menetukannya didasarkan kepada wilayah dan
hokum yg digunakan dalam penyelesaian sengkta.
Kalau hokum yg digunakan hokum asing, meskipun di
Indonesia, tetap putusan arbitrase internasional, begitu
juga meskipun pihak asing, tetapi hokum yg dipakai hokum
indoensia, maka termasuk arbitrase nasional.
Acep Saifuddin 18
Putusan arbitrase
Muatan putusan arbitrase
1. Kepala putusan;
2. Nama lengkap dan alamat
3. Uraian singkat sengketa;
4. Pendirian pihak;
5. Nama lengkap dan alamat arbiter;
6. Pertimbanagan dan kesimpulan arbiter;
7. Pendapat tiap-tiap arbiter;
8. Amar putusan;
9. Tempat dan tanggal putusan;
10. Tanda tangan arbiter

Acep Saifuddin 19
Eksekusi Putusan arbitrase
1. Eksekusi putusan aritrase nasional
2. Eksekusi putusan arbitrase syariah
Diatur dalam pasal 59-64 UU Nomor 30 th 1999
3. Dalam waktu paling lambat 30 hari sejak tanggal
putusan diucapkan, lembaran asli atau Salinan autentik
putusan diserahkan dan didaftarkan oleh arbiter atau
kuasanya ke panitera pegadilan negeri;
4. Tidak dipenuhi ketentuan tersebut putusan tdk dapat
dilaksanakan;
5. UU Nomor 30 tahun 1999, tidak mengatur ttg tatacara
eksekusi; Acep Saifuddin 20
Eksekusi Putusan arbitrase
1. Tahap Pendaftaran
2. Tahap Pemeriksaan
 Dokumen kesepakatan penyelesaian melalui arbitrase;
 Catatan penerimaa, jika kesepakatan melalui surat email dll;
 Objek sengketa
 Tidak dilarang oleh hukum;
 Waktu pendaftaran
 Putusan tdk melanggar kesusilaan

3. Tahap perintah eksekusi

Acep Saifuddin 21
Pembatalan Putusan arbitrase
1. Alasan pembatalan
a. Apabila pihak secara tegas mencabut kalusul
pilihan forum;
b. Sengketa yg timbul nyata-nyata di luar substansi
kontrak;
c. Putusan yg dijatuhkan di luar kewenangan forum
arbitrase syariah atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yg berlaku,
sehingga hakim menggangap klausul tidak halal.
2. Mekanisme pembatalan
Acep Saifuddin 22
Pembatalan Putusan arbitrase
Pasal 70 Yang dapat mengajukan pembatalan adalah para
pihak, apabila putusan mengandung unsur:
1. Surat dokumen yg diajukan dalam pemeriksaan setelah
putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu;
2. Setelah putusan diambil, ditemukan dokumen yg
bersifat menentukan, yg disembunyikan oleh pihak
lawan;
3. Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yg diakui oleh
salah satu pihak dalam pemeriksaan sengketa;

Acep Saifuddin 23
Pembatalan Putusan arbitrase
Mekanisme
1. Permohonan Diajukan tertulis;
2. Paling lama 30 hari sehjak penyerahan pendaftaran
3. Putusan ,Jangka waktu 30 hari sejak permohonan
4. Apabila ditolak, tidak ada upaya hokum, apabila
dikabulkan ada upaya hokum banding ke MARI;
5. Waktu memutus MARI 30 hari;

Acep Saifuddin 24
TERIMA KASIH

Acep saifuddin , Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai