3/Jul-Okt/2014
1
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
2
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
3
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
buku daftar register. Sejak permohonan BANI, klausul yang disarankan oleh BANI
banding diterima paling lama tiga puluh adalah sebagai berikut.
hari kemudian sudah harus diputus. Untuk Semua sengketa yang timbul dari
putusan arbitrase internasional, seperti perjanjian ini, akan diselesaikan dan
disebutkan didalam pasal 70, pasal 71, diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
pasal 72 UU Arbitrase, hanya memberi Indonesia (BANI) menurut peraturan-
wewenang kepada pengadilan Indonesia peraturan administrasi dan peraturan-
untuk melakukan pembatalan putusan peraturan prosedur arbitrase BANI, yang
arbitrase yang dibuat di Indonesia.Hal ini keputusannya mengikat kedua belah pihak
dapat diartikan bahwa ketentuan- yang bersengketa sebagai keputusan
ketentuan pembatalan tersebut bukan tingkat pertama dan terakhir. Dalam hal
sebagai dasar bagi pengadilan Indonesia ini jika para pihak terlah sepakat dalam
untuk melakukan pembatalan putusan perjanjian untuk membawa segala sengketa
arbitrase internasional.Hal ini terlihat dari keperdataan (baik wanprestasi ataupun
penggunaan kata putusan arbitrase melawan hukum) untuk diselesaikan
internasional dalam pasal 65 sampai melalui forum arbitrase, maka pengadilan
dengan pasal 69 UU Arbitrase yang negeri tidak berwenang untuk mengadili
dibedakan dengan kata putusan arbitrase sengketa para pihak tersebut.13 Dengan
seperti tercantum dalam pasal 70 UU menunjuk BANI dan/atau memilih
Arbitrase.Jadi pengadilan Negeri tidak peraturan prosedur BANI untuk
dapat membatalkan putusan arbitrase penyelesaian sengketa, para pihak dalam
internasional, sedangkan putusan arbitrase perjanjian atau sengketa tersebut dianggap
yang dibuat di dalam negeri hanya dapat sepakat untuk meniadakan proses
dibatalkan dengan melihat persyaratan pemeriksaan perkara melalui pengadilan
limitative dalam pasal 70 UU Arbitrase. negeri sehubungan dengan perjanjian atau
Majelis hakim pengadilan negeri Jakarta sengketa tersebut, dan akan melaksanakan
pusat berpendapat bahwa secara prinsip setiap putusan yang diambil oleh majelis
hanya Pasal VI jo. V (1) (e)Konvensi New arbitrase berdasarkan peraturan prosedur
York 1958 hanya merujuk pada satu BANI.14
otoritas yang berwenang (one competent Untuk memulai prosedur arbitrase,
authority).Hanya ada satu pengadilan yang maka pertama-tama pemohon arbitrase
berwenang dalam membatalkan putusan sebagai pihak yang memulai arbitrase ini
arbitrase internasional, yaitu pengadilan di harus mendaftarkan dan menyampaikan
mana putusan arbitrase di buat.12 terlebih dahulun permohonan arbitrase
kepada sekretariat BANI.15 Kemudian
E. Pengajuan Permohonan Arbitrase setelah majelis arbitrase terbentuk,
Untuk dapat mengajukan suatu diteruskan kepada ketua majelis arbitrase
persoalan arbitrase melalui BANI harus ada dan setiap anggota majelis arbitrase serta
persetujuan antara kedua belah pihak atau para pihak. Permohonan arbitrase dan
suatu klausul yang dicantumkan di dalam setiap anggota majelis arbitrase serta para
perjanjian yang menyatakan bahwa para pihak. Permohonan arbitrase memuat
pihak menyetujui bahwa segala sengketa di sekurang-kurangnya beberapa hal berikut.
antara mereka akan diselesaikan melalui 1. Identitas lengkap para pihak (nama,
alamat, beserta keterangan penunjukan
12
Hikmahanto Juwana, Pembatalan Putusan
Arbitrase Internasional oleh Pengadilan Nasional, 13
Pasal 3 UU No. 30 Tahun 1999.
Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 21, Jakarta, 2002, 14
Pasal 2 BANI Rules and Procedures.
hlm. 71. 15
Pasal 6 ayat (1) BANI Rules and Procedures.
4
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
atas kuasa hukumnya apabila memang Dalam hal pelaksanaan putusan, hal ini
diketahui telah menggunakan kuasa harus dilaksanakan dalam tenggang waktu
hukum). 30 hari terhitung sejak tanggal putusan
2. Uraian singkat mengenai duduk perkara ditetapkan, dimana lembar asli atau salinan
yang menjadi dasar dan alasan auntentik putusan arbitrase diserahkan dan
pengajuan permohonan arbitrase didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya
(keterangan fakta-fakta yang kepada panitera pengadilan negeri dan oleh
mendukung permohonan arbitrase dan panitera diberikan catatan yang merupakan
butir-butir permasalahannya). akta pendaftaran.18
3. Tuntutan (besarnya kompensasi dan Arbiter atau kuasanya wajib menyerahkan
lainnya). putusan dan lembar asli pengangkatan
4. Bukti-bukti yang digunakan sebagai sebagai arbiter atau salinan autentiknya
dasar pembuktian dari pemohon. kepada panitera pengadilan negeri. Dalam
hal arbiter atau kuasanya gagal
Dalam hal ini isi dari suatu permohonan menyerahkan kedua dokumen tersebut,
arbitrase dapat dikatakan mirip dengan isi maka berdasarkan UU No 30 Tahun 1999
dari suatu surat gugatan dalam perkara tidak dapat dilaksanakan.19 Dalam hal
keperdataan di pengadilan negeri yang juga pemberian perintah pelaksanaan, maka
berisi identitas lengkap para pihak yang ketua pengadilan negeri harus memeriksa
berperkara, uraian duduk perkara (posita), dahulu apakah putusan arbitrase
dan apa yang dituntut (petitum). Lebih memenuhi kriteria-kriteria berikut :
lanjut suatu permohonan arbitrase harus a. Para pihak menyetujui bahwa sengketa
disertai dengan pembayaran biaya di antara mereka akan diselesaikan
pendaftaran dan biaya administrasi sesuai secara arbitrase.
dengan ketentuan BANI. b. Persetujuan untuk menyelesaikan
Biaya-biaya ini harus dilunasi oleh para sengketa melalui arbitrase hanya
pihak terlebih dahulu sebelum pemeriksaan sengketa di bidang perdagangan dan
perkara arbitrase dimulai, jika belum mengenai hak yang menurut hukum dan
dilunasi maka pemeriksaan perkara tidak peraturan perundang-undangan.
akan dilaksanakan.16 Biaya administrasi c. Sengketa yang dapat diselesaikan
meliputi biaya administrasi sekretariat, melalui arbitrase hanya sengketa di
biaya pemeriksaan perkara, biaya arbiter, bidang perdagangan dan mengenai hak
dan biaya sekretariat majelis. yang menurut hukum dan peraturan
perundang-undangan.
PEMBAHASAN d. Sengketa lain yang dapat diselesaikan
A. Pelaksanaan Putusan Arbitrase melalui arbitrase adalah yang tidak
Nasional bertentangan dengan kesusilaan dan
1. Putusan Arbitrase Final And Binding ketertiban umum.
Putusan arbitrase bersifat final dan Eksekusi putusan arbitrase akan hanya
mempunyai kekuatan hukum tetap dan dilaksanakan jika putusan arbitrase
mengikat para pihak, yang dimaksud tersebut telah sesuai dengan perjanjian
dengan bersifat final adalah bahwa putusan arbitrase dan memenuhi persyaratan yang
arbitrase tidak dapat diajukan banding, ada di undang-undang No 30 Tahun 1999
kasasi, atau peninjauan kembali.17
18
Pasal 59 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 30 Tahun
16
Pasal 6 ayat (4) BANI Rules and Procedures. 1999.
17 19
Suyud Margono, op. cit., hlm. 132. Suyud Margono, op. cit., hlm. 132.
serta tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
5
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
20
Pasal 65 UU No. 30 Tahun 1999.
21
Pasal 66 huruf (e) UU No. 30 Tahun 1999. 23
Pasal 68 ayat (2) UU No. 30 Tahun 1999.
22
Pasal 66 huruf (d) UU No. 30 Tahun 1999 jo. Pasal 24
Yahya Harahap, op. cit., hlm. 31.
68 ayat (1) UU No. 30 Tahun 1999. 25
Ibid., hlm. 31.
6
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
Menurut Mahkamah Agung RI, sesuai Disamping hal-hal yang telah diutarakan
dengan praktik hukum yang berlaku, diatas, yang termasuk pada putusan
diperlukan lagi peraturan pelaksanaan arbitrase internasional menurut Pasal 1
tentang tata cara exequatur. Selain itu, ayat (2) Konvensi New York 1958, bukan
pandangan MA masih berpendapat bahwa hanya putusan-putusan yang dijatuhkan
tanpa peraturan pelaksanaan, pengadilan oleh badan arbitrase ad hoc atau arbitrator
Indonesia tidak dapat menilai dan appointed for each case, melainkan
mempertimbangkan apakah putusan termasuk setiap putusan yang diambil oleh
hukum atau ketertiban umum yang berlaku badan arbitrase permanen atau permanent
di Indonesia. arbitral body yang lazimjuga disebut
arbitrase institutional.
B. Pelaksanaan Putusan Arbitrase
Internasional 2. Penolakan Eksekusi Putusan Arbitrase
(Pengaturan Konvensi New York Tahun Dalam hal tata cara penolakan putusan
1958) arbitrase, telah diatur dalam Pasal VI
1. Arti Putusan Arbitrase Internasional Konvensi New York 1958, yang
Pengertian putusan arbitrase menyatakan:
internasional, dirumuskan dalam pasal 1 If an application for the setting aside or
ayat (1) konvensi new york 1958, sebagai suspension of the award has been made
berikut : to a competent authority before which the
This convention shall apply to the award is sought to be relied upon may, if it
recognition and enforcement of arbitral considers it proper, adjourn the decision on
awards made in the territory of a state the enforcement of the award nad may
other than the state where the regocnition also, on the application of the party
and enforcement of such awards are claiming enforcement of the award, order
sought.26 Dalam pasal ini dijelaskan, yang the other party to give suitable security.
dimaksud dengan putusan arbitrase Pada intinya, Pasal VI Konvensi New York
internasional adalah putusan-putusanyang 1958 menyatakan bahwa penolkan atas
dibuat di wilayah negara lain dari negara pelaksanaan putusan arbitrase disampaikan
tempat dimana pengakuan dan kepada pejabat yang berwenang
pelaksanaan eksekusi atas putusan (competent authority), di Negara mana
arbitrase yang bersangkutan tersebut permohonan pelaksanaan diajukan.
diminta. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pasal 60 UU Arbitrase menyebutkan
yang menjadi syarat utama suatu putusan kalau putusan arbitrase bersifat final dan
arbitrase dikatakan sebagai putusan mempunyai kekuatan hukum tetap yang
arbitrase internasional adalah putusan mengikat para pihak.27 Teorinya, setelah
arbitrase yang dibuat di luar negara dari ada putusan arbitrase tidak ada upaya
negara yang diminta pengakuan dan hukum lain yang bias diajukan oleh pihak
eksekusi. Lebih jauh lagi, syarat lain untuk yang kalah dan pihak yang menang tinggal
menentukan suatu putusan tersebut harus menjalankan eksekusi. Kenyataanya,
mengenai perselisihan yang timbul antara eksekusi putusan arbitrase tidak semudah
perseorangan atau badan hukum. Dalam membalikkan telapak tangan. Pasal 61 UU
hal ini perlu digaris bawahi bahwa faktor Arbitrase menyatakan bahwa: 28
perbedaan kewarganegaraan tidak mutlak. Dalam hal para pihak tidak melaksanakan
putusan arbitrase secara sukarela, putusan
27
26
Pasal 60 UU Arbitrase
Ibid., hlm. 39. 28
Pasal 61 UU Arbitrase
7
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
29 30
Pasal 62 ayat (2) UU Arbitrase Pasal 62 ayat (3) UU Arbitrase
8
Lex Administratum, Vol. II/No.3/Jul-Okt/2014
B. Saran
Penulisan makalah ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca
untuk dapat memperkaya khasanah
perpustakaan serta bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca mengenai mata kuliah ini
guna kesempurnaan penulisan makalah
selanjutnya.
32
Sudargo Gautama, Arbitrase Dagang Internasional,
Bandung: Alumni, 1986, hlm. 19
33
Alan Redfern, op. cit., p. 56.
34
UU No. 30 Tahun 1999.
10